Status Antioksidan Total pada Saliva

2.3.3 Status Antioksidan Total pada Saliva

Spesies Oksigen Reaktif SOR merupakan atom ataupun molekul yang dapat menyebabkan kerusakan makromolekul. Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk melawan SOR tersebut. Berbagai cara untuk mempertahankan keseimbangan antara SOR dan antioksidan agar tidak sampai terjadi stress oksidatif. 29 Antioksidan yang ada pada saliva melindungi integritas jaringan pada rongga mulut dan menetralkan radikal bebas. 30 Antioksidan dapat terlihat pada seluruh cairan dan jaringan pada tubuh. 31 Saliva terdiri dari air, protein, elektrolit, cairan sulkus gingiva, bakteri, molekul organik. Selain itu juga terdapat kadar antioksidan yang memengaruhi terjadinya reaksi inflamasi. 11 Saliva memiliki berbagai bentuk antioksidan seperti asam urat, vitamin c, glutation, glutation oksidasi, dan lainnya. 32 Whole saliva adalah kombinasi antara cairan sulkus gingiva, serum, cairan dari kelenjar saliva yaitu kelenjar parotid, submandibular, sublingual yang merupakan tiga sumber utama. Asam urat merupakan antioksidan dominan yang terdapat pada saliva dan serum. Antioksidan pada saliva yang lain meliputi asam asorbik dan albumin. Saliva yang distimulasi memilliki konsentrasi antioksidan yang lebih rendah dibandingkan saliva yang tidak distimulasi. 31,32 Bagaimanapun saliva yang tidak distimulasi lebih mempresentasikan secara utuh kondisi rongga mulut, hal ini menyebabkan pemeriksaan antioksidan lebih akurat. 31 Sculley dan Langley-Evans menyatakan bahwa antioksidan erat kaitannya dengan kondisi periodontal. Mereka menyatakan status antioksidan total pada saliva berhubungan dengan peningkatan cedera akibat oksidan. Pada gingivitis dan periodontitis terdapat penurunan kadar antioksidan dan peningkatan kerusakan oksidatif. 11 Pada saliva orang sehat terdapat total oksidan dan antioksidan yang seimbang. Ketika manusia dalam keadaan kurang sehat, maka total oksidan lebih tinggi dibanding status antioksidan total yang mana disebabkan oleh stres okdidatif. 8 Sementara itu, Moore dkk. melakukan pengukuran terhadap status antioksidan total pada saliva pada pasien periodontitis dan subjek sehat tanpa kelainan periodontal, dan menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok tersebut. 11 Sedangkan Canakci dkk. melakukan penelitian pada status Universitas Sumatera Utara antioksidan total pada serum, saliva, dan cairan sulkus gingiva pada wanita yang mengalami periodontitis dan preeklamsia. Mereka menemukan bahwa tingkat SOD, aktifitas glutatin peroksidasi pada cairan sulkus gingiva dan serum, dan status antioksidan total pada saliva, cairan sulkus gingiva, dan serum pada pasien perempuan dengan preeklamsia dan periodontitis lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. 11 Hasil penelitian dari Miricesue dkk. menunjukkan bahwa antioksidan yang terkandung didalam saliva perokok, penderita liken planus, dan periodontitis lebih sedikit dibanding pada subjek yang sehat. Sama halnya Novakovic dkk. dalam studinya menunjukan adanya penurunan status antioksidan total. Pada saliva orang sehat terdapat total oksidan dan antioksidan yang seimbang, dan ketika manusia dalam keadaan kurang sehat total oksidan lebih tinggi dibanding status antioksidan total yang mana disebabkan oleh stres okdidatif. 8 Berdasarkan hasil penelitian kadar plasma pada masyarakat menunjukkan bahwa adanya penurunan penyerapan Vitamin E dan C sebagai antioksidan yang kuat untuk melawan radikal bebas. 1 Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Teori