a Nasabah Penyimpan, yakni nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
b Nasabah Debitur, nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
67
3. Pihak Penjamin atau Personal Guarantee
Penjamin atau Personal Guarantee adalah jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si
debitor. Yang dimaksud dengan penjamin adalah pihak ketiga yang bukan merupakan debitur, bisa saja orang perorangan atau korporasi yang berbadan
hukum maupun tidak berbadan hukum dengan mengadakan perjanjian dengan pihak kreditur agar ia menjadi penjamin dalam pelunasan hutang debitur
kepada kreditur apabila debitur tersebut melakukan wanprestasi. Tujuanadanya penjamin adalah untuk menjamin agar hutang yang telah
diberikan kreditur kepada debitur dapat terjamin pengembaliannya.
E. Pengaturan Kredit Perbankan dan Manajemen Kredit
1. Pengaturan Kredit
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank.
Namun mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank
67
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000, hal. 32-33.
Universitas Sumatera Utara
berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi oleh ketentuan undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia. UU Perbankan
telah mengamanatkan agar bank senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan usahanya, termasuk dalam memberikan kredit.
Selain itu, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan juga menetapkan peraturan- peraturan dalam pemberian kredit oleh perbankan. Beberapa regulasi dimaksud
antara lain adalah regulasi mengenai Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank Umum, Batas Maksimal Pemberian
Kredit, Penilaian Kualitas Aktiva, Sistem Informasi Debitur, dan pembatasan lainnya dalam pemberian kredit. Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan
Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank Umum. Sebagaimana telah dikemukakan,bank dalam melakukan kegiatan usaha
terutama dengan menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang
dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus berpegang pada azas-azas perkreditan yang sehat guna
melindungi dan memelihara kepentingan dan kepercayaan masyarakat. Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan azas-azas
perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan perkreditan yang tertulis. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan
mengenai kewajiban bank umum untuk memiliki dan melaksanakan kebijakanperkreditan bank berdasarkan pedoman penyusunan kebijakan
perkreditan bank dalam SK Dir BI No. 27162KEPDIR tanggal 31 Maret 1995.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan SK Dir BI tersebut, Bank Umum wajib memiliki kebijakan perkreditan bank secara tertulis yang disetujui oleh dewan. Komisaris bank
dengan sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai berikut:
a. prinsip kehati-hatian dalam perkreditan;
b. organisasi dan manajemen perkreditan;
c. kebijakan persetujuan kredit;
d. dokumentasi dan administrasi kredit;
e. pengawasan kredit.
Kebijakan perkreditan bank dimaksud wajib disampaikan kepada Bank Indonesia.Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditan bank
wajib mematuhi kebijakan perkreditan bank yang telah disusun secara konsekuen dan konsisten.
2. Batas Maksimum Pemberian Kredit dan Manajemen Kredit