Kebijakan Optimal Prioritas Sektoral. Pengembangan Sektor Potensial

commit to user 23 menerbitkan berbagai perda tentang pajak, retribusi dan pungutan lainnya. Disamping itu Pemda juga mengeluarkan berbagai kebijakan diseputar kegiatan usaha, terutama melalui pengaturan kegiatan perdagangan. Pada dasarnya selain untuk meningkatkan PAD, perda dibuat untuk menertibkan dan memperlancar suatu aktivitas di daerahnya, tetapi pada prakteknya berbagai perda dan kebijakan tersebut menciptakan ekonomi biaya tinggi yang menghambat perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Akhirnya situasi ini akan mengganggu iklim usaha dan memperlemah daya saing usaha di Indonesia.

3. Kebijakan Optimal Prioritas Sektoral.

Lincolin 1999, berpendapat bahwa masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumber-sumber daya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah dengan mengembangkan basis ekonomi commit to user 24 sektoral dan kesempatan kerja yang beragam. Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kebijakan prioritas sektoral dalam menentukan sektor- sektor yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.

4. Pengembangan Sektor Potensial

Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah mengadakan tinjauan keadaan, permasalahan dan potensipotensi pembangunan Tjokroaminoto 1995. Berdasarkan potensi sumber daya alam yang kita miliki, maka adanya sektor potensial di suatu daerah harus dikembangkan dengan seoptimal mungkin. Lincolin 1999:165 mengatakan bahwa sampai dengan akhir dekade 1980-an, di Indonesia terdapat tiga kelompok pemikiran dalam kaitannya dengan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memantapkan keberadaan sektor industri. Ketigakelompok pemikiran tersebut adalah: 1 Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada sektor yang memiliki keunggulan komparatif comparative adventage. Pemikiran seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonom-akademis. 2 Konsep Delapan Wahana Transformasi Teknologi dan Industri yang di kemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi Habiebie, yang pada dasarnya memprioritaskan pembangunan industi-industri hulu secara serentak simultan. 3 Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu-hilir. Konsep ini merupakan konsep menteri perindustrian. commit to user 25

B. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Hendayana 2003 tentang Aplikasi Metode Location Quotient LQ Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Penentuan komoditas unggulan nasional dan daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Untuk mengimplementasikan metoda LQ dalam penelitian Hendayana 2003 digunakan data areal panen tanaman pangan, hortikultura sayuran dan buah- buahan, perkebunan dan populasi ternak,masing-masing data series selama kurun waktu lima tahun 1997 – 2001. Hasil penelitian Hendayana 2003 menemukan bahwa 1 Metoda LQ sebagai salah satu pendekatan model ekonomi basis, relevan dan dapat digunakan sebagai salah satu teknik untuk mengidentifikasi penyebaran komoditas pertanian. Dalam hal ini komoditas yang memiliki nilai LQ 1 dianggap memiliki keunggulan komparatif karena tergolong basis. Komoditas pertanian yang tergolong basis dan memiliki sebaran wilayah paling luas menjadi salah satu indikator komoditas unggulan nasional, 2 perhitungan LQ baru didasarkan aspek luas areal panen atau areal tanam, maka keunggulan yang diperoleh baru mencerminkan keunggulan dari sisi penawaran, belum dari sisi permintaan. Untuk mendapatkan keunggulan dari penawaran dan permintaan analisis masih perlu dilanjutkan dengan memasukkan unsur ekonomi antara lain keragaan ekspor dan impor. 3 Metode LQ memiliki kelebihan dalam hal penyelesaiannya yang mudah dilakukan, akan tetapi juga memiliki keterbatasan terutama bila menyangkut wilayah yang acuannya tidak jelas.