sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting. Kedalaman probing pada sulkus gingiva manusia yang normal secara klinis adalah 2 - 3 mm.
2
Periodontitis merupakan penyakit peradangan pada jaringan pendukung yang disebabkan oleh mikroorganisme.
8,9,10
Interaksi antara patogen dan host jaringan periodontal menyebabkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi.
14
Jika tidak dilakukan perawatan maka tulang, gingiva, jaringan pendukung gigi akan mengalami
kerusakan sehingga dapat menyebabkan kehilangan gigi.
22
2.2 Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis merupakan penyakit yang terlokalisir dimana terjadi kehilangan perlekatan jaringan dan kerusakan tulang alveolar.
17
Periodontitis kronis termasuk penyakit yang berjalan lambat dibandingkan dengan periodontitis agresif.
23
Kerusakan tulang alveolar menyebabkan terbentuknya poket periodontal dan berdampak pada kehilangan gigi.
24
2.2.1 Gambaran Klinis Periodontitis Kronis
Salah satu gambaran klinis penyakit periodontal adalah terbentuknya poket periodontal yaitu bertambah dalamnya sulkus gingiva akibat pergerakan tepi gingiva
kearah koronal atau pergerakan perlekatan gingiva ke apikal atau kombinasi kedua proses tersebut. Tanda-tanda klinis yang menunjukkan adanya poket periodontal
meliputi tepi gingiva berwarna merah kebiruan, perdarahan, supurasi gingiva dan gigi goyang, pembentukan diastema dan gejala-gejala lain seperti nyeri yang terlokalisir
atau nyeri yang dalam pada tulang.
2
Terdapat poket periodontal yang dalam sebagai hasil dari destruksi tulang yang nantinya akan menyebabkan kehilangan gigi.
24
Jaringan periodontal tersusun dari komponen matriks ekstraseluler yaitu kolagen yang berperan dalam proses regenerasi
dan kerusakan jaringan. Kolagen intersisial jaringan periodontal berfungsi untuk penyembuhan dan pembentukan jaringan baru.
4
Bentuk kerusakan yang terjadi tergantung jumlah gigi yang terlibat. Berdasarkan klasifikasi tahun 1999 jika bagian gigi yang terlibat 30 dari jumlah
Universitas Sumatera Utara
gigi maka disebut periodontitis kronis lokalisata dan jika gigi yang terlibat 30 dari jumlah gigi maka disebut periodontitis generalisata.Pada pasien periodontitis kronis
ataupun agresif generalisata terlihat inflamasi gingiva. Pada pasien peridontitis kronis biasanya memiliki deposit polimikrobial pada permukaan akar yang tebal dan
banyak.
2
Gambar 2. Gambaran klinis periodontitis kronis.
2
2.2.2 Etiologi Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis termasuk penyakit yang berjalan lambat dibandingkan dengan periodontitis agresif. Periodontitis kronis adalah salah satu penyakit dalam
rongga mulut yang disebabkan oleh multifaktorial, penyebab utamanya adalah bakteri gram negatif atau bakteri pigmen hitam. Perjalanan penyakit peridontitis sulit untuk
dipahami karena banyaknya faktor yang memengaruhi seperti kebersihan rongga mulut, perawatan gigi, genetik, penyakit sistemik, dan hal lainnya seperti merokok.
23
Penyakit ini menyebabkan peradangan pada ligamen periodontal dan jaringan penyangga gigi.
5
Penumpukan bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal. Penyakit periodontal terjadi karena kehilangan
struktur kolagennya pada daerah yang menyangga gigi, sebagai respon dari akumulasi bakteri pada jaringan periodontal, tapi patogenesis secara molekular masih belum
jelas.
4
Periodontitis biasanya tidak menimbulkan keluhan dan merupakan fokal infeksi tinggi terhadap risiko gagal jantung akibat penumpukkan plak bakteri pada
pembuluh darah jantung yang dibawa aliran darah dari rongga mulut. Selain hal di
Universitas Sumatera Utara
atas, periodontitis adalah penyebab utama dari bau mulut halitosis.
5
Berbagai faktor lokal dan sistemik yang memengaruhi kesehatan gigi. Beberapa faktor tersebut
termasuk merokok, hiperglikemia, status nutrisi, karies memengaruhi terjadinya penyakit periodontal.
25
Spesies oksigen reaktif SOR seperti O
2
dan H
2
O
2
yang dihasilkan oleh PMNs selama proses fagositosis dapat menyingkirkan patogen periodontal dan merusak
pejamu.
8
PMNs memproduksi radikal dalam jumlah besar yang dapat merusak ligamen periodontal, jaringan gingiva, tulang alveolar.
9,10
SOR dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada DNA, kerusakan protein, oksidasi enzim, dan menstimulasi
monosit dan makrofag untuk menghasilkan sitokin pro- inflamatori, yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan gangguan pada integritas sel.
8,9
Stres oksidatif memegang peranan penting dalam proses patogenesis penyakit ini.
10
2.3 Status Antioksidan Total dan Stres Oksidatif pada Periodontitis Kronis 2.3.1 Antioksidan