PELAKSANAAN PENELITIAN KAJIAN FISIOLOGI PADA PENGGUNA PROSTHETIC ENDOSKELETAL SISTEM ENERGY STORING MEKANISME 2 BAR

commit to user III-3 Tabel 3.2 Denyut nadi responden Responden Denyut nadi bpm Amputee 76 Normal 1 75 Normal 2 84 Normal 3 80 Normal 4 80 Normal 5 76

3.2 PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam penelitian dilakukan persiapan penelitian dan prosedur penelitian, Dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

3.2.1 Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, dilakukan terlebih dahulu persiapan

penelitian. Persiapan penelitian meliputi penentuan tempat penelitian dan alat yang digunakan dalam penelitian. Penelitian dilakukan Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Produk Teknik Industri UNS dan Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri UNS. Data yang diambil dari responden yaitu data primer yang meliputi usia, tinggi, berat badan responden, denyut nadi responden sebelum dan sesudah berjalan, dan waktu berjalan responden. Tabel 3.3 Pengumpulan data No Data Keterangan Tujuan 1 Data tinggi badan dan berat badan amputee Data hasil wawancara dan pengukuran langsung Mengetahui kondisi tubuh amputee yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi orang normal 2 Data tinggi dan berat badan orang normal Data hasil wawancara dan pengukuran langsung Mengetahui kondisi tubuh orang normal yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi amputee commit to user III-4 Tabel 3.3 Pengumpulan data lanjutan No Data Keterangan Tujuan 3 Data denyut nadi pada aktivitas berjalan normal Data melalui pengukuran langsung menggunakan heart rate monitor Mengetahui denyut nadi saat beraktivitas normal 4 Data berupa rekaman video aktivitas berjalan Data melalui pengukuran langsung dengan bantuan handycam Mengetahui pola berjalan amputee dan orang normal Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Heart rate monitor, Heart rate monitor digunakan untuk membantu menghitung denyut nadi responden. Heart rate monitor yang digunakan mampu mengetahui jumlah denyut nadi dengan metode 10 detak persatuan waktu, dapat menghitung jumlah denyut nadi dalam 1 menit, dan dapat memonitor denyut nadi objek saat melakukan aktivitas. Transmisi data hasil pengukuran denyut nadi pada alat ini menggunakan wireless berupa radio frekuensi RF untuk mendukung pengukuran denyut nadi objek pada saat beraktivitas. Sistem kerja instrument heart rate monitor pertama satu jari tangan dimasukkan ke blok heart rate tranducer . Data dari tranducer tersebut akan dikuatkan diolah pada mikrokontroler yang di program untuk menghitung denyut nadi dari perubahan tegangan yang terbaca berupa waktu, sehingga dapat dihitung waktu yang dibutuhkan untuk melihat berapa lama objek mencapai 10 detak. Hasil pengukuran dan pemrosesan data ditampilkan pada LCD yang berupa grafis dan dikirim oleh rangkaian transmitter RF menuju receiver dengan menggunakan tag tertentu. Pada rangkaian receiver dilanjutkan ke perangkat PC sebagai interface pengolahan data lanjutan dan perangkat penyimpanan data yang dihubungkan melalui kabel USB dengan Max-232, berikut adalah gambar heart rate monitor yang digunakan. commit to user III-5 Gambar 3.2 Heart rate monitor 2. Meteran badan, Meteran badan digunakan untuk mengukur tinggi badan responden. Diperlukan dalam melakukan perhitungan Body Mass Index BMI responden. 3. Timbangan badan, Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat badan responden. Diperlukan dalam melakukan perhitungan Body Mass Index BMI responden. 4. Prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar, Prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar digunakan untuk membantu responden saat berjalan. Dengan menggunakan prosthetic ini, responden amputee diukur konsumsi energi, konsumsi oksigen, CVL, kebutuhan kalori tubuhnya, dan physiological cost index of walking . Berikut adalah gambar prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2 bar yang digunakan. Gambar 3.3 Prosthetic atas lutut dengan energy storing knee commit to user III-6 5. Bidang datar, Bidang datar digunakan sebagai bidang responden berjalan. Bidang datar memiliki permukaan yang rata dan tidak licin. Berikut adalah gambar bidang datar yang digunakan. Gambar 3.4 Bidang datar 6. Bidang tangga, Bidang datar digunakan sebagai bidang responden berjalan. Bidang tangga tidak licin dan permukaannya rata. Bidang ini memiliki dimensi panjang 2 m, tinggi 75 cm, tinggi anak tangga 13 cm, lebar anak tangga 1 m, dan sudut elevasi 30 . Berikut adalah gambar bidang tangga yang digunakan. Gambar 3.5 Bidang tangga 7. Bidang miring, Bidang miring digunakan sebagai bidang responden berjalan. Bidang miring tidak licin dan permukaannya rata. Bidang miring memiliki dimensi panjang 175 cm, tinggi 75 cm, dan sudut elevasi 16 . Berikut adalah gambar bidang miring yang digunakan. commit to user III-7 Gambar 3.6 Bidang miring 8. Bidang tanah tidak rata, Bidang tanah tidak rata digunakan sebagai bidang responden berjalan. Bidang ini merupakan bidang dengan tanah yang bergelombang, 9. Bidang berbatu, Bidang berbatu digunakan sebagai bidang responden berjalan. Bidang ini memiliki permukaan yang tidak rata dan berkerikil, 10. Handycam, Handycam digunakan untuk mendokumentasikan video saat responden berjalan. Spesifikasi handycam yang digunakan adalah panasonic MD 10000 dengan 10x optical zoom dan 500x digital zoom , mastering DVD format AVI, dan recording 1080i50i.

3.2.2 Prosedur Penelitian

Pengukuran yang pertama kali dilakukan yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan. Jumlah responden yang dilibatkan dalam pengambilan data heart rate terdiri dari enam orang yaitu satu orang responden amputee pengguna prosthetic dan 5 orang responden normal. Pemilihan responden normal dan responden amputee berdasarkan dari penilaian BMI, sehingga data yang diperoleh dari hasil eksperimen dapat dianalisis dalam menentukan kriteria fisiologi tubuh responden. Pemilihan responden normal disesuaikan dengan penilaian BMI Body Mass Index sehingga data yang dihasilkan dari keduanya dapat digunakan untuk mengevaluasi dari fisiologi tubuh yang dikeluarkan masing-masing obyek yang diamati. commit to user III-8 Ketentuan umum dalam pelaksanaan percobaan meliputi pengamatan terhadap pola berjalan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Lintasan yang dilalui pada aktivitas berjalan normal 2. Percobaan dibagi lagi dalam sub-percobaan yang disesuaikan dengan masing- masing bidang yaitu : a. Percobaan a untuk bidang datar dengan kecepatan berjalan normal. Karakteristik kecepatan percobaan a, sebagai berikut: · Kecepatan berjalan normal = Va · Waktu berjalan normal = Ta b. Percobaan b untuk bidang datar dengan kecepatan yang lebih cepat dibanding kecepatan dari percobaan a. Karakteristik kecepatan percobaan b, sebagai berikut: · Kecepatan berjalan cepat = Vb · Waktu berjalan cepat = Tb · Kecepatan berjalan cepat kecepatan berjalan normal, VbVa · Waktu berjalan normal berjalan cepat, TbTa c. Percobaan c untuk naik turun bidang miring, d. Percobaan d untuk naik turun bidang tangga, e. Percobaan e untuk tanah tidak rata, f. Percobaan f untuk bidang berbatu, Masing-masing bidang dilakukan 4 kali replikasi. 3. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan heart rate monitor . 4. Responden diberikan waktu selama 15 menit untuk melakukan istirahat disetiap replikasi percobaan. Petunjuk pelaksanaan percobaan diperlukan sebagai alat untuk menentukan prosedur operasional dalam pengambilan data. Hal ini bertujuan agar percobaan berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan a, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. commit to user III-9 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama. 3. Responden melakukan percobaan dengan berjalan sejauh 12 meter pada bidang datar, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir. 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan b, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama, 3. Responden melakukan percobaan berjalan cepat melintasi bidang datar sejauh 12 meter, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan c, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama, 3. Responden melakukan percobaan menaiki dan menuruni bidang miring, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir, 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan d, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama, commit to user III-10 3. Responden melakukan percobaan menaiki dan menuruni bidang tangga, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir, 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan e, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama, 3. Responden melakukan percobaan berjalan di bidang tidak rata sejauh 12 meter, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Petunjuk pelaksanaan untuk percobaan f, sebagai berikut: 1. Amputee memakai desain prosthetic endoskeletal sistem energy storing dengan mekanisme 2-bar yang digunakan dalam percobaan. 2. Pengukuran denyut nadi kondisi awal dilakukan sebelum melakukan percobaan berjalan pertama, 3. Responden melakukan percobaan berjalan di bidang berbatu, 4. Dilakukan pengukuran denyut nadi kembali untuk kondisi akhir, 5. Responden beristirahat selama 15 menit sebelum melakukan percobaan berjalan berikutnya. Setelah semua percobaan selesai dilakukan, data hasil percobaan tersebut direkapitulasi agar dapat dilakukan pengolahan data. Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah mengolah data tersebut untuk mendapatkan hasil output dari penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan urutan, sebagai berikut: 1. Perhitungan CVL untuk pengguna prosthetic dan responden orang normal. commit to user III-11 Data hasil pengamatan terhadap aktivitas berjalan berupa denyut nadi sebelum dan setelah berjalan. Nilai CVL dihitung dari data denyut nadi dan denyut maksimum responden sesuai persamaan 2.2. 2. Perhitungan distribusi CVL per fase berjalan untuk pengguna prosthetic dan responden orang normal. Dalam perhitungan ini dilakukan pengamatan terhadap data berupa video rekaman aktivitas berjalan. Pertama, pengamatan terhadap jumlah siklus untuk setiap percobaan berjalan kemudian diambil nilai rata-ratanya. Kedua, perhitungan distribusi fatique per siklus dengan cara membagi nilai CVL dengan jumlah rata-rata siklus sesuai persamaan 2.3. Ketiga, pemilihan nilai fatique terbesar untuk setiap kelompok percobaan berjalan empat kali perulangan. Keempat, pengamatan waktu tempuh setiap fase pada video rekaman. Kelima, perhitungan distribusi CVL untuk setiap fase berjalan sesuai persamaan 2.4. 3. Energi ekspenditur pada aktivitas berjalan pengguna prosthetic dan responden orang normal. Perhitungan ini menggunakan hasil pengamatan aktivitas berjalan. Perhitungan nilai energi ekspenditur menggunakan persamaan regresi kuadratis 2.5. 4. Kebutuhan kalori pada aktivitas berjalan pengguna prosthetic dan responden orang normal. Perhitungan kebutuhan kalori per jam per kg berat badan. Data yang diolah yaitu nilai energi ekspenditur. Perhitungan kebutuhan kalori menggunakan persamaan 2.6. 5. Konsumsi oksigen melalui perhitungan VO 2 max pada aktivitas berjalan pengguna prosthetic dan responden orang normal. Perhitungan konsumsi oksigen menggunakan data awal pengukuran denyut nadi pada aktivitas berjalan dengan menggunakan persamaan 2.7. 6. Physiological cost index PCI of walking pengguna prosthetic dan responden orang normal. commit to user III-12 Perhitungan physiological cost index PCI of walking menggunakan data awal pengukuran denyut nadi pada aktivitas berjalan dan kecepatan berjalan dengan menggunakan persamaan 2.8. commit to user PENGUMPU Bab ini membahas sesuai dengan rumusan ma Bagian pertama membahas membahas proses pengola memberikan analisis terhada

4.1 PENGUMPULAN DA