commit to user II - 23
3. Metode konvensional Tayyari Siconolfi, 1985; Tayyari, 1995. Metode ini
untuk mengestimasi VO
2
didasarkan pada berat badan dan
heart rate
selama berjalan pada
treadmill
. Tayyari merumuskan sebuah persamaan untuk menghitung konsumsi oksigen maksimal.
AG G
HR V
Wb V
´ -
+ +
+ =
72 15
. 13
10 263
.
max
2
................................persamaan 2.7
dengan;
VO
2 max
= konsumsi oksigen maksimal litermenit
Wb
= berat badan kg
V
= kecepatan berjalan kmjam
HR
=
heart rate
denyutmenit saat berjalan
G =
faktor
gender
G=10 untuk laki-laki dan G=0 untuk perempuan
AG
= faktor koreksi usia = 1.12 – 0.0073 x usia
2.4.5 Physiological Cost Index PCI of Walking
Physiological cost index
PCI
of walking
adalah salah satu faktor
cardiopulmonary
sebagai indikator
cost energy
MacGregor,1981. Indikator ini adalah nilai dari selisih antara denyut nadi HR saat bekerja dan denyut nadi
HR saat istirahat dan dibagi dengan kecepatan berjalan. PCI =
V Do
Dt
- ......................................................................persamaan 2.8
Dengan : PCI
=
Physiological cost index
PCI
of walking
denyutmeter
V
= kecepatan berjalan metermenit
Dt
= denyut nadi saat aktivitas berjalan denyutmenit
D =
denyut nadi saat istirahat denyutmenit
2.6 PENELITIAN SEBELUMNYA
Waters 1976 melakukan penelitian mengenai energi yang dibutuhkan para
amputee
untuk berjalan berkaitan dengan tingkat amputasi bagian kaki. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok
amputee
dengan level amputasi
commit to user II - 24
yang berbeda, yaitu
vascular
dan
traumatic
. Kelompok
vascular
terdiri dari 13
above-knee amputee
, 13
below-knee amputee
, dan 15
Syme amputee
. Kelompok
traumatic
terdiri dari 15
above-knee amputee
dan 14
below-knee amputee
. Responden berjalan pada lintasan sejauh 60.5 meter. Pernafasan diukur dengan
Douglas
Bag
untuk menganalisis oksigen dan karbon dioksida. Denyut nadi, tingkat pernafasan, serta polanya diamati dengan alat transduser. Setiap percobaan
berjalan rata-rata selama lima menit dengan dua kecepatan berbeda, lambat dan cepat. Nilai oksigen yang dikonsumsi dan bilangan denyut nadi digunakan untuk
memperkirakan nilai maksimum kapasitas kerja secara aerobik. Hasil dari penelitian ini adalah nilai maksimum kapasitas kerja secara aerobik pada
responden
above-knee amputee
kedua kelompok lebih rendah dibandingkan pada responden
below-knee amputee
maupun orang normal. Kuo-Feng Huang 2001 melakukan penelitian mengenai kajian kinematik
dan energi yang dibutuhkan oleh
below-knee amputees
. Tujuannya mengukur karakteristik berjalan secara dinamis dan energi yang dibutuhkan. Penelitian ini
dilakukan terhadap 6
below-knee amputees
dengan usia 41,83 ± 6,27 tahun terdiri dari 3
vascular amputees
dan 3
traumatic amputees
menggunakan
foot
tipe SACH,
single axis
, dan
multiple axis
. Selain itu juga dibandingkan dengan kondisi normal yaitu 5 orang laki-laki yang berusia 33,83 ± 5,15 tahun. Penelitian ini
dilakukan dengan cara responden berjalan pada
treadmill
dengan kecepatan 1 kmjam; 1,5 kmjam; dan 2 kmjam. Hal tersebut dinilai sebagai fase pemanasan
dan
trial
setelah beristirahat selama 20 menit. Setelah denyut nadi mencapai 60 denyut nadi maksimal, energi yang dibutuhkan diukur selama minimal 2 menit.
Metode tersebut dilakukan pada dua kelompok
amputees
menggunakan tiga jenis
foot
berbeda. Hasil penelitian ini adalah kelompok
vascular amputees
membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan kelompok
traumatic amputees
. Perbedaan energi yang dibutuhkan cukup besar antara ketiga jenis
foot prosthetic
. Keytel 2005 melakukan penelitian untuk memperkirakan nilai energi
ekspenditur dari pengamatan denyut nadi. Tujuan penelitian ini yaitu mengukur faktor komposisi tubuh, jenis latihan, hubungan denyut nadi dengan energi
ekspenditur, dan mengembangkan persamaan ramalan energi ekspenditur.
commit to user II - 25
Responden berjumlah 115 orang dengan umur 18-45 tahun. Penelitian dilakukan dengan cara responden beraktivitas menggunakan
treadmill
dan
cycle ergometer
pada tiga kondisi berbeda. Denyut nadi dan rasio pernafasan diukur. Analisis
mixed-model
mengidentifikasi jenis kelamin, denyut nadi, berat badan, konsumsi oksigen, dan umur sebagai faktor untuk memperkirakan nilai energi ekspenditur.
Kesimpulan yang diambil yaitu adanya kemungkinan mengetahui nilai energi ekspenditur dari denyut nadi suatu kelompok dengan terlebih dulu menyesuaikan
faktor umur, jenis kelamin, massa tubuh, dan kebugaran. Mike Laymon
2008 melakukan penelitian mengenai energi ekspenditur secara aerob dalam latihan selama 60 menit. Penelitian ini dilakukan pada 6 orang
wanita dan 7 orang laki-laki dengan umur rata-rata 18-48 tahun. Responden melakukan aktivitas selama 60 menit. Pengukuran dilakukan terhadap konsumsi
oksigen sesaat sebelum beraktivitas, setiap lima menit saat beraktivitas, dan selama 4 jam setelah beraktivitas. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata nilai energi
ekspenditur yaitu 517,4 ± 231,7 kalori. Rata-rata energi ekspenditur pada laki-laki yaitu 654,1 kalori dan pada wanita yaitu 358 kalori.
Herdiman 2009 melakukan penelitian mengenai kajian fisiologi pada karakteristik
prosthetic
kaki endoskeletal jenis
Above-Knee Prosthetic
AKP. Tujuannya adalah mengukur tingkat fisiologi pengguna
prosthetic
endoskeletal hasil perancangan dibandingkan dengan
prosthetic
eksoskeletal. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur tingkat kelelahan, energi ekspenditur, dan
getaran mekanik saat berjalan.
Amputee
berjalan pada
treadmill
sejauh 100 meter menggunakan kedua
prosthetic
bergantian dengan tiga kecepatan berbeda 1,2 kmjam; 1,6 kmjam; dan 2 kmjam. Denyut nadi diukur saat sebelum berjalan,
saat berjalan pada jarak 50 meter, 60 meter, dan 100 meter. Selain itu diukur denyut nadi setelah berjalan pada menit ke-2, ke-4, dan ke-6. Hasil penelitian ini
adalah
prosthetic
endoskeletal menunjukkan
hasil yang
lebih baik
dibandingkankan
prosthetic
eksoskeletal dilihat dari peningkatan CVL lebih kecil. Peningkatan pengeluaran energi ekspenditur menunjukkan lebih stabil,
getaran mekanik yang ditimbulkan untuk berjalan normal lebih stabil, dan frekuensi tekanan pada stump yang dilakukan berulang untuk berjalan normal
pada frekuensi 100 Hz masih memberikan rasa nyaman bagi pengguna.
commit to user II - 26
Primawati 2010 melakukan penelitian mengenai kajian fisiologi pada pengguna
prosthetic
kaki bagian bawah lutut bkp ditinjau dari metabolisme basal. Tujuannya adalah mengukur tingkat fisiologi pengguna
prosthetic eksoskeletal,
endoskeletal merek
Regal, endoskeletal
pengembangan
dibandingkan dengan orang normal sehingga dapat diketahui desain
prosthetic
terbaik dengan memperhatikan hasil pengukuran fisiologi yang mendekati kondisi responden normal. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur CVL, energi
ekspenditur, kebutuhan kalori, dan VO
2
max.
Amputee
berjalan normal sejauh 12 meter dan berjalan pada
treadmill
sejauh 100 meter menggunakan 3 desain
prosthetic
bergantian dengan tiga kecepatan berbeda 1,2 kmjam; 1,6 kmjam; dan 2 kmjam. Eksperimen ini dilakukan enam kali perulangan. Pengukuran
denyut nadi dilakukan dengan metode 10 denyut. Denyut nadi diukur saat sebelum dan sesudah berjalan. Hasil penelitian ini adalah desain
prosthetic
endoskeletal tipe pengembangan memberikan hasil CVL yang lebih rendah dibanding dua desain
prosthetic
lainnya. Hasil pengukuran energi ekspenditur, kebutuhan kalori, dan konsumsi oksigen menunjukkan peningkatan yang lebih
stabil dan memiliki kemiripan pada kemiringan garis dengan responden normal. Desain
prosthetic
kaki bagian bawah lutut terbaik dalam mengakomodasi aktivitas berjalan yaitu desain
prosthetic
endoskeletal tipe pengembangan karena memberikan nilai pengukuran fisiologi yang memiliki kedekatan dengan
responden normal.
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian menggambarkan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah penyelesaian
masalah adalah seperti dalam gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
commit to user
III-2 3.1 PEMILIHAN RESPONDEN
Tahap pemilihan responden merupakan tahap awal yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian. Tahap ini diawali dari menentukan data anthropometri responden dan data kondisi responden. Tahap-tahap yang dilakukan
dalam tahap pemilihan responden ini dijelaskan pada sub bab di bawah ini.
3.1.1 Anthropometri Responden Anthropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia. Data
anthropometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi badan dan berat badan. Data anthropometri tersebut digunakan untuk perhitungan
body mass index
BMI. Kemudian data anthropometri yang meliputi berat badan dan tinggi badan digunakan untuk pemilihan responden. Data anthropometri responden normal
menyesuaikan responden
amputee
. Data-data anthropometri
amputee
dan orang normal, yaitu:
1. Responden
amputee
, Data anthropometri responden
amputee
, yaitu: Tinggi badan
= 164 cm Berat badan
= 67,5 kg 2.
Responden normal, Data anthropometri 5 responden normal, yaitu:
Tabel 3.1 Data anthropometri responden normal
No Tinggi Badan cm
Berat Badan kg
1 174
78 2
171 75,7
3 172
75 4
176 78
5 175
78
3.1.2 Data Kondisi Responden
Selain data anthropometri responden, perlu diketahui pula data kondisi responden. Data kondisi meliputi data denyut nadi dari responden
amputee
dan 5 responden normal. Tabel 3.2 menampilkan data denyut nadi responden normal
saat tidak sedang melakukan aktivitas.
commit to user
III-3
Tabel 3.2 Denyut nadi responden
Responden Denyut nadi bpm
Amputee 76
Normal 1 75
Normal 2 84
Normal 3 80
Normal 4 80
Normal 5 76
3.2 PELAKSANAAN PENELITIAN