2.3.2 Stres Oksidatif
Stres oksidatif didefinisikan sebagai kondisi ketidakseimbangan produksi oksidan dan status anti-oksidan endogenus.
16
Halliwell 2006 mendefinisikan stres oksidatif adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara SOR dengan antioksidan,
dimana jumlah SOR lebih banyak bila dibandingkan dengan antioksidan.
27
Jika produksi SOR melebihi dari kemampuan antioksidan intrasel untuk menetralkannya, maka kelebihan SOR sangat potensial menyebabkan kerusakan sel.
Sering kali kerusakan ini disebut sebagai kerusakan oksidatif, yaitu kerusakan biomolekul penyusun sel yang disebabkan oleh reaksinya dengan radikal bebas.
Adanya peningkatan stres oksidatif berdampak negatif pada beberapa komponen penyusun membran sel, yaitu kerusakan pada lipid membran membentuk
malonaldehida MDA, kerusakan protein, karbohidrat, dan DNA. Menurut Kevin dkk. dan Valko dkk. kerusakan oksidatif yang diakibatkan oleh SOR berimplikasi
pada berbagai kondisi patologis, yaitu kerusakan sel, jaringan, dan organ seperti hati, ginjal, jantung baik pada manusia maupun hewan. Kerusakan ini dapat berakhir pada
kematian sel sehingga terjadi percepatan timbulnya berbagai penyakit degeneratif.
27
Tingginya stres oksidatif ditunjukkan oleh rendahnya status antioksidan selular, didukung oleh tingginya produk peroksidasi lipid.
16
Pada kondisi stres oksidatif terjadi produksi SOR yang berlebihan. Meningkatkan produksi SOR di dalam tubuh
dapat menurunkan ensim-ensim antioksidan intrasel dan menyebabkan kerusakan sel. Oleh karena itu, asupan antioksidan eksogen sangat penting misalnya isoflavon guna
membantu kerja ensim antioksidan intrasel untuk mencegah kerusakan sel.
27
Stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan jaringan ikat dan lisisnya tulang disekitar akar gigi yang nantinya menyebabkan kehilangan gigi. Stres oksidatif
memiliki peranan pada paogenesis dari berbagai penyakit sistemik seperti reumatid atritis, penyakit paru-paru, sindrom defisiensi imun, aterosklerosis.
9
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat stres oksidatif pada pembuluh
darah tepi pasien periodontitis dibanding dengan pasien sehat.
10
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Status Antioksidan Total pada Saliva