Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU

(1)

Lampiran I

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang,

Saya Almira Novianty Harahap, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan melakukan penelitian dengan judul “Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU”. Saya mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui status antioksidan pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dan subjek sehat. Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang status antioksidan total pada pasien yang menderita penyakit periodontitis kronis dan subjek sehat untuk dapat menjaga asupan yang mengandung antioksidan terlebih saat dalam keadaan sakit.

Bapak/Ibu sekalian, kebersihan mulut yang buruk dapat menimbulkan penyakit pada gusi dan jika tidak dilakukan perawatan akan semakin parah. Penyakit gusi dapat menyebabkan gusi menjadi bengkak, berdarah, dan dalam keadaan yang semakin parah gusi menjadi turun yang dapat membuat akar gigi menjadi terlihat dan tulang yang mendukung gigi mengalami kerusakan sehingga gigi menjadi goyang.

Penelitian yang akan saya lakukan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan langsung pada rongga mulut. Dalam penelitian ini, saya akan meminta Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan memilih jawaban yang disediakan. Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner dikembalikan kepada saya. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan kaca mulut dan prob periodontal untuk melihat kondisi rongga mulut dan pemeriksaan ini tidak akan menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter gigi di klinik ini apabila Bapak/Ibu tidak


(2)

bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur pelayanan.

Pada penelitian ini, identitas Bapak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti, dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan, maka kerahasian data Bapak/Ibu akan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian initerjadi keluhan pada Bapak/Ibu silahkan menghubungi saya Almira di nomor telepon 085370415394.

Demikian informasi ini saya sampaikan.Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(3)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*)

Alamat :

No. Telp/Hp :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkapmengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan pada penelitian yang berjudul:

“Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU”

Maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan,

Mahasiswa peneliti Peserta Penelitian

(Almira Novianty Harahap) ( )


(4)

LAMPIRAN III Nomor :

Tanggal : ..……….

Data Subjek Penelitian

“Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU”

KUESIONER

Nama Lengkap : A. Data Responden

Umur :

Jenis Kelamin : L/P

Pekerjaan :

Alamat :

No. Hp/Telp :

Pilih satu jawaban yang biasa anda lakukan.

B. Pertanyaan Status Kebersihan Rongga Mulut dan Kondisi Umum 1. Berapa kali anda menyikat gigi dalam satu hari?

a. 2x dalam satu hari

b. 1x dalam satu hari 1

c. Lebih dari 2x dalam satu hari 2. Kapan waktu anda menyikat gigi?

a. Setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur 2 2 b. Setiap waktu mandi

c. Tidak tentu

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


(5)

3. Berapa lama biasanya anda menyikat gigi? a. 1-2 menit

b. Kurang dari 1 menit 3

c. Lebih dari 2 menit

4. Apakah gusi anda mudah berdarah pada saat menyikat gigi?

a. Ya 4

b. Tidak

5. Apakah anda menggunakan obat kumur secara teratur?

a. Ya 5

b. Tidak

6. Apakah anda rutin memeriksakan gigi anda ke dokter gigi, Jika ya berapa bulan sekali?

a. Ya, Setiap 1 tahun sekali

Setiap 6 bulan sekali 6

Tidak tentu b. Tidak

7. Apakah anda seorang perokok?

a. Ya 7

b. Tidak

8. Apakah anda memilik penyakit sistemik?

a. Ya,...(sebutkan) 8 b. Tidak

9. Apakah anda rutin mengkonsumsi vitamin,

Jika ya kapan terakhir kali anda mengkonsumsi vitamin? a. Ya, 1 bulan yang lalu

3 bulan yang lalu 9

Saat ini sedang mengkonsumsi Tidak tahu


(6)

10. Apakah anda mengkonsumsi obat-obatan?

a. Ya 10

b. Tidak

11. kapan terakhir kali anda mengkonsumsinya? a. 1 bulan yang lalu

b. 3 bulan yang lalu 13 11

c. Tidak Tahu

d. Saat ini sedang mengkonsumsi

Keterangan :

Skor 0 = Jawaban tidak tepat Skor 1 = Jawaban tepat

Total Skor 12

C. Pemeriksaan Rongga Mulut

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38


(7)

Lampiran IV

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

1. Peralatan Penelitian

No Peralatan Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp) 1. Tabung Eppendorf 40 unit Rp 1.000,- Rp 40.000,- 2. Micro capillary 1 pack Rp 315.000,- RP 315.000,- 3. Prob 2 unit Rp 185.000,- Rp 370.000,- 4. Kaca mulut 2 unit Rp 32.000,- Rp 64.000,- 5. Sonde 2 unit Rp 20.000,- Rp 40.000,- 6. Pinset 2 unit Rp 35.000,- Rp 70.000,- 7. Nearbeken 2 unit Rp 25.000,- Rp 50.000,-

Total Rp949.000,-

2. Bahan Penelitian

No Bahan Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Harga (Rp) 1. Cotton roll 1 bungkus Rp 42.500,- Rp 42.500,- 2. Reagen DTAC 1 kotak Rp3.200.000,- Rp 3.200.000,- 3. Sarung tangan 1 kotak Rp 56.000,- Rp 56.000,- 4. Masker 1 kotak Rp 25.000,- Rp 25.000,-


(8)

3. Administrasi dan lain-lain

No Administrasi Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp) 1. Fotokopi lembar

pemeriksaan 50 set Rp 200,- Rp 10.000,- 2. Administrasi Ethical

Clearance - - Rp 100.000,-

3. Pemeriksaan Sampel 40 sampel Rp 10.000,- Rp 400.000,- 4. Souvenir 40 unit Rp 10.000,- Rp 400.000,- 5. Administrasi Pengolahan

Data (Statistik) - Rp 200.000,- Rp 200.000,-

Total Rp 1.110.000,-

4. Total Dana yang Dibutuhkan

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Peralatan Penelitian Rp949.000,-

2 Bahan Penelitian Rp 3.323.500,- 3 Administrasi dan lain-lain Rp 1.110.000,-

Total Rp 5.382.500,-

Total Biaya Penelitian Rp 5.382.500,-


(9)

(10)

(11)

Lampiran VII

HASIL ANALISIS STATISTIK

1. Hasil uji indeks plak dan indeks perdarahan pada pasien periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat

Case Processing Summary

kelompok subjek

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent indeks pendarahan

gingiva

periodontitis kronis 20 100.0% 0 .0% 20 100.0% periodonsium sehat 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives

kelompok subjek Statistic Std. Error

indeks pendarahan gingiva

periodontitis kronis Mean 50.7500 4.36124

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 41.6218 Upper Bound 59.8782

5% Trimmed Mean 50.0556

Median 49.0000


(12)

Std. Deviation 19.50405

Minimum 25.00

Maximum 89.00

Range 64.00

Interquartile Range 38.75

Skewness .329 .512

Kurtosis -1.107 .992

periodonsium sehat Mean 6.2000 1.71311

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 2.6144 Upper Bound 9.7856

5% Trimmed Mean 5.3333

Median 4.0000

Variance 58.695

Std. Deviation 7.66125

Minimum .00

Maximum 28.00

Range 28.00

Interquartile Range 9.50

Skewness 1.589 .512


(13)

Tests of Normality

kelompok subjek

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. indeks pendarahan

gingiva

periodontitis kronis .162 20 .180 .923 20 .116 periodonsium sehat .212 20 .019 .804 20 .001

a. Lilliefors Significance Correction Case Processing Summary

kelompok subjek

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent indeks plak periodontitis kronis 20 100.0% 0 .0% 20 100.0% periodonsium sehat 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives

kelompok subjek Statistic Std. Error

indeks plak periodontitis kronis Mean 30.3760 3.72739 95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 22.5745 Upper Bound 38.1775

5% Trimmed Mean 29.4433

Median 27.5100


(14)

Std. Deviation 16.66941

Minimum 4.16

Maximum 73.38

Range 69.22

Interquartile Range 26.38

Skewness .886 .512

Kurtosis .924 .992

periodonsium sehat Mean 14.4500 3.41781

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 7.2964 Upper Bound 21.6036

5% Trimmed Mean 12.8889

Median 9.5000

Variance 233.629

Std. Deviation 15.28493

Minimum 1.00

Maximum 56.00

Range 55.00

Interquartile Range 14.75

Skewness 1.698 .512


(15)

Tests of Normality

kelompok subjek

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. indeks plak periodontitis kronis .157 20 .200* .946 20 .315

periodonsium sehat .208 20 .023 .785 20 .001 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Signifikan Mann Whitney Test

Ranks

kelompok subjek N Mean Rank Sum of Ranks indeks plak periodontitis kronis 20 26.50 530.00 periodonsium sehat 20 14.50 290.00


(16)

Test Statisticsb

indeks plak Mann-Whitney U 80.000

Wilcoxon W 290.000

Z -3.247

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok subjek

Ranks

kelompok subjek N Mean Rank Sum of Ranks indeks pendarahan

gingiva

periodontitis kronis 20 30.40 608.00 periodonsium sehat 20 10.60 212.00


(17)

Test Statisticsb

indeks pendarahan

gingiva

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 212.000

Z -5.369

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok subjek

2. Hasil uji normalitas Status Antioksidan Total pada pasien periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. TAC Non

Periodontitis .332 20 .000 .511 20 .000 Periodontitis .107 20 .200* .947 20 .327 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance. Data tidak terdistribusi normal p<0,05


(18)

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

TAC Non

Periodontitis

Mean 260.105 102.3692

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 45.844 Upper Bound 474.366

5% Trimmed Mean 172.089

Median 125.000

Variance 2.096E5

Std. Deviation 4.5781E2

Minimum 14.5

Maximum 2090.0

Range 2075.5

Interquartile Range 240.0

Skewness 3.707 .512

Kurtosis 14.973 .992

Periodontitis Mean 174.537 28.5826

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 114.713 Upper Bound 234.362

5% Trimmed Mean 171.410

Median 166.000


(19)

Std. Deviation 1.2783E2

Minimum .4

Maximum 405.0

Range 404.6

Interquartile Range 230.3

Skewness .190 .512

Kurtosis -1.052 .992

3. Hasil uji statistik Status Antioksidan Total pada pasien periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks TAC Non Periodontitis 20 20.25 405.00

Periodontitis 20 20.75 415.00


(20)

Test Statisticsb

TAC Mann-Whitney U 195.000

Wilcoxon W 405.000

Z -.135

Asymp. Sig. (2-tailed) .892 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .904

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

JK

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 10 25.0 25.0 25.0

Perempuan 30 75.0 75.0 100.0


(21)

JK * kelompok Crosstabulation kelompok

Total Non

Periodontitis Periodontitis

JK Laki-laki Count 6 4 10

% within

JK 60.0% 40.0% 100.0%

% of Total 15.0% 10.0% 25.0%

Perempuan Count 14 16 30

% within

JK 46.7% 53.3% 100.0%

% of Total 35.0% 40.0% 75.0%

Total Count 20 20 40

% within

JK 50.0% 50.0% 100.0%


(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Newman MG. The normal periodontium. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds Clinical Periodontology. 11 th ed. China: Saunders Company, 2006: 11, 13, 14, 21, 24-6.

2. Manjunath RG. Role of Antioxidants as an adjunct in periodontal therapy. J. Academy Adv Dental Research 2011; 2: 9-16.

3. Wahyukundari MA. Perbedaan Kadar MMPS-8 Setelah Skeling dan Pemberian Tetrasiklin pada Gingival Crevicular Fluid Periodontitis Kronis. PDGI 2008; 58: 1-6.

4. Kementerian Kesehatan RI. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta. 2012: 5-6.

5. Situmorang N. Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan kota Medan tahun 2004 dibandingkan dengan kesehatan mulut tahun 2010 (WHO). dentika Dental Journal 2003; 9(2): 71-7.

6. Harty FJ, Ogston R. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC, 2012: 232.

7. Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontics. Ed6. London: Elsevier, 2010: 1, 5, 9, 34,120,132, 164-65.

8. Chakraborty S, Tewari S, Sharma RK, Narula SC, Ghalaut PS, Ghalaut V. Impact of iron deficiency anemia on chronic periodontitis and superoxide dismutase activity: a cross-sectional study. J Periodontsal Implant Sci 2014; 44: 57-64. 9. Winarsi H, Siwi PM, Wijayanti, Purwanto A. Aktivitas Enzim Superoksida

Dismutase, Katalase, dan Glutation Peroksidase Wanita Penderita Sindrom Metabolik. MKB 2012; 44(1): 7-12.

10. Golz L, et all. LPS from P. gingivalis and Hypoxia Increases Oxidative Stres in Periodontal Ligament Fibroblasts and Contributes to Periodontitis 2014: 1-13. 11. Chul S, Su O , Joon O, Joon Y, Chung HJ. Antioxidant profile of whole saliva

after scaling and root planing in periodontal disease. J Periodontal Implant Sci 2010; 40: 164-171.

12. Sree SL, Mythili R. Antioxidants in Periodontal Disease: A Review. Indian Journal of Multidisciplinary Dentistry 2011; 1: 140-146.


(23)

13. Azizi A, Sarlati F, Parchakani A, Alirezaei S. Evaluation of Whole Saliva Antioxidant Capacity in Patients with Periodontal Diseases. J of Stomatology 2014; 4: 228-231.

14. Putri HM, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC, 2012: 25,39,41,43,49.

15. Oswal S, Dwarakanath, CD. Relevance of Gingival Crevice Fluid Components in Assessment of Periodontal Disease-A Critical Analysis. JISP 2010; 14: 282-286. 16. Novak MJ, Novak KF. Cronic periodontitis. In: Newman MG, Takei HH,

Klokkevold PR, Carranza FA. eds Clinical Periodontology. 11 th ed. China: Saunders Company, 2006: 160, 161, 163.

17. Iain L, Chapple C, Mike R, Milward, Dietrich T. The Prevalence of Inflammatory Periodontitis Is Negatively Associated with Serum Antioxidant Concentrations. J Nutr 2007; 137: 657-664.

18. Hinrichs JE, Novak MJ. Classfication of Diseases and Conditions Affecting the Periodontium. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds Clinical Periodontology. 11 th ed. China: Saunders Company, 2006: 43.

19. Zhiqiang L, Yan L, Song Y, Zhang X, Wang S, Wang Z. Systemic Oxidative Stres Biomarkers in Chronic Periodontitis: A Meta-Analysis 2014: 1-10.

20. Lopez AV, Quiles JL, Cordero M, Giampieri F, Bullon P. Oxidative stress and Dietary Fat Type in Relation to Periodontal Disease. Journal Antioxidants 2015: 321-337.

21. Yang PS, et all. Scaling-Stimulated Salivary Antioxidant Changes and Oral Health Behavior in an Evaluation of Periodontal Treatment Outcomes. The Scientific World Journal 2014: 1-8.

22. Meenakshi S, Suryakar AN, Dani NH, Kulkarni MB. A Study of Oxidative Stress in Periodontitis. Journal of Advance Researches in Biological Sciences 2013; 5(4): 347-351.

23. Wei D, Zhang XL, Wang YZ, Yang CX, Chen G. Lipid peroxidation levels, total oxidant status and superoxide dismutase in serum, saliva and gingival crevicular


(24)

fluid in chronic periodontitis patients before and after periodontal therapy. Australian Dental Journal 2010; 55: 70–78.

24. Winarsi H. Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius, 2007: 15, 19, 20.

25. Tjandrawinata R. Anti Aging. Medicinus 2011; 24(1): 4-5.

26. Karthikeyan B, Thayappan R, Kondaveeti SB. Assessment of Total Antioxidant Status, in Periodontal Disease Cases Around Rural Areas of Kancheepuram District, Tamilnadu. UJMDS 2013: 1(2): 32-35.

27. Venkatachalam K, Rangasamy R, Krishnan V. Total antioxidant activity and radical scavenging capacity of selected fruits and vegetables from South India. IFRJ 2014; 21(3): 1039-1043.

28. Dahiya P, Kamal R, Gupta R, Bhardwaj R, Chaudhray K, Kaur Simerpreet. Reactive oxygen species in periodontitis. JISP 2013; 17(4): 411 - 416.

29. Chapple ILC, Matthews JB. The role of reactive oxygen and antioxidant species in periodontal tissue destruction. Jounal Compilation Periodontology 20002007; 43: 1-73.

30. Cautinho AO, Sanikop S. A comparative analysis of superoxide dismutase activity levels in gingival and gingival crevicular fluid in patients with chronic periodontitis and periodontally healty controls. 2012.

31. D.V. Sculley, S.C. Langley-Evans. Salivary antioxidant and periodontal disease status. Procding of the Nutrition Society (2002), 61, 137-143.

32. Bhuvaneswari P. Antioxidant in oral healthcare. J. Pharm. Sci & Res 2014; 6(4): 206-209.


(25)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Periodonsia FKG USU untuk mengambil cairan sulkus gingiva pada periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat. Untuk mengetahui hasil status antioksidan total dilakukan di Laboratorium Terpadu FK USU

3.2.2 Waktu Penelitian

November 2015 – Februari 2016

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian subjek periodontitis kronis adalah seluruh pasien yang terdapat di Instalasi Periodonsia FKG USU. Populasi penelitian subjek periodonsium sehat adalah mahasiswa FKG USU.

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil adalah pasien penyakit periodontitis kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU dan mahasiswa FKG USU dengan periodonsium yang sehat yang memenuhi kriteria inklusi. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan


(26)

Kriteria inklusi periodontitis kronis: 1. Penderita periodontitis kronis 2. Terdapat kehilangan perlekatan 3. Jumlah gigi minimal 20 gigi Kriteria inklusi sehat:

1. Jumlah gigi minimal 20 gigi

2. Tidak adanya tanda inflamasi gingiva 3. Kebersihan mulut baik

Kriteria eksklusi: 1. Merokok

2. Menderita penyakit sistemik 3. Hamil dan menyusui

4. Mengkonsumsi vitamin, antibiotik dan anti inflamasi selama 3 bulan terakhir 5. Alkoholik

6. Menggunakan obat kumur secara teratur

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah subjek yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 – Februari 2016 jumlah sampel yang diperoleh yaitu 40, masing-masing 20 sampel untuk subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel penelitian:

Variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel bebas : Subjek periodontitis kronis dan subjek dengan periodonsium sehat 2. Variabel terikat: Status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva

3. Variabel Non Eksperimental: Variabel terkendali:


(27)

- Sterilisasi alat dan bahan - Tidak terjadi bleeding Variabel tak terkendali:

- Konsumsi makanan atau diet

3.4.2 Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL CARA UKUR dan ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA UKUR 1. Periodontitis kronis Periodontitis kronis adalah suatu penyakit periodontal yang ditandai dengan inflamasi dalam jaringan pendukung

gigi, terdapat kehilangan

perlekatan dan

kerusakan tulang. Pemeriksaan dilakukan pada 6 permukaan gigi yaitu mesiobukal, midbukal, distobukal, mesiolingual/ palatal, midlingual/ palatal, distolingual/ palatal. Pemeriksaan dengan menggunakan prob. Kedalam-an poket (mm)

Ratio

2. Subjek periodonsium sehat

Subjek periodonsium sehat adalah subjek yang memiliki kondisi periodontal baik, tidak terdapat tanda-tanda inflamasi gingiva dan tidak terdapat kehilangan perlekatan. Pemeriksaan secara visual dengan melihat kondisi jaringan periodontal dan melakukan pemeriksaan kedalaman poket dengan menggunakan prob dan kaca mulut.

Kedalam-an poket (mm)

Ratio

3. Status antioksidan total

Status antioksidan total adalah jumlah kadar antioksidan pada cairan sulkus gingiva yang dilakukan

Pemeriksaan menggunakan reagen DTAC yang terdiri dari reagen A dan reagen B


(28)

subjek periodontitis dan subjek periodonsium sehat. diukur dengan metode spektrofotometri 4. Cairan sulkus

gingiva

Cairan sulkus gingiva adalah cairan

yang terdapat dalam sulkus gingiva yang diambil pada subjek periodontitis kronis pada gigi yang terdapat kehilangan perlekatan dan pada periodontal yang sehat. Pengambilan cairan menggunakan microcapillary yang dimasukkan kedalam sulkus gingiva tanpa terjadi

perdarahan selama 5 sampai 20 menit.

µL Ratio

3.5 Bahan dan Alat Penelitian 3.5.1 Bahan Penelitian

1. Cairan sulkus gingiva (µ L) 2. Cotton roll

3. Larutan PBS

4. Reagen DTAC 5. Masker

6. Sarung tangan 7. Tip kuning dan biru 8. Kasa

3.5.2 Alat Penelitian 1. Tabung Eppendorf 2. Microcapillary 3. Kaca mulut 4. Pinset

5. Sonde 6. Nearbeken 7. Prob


(29)

9. Spektrofotometri 10. Microplate 11. Cooling 12. Micropippet

Gambar 4. Bahan dan alat penelitian. A, Tip kuning. B, Tip biru. C, Micropippet. D,

Microplate. E, Sentrifuge Thermo Scientific. F, Spektrofotometri. G, Micro capillary. H, Tabung eppendorf

3.6 Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada subjek periodontitis kronis di instalasi periodonsia FKG USU. Pada awalnya subjek diberi kuisioner untuk mengetahui apakah subjek sesuai dengan kriteria. Pemilihan subjek dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung kepada subjek sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek yang terpilih diberi penjelasan tentang prosedur yang dilakukan selama penelitian. Subjek yang bersedia dalam penelitian diberi lembar informed consent. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat.

A B

E

D C


(30)

Pengambilan cairan sulkus gingiva dilakukan pada gigi dengan poket terdalam pada subjek periodontitis kronis dan pada subjek periodonsium sehat juga dilakukan pengambilan cairan sulkus gingiva. Terlebih dahulu diisolasi dengan cotton roll pada bagian bukal, microcapillary diinsersikan pada permukaan margin gingiva secara perlahan selama 5 sampai 20 menit. Selama pengambilan cairan sulkus gingiva tidak boleh terjadi perdarahan.

Cairan sulkus gingiva yang telah diperoleh disimpan dalam cooling box untuk dibawa ke Laboratorium Terpadu FK USU. Cairan sulkus gingiva yang terdapat pada

microcapillary dipindahkan ke tabung eppendorf menggunakan micropippet,

kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm yang berfungsi untuk menurunkan cairan sulkus gingiva yang terdapat dalam dinding tabung dan menghilangkan debris. Setelah itu, sebanyak 1 sampai 5 µ L cairan sulkus gingiva diambil dan dimasukkan ke tabung eppendorf yang baru, kemudian ditambah larutan

buffer PBS sehingga jumlah larutan sebanyak 20 µ L. Larutan yang terdapat di dalam

tabung eppendorf disentrifugasi. Larutan yang telah disentrifugasi dicampur dengan reagen A sebanyak 100 µ L dan reagen B sebanyak 8 µ L, kemudian disentrifugasi. Selanjutnya sebanyak 120 µ L larutan tersebut dipindahkan kedalam microplate. Setelah itu, microplate dimasukkan kedalam spektrofotometri untuk melihat status antioksidan total.


(31)

Gambar 5: Metode pengumpulan data. A, Pengambilan cairan sulkus gingiva. B, Cairan sulkus gingiva ditambah dengan larutan PBS. C, Larutan disentrifugasi. D, Penambahan reagen A 100 µ L. E, Penambahan reagen B 8 µL. F, Sentrifugasi. G, Cairan dimasukkan kedalam microplate. H,

Microplate dimasukkan kedalam spektrometer.

Gambar 5. Metode pengumpulan data. A, Pengambilan cairan sulkus gingiva. B, Cairan sulkus gingiva ditambah dengan larutan PBS. C, Larutan disentrifugasi. D, Penambahan reagen A 100 µ L. E, Penambahan reagen B 8 µL. F, Sentrifugasi. G, Cairan dimasukkan kedalam microplate. H,

Microplate dimasukkan kedalam spektrofotometri

A

H D

G F

E

C B


(32)

3.7 Skema Alur Penelitian

Skema alur penelitian yang akan dilakukan:

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputer. Analisis data pada penelitian ini dilakukan setelah pengujian status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva di laboratorium terpadu. Data setiap pemeriksaan dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk untuk melihat distribusi data dan dilakukan uji Mann-Whitney Test untuk melihat perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat.

Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan memberikan kuisioner

Memberikan informed consent meminta kesediaan subjek untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

Melakukan pengambilan cairan sulkus gingiva dengan microcapillary pada subjek peridontitis kronis dan subjek periodonsium sehat

Cairan sulkus gingiva dimasukkan ke dalam tabung eppendorf kemudian dicampur dengan larutan buffer PBS kemudian disentrifugasi. Setelah itu dilakukan pencampuran reagen DTAC, kemudian dilihat status antioksidan total dengan metode spektrofotometri

Pencatatan hasil pemeriksaan


(33)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan status antioksidan total pada dua kelompok subjek. Kelompok subjek dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok pertama yaitu subjek periodontitis kronis dengan jumlah subjek 20 orang yang ada di Instalasi Periodonsia FKG USU. Kelompok kedua yaitu subjek periodonsium sehat dengan jumlah 20 orang yang terdiri dari mahasiswa FKG USU.

Tabel 2. Data demografis subjek penelitian Variabel

Periodontitis Kronis

Periodonsium Sehat

n % n %

Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 4 16 20% 80% 6 14 30% 70% Usia

a. 17-30 tahun b. 31-50 tahun

c. ≥51 tahun

8 10 2 40% 50% 10% 20 0 0 100% 0 0 Tingkatan periodontitis kronis

a. Ringan b. Sedang c. Berat 12 8 0 60% 40% 0 0 0 0 0 0 0 Frekuensi menyikat gigi

a. 2 kali sehari b. 1 kali sehari

c. Lebih dari 2 kali sehari

18 2 0 90% 10% 0 18 1 1 90% 5% 5% Waktu menyikat gigi

a. Setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur b. Setiap waktu mandi

c. Tidak tentu (3 atau 2 kali sehari)

8 11 1 40% 55% 5% 12 7 1 60% 35% 5% Rutin ke dokter gigi

a. Ya b. Tidak 0 20 0 80% 8 12 40% 60%


(34)

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa subjek penelitian periodontitis kronis berjumlah 20 orang dan subjek periodonsium sehat berjumlah 20 orang. Berdasarkan jenis kelamin pada periodontitis kronis laki-laki 20% dan perempuan 80%. Pada periodonsium sehat laki-laki 30% dan perempuan 70%. Berdasarkan usia pada periodontitis kronis 17-30 tahun 40%, 31-50 tahun 50% dan ≥50 tahun 10%. Pada periodonsium sehat 100% usia antara 17-30 tahun. Berdasarkan tingkatan periodontitis kronis yang ringan 60% dan sedang 40%.

Berdasarkan frekuensi menyikat gigi pada periodontitis kronis paling banyak 2 kali sehari 90%, 1 kali sehari 10% dan tidak satu orang pun yang menyikat giginya lebih dari 2 kali sehari. Pada periodonsium sehat paling banyak 2 kali sehari 90%, 1 kali sehari 5% dan lebih dari 2 kali sehari 5%. Berdasarkan waktu menyikat gigi subjek periodontitis kronis yang menyikat gigi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur 40%, setiap waktu mandi 55% dan tidak tentu (3 atau 2 kali sehari) 5%. Pada periodonsium sehat yang menyikat gigi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur 60%, setiap waktu mandi 35% dan tidak tentu (3 atau 2 kali sehari) 5%. Berdasarkan rutin ke dokter gigi subjek periodontitis kronis 100% menjawab tidak dan subjek periodonsium sehat 40 % menjawab ya dan 60% menjawab tidak.

Tabel 3. Data pemeriksaan kelompok periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat (rata-rata ± SD)

Jenis pemeriksaan Periodontitis kronis Subjek periodonsium sehat

P Indeks plak 28,20 ± 13,66 16,25 ± 15,11 0,001 Indeks perdarahan 48,60 ± 20,12 9,30 ± 9,88 0,000

Kedalaman poket 4,35 - -

Kehilangan perlekatan 4,8 - -

Indeks kalkulus 75,85 - -

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa indeks plak dan indeks perdarahan lebih tinggi pada periodontitis kronis dibanding subjek periodonsium sehat. Perbedaan tersebut signifikan secara statistik p<0,05.


(35)

Tabel 4. Uji normalitas status antioksidan total pada subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat

Kelompok Median Interquartile range

Signifikan (p) Periodontitis Kronis 166 230,3 0,327 Subjek periodonsium

sehat

125 240,0 0,00

Uji Shapiro-wilk P<0,05

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-wilk. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 menunjukan data periodontitis kronis terdistribusi normal (p>0,05). Pada data subjek periodonsium sehat menunjukan data tersebut tidak terdistribusi normal (p<0,05).

Tabel 5. Hasil uji statistik status antioksidan total pada subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat dengan Uji Mann-Whitney Test

Variabel Rata-rata status antioksidan total

Signifikan (p) Periodontitis Kronis 20,75

0,892 Subjek periodonsium sehat 20,25

Uji Mann-Whitney Test P>0,05

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva periodontitis kronis sedikit lebih tinggi dibanding subjek periodonsium sehat. Namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik p=0,892.


(36)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok penelitian yaitu kelompok periodontitis kronis dan kelompok subjek periodonsium sehat masing-masing berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil cairan sulkus gingiva dari masing-masing subjek, kemudian cairan sulkus gingiva dicampur dengan reagen DTAC dan dilihat hasil status antioksidan total dengan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek dengan periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya. Alkalin dkk (2005) melakukan penelitian terhadap SOD (bagian dari antioksidan) pada cairan sulkus gingiva dari 26 subjek periodontitis dan 16 kontrol sehat. Hasil tersebut menunjukkan tidak terdapat perbedaan aktivitas SOD dalam cairan sulkus gingiva pada subjek periodontitis dan kontrol sehat.29 Superoksida dismutase (SOD) adalah enzim yang sangat penting pada antioksidan yang melindungi jaringan dari radikal bebas. Superoksida dismutase (SOD) berfungsi melawan SOR dari tingkatan sel.30 Guarnieri dkk (1991) melakukan observasi generasi spontaneus dari superoksida dalam cairan sulkus gingiva pada 14 sampel periodontitis kronis dan 16 sampel kontrol sehat. Hasil penelitian tersebut tidak dijumpai perbedaan antioksidan antara kasus dan kontrol.12,29 Hasil penelitian Guarinieri dkk tidak terdapat perbedaan kemungkinan disebabkan karena cairan sulkus gingiva yang dikumpulkan dilakukan pencucian dengan metode cuci crevic dan disimpan pada suhu -20º C. Selain itu, sampel disentrifugasi dan menyebabkan oksidasi dari beberapa komponen antioksidan, mengakibatkan penurunan antioksidan yang sangat cepat.29 Hasil penelitian ini juga tidak terdapat perbedaan antara subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat mungkin disebabkan metode pemindahan cairan sulkus gingiva dari microcapillary ke dalam tabung eppendorf melalui tekanan pada


(37)

micropippet. Hal tersebut mungkin dapat menyebabkan cairan sulkus gingiva

mengalami penguapan ketika mengalami penekanan oleh udara. Sehingga antioksidan pada cairan sulkus gingiva mengalami penurunan.

Ada beberapa penelitian yang tidak sesuai dengan penelitian ini. Hasil penelitian Ellis dkk (1998) menyatakan adanya penurunan aktivitas SOD yang sangat signifikan pada poket yang dalam.23 Penelitian Benzie dan Strain pada 18 pasien menunjukkan nilai antioksidan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan subjek yang diperoleh adalah periodontitis dengan kategori parah.31 Penelitian Amita dan Sheetal (2012) menunjukkan adanya perbedaan aktivitas SOD pada cairan sulkus gingiva dimana pada periodontitis kronis lebih tinggi dibandingkan periodonsium sehat dan perbedaan tersebut signifikan.30 Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya kemungkinan disebabkan pemilihan subjek periodontitis kronis tidak melihat keseragaman dari periodontitis kronis yang diderita. Subjek periodontitis yang diperoleh mayoritas dengan kondisi ringan, hal tersebut menyebabkan hasil status antioksidan yang diperoleh tidak berbeda dengan subjek periodonsium sehat.

Parveen Dahiya dkk (2013) mengatakan bahwa antioksidan juga dipengaruhi oleh infeksi, sinar UV dan suhu yang berperan penting dalam produksi radikal bebas.28 Dalam penelitian ini hal tersebut tidak menjadi acuan peneliti dalam menentukan subjek penelitian. Pada saat melakukan pemilihan subjek, peneliti hanya fokus pada obat dan vitamin yang dikonsumsi subjek. Sehingga status antioksidan total yang dimiliki setiap subjek memiliki perbedaan tergantung bagaimana tubuh mereka merespon terhadap suatu penyakit.

Rendahnya kadar vitamin A, vitamin C, β caroten dan β crythoxanthin juga meningkatkan risiko penyakit gusi secara signifikan.32 Dalam penelitian ini dilihat status antioksidan secara keseluruhan. Hasil yang diperoleh tidak menunjukan perbedaan yang signifikan mungkin disebabkan hanya beberapa kandungan antioksidan yang meningkatkan risiko penyakit gusi, sehingga hasil yang diperoleh tidak berpengaruh terhadap status antioksidan total.


(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dan subjek periodonsium sehat. Antioksidan yang dihasilkan pada subjek periodontitis dan subjek periodonsium sehat tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hasil tersebut kemungkinan dikarenakan subjek periodontitis kronis yang diperoleh pada penelitian ini dalam kategori ringan.

6.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui: 1. Status antioksidan total pada serum subjek periodontitis kronis 2. Perbedaan status antioksidan total pada subjek periodonsium sehat dan

subjek dengan kondisi periodontal yang lebih parah

3. Superoksida dismutase (SOD) pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis


(39)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit periodontal adalah inflamasi yang dapat merusak jaringan melalui interaksi antara bakteri dengan pejamu. Terdapat peran senyawa oksigen reaktif (SOR) dalam bakteri dan pejamu sebagai perantara kerusakan jaringan. Pada beberapa tahun terakhir telah meningkat perkembangan dalam penelitian medis dan gigi tentang radikal bebas, SOR dan antioksidan.12

Dalam bab ini akan dibahas tentang penyakit periodontal yang salah satunya adalah periodontitis kronis yang dalam patogenesisnya dapat meningkatkan SOR sehingga terjadi stres oksidatif. Stres oksidatif yang terdapat dalam proses inflamasi akan menurunkan antioksidan.

2.1 Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Setiap jaringan memiliki peran yang penting dalam memelihara kesehatan dan fungsi dari periodontal. Keadaan jaringan periodontal ini sangat bervariasi, tergantung atau dipengaruhi oleh morfologi gigi, fungsi maupun usia.14

2.1.1 Gambaran Gingiva Normal

Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir alveolar. Gingiva juga merupakan bagian dari struktur pendukung gigi, periodonsium dan membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.7

Gingiva pada umumnya berwarna merah muda dan diproduksi oleh pembuluh darah, ketebalan dan tingkat kreatinisasi epitel, dan adanya sel pigmen yang


(40)

terkandung.1,7 Ukuran gingiva berdasarkan jumlah total dari sebagian besar elemen seluler dan intraseluler dan pasokan pembuluh darah. Perubahan dalam ukuran gingiva merupakan tanda dari penyakit gingiva.1

Kontur dan bentuk gingiva bervariasi, tergantung pada bentuk gigi dan keselarasan dalam lengkung rahang.1 Permukaan gingiva mirip dengan tekstur kulit jeruk yang disebut stippling.1,7 Gingiva cekat memiliki tekstur stippling dan pada

margin gingiva tidak. Bagian tengah dari gingiva interdental mempunyai tekstur stippling sedangkan bagian margin gingiva lebih halus. Pola dan perluasan stippling

bervariasi antar individu dan antar sisi pada satu individu. Stippling tidak jelas pada permukaan oral dan pada permukaan wajah tidak terdapat di beberapa individu.1

Gambar 1. Gambaran gingiva dan papila interdental dalam keadaan normal1

2.1.2 Penyakit Jaringan Periodontal

Penyakit periodontal adalah infeksi kronis yang diakibatkan bakteri plak dan ditandai dengan peradangan menetap, kerusakan jaringan ikat dan resorpsi tulang alveolar. Mediator inflamasi dan molekul yang merusak jaringan dapat ditemukan dalam jaringan gingiva, cairan sulkus gingiva dan saliva pada pasien periodontitis.15 Jaringan periodontal dapat mengalami berbagai perubahan patologi, inflamasi, degenerasi dan neoplasma. Inflamasi dapat akut atau kronis. Sesuai dengan definisinya, inflamasi akut timbulnya mendadak, sakit dan berdurasi singkat. Inflamasi kronis timbul lebih lambat, jarang terasa sakit dan berdurasi lama.7


(41)

Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis yang bila tidak dirawat bisa berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan pendukung periodontal.3 Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, tanda dan gejalanya adalah nyeri lokal atau menyeluruh, halitosis, perdarahan gingiva ketika menyikat gigi, gingiva bengkak dan terbentuknya poket gingiva.6

Periodontitis adalah peradangan pada ligamen periodontal dan jaringan penyangga gigi yang dapat menyebabkan kehilangan tulang dan ligamen periodontal yang disebabkan oleh bakteri, debris makanan dan deposit kalkulus.6

Perubahan warna pada gingiva bervariasi dengan intensitas peradangan. Awalnya ada peningkatan eritema. Dalam peradangan akut yang parah warna merah secara bertahap menjadi kusam, abu-abu keputihan. Berkurang atau hilangnya

stippling adalah tanda dari penyakit gingiva. Pada inflamasi yang kronis permukaan

gingiva lebih halus dan berkilat.1

Gambar 2. Gingiva dalam keadaan inflamasi1

2.2 Periodontitis Kronis

Periodontitis kronis didefinisikan sebagai penyakit infeksi yang mengakibatkan peradangan dalam jaringan pendukung gigi, kehilangan perlekatan yang progresif dan kehilangan tulang.16 Periodontitis kronis adalah penyakit inflamasi yang mencapai 10-15% dari populasi negara berkembang dan merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa.17 Lebih dari 47% di negara Amerika orang


(42)

menderita periodontitis kronis dan pada negara berkembang prevalensinya lebih tinggi. 18

Periodontitis kronis dihubungkan dengan akumulasi plak dan kalkulus dan biasanya tingkat perjalanan penyakit lambat sampai sedang, tetapi periode destruksi lebih cepat diamati. Peningkatan dari perjalanan penyakit dapat disebabkan oleh faktor lokal, sistemik, atau faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi interaksi antara pejamu dengan bakteri.16 Klasifikasi periodontitis kronis terbagi atas tiga yaitu: periodontitis kronis ringan dengan kehilangan perlekatan 1-2 mm, periodontitis kronis sedang kehilangan perlekatan 3-4 mm dan periodontitis kronis berat kehilangan perlekatan ≥ 5 mm.18

Senyawa oksigen reaktif (SOR) menjadi salah satu patogenesis dari periodontitis yang juga memiliki peran penting dalam metabolisme normal. Senyawa oksigen reaktif (SOR) bersifat sangat merusak dan beracun secara alami.8 Aktivitas PMN akan memproduksi SOR dalam jumlah yang besar dan menyebabkan kerusakan dari jaringan periodontal.19

2.2.1 Gambaran Klinis Periodontitis Kronis

Karakteristik gambaran klinis pada periodontitis kronis terdiri dari akumulasi plak supragingiva dan subgingiva, inflamasi gingiva, terbentuknya poket, kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang.16

Gambaran klinis pada periodontitis kronis adalah:7 1. Inflamasi Gingiva dan Perdarahan

Keparahan inflamasi gingiva tergantung pada higiene oral, bila kebersihan mulut buruk, maka inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi perdarahan waktu penyikatan gigi atau bahkan dapat terjadi perdarahan spontan. Bila penyikatan gigi cukup baik dan plak cukup terkontrol, tetapi masih dijumpai deposit subgingiva karena skeling yang kurang adekuat, maka penyakit periodontal mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan superfisial.7


(43)

2.Poket Periodontal

Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis periodontal, tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama-sama dengan inflamasi gingiva dan pembengkakan, serta tanda-tanda radiografi dari kerusakan tulang alveolar. Apabila tidak terjadi pembengkakan pada gingiva, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epitelium, tetapi pembengkakan tersebut sering terjadi pada usia muda sehingga ditemukan poket sedalam 3-4 mm yang merupakan poket gingiva atau poket palsu. Poket sedalam 4 mm menunjukkan adanya periodontitis kronis tahap awal.7

3. Resesi Gingiva

Resesi gingiva merupakan pergeseran margin gingiva ke apikal yang dapat menyebabkan terbukanya akar gigi. Resesi gingiva seringkali disertai dengan kerusakan jaringan periodontal dan periodontitis kronis.7

4. Kehilangan perlekatan

Gambaran klinis yang menjadi ciri khas periodontitis adalah kehilangan perlekatan. Dalam beberapa kasus, resesi dari margin gingiva dapat disertai kehilangan perlekatan. Tanda klinis dari inflamasi diantaranya adalah perubahan warna, kontur, konsistensi dan perdarahan ketika probing tidak selalu menjadi indikator dari kehilangan perlekatan.16

5. Mobiliti Gigi

Pada kelainan periodontal kerusakan jaringan selalu disertai dengan inflamasi dan seringkali disertai trauma oklusal. Mobiliti yang disebabkan karena inflamasi dan trauma oklusal umumnya reversibel, seperti berkurangnya mobiliti setelah skeling dan penyesuaian oklusal. Mobiliti yang berhubungan dengan kerusakan jaringan pendukung irreversibel.7

6. Kerusakan tulang Alveolar

Resorpsi tulang alveolar dan kerusakan ligamen periodontal adalah tanda paling penting dari periodontitis kronis dan merupakan salah satu penyebab tanggalnya gigi. Bentuk dan keparahan resorpsi tulang alveolar bervariasi dan dalam


(44)

menentukan rencana perawatan, jumlah kerusakan tulang, kecepatan resorpsi dan pola kerusakan tulang perlu ditentukan dengan akurat.7

Gambar 3. Gambaran klinis periodontitis kronis16

2.2.2 Etiologi Periodontitis Kronis

Akumulasi plak pada gigi dan permukaan gingiva dianggap sebagai agen utama dalam etiologi periodontitis kronis. Perlekatan dan kehilangan tulang berhubungan dengan peningkatan proporsi gram negatif dalam plak di subgingiva denga peningkatan tertentu dalam organisme patogen dan virulen.16 Plak gigi adalah deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi yang diantaranya mengandung berbagai spesies.5

Faktor retensi plak sangat penting dalam berkembangnya penyakit periodontitis kronis, karena dapat mempertahankan jasad renik di dalam jaringan periodontal. Faktor lain yang dapat meningkatkan akumulasi plak adalah kesalahan dalam restorasi, karies, lesi furkasi, crowded, kelainan pada gigi dan lain sebagainya.16

Kondisi sistemik juga berpengaruh terhadap penyakit periodontal yang dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi. Hal tersebut karena kurangnya suplemen dan diet yang tidak seimbang. Defisiensi nutrisi berhubungan dengan faktor risiko pada kondisi inflamasi.2,7 Sebuah laporan mengatakan bahwa kemungkinan akibat kekurangan nutrisi dan suplemen dapat menyebabkan penyakit periodontal. Ahli ilmu biologi oral dari Universitas di Buffalo Fakultas Kedokteran Gigi menunjukkan untuk pertama kali bahwa diet rendah antioksidan dapat meningkatkan penyakit gingiva.2


(45)

2.3 Stres Oksidatif sebagai Biomarker Penyakit Periodontal

Stres oksidatif menggambarkan suatu ketidakseimbangan antara produksi SOR dengan pertahanan antioksidan. Hal tersebut merupakan faktor utama untuk menjelaskan mekanisme patofisiologi dari keadaan inflamasi, seperti periodontitis.20

Sel pagosit utama adalah polimorphonuklear leukosit (PMN) yang menjadi sumber potensial. Polimorphonuklear leukosit (PMN) dapat menghasilkan SOR dari rangsangan oleh bakteri antigen, PMN menghasilkan dan melepaskan SOR dalam jumlah banyak, oksidatif yang sangat tinggi dapat merusak jaringan gingiva, ligamen periodontal dan tulang alveolar.8

2.3.1 Stres Oksidatif

Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum yakni kurangnya antioksidan dan produksi radikal bebas yang berlebihan.21 Ketika SOR atau radikal bebas seperti O₂ dan H₂O₂ dilepaskan dari PMN selama pagositosis dapat menghilangkan patogen periodontal, dapat juga merusak pejamu.13

Produksi SOR dengan segera menyebabkan kerusakan jaringan, penyakit dan kematian sel. Stres oksidatif dapat diukur dari enzim dalam antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), glutathion peroksidase (GPx), katalase dan lain sebagainya, yang kedua antioksidan non-enzymatic seperti vitamin C, Vitamin E, uric

acid.22

Berbagai enzim pada sel dan proses metabolik yang terkontrol, akan menjaga tubuh agar kerusakan oksidatif ditingkat sel tetap minimal. Pada saat produksi SOR meningkat, maka kontrol protektif tidak akan mencukupi sehingga memicu kerusakan oksidatif.21

Pada patogenesis penyakit periodontal terdapat suatu keadaan stres oksidatif. Beberapa penelitian epidemiologi menunjukan tanda tingkatan dari stres oksidatif dalam darah subjek periodontitis berbeda dari subjek periodontal yang sehat.18 Pada saat PMN menjadi aktif dan meningkatkan produksi SOR, menyebabkan kerusakan oksidatif pada jaringan periodontal.11


(46)

Stres oksidatif yang berlanjut akan mempengaruhi antioksidan pada jaringan. Perubahan keadaan gingiva dapat menyebabkan kematian sel dan pelepasan SOR dengan pagosit, menurunkan katalase (CAT) dan superoksida dismutase (SOD).2

Aktivasi sinyal inflamasi menyebabkan peningkatan senyawa oksigen reaktif (SOR) dan stres oksidatif, sehingga endotel yang teraktivasi menarik sel proinflamasi makrofag, Menurunnya tingkat stres oksidatif dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. 10

Senyawa oksigen reaktif (SOR) terdiri dari superoksida anion, hidroksil radikal, nitro oksidan dan hidrogen peroksida dapat diproduksi antara bakteri dan pejamu yang menyebabkan kerusakan jaringan. Pejamu mempunyai kemampuan untuk menghilangkan SOR dan menghambat destruksi jaringan yang disebabkan oleh reaksi inflamasi dengan menghasilkan antioksidan di dalam jaringan.11

2.3.2 Antioksidan

Antioksidan adalah molekul yang mampu menghambat oksidasi dari molekul oksidan. Oksidasi merupakan reaksi kimia yang memindahkan elektron dari satu substansi ke agen oksidan. 22 Antioksidan juga berfungsi untuk mencegah kerusakan sel dari pengaruh radikal bebas.23,24 Banyak studi yang mengatakan bahwa antioksidan dapat mengurangi jumlah radikal bebas pada kerusakan periodontal dan penyakit metabolik.7

Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya. Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh dapat ditunjukkan oleh rendahnya aktivitas enzim antioksidan.24 Antioksidan berupa nutrisi yang berasal dari buah dan sayur dapat menetralisir radikal bebas dengan memberikan atom atau electron sehingga radikal bebas dan antioksidan terdapat dalam jumlah yang stabil.2

Antioksidan dilepaskan oleh PMN dan melindungi tubuh dari SOR.13,25 Antioksidan sebagai pertahanan terhadap kerusakan oksidatif, maka sel dilengkapi


(47)

dengan berbagai jenis antioksidan yang akan bekerja melalui beragam mekanisme.25 Antioksidan juga terdapat di kelenjar submandibular dan kelenjar parotid dimana dalam keadaan normal bertindak sebagai anti bakterial.13

Antioksidan meliputi superoksida dismutase (SOD), uric acid, ascorbic acid,

α-tocopherol, glutathione dan albumin. Salah satu yang penting dari antioksidan

adalah SOD yang mengkatalisasi superoksida anion untuk bertahan dalam melawan SOR.12

Berkurangnya kapasitas antioksidan merupakan penyebab atau efek dari penyakit periodontal, dan rendahnya konsentrasi antioksidan di cairan sulkus gingiva akan meningkatkan kerusakan pada gingiva dan struktur sekitarnya oleh pergerakan neutrofil.26 Antioksidan akan melindungi kesehatan tubuh dari radikal bebas dan SOR.27 Pada jaringan rendahnya antioksidan dapat meningkatkan kedalaman poket.12 Sculley dkk (2002) mengatakan bahwa pengaruh nutrisi dalam status antioksidan berdampak pada perawatan periodontal.2

2.3.3 Cairan Sulkus Gingiva sebagai Indikator Penilaian Antioksidan Cairan sulkus gingiva digambarkan sebagai transudat atau eksudat. Cairan sulkus gingiva mengandung komponen jaringan ikat, epitelium, sel inflamasi, serum, dan flora mikrobial. Dalam keadaan inflamasi, aliran cairan sulkus gingiva meningkat dan dimulai dari komposisi sampai menyerupai cairan inflamasi.16

Cairan sulkus gingiva telah digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit aktif atau untuk memprediksi pasien dengan risiko penyakit periodontal.3,12 Sistem pertahanan antioksidatif dapat melemah dalam cairan sulkus gingiva yang mempercepat akibat dari penyakit periodontal.11 Antioksidan yang terdapat dalam cairan sulkus gingiva pada pasien periodontitis cenderung menurun.12

Pada serum dan cairan sulkus gingiva, kapasitas antioksidan total dan konsentrasi SOD signifikan rendah pada periodontitis kronis.2 Suatu tanda dari produksi oksidasi SOR, tingginya zat besi dan ion tembaga. Ketidakseimbangan antioksidan dalam aktivitas poket periodontal, dapat dilihat dari metabolisme jaringan


(48)

dalam cairan sulkus gingiva yang menghasilkan penurunan dari jaringan periodontal khususnya tulang alveolar.8

Radikal bebas, SOR dan status antioksidan dapat diukur dalam serum, saliva, dan cairan sulkus gingiva. Tetapi tingkatan dalam saliva dan cairan sulkus gingiva lebih akurat untuk melihat aktivitas penyakit periodontal.28 Pada cairan sulkus gingiva terdapat mediator inflamasi, respon host dan produk yang dapat merusak jaringan.15 Brock dkk (2004), mengukur total konsentrasi lokal dan sistemik antioksidan pada pasien dengan periodontitis dan periodontal yang sehat. Mereka menyimpulkan bahwa konsentrasi antioksidan dalam cairan sulkus gingiva subjek periodontitis secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada kelompok kontrol.11 Alkalin dkk (2009), juga membuktikan penurunan aktivitas SOD dalam saliva, serum dan cairan sulkus gingiva pada subjek periodontitis kronis.8


(49)

KERANGKA TEORI

Periodontitis Kronis

Polimorphonuklear Leukosit (PMN) Aktif

Antioksidan Menurun Senyawa oksigen reaktif

(SOR) Meningkat

Stres Oksidatif Bakteri

O₂ dan H₂O₂


(50)

KERANGKA KONSEP

- Subjek periodontitis kronis

- Subjek dengan periodonsium sehat

Status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva

Variabel Terkendali:

a. Metode pengambilan cairan sulkus gingiva

b. Sterilisasi alat dan bahan c. Tidak terjadi bleeding

Variabel Tak Terkendali: a. Konsumsi makanan atau diet


(51)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periodonsium merupakan jaringan pendukung gigi yang terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar.1 Penyakit periodontal adalah inflamasi yang mengenai jaringan periodontal pendukung dengan kehilangan tulang sebagai akibat dari interaksi yang kompleks antara bakteri patogen dengan respon imun pejamu.2

Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Penyakit periodontal di Indonesia menduduki urutan ke dua utama yang masih merupakan masalah di masyarakat. Penyakit yang menyerang pada gingiva dan jaringan pendukung gigi ini merupakan penyakit infeksi yang serius dan apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kehilangan gigi.3

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak diderita masyarakat ±70%, dan sebesar ±4-5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas, dan pada saat ini paling banyak ditemukan pada usia muda. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menyadari dirinya menderita penyakit gigi dan mulut hanya 23% dan diantara mereka tersebut hanya 30% yang menerima perawatan dari tenaga professional gigi.4

Penelitian yang dilakukan oleh Nurmala S tahun 2004 tentang profil penyakit periodontal di Kota Medan pada kelompok umur 15- 65 tahun menunjukkan, bahwa prevalensi penyakit periodontal pada seluruh kelompok umur cukup tinggi yaitu 96,58%. Keadaan ini mengindikasikan buruknya kesehatan gigi dan mulut. Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensinya mencapai 100%. Menurut tingkatan kondisi jaringan periodontal dari 360 responden, menunjukkan bahwa hanya 3,42%


(52)

yang mempunyai jaringan periodontal sehat. Responden yang mempunyai karang gigi adalah 66,95%. Responden yang mempunyai poket sedalam 4 – 5 mm adalah 18,23% dan 6,84% mempunyai poket 6 mm.5

Periodontitis kronis adalah peradangan yang berlangsung lama dan mengenai satu gigi, beberapa gigi, atau bahkan keseluruhan gigi geligi yang secara bertahap dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga dan tulang alveolar, sehingga menyebabkan tanggalnya gigi.6 Gambaran klinis dari periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva dan perdarahan, poket periodontal, resesi gingiva, mobiliti gigi, migrasi gigi, nyeri, kerusakan tulang alveolar, halitosis dan rasa tidak nyaman. Adanya poket periodontal dan kerusakan tulang alveolar merupakan tanda yang penting dari periodontitis kronis.7

Periodontitis kronis merupakan suatu penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia yang disebabkan bakteri dan ditandai oleh adanya proses inflamasi. Pada patogenesis periodontitis, terjadi peningkatan senyawa oksigen reaktif (SOR). Meskipun memiliki fungsi penting dalam reaksi metabolisme normal, SOR sangat toksik dan merusak secara alami.8

Proses inflamasi menyebabkan peningkatan senyawa oksigen reaktif sehingga terjadi keadaan stres oksidatif.9 Stres oksidatif menggambarkan suatu keadaan metabolik, dimana jumlah SOR meningkat di atas tingkat fisiologis.10 Stres oksidatif didefinisikan sebagai kondisi ketidakseimbangan produksi SOR dan status antioksidan endogenus. Tingginya stres oksidatif ditunjukkan oleh rendahnya status antioksidan selular.9

Pada serum dan cairan sulkus gingiva, status antioksidan total dan superoksida dismutase (SOD) memiliki konsentrasi rendah pada perempuan menopause dan periodontitis kronis.2 Chapple dkk (1997), melaporkan pasien dengan penyakit periodontal memiliki status antioksidan total yang rendah.11 Guarnieri dkk (1991) melakukan observasi generasi spontaneus dari superoksida dalam cairan sulkus gingiva pada subjek periodontitis yang hasilnya tidak ada dijumpai perbedaan antioksidan antara kasus dan kontrol.12 Hal ini sejalan dengan penelitian Moore dkk (1994), mengemukakan tidak ada perbedaan jumlah dan aktivitas dari antioksidan


(53)

dalam kasus periodontitis dan kelompok yang sehat.11,13 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui status antioksidan total dalam cairan sulkus gingiva pada subjek periodontitis kronis dengan periodonsium sehat.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat di Instalasi Periodonsia FKG USU

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis

2. Mengetahui status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodonsium sehat

3. Mengetahui perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat

1.4 Hipotesis

Ada perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi kepada dokter gigi tentang perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva subjek periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat

2. Sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya tentang status antioksidan total 3. Sebagai dasar untuk mengembangkan suatu bahan yang mengandung antioksidan pada penyakit periodontal dalam ilmu kedokteran gigi


(54)

Abstrak Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia

Tahun 2016

Almira Novianty Harahap

Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU

x + 32 halaman

Periodontitis kronis adalah inflamasi yang terjadi di rongga mulut yang disebabkan oleh bakteri. Pada patogenesis terjadinya periodontitis terdapat polimorphonuklear leukosit (PMN) yang melepaskan senyawa oksigen reaktif (SOR) yang merupakan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sudah kehilangan satu elektron sehingga menyebabkan elektron sangat reaktif dan tidak stabil. Radikal bebas tersebut dapat mengikat atom yang terdapat dalam antioksidan sehingga menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah suatu keadaan tinggi radikal bebas dan rendah antioksidan dalam tubuh. Peneliti sebelumnya menyatakan status antioksidan total pada periodontitis kronis lebih rendah dibandingkan subjek dengan periodonsium sehat. Namun ada peneliti yang menyatakan status antioksidan total pada periodontitis kronis dan sehat tidak memiliki perbedaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dan subjek dengan periodonsium sehat. Penelitian ini merupakan penelitianan analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek pada penelitian ini terdapat 40 orang yaitu 20 orang periodontitis kronis dan 20 orang subjek dengan periodonsium sehat. Seluruh subjek dilakukan pemeriksaan jaringan periodonsium untuk mendiagnosis pasien dengan periodontitis kronis atau periodonsium sehat. Pada subjek periodontitis, dilakukan pengambilan cairan sulkus gingiva pada poket yang paling dalam dengan menggunakan microcapillary. Pada subjek sehat juga dilakukan


(55)

pengambilan cairan sulkus gingiva. Cairan sulkus gingiva yang telah diperoleh dilakukan pemeriksaan dengan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat.


(56)

STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA CAIRAN

SULKUS GINGIVA PASIEN PERIODONTITIS

KRONIS DI INSTALASI PERIODONSIA

FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Almira Novianty Harahap NIM: 120600092

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(57)

Abstrak Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia

Tahun 2016

Almira Novianty Harahap

Status Antioksidan Total pada Cairan Sulkus Gingiva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi Periodonsia FKG USU

x + 32 halaman

Periodontitis kronis adalah inflamasi yang terjadi di rongga mulut yang disebabkan oleh bakteri. Pada patogenesis terjadinya periodontitis terdapat polimorphonuklear leukosit (PMN) yang melepaskan senyawa oksigen reaktif (SOR) yang merupakan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sudah kehilangan satu elektron sehingga menyebabkan elektron sangat reaktif dan tidak stabil. Radikal bebas tersebut dapat mengikat atom yang terdapat dalam antioksidan sehingga menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah suatu keadaan tinggi radikal bebas dan rendah antioksidan dalam tubuh. Peneliti sebelumnya menyatakan status antioksidan total pada periodontitis kronis lebih rendah dibandingkan subjek dengan periodonsium sehat. Namun ada peneliti yang menyatakan status antioksidan total pada periodontitis kronis dan sehat tidak memiliki perbedaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dan subjek dengan periodonsium sehat. Penelitian ini merupakan penelitianan analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek pada penelitian ini terdapat 40 orang yaitu 20 orang periodontitis kronis dan 20 orang subjek dengan periodonsium sehat. Seluruh subjek dilakukan pemeriksaan jaringan periodonsium untuk mendiagnosis pasien dengan periodontitis kronis atau periodonsium sehat. Pada subjek periodontitis, dilakukan pengambilan cairan sulkus gingiva pada poket yang paling dalam dengan menggunakan microcapillary. Pada subjek sehat juga dilakukan


(58)

pengambilan cairan sulkus gingiva. Cairan sulkus gingiva yang telah diperoleh dilakukan pemeriksaan dengan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan status antioksidan total pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan subjek periodonsium sehat.


(59)

Abstract Faculty of Dentistry

Department of Periodontology 2016

Almira Novianty Harahap

Total Antioxidant Status at Gingival Crevicular Fluid Chronic Periodontitis Patient in Installation of Periodonsia FKG USU

x + 32 pages

Periodontitis is a chronic inflammation that occurs in the oral cavity caused by bacteria. The pathogenesis of periodontitis is polymorphonuclear leukocytes (PMN) release reactive oxygen species (ROS) which is a free radicalin the body. Free radicals are molecules or atoms that have lost an electron which causes electron to be unstable and highly reactive. Free radicals can bind atoms inside the antioxidant that causes oxidative stress. Oxidative stress is a state of high free radical and low antioxidant in the body. The previous researcher stated that total antioxidant status in chronic periodontitis is lower than healthy person. However, there are studies that concluded the substances in chronic periodontitis and helathy person does not have a difference. The purpose of this study is to know the difference between total antioxidant status in gingival crevicular fluid in chronic periodontitis patient and healthy subjects. This research represents an observation analytic study with cross sectional method. Subjects in this study were 40 people, 20 chronic periodontitis subjects and 20 healthy subjects. The whole subjects will be done the examination of periodontal tissues to diagnose patient with chronic periodontitis or healthy periodontium. On the subject of periodontitis is done taking gingival crevicular fluid on deepest pocket with microcapillary. In healthy subjects are also performed taking gingival crevicular fluid. Gingival crevicular fluid is obtained by doing the examination with the spectrofotometri method. The result which is obtained in this


(60)

study there was no differences between total antioxidant status in gingival crevicular fluid of chronic periodontitis patients and healthy subjects.


(61)

STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA CAIRAN

SULKUS GINGIVA PASIEN PERIODONTITIS

KRONIS DI INSTALASI PERIODONSIA

FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Almira Novianty Harahap NIM: 120600092

Pembimbing:

Irma Ervina, drg.,Sp.Perio (K) NIP: 19710702 199601 2 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(62)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 15 Maret 2016

Pembimbing : TandaTangan

Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K) ... NIP: 19710702 199601 2 001


(63)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Pada tanggal 15 Maret 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K) ... ANGGOTA : Krisnamurthy Pasaribu,drg., Sp. Perio ... Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio ...

Mengetahui,

SEKRETARIS DEPARTEMEN

Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio ...


(64)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Ucapan terima kasih yang tiada henti penulis haturkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Harun Narasid dan Ibunda Nurhamidah yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan serta memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat mengecap pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi USU. Terima kasih juga kepada adik-adik tersayang, Reza Almadani dan Farhan Alwi serta semua pihak keluarga yang telah mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi dan saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio selaku Sekretaris Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Dosen penguji skripsi Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio dan Aini Hariyani Nasution, drg.,Sp. Perio atas saran dan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Wilda Hafni Lubis,drg., M.Si selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(65)

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara di Departemen Periodonsia yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JK (K) selaku ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara yang telah memberikan persetujuan dari Komisi Etik untuk melaksanakan penelitian.

8. Seluruh staf dan pegawai di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam penelitian yang dilakukan pada skripsi ini.

9. Maya Fitria, S.K.M., M.Kes selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam hal sampel penelitian dan pengolahan data.

10. Saufi Khairani, drg dan sahabat - sahabat terbaik penulis, Chandra, Ulfah, Desi, Fita, Naila, Ratna, Mus’ab, Alfi, Hari dan Ima yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen Periodonsia yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan keluarga besar HMI Komisariat FKG USU yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulis masih dalam proses pembelajaran sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk lebih baik lagi kedepannya. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 15 Maret 2016 Penulis,

(Almira Novianty Harahap) NIM: 120600092


(66)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Periodontal ... 4

2.1.1 Gambaran Gingiva Normal ... 4

2.1.2 Penyakit Jaringan Periodontal ... 5

2.2 Periodontitis Kronis ... 6

2.2.1 Gambaran Klinis Periodontitis Kronis ... 7

2.2.2 Etiologi Periodontitis Kronis ... 9

2.3 Stres Oksidatif sebagai Biomarker Penyakit Periodontal... 10

2.3.1 Stres Oksidatif ... 10

2.3.2 Antioksidan ... 11

2.3.3 Cairan Sulkus Gingiva sebagai Indikator Penilaian Antioksidan ... 12

2.4 Kerangka Teori ... 14


(67)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 16

3.2 Lokasi dan Waktu Paenelitian ... 16

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 16

3.2.2 Waktu Penelitian ... 16

3.3 Populasi dan Sampel ... 16

3.3.1 Populasi ... 16

3.3.2 Sampel ... 16

3.3.3 Besar Sampel ... 17

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 17

3.4.1 Variabel Penelitian ... 17

3.4.2 Definisi Operasional ... 18

3.5 Bahan dan alat Penelitian ... 19

3.5.1 Bahan Penelitian ... 19

3.5.2 Alat Penelitian ... 19

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.7 Skema Alur Penelitian ... 23

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN


(68)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Definisi operasional ... 18 2 Data demografis subjek penelitian ... 24 3 Data pemeriksaan kelompok periodontitis kronis dan subjek

periodonsium sehat (rata-rata ± SD) ... 25 4 Uji normalitas status antioksidan total pada pasien periodontitis kronis

dan subjek sehat ... 26 5 Hasil uji statistik status antioksidan total pada pasien periodontitis


(69)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gambaran gingiva dan papila interdental dalam keadaan normal ... 5

2 Gambar gingiva dalam keadaan inflamasi ... 6

3 Gambar gambaran klinis periodontitis kronis ... 9

4 Gambar bahan dan alat penelitian ... 20


(70)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian 2 Lembar persetujuan subjek penelitian

3 Kuesioner

4 Anggaran biaya penelitian 5 Surat persetujuan komisi etik

6 Surat keterangan penelitian di laboratorium terpadu FK USU 7 Hasil analisis statistik


(1)

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara di Departemen Periodonsia yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JK (K) selaku ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara yang telah memberikan persetujuan dari Komisi Etik untuk melaksanakan penelitian.

8. Seluruh staf dan pegawai di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam penelitian yang dilakukan pada skripsi ini.

9. Maya Fitria, S.K.M., M.Kes selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam hal sampel penelitian dan pengolahan data.

10. Saufi Khairani, drg dan sahabat - sahabat terbaik penulis, Chandra, Ulfah, Desi, Fita, Naila, Ratna, Mus’ab, Alfi, Hari dan Ima yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen Periodonsia yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan keluarga besar HMI Komisariat FKG USU yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulis masih dalam proses pembelajaran sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk lebih baik lagi kedepannya. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 15 Maret 2016 Penulis,

(Almira Novianty Harahap) NIM: 120600092


(2)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Periodontal ... 4

2.1.1 Gambaran Gingiva Normal ... 4

2.1.2 Penyakit Jaringan Periodontal ... 5

2.2 Periodontitis Kronis ... 6

2.2.1 Gambaran Klinis Periodontitis Kronis ... 7

2.2.2 Etiologi Periodontitis Kronis ... 9

2.3 Stres Oksidatif sebagai Biomarker Penyakit Periodontal... 10

2.3.1 Stres Oksidatif ... 10

2.3.2 Antioksidan ... 11

2.3.3 Cairan Sulkus Gingiva sebagai Indikator Penilaian Antioksidan ... 12

2.4 Kerangka Teori ... 14


(3)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 16

3.2 Lokasi dan Waktu Paenelitian ... 16

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 16

3.2.2 Waktu Penelitian ... 16

3.3 Populasi dan Sampel ... 16

3.3.1 Populasi ... 16

3.3.2 Sampel ... 16

3.3.3 Besar Sampel ... 17

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 17

3.4.1 Variabel Penelitian ... 17

3.4.2 Definisi Operasional ... 18

3.5 Bahan dan alat Penelitian ... 19

3.5.1 Bahan Penelitian ... 19

3.5.2 Alat Penelitian ... 19

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.7 Skema Alur Penelitian ... 23

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Definisi operasional ... 18 2 Data demografis subjek penelitian ... 24 3 Data pemeriksaan kelompok periodontitis kronis dan subjek

periodonsium sehat (rata-rata ± SD) ... 25 4 Uji normalitas status antioksidan total pada pasien periodontitis kronis

dan subjek sehat ... 26 5 Hasil uji statistik status antioksidan total pada pasien periodontitis


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gambaran gingiva dan papila interdental dalam keadaan normal ... 5

2 Gambar gingiva dalam keadaan inflamasi ... 6

3 Gambar gambaran klinis periodontitis kronis ... 9

4 Gambar bahan dan alat penelitian ... 20


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian 2 Lembar persetujuan subjek penelitian

3 Kuesioner

4 Anggaran biaya penelitian 5 Surat persetujuan komisi etik

6 Surat keterangan penelitian di laboratorium terpadu FK USU 7 Hasil analisis statistik