54 pengetahuan dan teori. Selain itu studi kasus tunggal juga menyajikan suatu
kasus ekstrem atau unik. Studi kasus tunggal adalah untuk kasus penyingkapan itu sendiri. Situasi ini muncul manakala peneliti mempunyai
kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang tak mengizinkan penelitian ilmiah, artinya peneliti mempunyai akses izin masuk
terhadap situasi yang semula tidak memberi peluang kepada pengamatan ilmiah. Studi kasus merupakan kegiatan yang berharga untuk diselenggarakan
karena informasi deskriptif itu sendiri akan menjadi sebuah penyingkapan Yin, 1997: 47-50.
Studi kasus terpancang adalah sebuah studi kasus yang mencakup lebih dari satu unit analis. Hal ini terjadi bilamana di dalam kasus tunggal
perhatian diberikan kepada satu atau beberapa subunit analisis. Studi kasus tunggal terpancang adalah studi kasus yang berkenaan dengan publik tunggal,
analisisnya mencakup hasil proyek-proyek perorangan dalam program tersebut Yin,1997: 51.
Menurut H. B. Sutopo 2002: 12 yang dimaksud studi kasus tunggal adalah ”penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran satu lokasi atau satu
obyek”. Aspek-aspek tunggal dapat berupa satu orang atau lebih, satu kelompok atau lebih, satu organisasi atau lebih, satu desa, kecamatan,
kabupaten, propinsi, negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya keseragaman dalam banyak hal. Sedangkan
terpancang pada tujuan penelitian maksudnya apa yang diteliti, dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian lapangan.
Dalam penelitian ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata religi Makam Sunan
Muria.
C. Sumber Data
Menurut H. B. Sutopo 2002 bahwa “Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan tingkah laku, dokumen
dan arsip atau benda lain”. Sedangkan menurut Lofland, “ Sumber data utama
55 dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen”. Lexi J. Moleong, 2001. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui :
1. Informan
Lexi J. Moleong 2001: 45 mengatakan bahwa yang disebut informan adalah “Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar belakang penelitian. Dalam penelitian ini orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta
mengetahui permasalahan yang akan dikaji adalah : Juru Kunci dan Pengurus Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, para pedagang, tukang ojek,
masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata religi Makam Sunan Muria serta para pengunjung atau peziarah.
2. Tempat dan Peristiwa
Sumber data lain adalah tempat dan peristiwa. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber
lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dalam penelitian ini, sebagai informasinya dapat digali dari
pengamatan secara cermat mengenai kondisi dan kelengkapan lokasi, atau tempat yang merupakan bagian dari kehidupan warga masyarakat desa Colo
sehari-hari. Sedangkan dari peristiwa aktivitas masyarakat desa Colo sehari- hari dalam penelitian ini, peneliti mengetahui proses bagaimana aktivitas
masyarakat desa Colo sehari-harinya itu dengan pasti karena peneliti menyaksikan sendiri secara langsung.
3. Dokumen dan Arsip
H. B. Sutopo 2002: 54 mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering sangat penting artinya dalam penelitian
kualitatif. Terutama bila sasarannya terarah pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini yang sedang dipelajari”.
Dalam penelitian ini dokumen dan arsip menyangkut informasi tentang data demografi di daerah penelitian antara lain meliputi data sosial ekonomi
dan data fisik secara terperinci yaitu luas wilayah, jumlah dan kepadatan
56 penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, menurut mata pencaharian, menurut tingkat pendidikan dan menurut agama. Data-data tersebut diperoleh dari Kantor Kepala Desa Colo.
D. Teknik Sampling