commit to user
I-1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.
1.1 LATAR BELAKANG
Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Pekerjaan mempunyai arti penting bagi kemajuan dalam mencapai kehidupan
yang produktif. Saat beraktivitas, tubuh akan menerima beban dari luar tubuh. Salah satu aktivitas fisik yang dilakukan manusia adalah berjalan. Menurut
Astrand and Radahl 1977, saat berjalan normal manusia mengkonsumsi energi sebesar 7,6 kJmin. Aktivitas manusia tidak hanya berjalan normal pada bidang
datar tapi juga
walking up-down hill
naik turun bidang miring,
climbing stairs
menaiki tangga, tanah tidak rata
uneven ground
, dan tanah berbatu
rocky ground
. Saat berjalan pada medan yang berbeda-beda, tubuh akan mengkonsumsi energi yang berbeda pula. Pada saat berjalan menaiki dan menuruni bidang
miring, tubuh mengkonsumsi energi sebesar 20,6 kJmin dan 8,1 kJmin. Saat berjalan menaiki tangga, tubuh mengkonsumsi energi sebesar 33,6 kJmin.
Adapun pada saat berjalan di tanah yang tidak rata, tubuh mengkonsumsi energi sebesar 28,4 kJmin.
Menurut Murray 2003, cara yang diambil untuk mengukur pengeluaran energi adalah mengukur konsumsi oksigen, dimana 1 liter O
2
yang dikonsumsi setara dengan pengeluaran energi sebesar kurang lebih 4,83 kkal 20kJ. Menurut
Tarwaka 2004 cara mengukur pengeluaran energi saat ini digunakan dengan 2 cara yaitu langsung melalui asupan oksigen selama bekerja dan cara tidak
langsung dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Kehilangan salah satu atau keduanya dari bagian tubuh terutama pada
anggota gerak pada manusia mengakibatkan keterbatasan dalam beraktivitas. Aktivitas berjalan pada
amputee
dengan alat bantu gerak
prosthetic
berbeda dengan orang normal sehingga nilai pengukuran fisiologi keduanya berbeda.Verne
commit to user
I-2 1968 mengungkapkan bahwa ketiadaan gerakan tubuh karena hilangnya suatu
anggota tubuh menyebabkan pemakaian energi meningkat sebesar 10-15. Aktivitas yang dilakukan oleh seorang
amputee
memerlukan energi dan oksigen yang lebih besar dibandingkan dengan orang normal. Selain itu, tingkat kelelahan
pun lebih besar. Energi yang dikeluarkan
amputee
pengguna
prosthetic
yang lebih baik akan lebih kecil. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian oleh Herdiman,
dkk
2009 mengenai kajian fisiologi pada karakteristik
prosthetic
kaki endoskeletal jenis
Above-Knee Prosthetic
AKP. Hasil penelitian ini adalah
prosthetic
endoskeletal menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
prosthetic
eksoskeletal. Hal ini mempengaruhi tingkat fisiologi tubuh pengguna
amputee
. Kini telah dikembangkan
prosthetic above knee
endoskeletal dengan
energy storing
knee
mekanisme 2-bar dengan menggunakan
gas spring
. Yang dimaksud dengan
2-bar
adalah adanya 2 buah
link
yang dihubungkan dengan 1
joint
. Pada desain ini
link
aktif terdapat pada adapter atas sedangkan
link
pasif terdapat pada bagian
chasis
. Fungsi
gas spring
adalah memberikan respon meluruskan kaki saat dilipat pada sudut tertentu dan apabila dilipat melebihi sudut tersebut maka kaki
tidak akan kembali lurus. Penggunaan
gas spring
diharapkan dapat memberikan kemudahan kaki dalam melangkah saat menggunakan
prosthetic above knee
endoskeletal dengan
energy storing knee,
tidak hanya mudah untuk berjalan di bidang yang datar dan rata, tapi juga untuk berjalan di bidang yang lain seperti
bidang miring, tangga, tidak rata, dan bidang berbatu. Performa
prosthetic
ini dapat diuji melalui pengujian biomekanik dan fisiologi. Pengujian fisiologi dapat
mengetahui metabolisme tubuh pada saat menggunakan
prosthetic
termasuk mengetahui konsumsi energi
amputee
pengguna
prosthetic
. Semakin baik suatu desain
prosthetic
, energi yang dikonsumsi penggunanya juga akan semakin lebih kecil tidak hanya dilihat dari energi mekaniknya, melainkan energi secara
keseluruhan yang dapat diukur dari tingkat fisiologinya. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengukuran tingkat fisiologi
amputee
saat menggunakan
prosthetic endoskeletal energy storing
mekanisme 2-bar perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat metabolisme melalui
pengukuran aspek fisiologi pada pengguna
prosthetic energy storing
knee
saat
commit to user
I-3 melakukan aktivitas berjalan pada bidang datar, menaiki dan menuruni bidang
miring, menaiki dan menuruni tangga, tanah tidak rata, dan berbatu
..
Hal yang dikaji berupa lima kriteria pengukuran fisiologi meliputi CVL untuk
mengetahui tingkat kelelahan yang terjadi, VO
2
maks untuk mengetahui konsumsi oksigen, energi ekspenditur untuk mengetahui konsumsi energi, kebutuhan kalori
untuk mengetahui kalori yang diperlukan saat berjalan, dan
physiological cost index
PCI
of walking
untuk mengetahui tingkat fisiologi pada
amputee
pengguna
prosthetic
. Kajian fisiologi ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kesesuaiannya dengan kondisi fisiologi orang normal
meliputi tingkat kelelahan, energi yang dikeluarkan
amputee
pada saat menggunakan
prosthetic
endoskeletal sistem
energy storing knee dengan
mekanisme 2-bar, kebutuhan kalori, konsumsi oksigen, dan PCI
of walking
dalam mengakomodasi akivitas berjalan.
1.2 PERUMUSAN MASALAH