BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT BANK
DENGAN JAMINAN PERSONAL GUARANTEE PADA PT. BANK BRI PERSERO Tbk
WILAYAH MEDAN
A. Prosedur Pemberian Kredit Kepada Debitur dengan Jaminan Personal
Guarantee pada PT.BankBRI Persero Tbk Wilayah Medan
Hukum sebagai himpunan peraturan perundang-undangan yang mengatur tata tertib suatu masyarakat dibuat untuk ditaati masyarakat demi terciptanya
kepastian hukum yang dapat menjamin rasa keadilan dan perlindungan kepentingan di dalam masyarakat.
98
1. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis;
Dalam setiap memberikan kredit kepada nasabahnya, bank selalu menghadapi suatu resiko, yaitu tidak kembalinya uang
yang dipinjamkan pada nasabah. Oleh karena itu, keadaan dan perkembangan usaha nasabah diikuti terus menerus mulai pada saat kredit diberikan sampai
kredit lunas. Dalam hal menganalisis kredit, pertama-tama yang harus dilakukan adalah dilihat kemauan dan kemampuan dari nasabah itu untuk memenuhi
kewajibannya. Begitu besarnyarisiko yangmungkin diterima bank sebagai akibat dari penyaluran kredit, bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang
sehat, yaitu diantaranya:
2. Banktidak diperkenankan memberikan kepada usaha yang sejak semula telah
diperhitungkan kurang sehat dan akan membawa kerugian;
98
Arief Sidharta, 2007, Meuwissen tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum, Refika Aditama, Bandung.
Universitas Sumatera Utara
3. Bank tidak diperkenankan memberi kredit untuk pembelian saham, dan modal
kerja dalam rangka kegiatan jual beli usaha, atau; 4.
Memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit legallending limit.
Berdasarkan hasil penelitian penulis di Kantor BRI Wilayah Medan dan melakukan beberapa kali wawancara dengan Analisis Divisi Kredit BRI
Wilayah Medan, maka penulis dapat mengemukakan bahwa proses pemberian kredit dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:
99
1. Seluruhpermohonharusdiajukansecaratertulisolehnasabahcalondebituryangdit
andatanganiolehpenjabatyangberwewenangsesuaianggaran dasar
bank.Suratpermohonanmelalui”Sumber Daya Manusia” disampaikan kepada “Bussines Unit” sesuai kelompok nasabahnya. Hasil wawancara dengan BRI
Wilayah Medan “Bussines Unit” meneliti surat permohonan nasabah apakah layak untuk disetujui atau tidak. Apabila ditolak makapemberitahuan akan
segera dilakukan kepada pemohon atau calon debitur secara tertulis. 2.
Apabilaberdasarkandatainformasiyangdisampaikannasabahcalondebitur “Bussines
Unit”menilai pemohonmempunyaireputasidanprospekbisnis
yangbaik,maka“BussinesUnit”menyampaikanrekomendasikepada“CreditRisk” ManagementArea dalam bentuk Nota.
3. “Credit
Risk”Management Area,berdasarkan
notatersebutmelakukan evaluasiatasfasilitas kredit yang diajukan dan menyajikannya dalam bentuk
“Credit Report”.
99
Hasil wawancara dengan Bapak Satrio selaku Analisis Divisi Kredit pada PT.Bank BRI Wilayah Medan, tanggal 22 Desember 2016.
Universitas Sumatera Utara
4. Berdasarkanevaluasidari“CreditRisk”ManagementArea,apabila permohonan
kredit tersebut dapat disetujui maka selanjutnya“Credit Risk” Management Area
menandatangani “Credit Approval” bersama-sama
dengan “BussinesUnit”pada “levelauthority”yang sama.
5. “BussinesUnit”, membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan atas
persetujuanyangdiberikan offeringletterkepadanasabahdengantembusan disampaikankepadaCredit Risk Management untuk dipersiapkan perjanjian
kreditnya. 6.
Apabiladianggapperlumaka“Chief Credit Officer”dapatmemintaCreditRisk”Management Areauntuk melakukan
presentase atas permohonan kredit yang diajukan. Dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
bank wajib memperhatikan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang berbunyi: Pasal 8 ayat 1:
“Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam
atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitor untuk melunasi utangnya danatau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan
diperjanjikan. Pasal 8 ayat 2: “Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia”. Berkaitan dengan itu, menurut penjelasan Pasal 8 ayat 2 dikemukakan bahwa pedoman perkreditan
dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang wajib dimiliki dan diterapkan oleh bank dalam pemberian kredit dan
pembiayaan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. PemberiankreditataupembiayaanberdasarkanPrinsipSyariahdibuatdalam
bentukperjanjian tertulis. b.
Bankharusmemiliki keyakinanataskemampuandankesanggupannasabah
debitor antara lain diperoleh dari penilaian yang seksama terhadapwatak, kemampuan,modalagunan, dan proyek usaha dari nasabah debitor.
c. Kewajibanbankuntukmenyusundanmenerapkanprosedurpemberiankredit
ataupembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. d.
Kewajibanbankuntukmemberikan kreditataupembiayaanberdasarkanPrinsipSyariahdenganpersyaratanyangberbe
dakepadanasabahdebitor danataupihak-pihak terafilasi. e.
Penyelesaian sengketa.
B. Hak dan Kewajiban Penjamin pada PT. Bank BRIPersero Tbk Wilayah