PENGOLAHAN DATA KAJIAN FISIOLOGI PADA PENGGUNA PROSTHETIC ENDOSKELETAL SISTEM ENERGY STORING MEKANISME 2 BAR

commit to user IV - 13 Tabel 4.7 Data kecepatan berjalan responden normal lanjutan Bidang Responden V kmjam V metermenit P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 Tangga Normal 1 2,400 3,600 2,541 3,323 40,000 60,000 42,353 55,385 Normal 2 3,086 2,880 2,160 2,274 51,429 48,000 36,000 37,895 Normal 3 2,880 3,086 2,880 3,323 48,000 51,429 48,000 55,385 Normal 4 1,800 1,600 1,543 1,728 30,000 26,667 25,714 28,800 Normal 5 3,323 3,600 3,600 3,323 55,385 60,000 60,000 55,385 Tanah Tidak Rata Normal 1 2,400 2,274 2,274 2,160 40,000 37,895 37,895 36,000 Normal 2 2,274 2,400 2,400 2,400 37,895 40,000 40,000 40,000 Normal 3 2,400 2,400 2,400 2,274 40,000 40,000 40,000 37,895 Normal 4 1,878 1,878 2,160 1,800 31,304 31,304 36,000 30,000 Normal 5 3,086 3,323 3,600 3,600 51,429 55,385 60,000 60,000 Berbatu Normal 1 2,160 2,274 2,057 2,160 36,000 37,895 34,286 36,000 Normal 2 2,541 2,880 2,541 2,541 42,353 48,000 42,353 42,353 Normal 3 1,350 1,350 1,728 1,600 22,500 22,500 28,800 26,667 Normal 4 1,394 1,394 1,728 1,234 23,226 23,226 28,800 20,571 Normal 5 3,086 2,880 3,086 3,600 51,429 48,000 51,429 60,000

4.2 PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian-bagiannya yaitu perhitungan denyut nadi, perhitungan aktivitas cardiovaskuler CVL, perhitungan distribusi CVL menurut fase berjalan, perhitungan energi ekspenditur, perhitungan kebutuhan kalori, perhitungan konsumsi oksigen, dan perhitungan physiological cost index PCI of walking . Bagian-bagian pengolahan data ini dijelaskan secara lebih detail pada bagian- bagian berikut ini.

4.2.1 Menentukan Nilai BMI

Perhitungan nilai BMI responden amputee dan normal menggunakan persamaan 2.1. Data yang digunakan adalah data pengukuran tinggi badan dan berat badan. Perhitungan nilai BMI pada pengguna prosthetic maupun kondisi normal dipaparkan sebagai berikut: commit to user IV - 14

1. Pengguna Prosthetic

Pengukuran terhadap a mputee menunjukkan bahwa amputee memiliki tinggi badan 1,64 m dan berat badan 67,5 kg. Nilai BMI sebesar 25,10 dan dapat disimpulkan bahwa amputee masuk dalam kategori ‘Obesitas I’. BMI amputee = 10 , 25 64 , 1 5 , 67 2 =

2. Responden Normal

Pengukuran terhadap responden normal dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: a. Penentuan nilai BMI pada responden normal ke-1. Pengukuran terhadap responden normal ke-1 menunjukkan bahwa responden memiliki tinggi badan 1,71 m dan berat badan 75,7 kg. Nilai BMI sebesar 25,89 dan dapat disimpulkan bahwa responden ini masuk dalam kategori ‘obesitas I. BMI responden normal ke-1 = 89 , 25 71 , 1 7 , 75 2 = b. Penentuan nilai BMI pada responden normal ke-2. Pengukuran terhadap responden normal ke-2 menunjukkan bahwa responden memiliki tinggi badan 1,71 m dan berat badan 79 kg. Nilai BMI sebesar 27,02 dan dapat disimpulkan bahwa responden ini masuk dalam kategori ‘obesitas I’. BMI responden normal ke-2 = 02 , 27 71 , 1 79 2 = c. Penentuan nilai BMI pada responden normal ke-3. Pengukuran terhadap responden normal ke-3 menunjukkan bahwa responden memiliki tinggi badan 1,63 m dan berat badan 70 kg. Nilai BMI sebesar 26,35 dan dapat disimpulkan bahwa responden ini masuk dalam kategori ‘obesitas I’. BMI responden normal ke-3 = 35 , 26 63 , 1 70 2 = Penentuan nilai BMI dilakukan terhadap setiap responden normal dan dipilih responden yang memiliki nilai BMI dengan kategori yang sama dengan commit to user IV - 15 amputee yaitu kategori ‘obesitas I’. Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Nilai BMI pada responden normal Responden ke- Berat Badan kg Tinggi Badan m Nilai BMI Kategori 1 75,7 1,71 25,10 Obesitas I 2 79 1,71 27,02 Obesitas I 3 70 1,63 26,35 Obesitas I 4 64 1,6 25,00 Obesitas I 5 78 1.74 25,76 Obesitas I

4.2.2 Menentukan Nilai Pengukuran Aspek Fisiologi di Bidang Datar Jalan Normal

Aspek fisiologi yang diukur dalam penelitian ini adalah titik kelelahan yang ditunjukkan melalui perhitungan CVL, konsumsi energi melalui perhitungan energi ekspenditur, kebutuhan kalori, konsumsi oksigen melalui perhitungan VO 2 maks, dan physiological cost index PCI of walking .

1. Tingkat Kelelahan CVL

Perhitungan tingkat kelelahan CVL dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.2. Data yang digunakan adalah data hasil perhitungan denyut nadi per menit, sebelum istirahat dan setelah berjalan, dan denyut terbesar dari pengguna prosthetic maupun orang normal. Denyut nadi terbesar laki-laki diperoleh dari 220 – usia pengguna prosthetic ataupun usia responden orang normal. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan denyut nadi responden pada aktivitas berjalan normal. Perhitungan CVL pengguna prosthetic maupun orang normal dipaparkan sebagai berikut: a. Percobaan 1 P1 pengguna prosthetic , Denyut nadi maksimum pengguna prosthetic sebesar 171 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi pada pengguna prosthetic adalah 80 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 87 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 7,69 . CVL = 69 , 7 100 80 171 80 87 = - - x commit to user IV - 16 b. Percobaan 1 P1 responden normal 1, Denyut nadi maksimum responden normal 1 sebesar 198 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 1 adalah 83 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 92 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 7,83 . CVL = 83 , 7 100 83 198 83 92 = - - x c. Percobaan 1 P1 responden normal 2, Denyut nadi maksimum responden normal 2 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 2 adalah 91 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 101 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 9,52 . CVL = 52 , 9 100 91 196 91 101 = - - x d. Percobaan 1 P1 responden normal 3, Denyut nadi maksimum responden normal 3 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 3 adalah 86 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 94 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 7,21 . CVL = 21 , 7 100 86 197 86 94 = - - x e. Percobaan 1 P1 responden normal 4, Denyut nadi maksimum responden normal 4 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 4 adalah 84 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 93 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 8,04 . CVL = 04 , 8 100 84 196 84 93 = - - x f. Percobaan 1 P1 responden normal 5, Denyut nadi maksimum responden normal 5 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 97 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 106 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 9 . commit to user IV - 17 CVL = 9 100 97 197 97 106 = - - x Cardiovasculer responden saat berjalan normal di bidang datar selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Nilai CVL responden berjalan normal di bidang datar Responden Pengukuran CVL P1 P2 P3 P4 Amputee 7,69 7,53 6,59 6,98 Normal 1 7,83 7,02 6,67 5,45 Normal 2 9,52 8,77 8,62 6,31 Normal 3 7,21 6,84 6,14 4,63 Normal 4 8,04 6,09 5,56 4,59 Normal 5 9,00 7,44 6,61 6,42 Cardiovasculer CVL dibuat grafik agar dapat dianalisis dengan cara membandingkan nilai CVL pengguna prosthetic dan responden normal terhadap kondisi fisiologi dari keduanya. Grafik ditampilkan pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik CVL responden berjalan normal di bidang datar Gambar 4.4 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Amputee pengguna prosthetic endoskeletal sistem energy storing 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P1 P2 P3 P4 C a rd io v a sc u le r Percobaan Ke- CVL Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 18 mekanisme 2-bar juga lebih memiliki kedekatan nilai dengan yang responden orang normal. Berikutnya dilakukan perhitungan distribusi nilai tingkat kelelahan CVL pada enam fase berjalan. Fase berjalan dipilih sesuai dengan gambar 4.5. Gambar 4.5 Siklus pola jalan gait cycle Sumber: Lower-limb prosthetics, 1990 Pada gambar tersebut terdapat tujuh fase gerakan berjalan yaitu heel contact , foot flat , midstance point , heel off , toe off , midswing , dan kembali pada heel contact . Fase pertama dan fase ketujuh merupakan gerakan yang sama heel contact . Kesamaan gerakan tersebut diartikan bahwa energi yang dikeluarkan hampir sama dan kelelahan yang ditimbulkan juga hampir sama. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan CVL pengguna prosthetic pada aktivitas berjalan normal, yaitu pada tabel 4.7. Mengukur langsung di lapangan setiap aktivitas berjalan sejauh 12 meter, pengguna prosthetic memiliki 18 siklus berjalan dan responden normal memilki 10 siklus berjalan normal, setiap siklus terdiri dari enam fase. Perhitungan CVL per fase berjalan dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: 1. Pengamatan jumlah siklus berjalan, Pengamatan berjalan pengguna prosthetic atas lutut dilakukan langsung di lapangan berjalan pengguna prosthetic atas lutut. Setiap percobaan berjalan dihitung jumlah siklus yang dihasilkan. Rekapitulasi hasil penghitungan jumlah siklus ditampilkan pada tabel 4.10. 1 2 3 4 5 6 7 commit to user IV - 19 Tabel 4.10 Hasil pengamatan jumlah siklus berjalan normal di bidang datar Responden Percobaan Jalan ke- jumlah siklus Rata-rata Siklus Jumlah Siklus P1 P2 P3 P4 Amputee 18 18,5 18,5 18 18,25 18 Normal 1 10 10 10,5 10 10,125 10 Normal 2 10,5 11 10 10 10,375 10 Normal 3 11 9 10 10 10 10 Normal 4 9 10 10 10 9,75 10 Normal 5 10 10 10 10 10 10 Hasil pengamatan terhadap jumlah siklus yang terjadi dalam setiap percobaan berjalan dapat diketahui jumlah siklus berjalan normal pada setiap replikasi percobaan mengalami perubahan di setiap percobaan baik responden normal maupun amputee pengguna prosthetic atas lutut. Perhitungan lebih lanjut diambil nilai rata-rata jumlah siklus berjalan sejauh 12 meter yaitu 18 siklus untuk responden normal dan 10 siklus untuk amputee pengguna prosthetic atas lutut. 2. Perhitungan distribusi CVL per siklus untuk setiap aktivitas berjalan, Perhitungan distribusi CVL per siklus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu membagi nilai CVL pada tabel 4.9 dengan jumlah siklus pada tabel 4.10. Berikut ini beberapa contoh perhitungannya, ü Pada amputee pengguna prosthetic atas lutut percobaan jalan ke-1, = 18 69 , 7 = 0,427 ü Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, = 10 83 , 7 = 0,783 ü Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, = 10 52 , 9 = 0,907 ü Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, = 10 21 , 7 = 0,655 commit to user IV - 20 ü Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, = 10 04 , 8 = 0,893 ü Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, = 10 00 , 9 = 0,900 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap siklus. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Distribusi CVL per siklus berjalan normal responden di bidang datar Responden Distribusi CVL per Siklus pada Percobaan Jalan ke- P1 P2 P3 P4 Amputee 0,43 0,41 0,36 0,39 Normal 1 0,78 0,70 0,63 0,55 Normal 2 0,91 0,80 0,86 0,63 Normal 3 0,66 0,76 0,61 0,46 Normal 4 0,89 0,61 0,56 0,46 Normal 5 0,90 0,74 0,66 0,64 Penentuan distribusi nilai CVL pada tabel 4.9 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis distribusi CVL per siklus untuk setiap percobaan jalan. Grafik ditampilkan pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Grafik distribusi CVL per siklus 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 P1 P2 P3 P4 C a rd io v a sc u le r Percobaan Ke- CVL per Siklus Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 21 Nilai CVL amputee lebih kecil dari CVL responden normal. Pola grafik nilai CVL amputee dan responden normal memiliki kesetaraan. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal. 3. Pemilihan nilai CVL per siklus terbesar, Pemilihan ini dilakukan terhadap nilai hasil perhitungan distribusi CVL terbesar dari empat kali percobaan. Nilai yang terpilih tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan CVL per fase. Hasil pemilihan nilai CVL terbesar ditampilkan pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Nilai CVL per siklus terbesar Responden CVL per siklus Amputee 0,427 Normal 1 0,783 Normal 2 0,907 Normal 3 0,760 Normal 4 0,893 Normal 5 0,900 Penentuan nilai CVL per siklus terbesar pada tabel 4.12 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui respon yang diberikan masing-masing responden. Grafik nilai CVL per siklus terbesar ditampilkan pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik pengamatan nilai CVL per siklus terbesar commit to user IV - 22 Grafik hasil perhitungan CVL per siklus terbesar untuk masing-masing responden. Nilai distribusi CVL per siklus terbesar berbeda di setiap responden. 4. Pengamatan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap fase berjalan, Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap data video rekaman. Setiap fase dihitung waktu tempuhnya kemudian dipilih satu siklus dengan rekapitulasi waktu per fasenya. Hasil penghitungan waktu tempuh per fase yang terpilih ditampilkan pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Waktu per fase berjalan normal responden di bidang datar Responden Waktu pada Fase ke- detik Waktu 1 Siklus 1 2 3 4 5 6 Amputee 1,16 1,09 0,62 0,53 0,5 1,16 5,06 Normal 1 0,56 0,24 0,38 0,37 0,12 0,2 1,87 Normal 2 0,22 0,17 0,1 0,2 0,12 0,22 1,03 Normal 3 0,24 0,22 0,19 0,12 0,1 0,22 1,09 Normal 4 0,44 0,05 0,14 0,12 0,12 0,25 1,12 Normal 5 0,22 0,13 0,13 0,2 0,11 0,19 0,98 Hasil pengamatan terhadap waktu di atas disajikan dalam bentuk grafik. Grafik pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Grafik hasil pengamatan terhadap waktu per fase Gambar 4.8 menunjukkan pola grafik waktu per fase yang digunakan untuk berjalan hampir sama dengan responden normal. Amputee pengguna prosthetic endoskeletal sistem energy storing mekanisme 2-bar memiliki kedekatan waktu yang lebih besar dibanding responden orang normal. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 F1 F2 F3 F4 F5 F6 W a k tu d e ti k Fase Berjalan Ke- Waktu per Fase Berjalan Normal Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 23 5. Perhitungan rata-rata distribusi CVL untuk setiap fase berjalan, Data yang dipakai yaitu data pada tabel 4.12 dan 4.13. Perhitungan rata-rata distribusi CVL untuk setiap fase berjalan menggunakan persamaan 2.4. Contoh perhitungannya dipaparkan, sebagai berikut: ü Fase 1 pada pengguna prosthetic , = 43 , 06 , 5 16 , 1 x = 0,098 ü Fase 1 pada responden normal 1 percobaan 1, = 78 , 87 , 1 56 , x = 0,234 ü Fase 1 pada responden normal 2 percobaan 1. = 91 , 03 , 1 22 , x = 0,194 ü Fase 1 pada responden normal 3 percobaan 1, = 76 , 09 , 1 24 , x = 0,167 ü Fase 1 pada responden normal 4 percobaan 1. = 89 , 12 , 1 44 , x = 0,351 ü Fase 1 pada responden normal 5 percobaan 1. = 90 , 98 , 22 , x = 0,019 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap fase berjalan untuk pengguna prosthetic . Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Distribusi nilai CVL per fase berjalan normal di bidang datar Responden CVL Fase Ke- 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,098 0,092 0,052 0,045 0,042 0,098 Normal 1 0,234 0,100 0,159 0,155 0,050 0,084 Normal 2 0,194 0,150 0,088 0,176 0,106 0,194 Normal 3 0,167 0,153 0,132 0,084 0,070 0,153 Normal 4 0,351 0,040 0,112 0,096 0,096 0,199 Normal 5 0,019 0,011 0,011 0,017 0,009 0,016 commit to user IV - 24 Hasil tersebut diplotkan pada grafik berikut, dapat dilihat tingkat kelelahan akibat aktivitas berjalan normal pada pengguna prosthetic dan responden normal. Grafiknya ditampilkan pada gambar 4.9. Gambar 4.9 Rata-rata distribusi CVL per fase Gambar 4.9 menunjukkan tingkat kelelahan a mputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Amputee pengguna prosthetic endoskeletal sistem energy storing mekanisme 2-bar memiliki kedekatan nilai dengan yang responden orang normal. Pola grafik menunjukkan kesetaraan CVL antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal. Hasil perhitungan distribusi CVL per fase pada tabel 4.14 dipasangkan dengan hasil capture gambar video rekaman menggunakan desain prosthetic . Hasilnya ditampilkan pada gambar 4.10. Responden Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Fase 6 Amputee Waktu detik 1,16 1,09 0,62 0,53 0,5 1,16 Durasi detik 2,25 2,87 3,4 3,9 5,06 2,25 Nilai CVL 0,098 0,092 0,052 0,045 0,042 0,098 Gambar 4.10 Rata-rata distribusi CVL per fase berjalan normal di bidang datar 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 F1 F2 F3 F4 F5 F6 C V L Fase Berjalan Ke- CVL per Fase Berjalan Normal Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user Responden Fase 1 Normal 1 Waktu detik 0,56 Durasi detik 0,56 Nilai CVL 0,234 Normal 2 Waktu detik 0,22 Durasi detik 0,22 Nilai CVL 0,194 Normal 3 Waktu detik 0,24 Durasi detik 0,24 Nilai CVL 0,167 Normal 4 Waktu detik 0,44 Durasi detik 0,44 Nilai CVL 0,351 Gambar 4.10 Rat ber IV - 25 Gerakan Kaki e 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 0,24 0,38 0,37 0,12 0,8 1,18 1,55 1,67 0,100 0,159 0,155 0,050 0,17 0,10 0,20 0,12 0,39 0,49 0,69 0,81 0,194 0,150 0,088 0,176 0,106 0,22 0,19 0,12 0,10 0,46 0,65 0,77 0,87 0,153 0,132 0,084 0,07 0,05 0,14 0,12 0,12 0,49 0,63 0,75 0,87 0,040 0,112 0,096 0,096 Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase erjalan normal di bidang lanjutan ase 5 Fase 6 0,12 0,20 1,67 1,87 0,050 0,084 0,12 0,22 0,81 1,03 0,106 0,194 0,10 0,22 0,87 1,09 0,070 0,153 0,12 0,25 0,87 1,12 0,096 0,199 fase commit to user Responden Fase 1 Normal 5 Waktu detik 0,22 Durasi detik 0,22 Nilai CVL 0,019 Gambar 4.10 Rat ber

2. Energi Ekspenditur

Data yang diolah y pengguna prosthetic dan re ekspenditur dan denyut nadi dengan regresi kuadratis de a. Pada pengguna prostheti Denyut nadi pada pengg ekspenditur sebesar 3,38 Y = 1.80411 - 0.0229038 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 3,38 Kkalmenit b. Pada responden normal 1 Denyut nadi pada respo ekspenditur sebesar 3,69 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 3,69 Kkalmenit c. Pada responden normal 2 Denyut nadi pada respo ekspenditur sebesar 4,30 Y = 1.80411 - 0.022903 IV - 26 Gerakan Kaki e 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 0,13 0,13 0,2 0,11 0,35 0,48 0,68 0,79 0,011 0,011 0,017 0,009 Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase berjalan normal di bidang datar lanjutan yaitu data pengukuran denyut nadi saat berjala responden normal pada tabel 4.2 dan tabel 4.5 nadi dihitung dengan menggunakan pendekatan ku s dengan persamaan 2.5 Astuti, 1985. hetic percobaan jalan ke-1, ngguna prosthetic adalah 87 denyutmenit. Nila 3,38 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 038 87 + 4.71733 x 10-4 87 2 al 1 percobaan jalan ke-1, sponden normal 1 adalah 92 denyutmenit. Nila 3,69 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 038 92 + 4.71733 x 10-4 92 2 al 2 percobaan jalan ke-1, sponden normal 2 adalah 101 denyutmenit. Nila 4,30 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 ase 5 Fase 6 0,11 0,19 0,79 0,98 0,009 0,016 fase alan pada 4.5. Energi n kuantitatif ilai energi ilai energi ilai energi commit to user IV - 27 Y = 1.80411 - 0.0229038 101 + 4.71733 x 10-4 101 2 Y = 4,30 Kkalmenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 3 adalah 94 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 3,83 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 94 + 4.71733 x 10-4 94 2 Y = 3,82 Kkalmenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 4 adalah 93 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 3,75 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 93 + 4.71733 x 10-4 93 2 Y = 3,75 Kkalmenit f. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 5 adalah 106 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 3,098 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 106 + 4.71733 x 10-4 106 2 Y = 4,68 Kkalmenit Nilai energi ekspenditur dihitung untuk setiap hasil pengukuran denyut nadi, baik untuk pengukuran sebelum dan saat berjalan normal. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Energi ekspenditur berjalan normal di bidang datar Responden Energi Ekspenditur Kkalmenit P1 P2 P3 P4 Amputee 3,38 3,27 3,32 3,63 Normal 1 3,69 3,69 3,32 3,82 Normal 2 4,30 3,69 3,56 3,69 Normal 3 3,82 3,44 3,56 3,82 Normal 4 3,75 3,44 3,82 3,69 Normal 5 4,68 3,27 3,21 3,89 commit to user IV - 28 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis garis yang ditunjukkan data. Grafik untuk keenam responden dalam 4 percobaan jalan ditampilkan pada gambar 4.11. Gambar 4.11 Energi ekspenditur responden berjalan normal di bidang datar Gambar 4.11 menunjukkan pola grafik energi ekspenditur amputee hampir sama dengan energi ekspenditur responden normal. Nilai energi ekspenditur ini menunjukkan konsumsi energi amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal.

3. Kebutuhan Kalori

Data yang dipakai yaitu data hasil perhitungan energi ekspenditur pengguna prosthetic dan responden orang normal saat berjalan normal pada tabel 4.15. Penghitungan kebutuhan kalori ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.6. Perhitungan kebutuhan kalori dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: a. Pada pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan pengguna prosthetic tanpa prosthetic yaitu 67,5 kg. Energi ekspenditur pada pengguna prosthetic sebesar 3,38 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 2,90 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 5 , 67 60 38 , 3 = 3,01 Kkaljam per kg berat badan 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 P1 P2 P3 P4 E n e rg i E k sp e n d it u r Percobaan Ke- Energi Ekspenditur Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 29 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Energi ekspenditur pada responden normal 1 sebesar 3,69 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 2,92 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 7 , 75 60 69 , 3 = 2,92 Kkaljam per kg berat badan c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Energi ekspenditur pada responden normal 2 sebesar 4,30 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,27 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 79 60 098 , 3 = 3,27 Kkaljam per kg berat badan d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Energi ekspenditur pada responden normal 3 sebesar 3,82 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,27 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 70 60 82 , 3 = 3,27 Kkaljam per kg berat badan e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Energi ekspenditur pada responden normal 4 sebesar 3,75 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,52 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 64 60 75 , 3 = 3,52 Kkaljam per kg berat badan f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Energi ekspenditur pada responden normal 5 sebesar 4,68 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,60 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 78 60 68 , 4 = 3,60 Kkaljam per kg berat badan Nilai kebutuhan kalori dihitung untuk setiap hasil perhitungan energi ekspenditur. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.16. commit to user IV - 30 Tabel 4.16 Kebutuhan kalori berjalan normal di bidang datar Responden Kebutuhan Kalori Kkaljam per kg berat badan P1 P2 P3 P4 Amputee 3,01 2,80 2,954 3,223 Normal 1 2,92 2,92 2,63 3,03 Normal 2 3,27 2,80 2,71 2,80 Normal 3 3,27 2,95 3,05 3,27 Normal 4 3,52 3,23 3,58 3,46 Normal 5 3,60 2,51 2,47 2,99 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik kebutuhan kalori untuk keenam responden ditampilkan pada gambar 4.12. Gambar 4.12 Kebutuhan kalori saat berjalan normal di bidang datar Gambar 4.12 menunjukkan kebutuhan kalori a mputee lebih kecil dibanding responden normal untuk percobaan 1 dan 2, sedangkan pada percobaan 3 dan 4 kebutuhan kalori responden amputee lebih besar dibanding responden normal. Pola grafik kebutuhan kalori amputee setara dengan kebutuhan kalori responden normal.

4. Konsumsi Oksigen VO

2 Maks Data yang dipakai yaitu data pengukuran denyut nadi pengguna prosthetic dan responden orang normal pada tabel 4.2 dan 4.5. Penghitungan konsumsi 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4 P1 P2 P3 P4 K e b u tu h a n K a lo ri Percobaan Ke- Kebutuhan Kalori Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 31 oksigen VO 2 maks ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7. Berikut contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Berat badan amputee pengguna prosthetic tanpa prosthetic yaitu 67,5 kg. Usia pengguna prosthetic yaitu 49 tahun. Denyut nadi yang terukur saat berjalan yaitu 87 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 49 = 0,7623 VO 2 maks = AG G HR V Wb ´ - + + + 72 15 , 13 10 263 , = 7623 , 72 10 87 15 , 13 46 , 10 70 263 , ´ - + + + = 0,687 litermenit b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Usia responden normal 1 yaitu 22 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 92 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 22 = 0,9594 VO 2 maks = 9594 , 72 10 92 15 , 13 09 , 3 10 7 , 75 263 , ´ - + + + = 2,645 litermenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Usia responden normal 2 yaitu 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 101 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 101 15 , 13 88 , 2 10 79 263 , ´ - + + + = 1,952 litermenit commit to user IV - 32 d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Usia responden normal 3 yaitu 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 94 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9521 VO 2 maks = 9521 , 72 10 94 15 , 13 09 , 3 10 70 263 , ´ - + + + = 2,323 litermenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Usia responden normal 4 yaitu 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 93 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 93 15 , 13 40 , 2 10 64 263 , ´ - + + + = 1,824 litermenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Usia responden normal 5 yaitu 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 106 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9375 VO 2 maks = 9375 , 72 10 106 15 , 13 88 , 2 10 78 263 , ´ - + + + = 1,700 litermenit Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.17. commit to user IV - 33 Tabel 4.17 Konsumsi oksigen berjalan normal di bidang datar Responden VO 2 max litermenit P1 P2 P3 P4 Amputee 0,687 0,743 0,706 0,582 Normal 1 2,645 2,496 3,306 2,111 Normal 2 1,952 2,537 3,068 2,537 Normal 3 2,323 2,700 2,508 2,194 Normal 4 1,824 2,660 2,457 2,451 Normal 5 1,700 3,253 3,604 1,869 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.13. Gambar 4.13 Grafik konsumsi oksigen berjalan normal di bidang datar Gambar 4.13 menunjukkan VO 2 maks oleh amputee lebih kecil dibanding responden normal. Pola grafik VO 2 maks amputee setarahampir sama dengan konsumsi oksigen responden normal. Nilai VO 2 maks ini menunjukkan konsumsi oksigen amputee pengguna prosthetic lebih kecil dibanding dengan responden normal.

5. Physiological Cost Index PCI of Walking

Data yang dipakai yaitu data kecepatan berjalan dan data denyut pada pengguna prosthetic dan responden orang normal pada tabel 4.2 dan 4.5. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 P1 P2 P3 P4 K o n su m si O k si g e n Percobaan Ke- Konsumsi Oksigen Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 34 a. Pada pengguna prosthetic , Denyut nadi awal amputee pengguna prosthetic yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 87 denyutmenit. Kecepatan berjalan a mputee adalah 7,660 metermenit. PCI = V Do Dt - = 660 , 7 80 87 - = 0,914 denyutmeter b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 1 yaitu 83 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 92 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal 1 adalah 51,429 metermenit. PCI = V Do Dt - = 429 , 51 83 92 - = 0,175 denyutmeter c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 2 yaitu 91 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 101 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal 2 adalah 48 metermenit. PCI = V Do Dt - = 48 91 101 - = 0,208 metermenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 3 yaitu 86 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 94 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal 3 adalah 51,429 metermenit. PCI = V Do Dt - commit to user IV - 35 = 429 , 51 86 94 - = 0,156 metermenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 4 yaitu 84 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 93 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal 4 adalah 40 metermenit. PCI = V Do Dt - = 40 84 93 - = 0,225 metermenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 5 yaitu 97 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 106 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal 5 adalah 48 metermenit. PCI = V Do Dt - = 48 97 106 - = 0,188 metermenit Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung physiological cost index PCI of walking pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.18. Tabel 4.18 PCI of walking berjalan normal di bidang datar Responden PCI denyutmeter P1 P2 P3 P4 Amputee 0,914 0,924 0,808 0,817 Normal 1 0,175 0,167 0,156 0,142 Normal 2 0,208 0,208 0,181 0,146 Normal 3 0,156 0,167 0,146 0,104 commit to user IV - 36 Tabel 4.18 PCI of walking berjalan normal di bidang datar Responden PCI denyutmeter P1 P2 P3 P4 Normal 4 0,225 0,136 0,100 0,090 Normal 5 0,188 0,188 0,156 0,185 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik physiological cost index of walking terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.14. Gambar 4.14 Physiological cost index PCI of walking berjalan normal di bidang datar Gambar 4.14 menunjukkan PCI of walking oleh amputee lebih tinggi dibanding responden normal. Pola grafik PCI of walking amputee setarahampir sama dengan responden normal. Nilai PCI of walking ini menunjukkan tingkat fisiologi amputee pengguna prosthetic lebih tinggi dibanding dengan responden normal.

4.2.3 Menentukan Nilai Pengukuran Aspek Fisiologi di Bidang Datar Jalan Cepat

Aspek fisiologi yang diukur dalam penelitian di bidang datar jalan cepat adalah titik kelelahan yang ditunjukkan melalui perhitungan CVL, konsumsi energi melalui perhitungan energi ekspenditur, kebutuhan kalori, konsumsi 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 P1 P2 P3 P4 P C I o f W a lk in g Percobaan Ke- PCI of Walking Responden Saat Berjalan Normal di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 37 oksigen melalui perhitungan VO 2 maks, dan physiological cost index PCI of walking .

1. Tingkat Kelelahan CVL

Perhitungan nilai tingkat kelelahan CVL dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.2. Data yang digunakan adalah data hasil perhitungan denyut nadi per menit, sebelum istirahat dan setelah berjalan, denyut maksimum dari pengguna prosthetic maupun orang normal, dan kecepatan berjalan responden. Denyut nadi maksimum laki-laki diperoleh dari 220 – usia responden. Perhitungan CVL pengguna prosthetic maupun orang normal dipaparkan pada penjelasan, berikut: a. Percobaan 1 P1 pengguna prosthetic, Denyut nadi maksimum pengguna prosthetic sebesar 171 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi amputee pengguna prosthetic adalah 89 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi amputee pengguna prosthetic adalah 104 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 18,29 . CVL = 293 , 18 100 89 171 89 104 = - - x b. Percobaan 1 P1 responden normal 1, Denyut nadi maksimum responden normal 1 sebesar 198 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 1 adalah 88 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 105 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 15,45 . CVL = 455 , 15 100 88 198 88 105 = - - x c. Percobaan 1 P1 responden normal 2 Denyut nadi maksimum responden normal 2 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 2 adalah 82 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 100 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 15,79 . CVL = 789 , 15 100 82 196 82 100 = - - x commit to user IV - 38 d. Percobaan 1 P1 responden normal 3, Denyut nadi maksimum responden normal 3 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 85 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 105 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 17,86 . CVL = 857 , 17 100 85 197 85 105 = - - x e. Percobaan 1 P1 responden normal 4, Denyut nadi maksimum responden normal 4 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 4 adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 97 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 14,66 . CVL = 655 , 14 100 80 196 80 97 = - - x f. Percobaan 1 P1 responden normal 5, Denyut nadi maksimum responden normal 5 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 5 adalah 87 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 105 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 16,36 . CVL = 364 , 16 100 87 197 87 105 = - - x Hasil perhitungan CVL aktivitas berjalan cepat responden di bidang datar selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.19. Tabel 4.19 CVL responden berjalan cepat di bidang datar Responden Pengukuran CVL P1 P2 P3 P4 Amputee 18,293 16,471 18,182 16,667 Normal 1 15,455 17,500 18,644 15,966 Normal 2 15,789 16,814 17,241 18,018 Normal 3 17,857 17,094 16,379 20,175 Normal 4 14,655 18,261 19,469 17,949 Normal 5 16,364 16,071 17,391 17,544 commit to user IV - 39 Hasil perhitungan CVL dibuat grafik agar dapat dianalisis dengan cara membandingkan nilai CVL pengguna prosthetic dan responden normal terhadap kondisi fisiologi dari keduanya. Grafik ditampilkan pada gambar 4.15. Gambar 4.15 Grafik CVL responden berjalan cepat di bidang datar Gambar 4.15 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Berikutnya dilakukan perhitungan distribusi nilai tingkat kelelahan CVL pada enam fase berjalan. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan CVL pengguna prosthetic pada aktivitas berjalan cepat, yaitu pada tabel 4.19. Melalui pengamatan langsung di lapangan setiap aktivitas berjalan sejauh 12 meter dapat diketahui jumlah siklus berjalan responden. Perhitungan CVL per fase berjalan dipaparkan pada penjelasan, berikut: 1. Pengamatan jumlah siklus berjalan, Pengamatan berjalan pengguna prosthetic dilakukan langsung di lapangan berjalan pengguna prosthetic . Setiap percobaan berjalan dihitung jumlah siklus yang dihasilkan. Rekapitulasi hasil penghitungan jumlah siklus disajikan pada tabel 4.20. 14,5 15 15,5 16 16,5 17 17,5 18 18,5 P1 P2 P3 P4 C a rd io v a sc u le r Percobaan Ke- CVL Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 40 Tabel 4.20 Hasil pengamatan jumlah siklus berjalan Responden Percobaan Jalan ke- jumlah siklus Rata-rata Siklus Jumlah Siklus P1 P2 P3 P4 Amputee 19 19 19 19 19 19 Normal 1 9 9,5 9 9 9,125 9 Normal 2 9 10 9,5 9 9,375 9 Normal 3 8 10 9,5 9 9,125 9 Normal 4 8 9 9 10 9 9 Normal 5 9 9 9,5 9 9,125 9 Hasil pengamatan terhadap jumlah siklus berjalan cepat di bidang datar pada tabel 4.20 menunjukkan jumlah siklus jalan untuk aktifitas jalan cepat pada bidang datar mengalami perubahan yang tidak terlalu besar untuk masing- masing responden di tiap percobaannya. Perhitungan lebih lanjut diambil nilai rata-rata jumlah siklus yang terjadi yaitu 19 siklus untuk responden a mputee pengguna prosthetic dan 9 siklus responden normal. 2. Perhitungan rata-rata distribusi CVL per siklus untuk setiap aktivitas berjalan, Perhitungan distribusi rata-rata CVL per siklus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu membagi nilai CVL pada tabel 4.19 dengan jumlah siklus pada tabel 4.20. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya, ü Pada amputee pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, = 19 29 , 18 = 0,963 ü Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, = 9 45 , 15 = 1,717 ü Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, = 9 79 , 15 = 1,754 ü Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, = 8 86 , 17 = 2,232 commit to user IV - 41 ü Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, = 8 66 , 14 = 1,832 ü Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, = 9 36 , 16 = 1,818 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap siklus. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Rata-rata distribusi CVL per siklus berjalan cepat di bidang datar Responden Distribusi rata-rata CVL per Siklus pada Percobaan Jalan ke- dalam P1 P2 P3 P4 Amputee 0,96 0,87 0,96 0,88 Normal 1 1,72 1,84 2,07 1,77 Normal 2 1,75 1,68 1,81 2,00 Normal 3 2,23 1,71 1,72 2,24 Normal 4 1,83 2,03 2,16 1,79 Normal 5 1,82 1,79 1,83 1,95 Penentuan distribusi nilai CVL pada tabel 4.21 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui nilai distribusi CVL per siklus untuk setiap percobaan jalan. Grafik ditampilkan pada gambar 4.16. Gambar 4.16 Grafik rata-rata distribusi CVL per siklus jalan cepat di bidang datar 0,5 1 1,5 2 2,5 P1 P2 P3 P4 C a rd io v a sc u le r Percobaan Ke- CVL per Siklus Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 42 Nilai CVL per siklus a mputee lebih kecil dari CVL responden normal. Hal ini dikarenakan jumlah siklus berjalan amputee lebih banyak dari responden normal. Pola grafik nilai CVL amputee dan responden normal memiliki kesetaraan. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal. 3. Pemilihan nilai CVL per siklus terbesar, Pemilihan ini dilakukan terhadap nilai hasil perhitungan distribusi CVL terbesar dari empat kali percobaan. Nilai yang terpilih tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan CVL per fase. Hasil pemilihan disajikan pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Nilai CVL per siklus terbesar Responden CVL per siklus Amputee 0,963 Normal 1 2,072 Normal 2 2,002 Normal 3 2,242 Normal 4 2,163 Normal 5 1,949 Penentuan nilai CVL per siklus terbesar pada tabel 4.21 di atas disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.17 sehingga mudah dalam menganalisis. Gambar 4.17 Grafik pengamatan nilai CVL per siklus terbesar Pola grafik menunjukkan nilai CVL per siklus terbesar gambar 4.17 untuk semua responden. Dari keenam nilai tersebut, pola grafik CVL per siklus berbeda untuk masing-masing responden. commit to user IV - 43 4. Pengamatan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap fase berjalan, Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap data video rekaman. Setiap fase dihitung waktu tempuhnya kemudian dipilih satu siklus dengan rekapitulasi waktu per fasenya. Hasil penghitungan waktu tempuh per fase yang terpilih ditampilkan pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Waktu per fase berjalan cepat di bidang datar Responden Waktu pada Fase ke- detik Waktu 1 Siklus 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,69 0,61 0,6 0,52 0,8 0,87 4,09 Normal 1 0,15 0,19 0,32 0,19 0,1 0,21 1,16 Normal 2 0,16 0,08 0,15 0,19 0,1 0,18 0,86 Normal 3 0,28 0,21 0,43 0,2 0,15 0,22 1,49 Normal 4 0,31 0,13 0,2 0,22 0,16 0,22 1,24 Normal 5 0,34 0,25 0,25 0,31 0,18 0,19 1,52 Hasil pengamatan terhadap waktu di atas disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.18. Gambar 4.18 Grafik hasil pengamatan waktu per fase Pola grafik pada gambar 4.18 hasil pengamatan waktu per fase diatas terlihat bahwa lamanya waktu per fase pada responden a mputee relatif dan responden normal mengalami perubahan disetiap fase. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 F1 F2 F3 F4 F5 F6 W a k tu d e ti k Fase Berjalan Ke- Waktu per Fase Berjalan Cepat Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 44 5. Perhitungan rata-rata distribusi CVL untuk setiap fase berjalan. Data yang dipakai yaitu data pada tabel 4.21 dan 4.22. Perhitungan distribusi CVL untuk setiap fase berjalan menggunakan persamaan 2.4. Contoh perhitungannya, sebagai berikut: ü Fase 1 pada pengguna prosthetic , = 96 , 09 , 4 69 , x = 0,162 ü Fase 1 pada responden normal 1 percobaan 1, = 07 , 2 16 , 1 15 , x = 0,268 ü Fase 1 pada responden normal 2 percobaan 1. = 00 , 02 86 , 16 , x = 0,372 ü Fase 1 pada responden normal 3 percobaan 1, = 24 , 2 49 , 1 28 , x = 0,421 ü Fase 1 pada responden normal 4 percobaan 1. = 16 , 2 24 , 1 31 , x = 0,541 ü Fase 1 pada responden normal 5 percobaan 1. = 95 , 1 52 , 1 34 , x = 0,436 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap fase berjalan untuk pengguna prosthetic . Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.23. Tabel 4.23 CVL per fase responden di bidang datar jalan cepat Responden CVL Fase Ke- 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,162 0,144 0,141 0,122 0,188 0,205 Normal 1 0,268 0,339 0,571 0,339 0,179 0,375 Normal 2 0,372 0,186 0,349 0,442 0,233 0,419 Normal 3 0,421 0,316 0,647 0,301 0,226 0,331 Normal 4 0,541 0,227 0,349 0,384 0,279 0,384 Normal 5 0,436 0,321 0,321 0,398 0,231 0,244 commit to user IV - 45 Hasil tersebut kemudian diplotkan pada grafik berikut, dapat dilihat tingkat kelelahan akibat aktivitas berjalan normal pada pengguna prosthetic dan responden normal. Hasil menunjukkan bahwa nilai CVL untuk prosthetic memiliki kesamaan dibandingkan dengan responden normal. Grafik disajikan pada gambar 4.19. Gambar 4.19 Rata-rata distribusi CVL per fase berjalan cepat di bidang datar Gambar 4.19 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer per fase ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Pola grafik menunjukkan kesetaraan CVL antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal. Hasil perhitungan distribusi CVL per fase pada tabel 4.21 dipasangkan dengan hasil capture gambar video rekaman menggunakan desain prosthetic . Hasilnya disajikan pada gambar 4.20. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 F1 F2 F3 F4 F5 F6 C V L Fase Berjalan Ke- CVL per Fase Berjalan Cepat Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user Responden Fase Amputee Waktu detik 0,6 Durasi detik 0,6 Nilai CVL 0,16 Normal 1 Waktu detik 0,1 Durasi detik 0,1 Nilai CVL 0,26 Normal 2 Waktu detik 0,1 Durasi detik 0,1 Nilai CVL 0,37 Normal 3 Waktu detik 0,2 Durasi detik 0,2 Nilai CVL 0,42 Gambar 4.20 Rat ber IV - 46 Gerakan Kaki ase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 0,69 0,61 0,6 0,52 0,8 0,69 1,30 1,9 2,42 3,22 ,162 0,144 0,141 0,122 0,188 0,15 0,19 0,32 0,19 0,1 0,15 0,34 0,66 0,85 0,95 ,268 0,339 0,571 0,339 0,179 0,16 0,08 0,15 0,19 0,1 0,16 0,24 0,39 0,58 0.68 ,372 0,186 0,349 0,442 0,233 28 0,21 0,43 0,2 0,15 0,28 0,49 0,92 1,12 1,27 ,421 0,316 0,647 0,301 0,226 Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase berjalan cepat di bidang datar se 5 Fase 6 0,87 22 4,09 88 0,205 0,21 95 1,16 79 0,375 0,18 68 0,86 33 0,419 5 0,22 27 1,49 26 0,331 fase commit to user Responden Fase Normal 4 Waktu detik 0,310 Durasi detik 0,31 Nilai CVL 0, Normal 5 Waktu detik 0,340 Durasi detik 0,340 Nilai CVL 0, Gambar 4.20 Rat ber

2. Energi Ekspenditur

Data yang diolah y pengguna prosthetic dan re ekspenditur dan denyut nadi dengan regresi kuadratis de a. Pada pengguna prostheti Denyut nadi pada pengguna ekspenditur sebesar 4,52 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 4,52 Kkalmenit IV - 47 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 0,310 0,130 0,200 0,220 0,160 0,310 0,44 0,64 0,86 1,02 0,541 0,227 0,349 0,384 0,2 0,340 0,250 0,250 0,310 0,180 0,340 0,59 0,84 1,15 1,33 0,436 0,321 0,321 0,398 0, Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase berjalan cepat di bidang datar lanjutan yaitu data pengukuran denyut nadi saat berjala responden normal pada tabel 4.2 dan tabel 4.5 nadi dihitung dengan menggunakan pendekatan ku s dengan persamaan 2.9 Astuti, 1985. hetic percobaan jalan ke-1, ngguna prosthetic adalah 104 denyutmenit. Nila 4,52 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 038 104 + 4.71733 x 10 -4 104 2 Fase 5 Fase 6 0,160 0,220 1,02 1,24 0,279 0,384 0,180 0,190 1,33 1,52 0,231 0,244 fase alan pada 5. Energi n kuantitatif ilai energi commit to user IV - 48 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 1 adalah 105 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 4,60 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 105 + 4.71733 x 10 -4 105 2 Y = 4,60 Kkalmenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 2 adalah 100 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 4,23 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 100 + 4.71733 x 10 -4 100 2 Y = 4,23 Kkalmenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 3 adalah 105 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 4,60 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 105 + 4.71733 x 10 -4 105 2 Y = 4,60 Kkalmenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 4 adalah 97 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 4,02 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 97 + 4.71733 x 10 -4 97 2 Y = 4,02 Kkalmenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 5 adalah 105 denyutmenit. Nilai energi ekspenditur sebesar 4,60 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 105 + 4.71733 x 10 -4 105 2 Y = 4,60 Kkalmenit commit to user IV - 49 Nilai energi ekspenditur dihitung untuk setiap hasil pengukuran denyut nadi, baik untuk pengukuran sebelum dan saat berjalan. Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada tabel 4.24. Tabel 4.24 Energi ekspenditur responden berjalan cepat di bidang datar Responden Energi Ekspenditur Kkalmenit P1 P2 P3 P4 Amputee 4,52 4,23 4,16 4,30 Normal 1 4,60 4,16 4,38 4,09 Normal 2 4,23 4,38 4,23 4,60 Normal 3 4,60 4,23 4,23 4,68 Normal 4 4,02 4,38 4,60 4,23 Normal 5 4,60 4,45 4,38 4,45 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis garis yang ditunjukkan data. Grafik untuk keenam responden dalam 4 percobaan jalan ditampilkan pada gambar 4.21. Gambar 4.21 Energi ekspenditur responden berjalan cepat di bidang datar Gambar 4.21 menunjukkan pola grafik energi ekspenditur amputee hampir sama dengan energi ekspenditur responden normal. Nilai energi ekspenditur ini menunjukkan konsumsi energi amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. 3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 P1 P2 P3 P4 E n e rg i E k sp e n d it u r Percobaan Ke- Energi Ekspenditur Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 50

3. Kebutuhan Kalori

Data yang digunakan yaitu data hasil perhitungan energi ekspenditur pengguna prosthetic dan responden orang normal saat berjalan normal pada tabel 4.24. Perhitungan kebutuhan kalori dipaparkan sebagai berikut: a. Pada pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, Berat badan pengguna prosthetic tanpa prosthetic yaitu 67,5 kg. Energi ekspenditur pada pengguna prosthetic sebesar 4,52 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 4,02 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 5 , 67 60 52 , 4 = 4,02 Kkaljam per kg berat badan b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Energi ekspenditur responden normal 1 saat berjalan sebesar 4,60 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,65 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 7 , 75 60 60 , 4 = 3,65 Kkaljam per kg berat badan c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Energi ekspenditur responden normal 2 saat berjalan adalah sebesar 4,23 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,21 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 79 60 23 , 4 = 3,21 Kkaljam per kg berat badan d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Energi ekspenditur responden normal 3 saat berjalan sebesar 4,60 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,94 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 70 60 60 , 4 = 3,94 Kkaljam per kg berat badan e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Energi ekspenditur responden normal 4 saat berjalan sebesar 4,02 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,77 Kkaljam per kg berat badan. commit to user IV - 51 Kebutuhan kalori = kg x 64 60 02 , 4 = 3,77 Kkaljam per kg berat badan f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Nilai ekspenditur responden normal 5 saat berjalan sebesar 4,60 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,54 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 78 60 60 , 4 = 3,54 Kkaljam per kg berat badan Nilai kebutuhan kalori dihitung untuk setiap hasil perhitungan energi ekspenditur. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Kebutuhan kalori responden berjalan cepat di bidang datar Responden Kebutuhan Kalori Kkaljam per kg berat badan P1 P2 P3 P4 Amputee 4,02 3,76 3,698 3,825 Normal 1 3,65 3,30 3,47 3,24 Normal 2 3,21 3,32 3,21 3,49 Normal 3 3,94 3,63 3,63 4,01 Normal 4 3,77 4,10 4,31 3,97 Normal 5 3,54 3,42 3,37 3,42 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik kebutuhan kalori untuk keenam responden ditampilkan pada gambar 4.22. commit to user IV - 52 Gambar 4.22 Kebutuhan kalori saat berjalan cepat di bidang datar Gambar 4.22 menunjukkan kebutuhan kalori a mputee lebih besar dibanding responden normal. Pola grafik kebutuhan kalori amputee setara dengan kebutuhan kalori responden normal.

4. Konsumsi oksigen VO

2 Max Data yang dipakai yaitu data kecepatan berjalan, data awal pengukuran denyut nadi amputee pengguna prosthetic pada tabel 4.2 dan responden orang normal pada tabel 4.5. Penghitungan konsumsi oksigen VO 2 maks ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Berat badan pengguna prosthetic yaitu 70 kg. Usia pengguna prosthetic yaitu 49 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 104 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 49 = 0,7623 VO 2 maks = AG G HR V Wb ´ - + + + 72 15 , 13 10 263 , = 7623 , 72 10 104 15 , 13 58 , 10 70 263 , ´ - + + + = 0,46 litermenit 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 4 4,1 P1 P2 P3 P4 K e b u tu h a n K a lo ri Percobaan Ke- Kebutuhan Kalori Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 53 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg dengan usia 22 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 105 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 22 = 0,9594 VO 2 maks = 9594 , 72 10 105 15 , 13 09 , 3 10 7 , 75 263 , ´ - + + + = 1,85 litermenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg dengan 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 100 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 100 15 , 13 48 , 3 10 79 263 , ´ - + + + = 2,35 litermenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg dengan usia 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 105 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9521 VO 2 maks = 9521 , 72 10 105 15 , 13 17 , 3 10 70 263 , ´ - + + + = 1,77 litermenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg dengan usia 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 97 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 commit to user IV - 54 VO 2 maks = 9448 , 72 10 97 15 , 13 49 , 2 10 64 263 , ´ - + + + = 1,66 litermenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg dengan usia 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 105 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9375 VO 2 maks = 9375 , 72 10 105 15 , 13 17 , 3 10 78 263 , ´ - + + + = 1,89 litermenit Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Konsumsi oksigen aktivitas berjalan cepat di bidang datar Responden VO2max litermenit P1 P2 P3 P4 Amputee 0,46 0,51 0,51 0,50 Normal 1 1,85 2,02 1,78 2,20 Normal 2 2,35 1,98 1,98 1,59 Normal 3 1,77 1,74 1,57 1,53 Normal 4 1,66 1,83 1,90 2,08 Normal 5 1,89 1,89 2,12 1,57 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.23. commit to user IV - 55 Gambar 4.23 Konsumsi oksigen berjalan cepat di bidang datar Gambar 4.23 menunjukkan VO 2 maks oleh amputee lebih kecil dibanding responden normal. Pola grafik VO 2 maks amputee setarahampir sama dengan VO 2 maks responden normal. Nilai VO 2 maks ini menunjukkan konsumsi oksigen amputee pengguna prosthetic lebih kecil dibanding dengan responden normal.

5. Physiological Cost Index PCI of Walking

Data yang dipakai yaitu data kecepatan berjalan dan data denyut nadi pada pengguna prosthetic dan responden orang normal. Data pengukuran denyut nadi responden pada aktivitas berjalan terdapat pada tabel 4.2 dan tabel 4.5. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Denyut nadi awal amputee pengguna prosthetic yaitu 89 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 104 denyutmenit. Kecepatan a mputee berjalan adalah 9,730 metermenit. PCI = V Do Dt - = 730 , 9 89 104 - = 1,542 denyutmeter 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 P1 P2 P3 P4 K o n su m si O k si g e n Percobaan Ke- Konsumsi Oksigen Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 56 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 1 yaitu 88 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 105 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal adalah 55,8 metermenit. PCI = V Do Dt - = 8 , 55 88 105 - = 0,305 denyutmenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 2 yaitu 82 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 100 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal adalah 54,6 metermenit. PCI = V Do Dt - = 6 , 54 82 100 - = 0,330 denyutmeter d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 3 yaitu 85 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 105 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden adalah 56,229 metermenit. PCI = V Do Dt - = 229 , 56 85 105 - = 0,356 denyutmeter e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 4 yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 97 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal adalah 45,4 metermenit. PCI = V Do Dt - commit to user IV - 57 = 4 , 45 80 97 - = 0,374 denyutmeter f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 5 yaitu 87 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 105 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal adalah 65,382 metermenit. PCI = V Do Dt - = 382 , 65 87 105 - = 0,275 denyutmeter Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung PCI of walking pada responden selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.27. Tabel 4.27 PCI of walking responden berjalan cepat di bidang datar Responden PCI denyutmeter P1 P2 P3 P4 Amputee 1,542 1,458 1,711 1,439 Normal 1 0,305 0,365 0,403 0,396 Normal 2 0,330 0,386 0,343 0,366 Normal 3 0,356 0,383 0,373 0,431 Normal 4 0,374 0,370 0,343 0,345 Normal 5 0,275 0,327 0,301 0,437 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.24. commit to user IV - 58 Gambar 4.24 PCI of walking berjalan normal di bidang datar Gambar 4.24 menunjukkan PCI of walking oleh amputee lebih tinggi dibanding responden normal. Pola grafik PCI of walking amputee setarahampir sama dengan responden normal. Nilai PCI of walking ini menunjukkan tingkat fisiologi amputee pengguna prosthetic lebih tinggi dibanding dengan responden normal.

4.2.4 Menentukan Nilai Pengukuran Aspek Fisiologi di Bidang Miring

Aspek fisiologi yang diukur dalam penelitian berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring adalah tingkat kelelahan yang ditunjukkan melalui perhitungan CVL, konsumsi energi melalui perhitungan energi ekspenditur, kebutuhan kalori, konsumsi oksigen melalui perhitungan VO 2 maks, dan physiological cost index PCI of walking .

1. Tingkat Kelelahan CVL

Perhitungan tingkat kelelahan CVL menggunakan persamaan 2.2. Data yang digunakan adalah data denyut nadi per menit sebelum istirahat dan setelah berjalan seperti pada tabel 4.2 dan tabel 4.5, data kecepatan berjalan, dan denyut maksimum dari responden. Perhitungan CVL pengguna prosthetic maupun orang normal dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: a. Percobaan 1 P1 pengguna, Denyut nadi maksimum amputee pengguna prosthetic sebesar 171 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi amputee pengguna 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 P1 P2 P3 P4 P C I o f W a lk in g Percobaan Ke- PCI of Walking Responden Saat Berjalan Cepat di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 59 prosthetic adalah 90 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 107 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 18,29 . CVL = 29 , 18 100 90 171 90 107 = - - x b. Percobaan 1 P1 responden normal 1, Denyut nadi maksimum responden normal 1 sebesar 198 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 1 adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 95 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 12,71 . CVL = 71 , 12 100 80 198 80 95 = - - x c. Percobaan 1 P1 responden normal 2, Denyut nadi maksimum responden normal 2 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 2 adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 98 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 15,52 . CVL = 52 , 15 100 80 196 80 98 = - - x d. Percobaan 1 P1 responden normal 3, Denyut nadi maksimum responden normal 3 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 3 adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 91 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 9,40 . CVL = 40 , 9 100 80 197 80 91 = - - x e. Percobaan 1 P1 responden normal 4, Denyut nadi maksimum responden normal 4 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal 4 adalah 88 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 103 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 13,89 . CVL = 89 , 13 100 88 196 88 103 = - - x commit to user IV - 60 f. Percobaan 1 P1 responden normal 5, Denyut nadi maksimum responden normal 5 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 88 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 105 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 15,60 . CVL = 60 , 15 100 88 197 88 105 = - - x Rekapitulasi hasil penghitungan CVL responden normal dan amputee pengguna prosthetic berjalan normal menaiki dan menurungi bidang miring ditampilkan pada tabel 4.28. Tabel 4.28 CVL responden berjalan normal di bidang miring Responden Pengukuran CVL P1 P2 P3 P4 Amputee 18,29 16,47 18,18 16,67 Normal 1 12,71 11,11 10,17 6,90 Normal 2 15,52 15,25 16,36 15,18 Normal 3 9,40 8,04 7,76 7,34 Normal 4 13,89 13,33 13,08 13,39 Normal 5 15,60 15,38 15,04 14,91 Hasil perhitungan CVL dibuat grafik agar dapat dianalisis dengan cara membandingkan nilai CVL pengguna prosthetic dan responden normal terhadap kondisi fisiologi dari keduanya. Grafik ditampilkan pada gambar 4.25. Gambar 4.25 Grafik hasil perhitungan CVL di bidang miring 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 61 Gambar 4.25 menunjukkan nilai CVL amputee pengguna prosthetic lebih besar dibanding responden normal. Pola grafik CVL amputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Berikutnya dilakukan perhitungan distribusi nilai tingkat kelelahan CVL pada enam fase berjalan. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan CVL pengguna prosthetic pada aktivitas berjalan, yaitu pada tabel 4.28. Melalui pengamatan langsung di lapangan diketahui jumlah siklus berjalan sejauh 12 meter, setiap siklus terdiri dari enam fase. Perhitungan CVL per fase berjalan dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: 1. Pengamatan jumlah siklus berjalan, Pengamatan berjalan pengguna prosthetic dilakukan langsung di lapangan berjalan pengguna prosthetic . Setiap percobaan berjalan dihitung jumlah siklus yang dihasilkan. Rekapitulasi hasil penghitungan jumlah siklus ditampilkan pada tabel 4.29. Tabel 4.29 Jumlah siklus berjalan menaiki dan menuruni di bidang miring Responden Percobaan Jalan ke- jumlah siklus Rata-rata Siklus Jumlah Siklus P1 P2 P3 P4 Amputee 10 10,5 10 10 10,125 10 Normal 1 6 6 6 6 6 6 Normal 2 6 6 7 7 6,5 6 Normal 3 6 6,5 6 6 6,125 6 Normal 4 6 6 6 6,5 6,125 6 Normal 5 6 6 6,5 6,5 6,25 6 Hasil pengamatan terhadap jumlah siklus yang terjadi dalam setiap percobaan berjalan pada tabel 4.29 menunjukkan disetiap replikasi percobaan jumlah siklusnya berbeda baik responden normal maupun amputee pengguna prosthetic . Dalam perhitungan lebih lanjut diambil nilai rata-rata jumlah siklus yang terjadi yaitu 6 siklus untuk responden normal dan 10 siklus untuk amputee pengguna prosthetic . commit to user IV - 62 2. Perhitungan distribusi CVL per siklus untuk setiap aktivitas berjalan, Perhitungan distribusi CVL per siklus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu membagi nilai CVL pada tabel 4.28 dengan jumlah siklus pada tabel 4.29. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya, ü Pada amputee pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, = 10 29 , 18 = 1,829 ü Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, = 6 71 , 12 = 2,119 ü Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, = 6 52 , 15 = 2,586 ü Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, = 6 40 , 9 = 1,567 ü Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, = 6 89 , 13 = 2,315 ü Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, = 6 60 , 15 = 2,599 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap siklus selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.30. Tabel 4.30 Rata-rata distribusi CVL per siklus berjalan normal di bidang miring Responden Distribusi CVL per Siklus pada Percobaan Jalan ke- dalam P1 P2 P3 P4 Amputee 1,829 1,569 1,818 1,667 Normal 1 2,119 1,852 1,695 1,149 Normal 2 2,586 2,542 2,338 2,168 Normal 3 1,567 1,236 1,293 1,223 Normal 4 2,315 2,222 2,181 2,060 Normal 5 2,599 2,564 2,314 2,294 commit to user IV - 63 Penentuan distribusi nilai CVL pada tabel 4.30 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui nilai distribusi CVL per siklus untuk setiap percobaan jalan. Grafik distribusi CVL per siklus berjalan menaiki dan menuruni bidang miring ditampilkan pada gambar 4.26. Gambar 4.26 Grafik rata-rata distribusi CVL per siklus di bidang miring Nilai CVL per siklus a mputee lebih kecil dari CVL responden normal. Hal ini dikarenakan jumlah siklus berjalan amputee lebih banyak dari responden normal. Pola grafik nilai CVL amputee setara dengan responden normal. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal. 3. Pemilihan nilai CVL per siklus terbesar, Pemilihan ini dilakukan terhadap nilai hasil perhitungan distribusi CVL terbesar dari empat kali percobaan. Nilai yang terpilih tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan CVL per fase. Hasil pemilihan ditampilkan pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Nilai CVL per siklus terbesar Responden CVL per siklus Amputee 1,829 Normal 1 2,119 Normal 2 2,586 Normal 3 1,567 Normal 4 2,315 Normal 5 2,599 0,5 1 1,5 2 2,5 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL per Siklus Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 64 Penentuan nilai CVL per siklus terbesar pada tabel 4.31 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis. Grafik ditampilkan pada gambar 4.27. Gambar 4.27 Grafik pengamatan CVL per siklus terbesar berjalan menaiki dan menuruni bidang miring Pola grafik menunjukkan nilai CVL per siklus terbesar untuk semua responden. Dari keenam nilai tersebut, pola grafik CVL per siklus antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal berbeda. 4. Pengamatan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap fase berjalan, Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap data video rekaman. Setiap fase dihitung waktu tempuhnya kemudian dipilih satu siklus dengan rekapitulasi waktu per fasenya. Hasil penghitungan waktu tempuh per fase yang terpilih ditampilkan pada tabel 4.32. Tabel 4.32 Waktu per fase berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring Responden Waktu pada Fase ke- detik Waktu 1 Siklus 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,97 0,5 1,24 1,49 1,03 0,72 5,95 Normal 1 0,37 0,19 0,37 0,39 0,22 0,2 1,74 Normal 2 0,31 0,16 0,21 0,32 0,24 0,2 1,44 Normal 3 0,56 0,18 0,31 0,33 0,26 0,15 1,79 Normal 4 0,4 0,31 0,48 0,49 0,3 0,2 2,18 Normal 5 0,35 0,21 0,25 0,41 0,25 0,21 1,68 commit to user IV - 65 Hasil pengamatan terhadap waktu per fase berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring pada tabel 4.32 disajikan dalam bentuk grafik. Grafik ditampilkan pada gambar 4.28. Gambar 4.28 Grafik waktu per fase responden di bidang miring Pola grafik 4.28 menjelaskan lamanya waktu yang digunakan responden dalam berjalan normal di bidang miring. Pola grafik responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal memiliki kesetaraan pada semua fase. 5. Perhitungan rata-rata distribusi CVL untuk setiap fase berjalan. Data yang dipakai yaitu data pada tabel 4.31 dan 4.32. Perhitungan distribusi CVL untuk setiap fase berjalan menggunakan persamaan 2.4. Contoh perhitungannya dipaparkan, sebagai berikut: ü Fase 1 pada pengguna prosthetic , = 83 , 1 95 , 5 , 1 x = 0,298 ü Fase 1 pada responden normal 1 percobaan 1, = 12 , 2 74 , 1 37 , x = 0,451 ü Fase 1 pada responden normal 2 percobaan 1. = 59 , 2 44 , 1 31 , x = 0,557 ü Fase 1 pada responden normal 3 percobaan 1, = 57 , 01 79 , 1 56 , x = 0,490 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 W a k tu d e ti k Fase Berjalan Ke- Waktu per Fase Berjalan Cepat Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 66 ü Fase 1 pada responden normal 4 percobaan 1. = 31 , 2 18 , 2 40 , x = 0,425 ü Fase 1 pada responden normal 5 percobaan 1. = 60 , 2 68 , 1 35 , x = 0,542 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap fase berjalan untuk pengguna prosthetic . Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Rata-rata distribusi nilai CVL per fase berjalan normal di bidang miring Responden CVL Fase Ke- 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,298 0,154 0,381 0,458 0,317 0,221 Normal 1 0,451 0,231 0,451 0,475 0,268 0,244 Normal 2 0,557 0,287 0,377 0,575 0,431 0,359 Normal 3 0,490 0,158 0,271 0,289 0,228 0,131 Normal 4 0,425 0,329 0,510 0,520 0,319 0,212 Normal 5 0,542 0,325 0,387 0,634 0,387 0,325 Hasil distribusi CVL per fase berjalan menaiki danmenuruni bidang miring pada tabel 4.33 diplotkan dalam grafik, dapat diamati tingkat kelelahan akibat aktivitas berjalan normal pada pengguna prosthetic dan responden normal. Grafiknya ditampilkan pada gambar 4.29. Gambar 4.29 Rata-rata distribusi CVL per fase responden di bidang miring 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 C V L Fase Berjalan Ke- CVL per Fase Berjalan Cepat Responden Di Bidang Datar Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 67 Gambar 4.29 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer per fase ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dan setara dengan responden normal. Hasil perhitungan distribusi CVL per fase pada tabel 4.33 dipasangkan dengan hasil capture gambar video rekaman menggunakan desain prosthetic . Hasilnya ditampilkan pada gambar 4.30. Responden Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Fase 6 Amputee Waktu detik 0,97 0,5 1,24 1,49 1,03 0,72 Durasi detik 0,97 1,47 2,71 4,2 5,23 5,95 Nilai CVL 0,298 0,154 0,381 0,458 0,317 0,221 Normal 1 Waktu detik 0,37 0,19 0,37 0,39 0,22 0,2 Durasi detik 0,37 0,56 0,93 1,32 1,54 1,74 Nilai CVL 0,451 0,231 0,451 0,475 0,268 0,244 Gambar 4.30 Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase berjalan di bidang miring commit to user Responden F Normal 2 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 3 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 4 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Gambar 4.30 Rata-ra di bidan IV - 68 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 0,31 0,16 0,21 0,32 0,31 0,47 0,68 1 0,557 0,287 0,377 0,575 0,56 0,18 0,31 0,33 0,56 0,74 1,05 1,38 0,490 0,158 0,271 0,289 0,4 0,31 0,48 0,49 0,4 0,71 1,19 1,68 0,425 0,329 0,510 0,520 rata distribusi CVL pada gerak per fase be ang miring lanjutan Fase 5 Fase 6 0,24 0,2 1,24 1,44 0,431 0,359 0,26 0,15 1,64 1,79 0,228 0,131 0,3 0,2 1,98 2,18 0,319 0,212 berjalan commit to user Responden F Normal 5 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Gambar 4.30 Dist di b

2. Energi Ekspenditur

Data yang diolah berjalan pada tabel 4.2 dan dengan menggunakan pende persamaan 2.5 Astuti, 1985 a. Pada pengguna prostheti Denyut nadi pada amp Energi ekspenditur sebes Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 4,754 Kkalmenit b. Pada responden normal 1 Denyut nadi pada responde ekspenditur sebesar 3,89 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 1.80411 - 0.022903 Y = 3,886 Kkalmenit c. Pada responden normal 2 Denyut nadi pada responde ekspenditur sebesar 4,09 Y = 1.80411 - 0.022903 IV - 69 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 0,35 0,21 0,25 0,41 0,35 0,56 0,81 1,22 0,542 0,325 0,387 0,634 Distribusi CVL pada gerak per fase berjalan di bidang miring lanjutan h yaitu data pengukuran denyut nadi responde n tabel 4.5. Energi ekspenditur dan denyut nadi endekatan kuantitatif dengan regresi kuadratis , 1985. hetic percobaan jalan ke-1, amputee pengguna prosthetic adalah 107 denyut besar 4,75 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 038 107 + 4.71733 x 10-4 107 2 al 1 percobaan jalan ke-1, esponden normal 1 adalah 95 denyutmenit. 9 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 038 95 + 4.71733 x 10-4 95 2 al 2 percobaan jalan ke-1, esponden normal 2 adalah 98 denyutmenit. 4,09 Kkalmenit. 038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Fase 5 Fase 6 0,25 0,21 1,47 1,68 0,387 0,325 alan sponden saat dihitung tis dengan yutmenit. nit. Energi nit. Energi commit to user IV - 70 Y = 1.80411 - 0.0229038 98 + 4.71733 x 10-4 98 2 Y = 4,090 Kkalmenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 3 adalah 91 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 3,63 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 91 + 4.71733 x 10-4 91 2 Y = 3,626 Kkalmenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 4 adalah 103 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,45 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 103 + 4.71733 x 10-4 103 2 Y = 4,450 Kkalmenit f. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 5 adalah 105 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,60 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10-4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 105 + 4.71733 x 10-4 105 2 Y = 4,600 Kkalmenit Nilai energi ekspenditur dihitung untuk setiap hasil pengukuran denyut nadi, baik untuk pengukuran sebelum dan saat berjalan. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.34. Tabel 4.34 Energi ekspenditur responden berjalan di bidang miring Responden Energi Ekspenditur Kkalmenit P1 P2 P3 P4 Amputee 4,754 4,600 4,231 3,953 Normal 1 3,886 3,819 3,690 3,564 Normal 2 4,090 3,953 4,524 4,303 Normal 3 3,626 3,819 3,564 3,953 Normal 4 4,450 4,600 4,450 4,160 Normal 5 4,600 4,090 4,303 4,231 commit to user IV - 71 Hasil perhitungan yang ditampilkan pada tabel 4.34 disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis garis yang ditunjukkan data. Grafik untuk keenam responden dalam 4 percobaan jalan ditampilkan pada gambar 4.31. Gambar 4.31 Energi ekspenditur responden berjalan di bidang miring Gambar 4.31 menunjukkan nilai energi ekspenditur amputee pengguna prosthetic lebih besar dibanding orang normal. Pola grafik energi ekspenditur amputee hampir sama dengan energi ekspenditur responden normal. Nilai energi ekspenditur ini menunjukkan konsumsi energi amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal.

3. Kebutuhan Kalori

Data yang dipakai yaitu data hasil perhitungan energi ekspenditur pengguna prosthetic dan responden normal saat berjalan normal pada tabel 4.34. Penghitungan kebutuhan kalori ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.6. Perhitungan kebutuhan kalori ditampilkan pada penjelasan, sebagai berikut: a. Pada pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, Berat badan pengguna prosthetic tanpa prosthetic yaitu 67,5 kg. Energi ekspenditur pada pengguna prosthetic sebesar 4,75 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 4,23 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 5 , 67 60 75 , 4 = 4,23 Kkaljam per kg berat badan 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 P1 P2 P3 P4 E n e rg i E k sp e n d it u r Percobaan Ke- Energi Ekspenditur Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 72 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Energi ekspenditur responden normal 1 sebesar 3,89 Kkalmenit. Sehingga responden memerlukan kalori sebesar 3,08 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 7 , 75 60 89 , 3 = 3,08 Kkaljam per kg berat badan c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Energi ekspenditur responden normal 2 sebesar 4,09 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,11 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 79 60 09 , 4 = 3,11 Kkaljam per kg berat badan d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Energi ekspenditur responden normal 3 sebesar 3,63 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,11 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 70 60 63 , 3 = 3,11 Kkaljam per kg berat badan e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Energi ekspenditur responden normal 4 sebesar 4,45 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 4,17 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 64 60 45 , 4 = 4,17 Kkaljam per kg berat badan f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Energi ekspenditur responden normal 5 sebesar 4,60 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 3,54 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 78 60 60 , 4 = 3,54 Kkaljam per kg berat badan commit to user IV - 73 Nilai kebutuhan kalori responden normal berjalan menaiki dan menuruni bidang miring dihitung untuk setiap hasil perhitungan energi ekspenditur. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.35. Tabel 4.35 Kebutuhan kalori responden berjalan di bidang miring Responden Kebutuhan Kalori Kkaljam per kg berat badan P1 P2 P3 P4 Amputee 4,23 4,09 3,76 3,54 Normal 1 3,08 3,03 2,92 2,82 Normal 2 3,11 3,00 3,44 3,27 Normal 3 3,11 3,27 3,05 3,39 Normal 4 4,17 4,31 4,17 3,90 Normal 5 3,54 3,15 3,31 3,25 Hasil perhitungan pada tabel 4.34 disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik kebutuhan kalori keenam responden ditampilkan pada gambar 4.32. Gambar 4.32 Kebutuhan kalori responden berjalan di bidang miring Gambar 4.32 menunjukkan kebutuhan kalori a mputee lebih besar dibanding responden normal. Pola grafik kebutuhan kalori amputee setara dengan kebutuhan kalori responden normal. 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 P1 P2 P3 P4 K e b u tu h a n K a lo ri Percobaan Ke- Kebutuhan Kalori Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 74

4. VO

2 Max Penghitungan konsumsi oksigen VO 2maks ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Berat badan pengguna prosthetic yaitu 67,5 kg. Usia pengguna prosthetic yaitu 49 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 107 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 49 = 0,7623 VO 2 maks = AG G HR V Wb ´ - + + + 72 15 , 13 10 263 , = 7623 , 72 10 107 15 , 13 45 , 10 5 , 67 263 , ´ - + + + = 0,45 litermenit b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg dan berusia 22 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 95 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 22 = 0,9594 VO 2 maks = 9594 , 72 10 95 15 , 13 40 , 2 10 7 , 75 263 , ´ - + + + = 1,95 litermenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1 Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg dan berusia 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 98 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 98 15 , 13 32 , 3 10 79 263 , ´ - + + + = 2,39 litermenit commit to user IV - 75 d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg dan berusia 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 91 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9521 VO 2 maks = 9521 , 72 10 91 15 , 13 70 , 2 10 70 263 , ´ - + + + = 2,30 litermenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg dan berusia 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 103 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 103 15 , 13 80 , 1 10 64 263 , ´ - + + + = 1,11 litermenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg dan berusia 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 105 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9375 VO 2 maks = 9375 , 72 10 105 15 , 13 60 , 3 10 78 263 , ´ - + + + = 2,10 litermenit Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen responden saat berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.36. commit to user IV - 76 Tabel 4.36 Konsumsi oksigen responden berjalan di bidang miring Responden VO2max litermenit P1 P2 P3 P4 Amputee 0,45 0,36 0,45 0,47 Normal 1 1,95 2,83 2,25 3,02 Normal 2 2,39 2,53 2,19 1,95 Normal 3 2,30 2,19 2,38 2,19 Normal 4 1,11 0,88 1,11 1,19 Normal 5 2,10 2,35 2,16 1,78 Hasil perhitungan pada tabel 4.36 disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.33. Gambar 4.33 Konsumsi oksigen responden berjalan di bidang miring Gambar 4.33 menunjukkan VO 2 maks oleh amputee lebih kecil dibanding responden normal. Pola grafik VO 2 maks amputee setarahampir sama dengan VO 2 maks responden normal. Nilai VO 2 maks ini menunjukkan konsumsi oksigen amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal.

5. Physiological Cost Index PCI of Walking

Data yang dipakai yaitu data kecepatan berjalan dan data denyut nadi pada pengguna prosthetic dan responden orang normal. Data pengukuran denyut nadi 0,5 1 1,5 2 2,5 P1 P2 P3 P4 K o n su m si O k si g e n Percobaan Ke- Konsumsi Oksigen Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 77 responden aktivitas berjalan pada tabel 4.2 dan tabel 4.5. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Denyut nadi awal amputee pengguna prosthetic yaitu 90 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 97 denyutmenit. Kecepatan amputee berjalan adalah 7,5 metermenit. PCI = V Do Dt - = 5 , 7 90 97 - = 2,267 denyutmeter b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 1 yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 95 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden normal adalah 51,429 metermenit. PCI = V Do Dt - = 429 , 51 80 95 - = 0,292 denyutmeter c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 2 yaitu 90 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 98 denyutmenit. Kecepatan berjalan responden adalah 55,385 metermenit. PCI = V Do Dt - = 385 , 55 90 98 - = 0,325 denyutmeter d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 3 yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 91 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 45 metermenit. commit to user IV - 78 PCI = V Do Dt - = 45 80 91 - = 0,244 denyutmeter e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 4 yaitu 88 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 103 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 30 metermenit. PCI = V Do Dt - = 30 88 103 - = 0,5 denyutmeter f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal responden normal 5 yaitu 88 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 105 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 60 metermenit. PCI = V Do Dt - = 60 88 105 - = 0,283 denyutmeter Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung PCI of walking pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.37. Tabel 4.37 PCI of walking responden berjalan di bidang miring Responden PCI P1 P2 P3 P4 Amputee 2,267 3,600 2,913 1,943 Normal 1 0,292 0,271 0,267 0,156 Normal 2 0,325 0,325 0,300 0,307 Normal 3 0,244 0,188 0,200 0,156 Normal 4 0,500 0,603 0,467 0,521 Normal 5 0,283 0,325 0,307 0,401 commit to user IV - 79 Hasil perhitungan pada tabel 4.37 disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen responden berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring ditampilkan pada gambar 4.34. Gambar 4.34 PCI of walking responden berjalan di bidang miring Gambar 4.34 menunjukkan PCI of walking oleh amputee lebih tinggi dibanding responden normal. Pola grafik PCI of walking amputee setarahampir sama dengan responden normal. Nilai PCI of walking ini menunjukkan tingkat fisiologi amputee pengguna prosthetic lebih tinggi dibanding dengan responden normal.

4.2.5 Menentukan Nilai Pengukuran Aspek Fisiologi di Bidang Tangga

Aspek fisiologi yang diukur dalam penelitian berjalan normal menaiki dan menuruni bidang tangga adalah tingkat kelelahan yang ditunjukkan melalui perhitungan CVL, konsumsi energi melalui perhitungan energi ekspenditur, kebutuhan kalori, konsumsi oksigen melalui perhitungan VO 2 maks, dan physiological cost index PCI of walking .

1. Tingkat Kelelahan CVL

Perhitungan tingkat kelelahan CVL dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.2. Data yang digunakan adalah data hasil perhitungan denyut nadi per menit, sebelum istirahat dan setelah berjalan, dan denyut maksimum dari 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 P1 P2 P3 P4 P C I o f W a lk in g Percobaan Ke- PCI of Walking Responden Saat Berjalan di Bidang Miring Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 80 pengguna prosthetic maupun orang normal pada tabel 4.2 dan tabel 4.5. Perhitungan CVL pengguna prosthetic maupun orang normal, sebagai berikut: a. Percobaan 1 P1 pengguna, Denyut nadi maksimum pengguna prosthetic sebesar 171 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi pengguna prosthetic adalah 90 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 105 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 18,52 . CVL = 52 , 18 100 90 171 90 105 = - - x b. Percobaan 1 P1 responden normal 1, Denyut nadi maksimum responden normal 1 sebesar 198 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 97 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 14,41 . CVL = 41 , 14 100 80 198 80 97 = - - x c. Percobaan 1 P1 responden normal 2, Denyut nadi maksimum responden normal 2 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi adalah 2 adalah 80 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 98 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 15,52 . CVL = 52 , 15 100 80 196 80 98 = - - x d. Percobaan 1 P1 responden normal 3, Denyut nadi maksimum responden normal 3 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi adalah 81 denyutmenit. Sedangkan setelah berjalan, denyut nadi adalah 96 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 12,93 . CVL = 93 , 12 100 81 197 81 96 = - - x e. Percobaan 1 P1 responden normal 4, Denyut nadi maksimum responden normal 4 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi adalah 85 denyutmenit. Setelah commit to user IV - 81 berjalan, denyut nadi adalah 101 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 14,41 . CVL = 41 , 14 100 85 196 85 101 = - - x f. Percobaan 1 P1 responden normal 5, Denyut nadi maksimum responden normal 5 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi adalah 83 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 102 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 16,67 . CVL = 67 , 16 100 83 197 83 102 = - - x Rekapitulasi hasil perhitungan CVL responden berjalan normal menaiki dan menuruni bidang tangga ditampilkan pada tabel 4.38. Tabel 4.38 CVL responden berjalan di bidang tangga Responden Pengukuran CVL P1 P2 P3 P4 Amputee 18,52 17,58 17,24 15,38 Normal 1 14,41 14,29 14,52 13,79 Normal 2 15,52 15,38 14,66 11,86 Normal 3 12,93 12,61 11,97 10,43 Normal 4 14,41 13,68 14,53 12,40 Normal 5 16,67 13,68 13,04 12,61 Hasil perhitungan CVL dibuat grafik agar dapat dianalisis dengan cara membandingkan nilai CVL pengguna prosthetic dan responden normal terhadap kondisi fisiologi dari keduanya. Grafik ditampilkan pada gambar 4.35. commit to user IV - 82 Gambar 4.35 Grafik CVL responden di bidang tangga Gambar 4.35 menggambarkan hasil perhitungan CVL semua responden saat beraktivitas berjalan menaiki dan menuruni tangga. Nilai CVL a mputee pengguna prosthetic lebih besar dibanding orang normal. Pola grafik CVL responden setara pada keempat percobaan. Hal ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic lebih besar dibanding orang normal dan pola grafik yang terbentuk cenderung setarahampir sama. Berikutnya dilakukan perhitungan distribusi nilai tingkat kelelahan CVL pada enam fase berjalan. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan CVL pengguna prosthetic pada aktivitas berjalan, yaitu pada tabel 4.38. Melalui pengamatan langsung di lapangan dapat diketahui jumlah siklus berjalan, setiap siklus terdiri dari enam fase. Perhitungan CVL per fase berjalan dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: 1. Pengamatan jumlah siklus berjalan, Pengamatan berjalan pengguna prosthetic dilakukan langsung di lapangan berjalan pengguna prosthetic . Setiap percobaan berjalan dihitung jumlah siklus yang dihasilkan. Rekapitulasi hasil penghitungan jumlah siklus berjalan normal menaiki dan menuruni tangga ditampilkan pada tabel 4.39. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 83 Tabel 4.39 Jumlah siklus berjalan responden di bidang tangga Responden Percobaan Jalan ke- jumlah siklus Rata-rata Siklus Jumlah Siklus P1 P2 P3 P4 Amputee 7 7 7 7 7 7 Normal 1 5 5 5,5 5,5 5,25 5 Normal 2 5 5 5,5 5 5,125 5 Normal 3 5,5 5,5 5,5 5 5,375 5 Normal 4 5 5 5,5 5 5,125 5 Normal 5 5 5 5 5 5 5 Hasil pengamatan terhadap jumlah siklus yang terjadi dalam setiap percobaan berjalan pada tabel 4.39 terlihat bahwa disetiap replikasi percobaan jumlah siklusnya berbeda baik responden normal maupun amputee pengguna prosthetic . Dalam perhitungan lebih lanjut diambil nilai rata-rata jumlah siklus yang terjadi yaitu 5 siklus untuk responden normal dan 7 siklus untuk amputee pengguna prosthetic . 2. Perhitungan distribusi rata-rata CVL per siklus untuk setiap aktivitas berjalan, Perhitungan distribusi rata-rata CVL per siklus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu membagi nilai CVL pada tabel 4.38 dengan jumlah siklus pada tabel 4.39. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya menggunakan persamaan 2.3. ü Pada amputee pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, = 7 52 , 18 = 2,646 ü Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, = 5 41 , 14 = 2,881 ü Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, = 5 52 , 15 = 3,103 ü Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, = 5 93 , 12 = 2,351 commit to user IV - 84 ü Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, = 5 41 , 14 = 2,883 ü Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, = 5 67 , 16 = 3,333 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap siklus berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.40. Tabel 4.40 Rata-rata distribusi CVL per siklus berjalan di bidang tangga Responden Distribusi CVL per Siklus pada Percobaan Jalan ke- dalam P1 P2 P3 P4 Amputee 2,65 2,51 2,46 2,20 Normal 1 2,88 2,86 2,64 2,51 Normal 2 3,10 3,08 2,66 2,37 Normal 3 2,35 2,29 2,18 2,09 Normal 4 2,88 2,74 2,64 2,48 Normal 5 3,33 2,74 2,61 2,52 Penentuan distribusi nilai CVL pada tabel 4.40 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui nilai distribusi CVL per siklus untuk setiap percobaan jalan. Grafik ditampilkan pada gambar 4.36. Gambar 4.36 Grafik rata-rata distribusi CVL per siklus di bidang tangga 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL per Siklus Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 85 Gambar 4.36 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. 3. Pemilihan nilai CVL per siklus terbesar, Pemilihan ini dilakukan terhadap nilai hasil perhitungan distribusi CVL terbesar dari empat kali percobaan. Nilai yang terpilih tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan CVL per fase. Hasil pemilihan CVL per siklus berjalan normal menaiki dan menuruni bidang miring terbesar ditampilkan pada tabel 4.41. Tabel 4.41 Nilai CVL per siklus terbesar Responden CVL per siklus Amputee 2,646 Normal 1 2,881 Normal 2 3,103 Normal 3 2,351 Normal 4 2,883 Normal 5 3,333 Penentuan nilai CVL per siklus terbesar pada tabel 4.40 disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui respon yang diberikan responden. Grafik ditampilkan pada gambar 4.37. Gambar 4.37 Grafik pengamatan nilai CVL per siklus terbesar Gambar 4.37 menunjukkan CVL per siklus berjalan normal menaiki dan menuruni tangga terbesar. Pola grafik menunjukkan bahwa responden normal commit to user IV - 86 dan responden amputee pengguna prosthetic memilki nilai CVL per siklus yang berbeda. 4. Pengamatan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap fase berjalan, Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap data video rekaman. Setiap fase dihitung waktu tempuhnya kemudian dipilih satu siklus dengan rekapitulasi waktu per fasenya. Hasil penghitungan waktu tempuh per fase yang terpilih ditampilkan pada tabel 4.42. Tabel 4.42 Waktu per fase berjalan di bidang tangga Responden Waktu pada Fase ke- detik Waktu 1 Siklus 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,97 0,46 0,72 0,47 0,38 0,69 0,38 Normal 1 0,47 0,25 0,3 0,41 0,25 0,31 0,25 Normal 2 0,25 0,19 0,46 0,35 0,2 0,21 0,2 Normal 3 0,31 0,22 0,3 0,22 0,18 0,28 0,18 Normal 4 0,34 0,22 0,35 0,3 0,18 0,25 0,18 Normal 5 0,44 0,28 0,32 0,4 0,22 0,28 0,22 Hasil pengamatan terhadap waktu per fase berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga disajikan dalam bentuk grafik. Grafik ditampilkan pada gambar 4.38. Gambar 4.38 Grafik hasil pengamatan terhadap waktu per fase Pola grafik 4.38 memperlihatkan hasil pengamatan waktu per fase dari siklus waktu terbesar dari 4 percobaan berjalan normal menaiki dan menuruni bidang 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 F1 F2 F3 F4 F5 F6 W a k tu d e ti k Fase Berjalan Ke- Waktu per Fase Berjalan Responden Di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 87 tangga. Pola grafik antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal memiliki pola yang setara. 5. Perhitungan rata-rata distribusi CVL untuk setiap fase berjalan. Data yang dipakai yaitu data pada tabel 4.41 dan 4.42. Perhitungan distribusi rata-rata CVL untuk setiap fase berjalan menggunakan persamaan 2.4. Contoh perhitungannya dipaparkan, sebagai berikut: ü Fase 1 pada pengguna prosthetic , = 65 , 2 69 , 3 , 1 x = 0,695 ü Fase 1 pada responden normal 1 percobaan 1, = 88 , 2 99 , 1 47 , x = 0,681 ü Fase 1 pada responden normal 2 percobaan 1. = 10 , 3 66 , 1 25 , x = 0,467 ü Fase 1 pada responden normal 3 percobaan 1, = 35 , 2 51 , 1 31 , x = 0,483 ü Fase 1 pada responden normal 4 percobaan 1, = 88 , 2 64 , 1 34 , x = 0,598 ü Fase 1 pada responden normal 5 percobaan 1, = 33 , 3 94 , 1 44 , x = 0,756 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap fase berjalan untuk pengguna prosthetic dan responden normal menaiki dan menuruni bidang tangga. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.43. commit to user IV - 88 Tabel 4.43 Rata-rata distribusi CVL per fase Responden CVL Fase Ke- 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,695 0,330 0,516 0,337 0,272 0,495 Normal 1 0,681 0,362 0,434 0,594 0,362 0,449 Normal 2 0,467 0,355 0,860 0,654 0,374 0,393 Normal 3 0,483 0,343 0,467 0,343 0,280 0,436 Normal 4 0,598 0,387 0,615 0,527 0,316 0,439 Normal 5 0,756 0,481 0,550 0,687 0,378 0,481 Hasil distribusi CVL per fase berjalan normal menaiki dan menuruni bidang tangga pada tabel 4.43 diplotkan pada grafik 4.39, dapat dilihat tingkat kelelahan akibat aktivitas berjalan normal pada pengguna prosthetic dan responden normal. Gambar 4.39 Rata-rata distribusi CVL per fase Gambar 4.39 merupakan grafik hasil perhitungan CVL per fase berjalan responden normal dan amputee pengguna prosthetic di bidang tangga. Responden normal dan amputee pengguna prosthetic memiliki pola grafik yang setara disetiap fase berjalannya. Hasil perhitungan distribusi CVL per fase pada tabel 4.40 dipasangkan dengan hasil capture gambar video rekaman menggunakan desain prosthetic . Hasilnya ditampilkan pada gambar 4.40. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 F1 F2 F3 F4 F5 F6 C V L Fase Berjalan Ke- CVL per Fase Berjalan Responden Di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user Responden F Amputee Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 1 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 2 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Gambar 4.40 D IV - 89 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 0,97 0,46 0,72 0,47 0,38 0,97 1,43 2,15 2,62 3,00 0,695 0,330 0,516 0,337 0,272 0,47 0,25 0,3 0,41 0,25 0,47 0,72 1,02 1,43 1,68 0,681 0,362 0,434 0,594 0,362 0,25 0,19 0,46 0,35 0,25 1,44 0,9 1,25 1,45 0,467 0,355 0,860 0,654 0,374 Distribusi CVL per fase di bidang tangga Fase 5 Fase 6 0,38 0,69 3,00 3,69 0,272 0,495 0,25 0,31 1,68 1,99 0,362 0,449 0,2 0,21 1,45 1,66 0,374 0,393 gga commit to user Responden F Normal 3 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 4 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Normal 5 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL Gambar 4.40 Distrib

2. Energi Ekspenditur

Data yang diolah y pengguna prosthetic dan re IV - 90 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 0,31 0,22 0,3 0,22 0,18 0,31 0,53 0,83 1,05 1,23 0,483 0,343 0,467 0,343 0,280 0,34 0,22 0,35 0,3 0,18 0,34 0,56 0,91 1,21 1,39 0,598 0,387 0,615 0,527 0,316 0,44 0,28 0,32 0,4 0,22 0,44 0,72 1,04 1,44 1,66 0,756 0,481 0,550 0,687 0,378 stribusi CVL per fase di bidang tangga lanju h yaitu data pengukuran denyut nadi saat berjal responden normal pada tabel 4.2 dan tabel 4.5 Fase 5 Fase 6 0,18 0,28 1,23 1,51 0,280 0,436 0,18 0,25 1,39 1,64 0,316 0,439 0,22 0,28 1,66 1,94 0,378 0,481 anjutan jalan pada 5. Energi commit to user IV - 91 ekspenditur dan denyut nadi dihitung dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi kuadratis dengan persamaan 2.5 Astuti, 1985. a. Pada pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada pengguna prosthetic adalah 105 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,60 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 105 + 4.71733 x 10 -4 105 2 Y = 4,60 Kkalmenit b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 1 adalah 97 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 3,69 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 97 + 4.71733 x 10 -4 97 2 Y = 4,02 Kkalmenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 2 adalah 98 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,09 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 98 + 4.71733 x 10 -4 98 2 Y = 4,09 Kkalmenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 3 adalah 96 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 3,95 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 96 + 4.71733 x 10 -4 96 2 Y = 3,95 Kkalmenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 4 adalah 101 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,30 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 101 + 4.71733 x 10 -4 101 2 Y = 4,30 Kkalmenit commit to user IV - 92 f. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi pada responden normal 5 adalah 102 denyutmenit. Energi ekspenditur sebesar 4,38 Kkalmenit. Y = 1.80411 - 0.0229038 X + 4.71733 x 10 -4 X 2 Y = 1.80411 - 0.0229038 102 + 4.71733 x 10 -4 102 2 Y = 4,38 Kkalmenit Energi ekspenditur dihitung untuk setiap hasil pengukuran denyut nadi, baik untuk pengukuran sebelum dan saat berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.44. Tabel 4.44 Energi ekspenditur responden berjalan di bidang tangga Responden Energi Ekspenditur Kkalmenit P1 P2 P3 P4 Amputee 4,60 3,95 4,16 3,82 Normal 1 4,02 3,95 3,69 4,09 Normal 2 4,09 4,02 4,02 3,69 Normal 3 3,95 3,75 3,82 3,82 Normal 4 4,30 3,89 3,95 3,56 Normal 5 4,38 3,95 4,02 3,75 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis garis yang ditunjukkan data. Grafik untuk keenam responden dalam 4 percobaan jalan ditampilkan pada gambar 4.41. Gambar 4.41 Energi ekspenditur responden berjalan di bidang tangga 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 P1 P2 P3 P4 E n e rg i E k sp e n d it u r Percobaan Ke- Energi Ekspenditur Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 93 Pola grafik 4.41 menggambarkan pola grafik hasil perhitungan energi ekspenditur aktivitas berjalan responden menaiki dan menuruni bidang tangga. Pola grafik energi ekspenditur responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal di setiap percobaan menunjukkan pola yang setara.

3. Kebutuhan Kalori

Data yang dipakai yaitu data hasil perhitungan energi ekspenditur pada pengguna prosthetic dan responden orang normal saat berjalan normal menaiki dan menuruni bidang tangga pada tabel 4.44. Penghitungan kebutuhan kalori ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.6. Perhitungan kebutuhan kalori dipaparkan pada penjelasan, sebagai berikut: a. Pada pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, Nilai berat badan pengguna prosthetic tanpa prosthetic yaitu 67,5 kg. Energi ekspenditur pada pengguna prosthetic adalah sebesar 4,60 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori sebesar 4,088 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 5 , 67 60 60 , 4 = 4,088 Kkaljam per kg berat badan b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Energi ekspenditur responden sebesar 4,02 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori untuk berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga sebesar 3,19 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 7 , 75 60 02 , 4 = 3,187 Kkaljam per kg berat badan c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Energi ekspenditur responden sebesar 4,09 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori untuk berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga sebesar 3,11 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 79 60 09 , 4 = 3,106 Kkaljam per kg berat badan d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Nilai ekspenditur responden sebesar 3,95 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori untuk berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga sebesar 3,39 Kkaljam per kg berat badan. commit to user IV - 94 Kebutuhan kalori = kg x 70 60 95 , 3 = 3,388 Kkaljam per kg berat badan e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Energi ekspenditur responden sebesar 4,30 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori untuk berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga sebesar 4,03 Kkaljamkg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 64 60 30 , 4 = 4,034 Kkaljam per kg berat badan f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Energi ekspenditur sebesar 4,38 Kkalmenit. Sehingga diperlukan kalori untuk berjalan menaiki dan menuruni bidang tangga sebesar 3,37 Kkaljam per kg berat badan. Kebutuhan kalori = kg x 78 60 38 , 4 = 3,366 Kkaljam per kg berat badan Nilai kebutuhan kalori dihitung untuk setiap hasil perhitungan energi ekspenditur. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.45. Tabel 4.45 Kebutuhan kalori responden berjalan normal di bidang tangga Responden Kebutuhan Kalori Kkaljam per kg berat badan P1 P2 P3 P4 Amputee 4,089 3,514 3,698 3,395 Normal 1 3,187 3,133 2,925 3,242 Normal 2 3,106 3,054 3,054 2,802 Normal 3 3,388 3,218 3,274 3,274 Normal 4 4,034 3,643 3,706 3,341 Normal 5 3,366 3,041 3,093 2,888 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik kebutuhan kalori untuk keenam responden ditampilkan pada gambar 4.42. commit to user IV - 95 Gambar 4.42 Kebutuhan kalori responden berjalan di bidang tangga Gambar 4.42 merupakan gambar yang menunjukkan pola grafik hasil perhitungan kebutuhan kalori responden normal dan responden a mputee pengguna prosthetic . Responden amputee pengguna prosthetic memiliki pola grafik yang setara dengan responden normal. Tampak pada gambar grafik energi ekspenditur mengalami penurunan pada percobaan 2 dan 4, sedangkan pada percobaan ketiga grafik hasil perhitungan kebutuhan kalori mengalami kenaikan.

4. VO

2 Max Penghitungan konsumsi oksigen VO 2 maks ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7. Data yang digunakan yaitu data pengukuran denyut nadi responden pada aktivitas berjalan pada tabel 4.2 dan tabel 45. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Berat badan pengguna prosthetic yaitu 67,5 kg. Usia pengguna prosthetic yaitu 49 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 105 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 49 = 0,7623 VO 2 maks = AG G HR V Wb ´ - + + + 72 15 , 13 10 263 , 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 P1 P2 P3 P4 K e b u tu h a n K a lo ri Percobaan Ke- Kebutuhan Kalori Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 96 = 7623 , 72 10 105 15 , 13 19 , 10 5 , 67 263 , ´ - + + + = 0,302 litermenit b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 1 yaitu 75,7 kg. Usia responden yaitu 22 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 97 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 22 = 0,9594 VO 2 maks = 9594 , 72 10 97 15 , 13 40 , 2 10 7 , 75 263 , ´ - + + + = 1,843 litermenit c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 2 yaitu 79 kg. Usia responden yaitu 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 98 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 98 15 , 13 09 , 3 10 79 263 , ´ - + + + = 2,241 litermenit d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 3 yaitu 70 kg. Usia responden yaitu 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 96 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9521 VO 2 maks = 9521 , 72 10 96 15 , 13 88 , 2 10 70 263 , ´ - + + + = 2,065 litermenit e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 4 yaitu 64 kg. Usia responden yaitu 24 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 101 denyutmenit. commit to user IV - 97 Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 24 = 0,9448 VO 2 maks = 9448 , 72 10 101 15 , 13 80 , 1 10 64 263 , ´ - + + + = 1,167 litermenit f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Berat badan responden normal 5 yaitu 78 kg. Usia responden yaitu 23 tahun. Denyut nadi yang terukur yaitu 102 denyutmenit. Faktor koreksi usia = 1,12 – 0,0073 x usia = 1,12 – 0,0073 x 23 = 0,9375 VO 2 maks = 9375 , 72 10 102 15 , 13 32 , 3 10 78 263 , ´ - + + + = 2,111 litermenit Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.46. Tabel 4.46 Konsumsi oksigen responden berjalan di bidang tangga Responden VO2max litermenit P1 P2 P3 P4 Amputee 0,302 0,390 0,354 0,414 Normal 1 1,843 2,661 2,251 2,345 Normal 2 2,241 2,175 1,720 2,088 Normal 3 2,065 2,398 2,194 2,472 Normal 4 1,167 1,268 1,200 1,579 Normal 5 2,111 2,660 2,584 2,724 Hasil perhitungan VO 2 maks tabel 4.46 disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.43. commit to user IV - 98 Gambar 4.43 Konsumsi oksigen responden berjalan di bidang tangga Gambar 4.43 menggambarkan pola grafik konsumsi oksigen responden normal dan amputee pengguna prosthetic berjalan menaiki dan menuruni tangga. Pola grafik responden normal dan amputee pengguna prosthetic menunjukkan pola yang setara. Pola grafik keduanya mengalami kenaikan di percobaan 2 dan 4, sedangkan pada percobaan ketiga mengalami penurunan apabila diamati dari percobaan sebelumnya.

5. Physiological Cost Index PCI of Walking

Data yang dipakai yaitu data kecepatan berjalan dan data denyut nadi pengguna prosthetic dan responden orang normal pada tabel 4.2 dan tabel 4.5. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya. a. Pada pengguna prosthetic , Denyut nadi awal yaitu 90 denyutmenit dan setelah beraktivitas denyut nadi menjadi 105 denyutmenit. Kecepatan amputee pengguna prosthetic berjalan adalah 3,158 metermenit. PCI = V Do Dt - = 158 , 3 90 105 - = 4,750 denyutmeter 0,5 1 1,5 2 2,5 P1 P2 P3 P4 K o n su m si O k si g e n Percobaan Ke- Konsumsi Oksigen Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 99 b. Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas denyut nadi menjadi 97 denyutmenit. Kecepatan responden normal 1 dalam berjalan menaiki dan menurni bidang tangga adalah 40 metermenit. PCI = V Do Dt - = 4080 97 80 97 - - = 0,425 denyutmeter c. Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal yaitu 80 denyutmenit dan setelah beraktivitas denyut nadi menjadi 98 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 51,429 metermenit PCI = V Do Dt - = 429 , 51 80 98 - = 0,350 denyutmeter d. Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal yaitu 81 denyutmenit dan setelah beraktivitas denyut nadi menjadi 96 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 48 metermenit. PCI = V Do Dt - = 48 81 96 - = 0,313 denyutmeter e. Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal yaitu 85 denyutmenit dan setelah beraktivitas denyut nadi menjadi 101 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 30 metermenit. PCI = V Do Dt - = 30 85 101- = 0,0,533 denyutmeter commit to user IV - 100 f. Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, Denyut nadi awal yaitu 83 denyutmenit dan setelah beraktivitas yaitu 102 denyutmenit. Kecepatan berjalan adalah 55,385 metermenit. PCI = V Do Dt - = 385 , 55 83 102 - = 0,343 denyutmeter Semua hasil pengukuran denyut nadi digunakan untuk menghitung PCI of walking pada responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.47. Tabel 4.47 PCI of walking responden berjalan di bidang tangga Responden PCI denyutmeter P1 P2 P3 P4 Amputee 4,750 4,622 4,542 4,044 Normal 1 0,425 0,283 0,425 0,289 Normal 2 0,350 0,375 0,472 0,369 Normal 3 0,313 0,292 0,292 0,217 Normal 4 0,533 0,600 0,661 0,521 Normal 5 0,343 0,267 0,250 0,271 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan dalam menganalisis kecenderungan garis yang ditunjukkan data. Grafik konsumsi oksigen terhadap responden ditampilkan pada gambar 4.44. commit to user IV - 101 Gambar 4.44 PCI of walking responden berjalan di bidang tangga Gambar 4.44 menggambarkan grafik hasil perhitungan physiological cost index PCI of walking responden normal dan amputee pengguna prosthetic . Pola grafik menunjukkan kesetaraan antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal.

4.2.6 Menentukan Nilai Pengukuran Aspek Fisiologi di Tanah Tidak Rata

Aspek fisiologi yang diukur dalam penelitian berjalan di bidang tanah yang tidak rata adalah tingkat kelelahan yang ditunjukkan melalui perhitungan CVL, konsumsi energi melalui perhitungan energi ekspenditur, kebutuhan kalori, konsumsi oksigen melalui perhitungan VO 2 maks, dan physiological cost index PCI of walking .

1. Tingkat Kelelahan CVL

Perhitungan nilai tingkat kelelahan CVL dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.2. Data yang digunakan adalah data hasil perhitungan denyut nadi per menit, sebelum istirahat dan setelah berjalan pada tabel 4.2 dan tabel 4.5, data kecepatan berjalan, dan denyut maksimum dari pengguna prosthetic maupun orang normal. Denyut nadi maksimum laki-laki diperoleh dari 220 – usia pengguna prosthetic ataupun usia responden orang normal. Perhitungan CVL pengguna prosthetic maupun orang normal ditampilkan pada penjelasan, sebagai berikut: 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 P1 P2 P3 P4 P C I o f W a lk in g Percobaan Ke- PCI of Walking Responden Berjalan di Bidang Tangga Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 102 1. Percobaan 1 P1 pengguna, Denyut nadi maksimum pengguna prosthetic sebesar 171 denyutmenit. Setelah beristirahat selama 15 menit, denyut nadi pada pengguna prosthetic adalah 83 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 98 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 17,05 . CVL = 05 , 17 100 83 171 83 98 = - - x 2. Percobaan 1 P1 responden normal 1, Denyut nadi maksimum responden normal 1 sebesar 198 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 84 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 97 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 11,40 . CVL = 40 , 11 100 84 198 84 97 = - - x 3. Percobaan 1 P1 responden normal 2, Denyut nadi maksimum responden normal 2 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 83 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 96 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 11,50 . CVL = 50 , 11 100 83 196 83 96 = - - x 4. Percobaan 1 P1 responden normal 3, Denyut nadi maksimum responden normal 3 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 80 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 93 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 11,11 . CVL = 11 , 11 100 80 197 80 93 = - - x 5. Percobaan 1 P1 responden normal 4, Denyut nadi maksimum responden normal 4 sebesar 196 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 81 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 96 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 13,04 . commit to user IV - 103 CVL = 04 , 13 100 81 196 81 96 = - - x 6. Percobaan 1 P1 responden normal 5, Denyut nadi maksimum responden normal 5 sebesar 197 denyutmenit. Setelah beristirahat 15 menit, denyut nadi responden normal adalah 80 denyutmenit. Setelah berjalan, denyut nadi adalah 94 denyutmenit. Maka nilai CVL sebesar 11,97 . CVL = 97 , 11 100 80 197 80 94 = - - x Rekapitulasi hasil perhitungan CVL responden saat berjalan di bidang tanah tidak rata terdapat pada tabel 4.48. Tabel 4.48 CVL responden berjalan di bidang tanah tidak rata Responden Pengukuran CVL P1 P2 P3 P4 Amputee 17,05 16,28 17,58 15,56 Normal 1 11,40 9,73 9,57 10,26 Normal 2 11,50 11,40 11,21 10,53 Normal 3 11,11 10,92 10,26 9,73 Normal 4 13,04 12,07 10,53 9,82 Normal 5 11,97 12,17 12,07 11,97 Hasil perhitungan CVL dibuat grafik agar dapat dianalisis dengan cara membandingkan nilai CVL pengguna prosthetic dan responden normal terhadap kondisi fisiologi dari keduanya. Grafik ditampilkan pada gambar 4.45. commit to user IV - 104 Gambar 4.45 Grafik CVL responden berjalan di tanah tidak rata Gambar 4.45 menggambarkan pola grafik hasil perhitungan CVL berjalan responden amputee pengguna prosthetic di bidang tanah tidak rata. Pola grafik diatas gambar 4.45 menunjukkan pola grafik responden amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal pada percobaan kedua dan keempat yaitu besar CVL menurun. Pada percobaan ketiga, responden a mputee pengguna prosthetic dan responden normal memiliki pola grafik yang tidak setara. Berikutnya dilakukan perhitungan distribusi nilai tingkat kelelahan CVL pada enam fase berjalan. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan CVL pengguna prosthetic pada aktivitas berjalan, yaitu pada tabel 4.48. Melalui pengamatan langsung di lapangan dapat diketahui siklus berjalan responden, setiap siklus terdiri dari enam fase. Perhitungan CVL per fase berjalan ditampilkan pada penjelasan, sebagai berikut: 1. Pengamatan jumlah siklus berjalan, Pengamatan berjalan pengguna prosthetic dilakukan langsung di lapangan berjalan pengguna prosthetic . Setiap percobaan berjalan dihitung jumlah siklus yang dihasilkan. Rekapitulasi hasil penghitungan jumlah siklus ditampilkan pada tabel 4.49. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL Responden Berjalan Normal di Bidang Tanah Tidak Rata Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 105 Tabel 4.49 Hasil pengamatan jumlah siklus berjalan Responden Percobaan Jalan ke- jumlah siklus Rata-rata Siklus Jumlah Siklus P1 P2 P3 P4 Amputee 14 14 14 14 14 14 Normal 1 13 13 13 13 13 13 Normal 2 13 13 13 13 13 13 Normal 3 13 13,5 13,5 13 13,25 13 Normal 4 13 13,5 13 13 13,125 13 Normal 5 13 13,5 13 13 13,125 13 Hasil pengamatan terhadap jumlah siklus yang terjadi dalam setiap percobaan berjalan pada tabel 4.49 menunjukkan jumlah siklus berbeda baik responden normal maupun amputee pengguna prosthetic . Terlihat pola grafik jumlah siklus keenam responden berbeda-beda. Perhitungan lebih lanjut diambil nilai rata-rata jumlah siklus yang terjadi yaitu 13 siklus untuk responden normal dan 14 siklus untuk amputee pengguna prosthetic . 2. Perhitungan rata-rata distribusi CVL per siklus untuk setiap aktivitas berjalan, Perhitungan distribusi CVL per siklus ini dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu membagi nilai CVL pada tabel 4.48 dengan jumlah siklus pada tabel 4.49. Berikut adalah beberapa contoh perhitungannya menggunakan persamaan 2.3. ü Pada amputee pengguna prosthetic percobaan jalan ke-1, = 14 05 , 17 = 1,218 ü Pada responden normal 1 percobaan jalan ke-1, = 13 40 , 11 = 0,877 ü Pada responden normal 2 percobaan jalan ke-1, = 13 50 , 11 = 0,885 ü Pada responden normal 3 percobaan jalan ke-1, = 13 11 , 11 = 0,855 commit to user IV - 106 ü Pada responden normal 4 percobaan jalan ke-1, = 13 04 , 13 = 1,003 ü Pada responden normal 5 percobaan jalan ke-1, = 13 18 , 18 = 0,920 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap siklus. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.50. Tabel 4.50 Rata-rata distribusi CVL per siklus berjalan di bidang tanah tidak rata Responden Distribusi CVL per Siklus pada Percobaan Jalan ke- dalam P1 P2 P3 P4 Amputee 1,218 1,163 1,256 1,111 Normal 1 0,877 0,749 0,736 0,789 Normal 2 0,885 0,877 0,862 0,810 Normal 3 0,855 0,809 0,760 0,749 Normal 4 1,003 0,894 0,810 0,755 Normal 5 0,920 0,902 0,928 0,920 Penentuan distribusi nilai CVL pada tabel 4.50 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis dan mengetahui nilai distribusi CVL per siklus untuk setiap percobaan jalan. Grafik ditampilkan pada gambar 4.46. Gambar 4.46 menggambarkan pola grafik hasil perhitungan CVL berjalan per siklus responden amputee pengguna prosthetic dan normal di bidang tanah tidak rata. Pola grafik diatas gambar 4.46 menunjukkan pola grafik responden amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal pada percobaan kedua dan keempat yaitu besar CVL menurun. Pada percobaan ketiga, responden amputee setara dengan responden normal 5 yaitu besar CVL per siklus meningkat. commit to user IV - 107 Gambar 4.46 Distribusi CVL per siklus di bidang tanah tidak rata CVL per siklus amputee lebih kecil dari CVL responden normal. Hal ini dikarenakan jumlah siklus berjalan amputee lebih banyak dari responden normal. Pola grafik nilai CVL amputee dan responden normal memiliki kesetaraan. Nilai cardiovasculer ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic setara dengan responden normal. 3. Pemilihan nilai CVL per siklus terbesar, Pemilihan ini dilakukan terhadap nilai hasil perhitungan distribusi CVL terbesar dari empat kali percobaan. Nilai yang terpilih tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan CVL per fase. Hasil pemilihan CVL per siklus terbesar ditampilkan pada tabel 4.51. Tabel 4.51 Nilai CVL per siklus terbesar Responden CVL per siklus Amputee 1,256 Normal 1 0,877 Normal 2 0,885 Normal 3 0,855 Normal 4 1,003 Normal 5 0,928 Penentuan nilai CVL per siklus terbesar pada tabel 4.51 di atas disajikan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dalam menganalisis. Grafik ditampilkan pada gambar 4.47. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 P1 P2 P3 P4 C V L Percobaan Ke- CVL per Siklus Responden Berjalan Normal di Bidang Tanah Tidak Rata Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 108 Gambar 4.47 Nilai CVL per siklus terbesar di bidang tanah tidak rata Gambar 4.47 menunjukkan pola grafik CVL terbesar per siklus berjalan responden di bidang tanah tidak rata. Pola grafik CVL saat berjalan di bidang tanah tidak rata berbeda antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal. 4. Pengamatan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap fase berjalan, Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap data video rekaman. Setiap fase dihitung waktu tempuhnya kemudian dipilih satu siklus dengan rekapitulasi waktu per fasenya. Hasil penghitungan waktu tempuh per fase yang terpilih ditampilkan pada tabel 4.52. Tabel 4.52 Waktu per fase berjalan responden di bidang tanah tidak rata Responden Waktu pada Fase ke- detik Waktu 1 Siklus 1 2 3 4 5 6 Amputee 1,07 1 1,28 0,56 0,4 0,44 4,75 Normal 1 0,35 0,15 0,28 0,25 0,2 0,35 1,58 Normal 2 0,41 0,21 0,31 0,33 0,15 0,19 1,6 Normal 3 0,28 0,25 0,45 0,34 0,22 0,28 1,82 Normal 4 0,44 0,29 0,53 0,45 0,16 0,21 2,08 Normal 5 0,55 0,25 0,31 0,22 0,13 0,22 1,68 Hasil pengamatan terhadap waktu di atas disajikan dalam bentuk grafik. Grafik ditampilkan pada gambar 4.48. commit to user IV - 109 Gambar 4.48 Grafik hasil pengamatan terhadap waktu per fase Gambar 4.48 merupakan gambar hasil pengamatan terhadap waktu per fase berjalan pada responden amputee dan pengguna prosthetic . Terlihat pada gambar untuk masing-masing responden memiliki pola grafik yang hampir setara. Pada fase 2, 4, dan 5 mengalami penurunan CVL sedangkan pada fase 3 dan 6 mengalami kenaikan. 5. Perhitungan distribusi rata-rata CVL untuk setiap fase berjalan, Data yang dipakai yaitu data pada tabel 4.51 dan 4.52. Perhitungan distribusi CVL untuk setiap fase berjalan menggunakan persamaan 2.4. Contoh perhitungannya dipaparkan, sebagai berikut: ü Fase 1 pada pengguna prosthetic , = 26 , 1 75 , 4 1 , 1 x = 0,283 ü Fase 1 pada responden normal 1 percobaan 1, = 88 , 58 , 1 35 , x = 0,194 ü Fase 1 pada responden normal 2 percobaan 1, = 88 , 6 , 1 41 , x = 0,227 ü Fase 1 pada responden normal 3 percobaan 1, = 85 , 82 , 1 28 , x = 0,131 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 F1 F2 F3 F4 F5 F6 W a k tu d e ti k Fase Berjalan Ke- Waktu per Fase Berjalan Responden Di Bidang Tanah Tidak Rata Amputee Normal Amputee Normal commit to user IV - 110 ü Fase 1 pada responden normal 4 percobaan 1, = 00 , 1 08 , 2 44 , x = 0,212 ü Fase 1 pada responden normal 5 percobaan 1, = 93 , 68 , 1 55 , x = 0,304 Setiap perulangan percobaan jalan dihitung nilai CVL atau tingkat kelelahan yang dialami pada setiap fase berjalan untuk responden. Hasil perhitungan selengkapnya ditampilkan pada tabel 4.53. Tabel 4.53 Rata-rata distribusi nilai CVL per fase Responden CVL Fase Ke- 1 2 3 4 5 6 Amputee 0,283 0,264 0,338 0,148 0,106 0,116 Normal 1 0,194 0,083 0,155 0,139 0,111 0,194 Normal 2 0,227 0,116 0,171 0,183 0,083 0,105 Normal 3 0,131 0,117 0,211 0,160 0,103 0,131 Normal 4 0,212 0,140 0,256 0,217 0,077 0,101 Normal 5 0,304 0,138 0,171 0,122 0,072 0,122 Hasil tersebut kemudian diplotkan pada grafik berikut, dapat dilihat tingkat kelelahan akibat aktivitas berjalan normal pada pengguna prosthetic dan responden normal. Hasil menunjukkan bahwa nilai CVL untuk prosthetic memiliki kesamaan dibandingkan dengan responden normal. Grafiknya ditampilkan pada gambar 4.49. Pola grafik 4.49 menunjukkan bahwa nilai CVL per fase untuk pengguna prosthetic memilki kesetaraan dengan responden normal. Hal ini tampak pada nilai CVL kedua responden turun pada fase kedua, keempat, dan kelima, sedangkan CVL kedua responden naik pada fase ketiga dan keenam. commit to user IV - 111 Gambar 4.49 Rata-rata distribusi CVL per fase di tanah tidak rata Gambar 4.49 menunjukkan pola grafik CVL a mputee hampir sama dengan CVL responden normal. Nilai cardiovasculer per fase ini menunjukkan tingkat kelelahan amputee pengguna prosthetic hampir sama dengan responden normal. Pola grafik menunjukkan kesetaraan CVL antara responden amputee pengguna prosthetic dan responden normal. Hasil perhitungan distribusi CVL per fase pada tabel 4.53 dipasangkan dengan hasil capture gambar video rekaman menggunakan desain prosthetic . Hasilnya ditampilkan pada gambar 4.50. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 F1 F2 F3 F4 F5 F6 C V L Fase Berjalan Ke- CVL per Fase Berjalan Responden Di Bidang Tanah Tidak Rata Amputee Normal Amputee Normal commit to user Responden F Amputee Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,283 Normal 1 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,194 Normal 2 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,227 Gambar 4.50 Rat di t IV - 112 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 1,07 1 1,28 0,56 1,07 2,07 3,35 3,91 0,283 0,264 0,338 0,148 0,35 0,15 0,28 0,25 0,35 0,5 0,78 1,03 0,194 0,083 0,155 0,139 0,41 0,21 0,31 0,33 0,41 0,62 0,93 1,26 0,227 0,116 0,171 0,183 Rata-rata distribusi CVL pada gerak per fase i tanah tidak rata Fase 5 Fase 6 0,4 0,44 4,31 4,75 0,106 0,116 0,2 0,35 1,23 1,58 0,111 0,194 0,15 0,19 1,41 1,6 0,083 0,105 fase commit to user Responden F Normal 3 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,131 Normal 4 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,212 Normal 5 Waktu detik Durasi detik Nilai CVL 0,304 Gambar 4.5

2. Energi Ekspenditur

Data yang diolah ya dan responden normal saat IV - 113 Gerakan Kaki Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 0,28 0,25 0,45 0,34 0,28 0,53 0,98 1,32 0,131 0,117 0,211 0,160 0,44 0,29 0,53 0,45 0,44 0,73 1,26 1,71 0,212 0,140 0,256 0,217 0,55 0,25 0,31 0,22 0,55 0,8 1,11 1,33 0,304 0,138 0,171 0,122

4.50 Distribusi CVL pada gerak per fase di bidang tanah tidak rata lanjutan