Setelahupaya penagihan dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia PerseroWilayah Medan, namun penanggung atau penjamin tetap
tidakmenunjukkan adanya itikad baik untuk menyelesaikan kewajiban debitur, maka PT. Bank Rakyat IndonesiaPersero Wilayah Medan
sebagaiBadan Usaha Milik Negara BUMN wajib menyerahkan penagihan tersebut kepada Direktorat Jenderal KekayaanNegaraKantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang DJKNKPKNL sebagai badan yang ditunjuk oleh negara untuk menyelesaikan piutang negara
yang tidak tertagih dari seluruh instansi-instansi pemerintah atau badan usaha negara atau badan-badan lainnya baik di pusat maupun di daerah
yang secara langsung atau tidak langsung dikuasai negara berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, penulis menambah beberapa saran yang dapat dijadikan masukan antara lain:
1. Pada proses dan prosedur pemberian kredit lebih dimudahkan tanpa
menyusahkan nasabah dengan harus menunggu terlalu lama dalam suatu proses pemberian kredit.
2. Hendaknya pihak debitur dan pihak kreditur melaksanakan seluruh kewajiban
dan haknya sehingga seorang guarantor sebagai pihak ketiga juga dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai seorang penjamin secara
maksimal.
Universitas Sumatera Utara
3. Hendaknya bagi para nasabah yang ingin mengajukan kredit harus terlebih
dahulu mengetahui kewajiban-kewajibannya. Selain itu nasabah juga harus sadar bahwa ia mampu untuk melaksanakan kewajiban tersebut sehingga
pemberian kredit dengan Personal Guarantee dapat terlaksana dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT BANK
A. Pengertian Kredit dan Jenis-jenisnya Menurut Ketentuan Undang-Undang
Perbankan Indonesia
Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin, credere, yang berarti kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh
kredit dari bank adalah tentu seseorang yang mendapat kepercayaan dari bank.Hal ini menujukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada
nasabah debitur adalah kepercayaan.Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk menjamin uang untuk membeli berbagai kebutuhan dan produk
dan akan membayarnya kembali pada jangka waktu yang telah diperjanjikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah
pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentuyang diizinkan oleh bank atau badan lain.
Dalam Pasal 1 butir 11 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa:
“Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian diatas menunjukan bahwa prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak
semata-mata melunasi utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
57
1. Personality
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari, penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu permohonan
kredit dilakukan dengan berpedoman kepada Formula 4P dan 5C. Formula 4P dapat diuraikan sebagai berikut:
Dalam hal ini pihak bank mencari data secara lengkap mengenai kepribadian si pemohon kredit, antara lain mengenai riwayat hidupnya,pengalamannya
dalamberusaha, pergaulan dalam masyarakat, dan lain-lain.Halinidiperlukan untukmenentukanpersetujuankredityangdiajukan oleh pemohon kredit.
2. Purpose
Selainmengenaikepribadianpersonalitydaripemohonkredit,bankjuga mencaridatatentangtujuanataupenggunaankredittersebutsesuailineof
bussineskreditbankyangbersangkutan. 3.
Prospect Dalam hal ini bank harus melakukan analisis secara cermat dan mendalam
tentangbentuk usahayangakandilakukanolehsipemohonkredit.Misalnya, apakah usahayang dijalankan oleh pemohon kredit mempunyai
prospekdikemudianhariditinjaudariaspekekonomi dan kebutuhan masyarakat.
57
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Prenada Media, hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
4. Payment
Bahwa dalam penyalurankredit,bankharusmengetahuidenganjelas mengenaikemampuandaripemohonkredituntukmelunasikreditdalam
jumlahdanjangkawaktuyang ditentukan.
58
1. Character
Mengenai formula 5C dapat diuraikan sebagai berikut:
Bahwacalon nasabahdebitormemilikiwatak,moral,dansifat-sifatpribadi yangbaik.Penilaianterhadapkarakterinidilakukanuntukmengetahui
tingkatkejujuranintegritas,dankemauandaricalonnasabahdebitoruntuk memenuhikewajibandanmenjalankan usahanya. Informasi ini dapat diperoleh
oleh bank melalui riwayat usaha, dan informasi usaha-usaha yang sejenis. 2.
Capacity Yangdimaksud dengan capacity dalam hal ini adalah kemampuan calon
nasabah debitor untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik
dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan.
Pengukuran kemampuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan materil, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan
neraca, laporan rugi laba, dan arus kas cash flow usaha dari beberapa tahun terakhir. Melalui pendekatan ini, tentu dapat diketahui pula mengenai tingkat
solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas usaha serta tingkat
58
Ibid, hal. 63-64
Universitas Sumatera Utara
resikonya.Padaumumnyauntuk menilai capacity seseorang didasarkan pada pengalamannya dalam dunia bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan dari
calon nasabah debitor, serta kemampuan dan keunggulan perusahaan dalam melakukan persaingan usaha dengan pesaing lainnya.
3. Capital
Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata
didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga
segala sumber yang telah ada dapat berjalan secara efektif. 4.
Collateral Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang
merupakan sarana pengaman back up atas resiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitor di kemudian hari, misalnya kredit
macet.Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit baik utang pokok maupun bunganya.
5. Condition of Economy
Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank
untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut. Dalam masyarakat yang modern, perjanjian dapat dibuat
secara lisan maupun secara tulisan. Perjanjian merupakan salah satu kerangka hukum perdata dikalangan pakar yang menimbulkan berbagai
Universitas Sumatera Utara
pandangan.Terdapat banyaksekali istilah dan pengertian mengenai hukum perjanjian. Secara yuridis, Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan“suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Dari ketentuan pasal ini
jelaslah bagi kita bahwa persetujuan yang bersifat sepihak, yaitu persetujuan yang hanya menimbulkan kewajiban pada satu pihak saja. Suatu Perjanjian
adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha, dan menjadi dasar
dari kebanyakan transaksi dagang, seperti jual-beli barang, tanah, pemberian kredit, asuransi,pengangkutan barang, pembentukan organisasi usaha, dan
sebegitu jauh menyangkut tenaga kerja.
59
1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya;
Syarat sah suatu perjanjian agar dapat dikatakan suatu perjanjian yang sah sesuai dengan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan:
Yang dimaksud kata sepakat adalah bahwa kedua subjek yang membuat perjanjian itu harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok dari suatu
perjanjian yang mereka sepakati. 2.
Cakap untuk membuat suatu perjanjian; Sesorang itu harus benar-benar mempunyai kewenangan dalam membuat
suatu perjanjian dengan pihak lainnya. Dan harus bertanggung jawab atas akibat dari perjanjian yang dibuat.
59
Ibid, hal. 64-65.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengenai suatu hal tertentu;
Pasal 1333 KUHPerdata menyatakan bahwa paling sedikit yang menjadi obyek perjanjian harus dapat ditentukan oleh jenisnya, baik benda berwujud
atau benda tidak berwujud. 4.
Suatu sebab yang halal; Sebab disini diartikan sebagai isi atau tujuan dari pada suatu perjanjian.
Melalui syarat ini, maka hakim dapat mengawasi perjanjian tersebut. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan pactum de contrahendo.
Dengandemikian perjanjian ini mendahuli perjanjian hutang-piutang perjanjian pinjam-mengganti.Sedang perjanjian hutang-piutang merupakan
pelaksanaan dari perjanjian pendahuluan atau perjanjian kredit.
60
B. Jenis-jenis Kredit dan Fungsi Kredit serta Pihak-pihak Perjanjian Kredit