commit to user 35
untuk membentuk dan menciptakan internal control perbankan yang efektif yang dituangkan dalam peraturan tertulis.
Review terhadap setiap pemberian kredit inilah yang sering diabaikan oleh pihak perbankan, khususnya dalam hal auditing yang lazim diistilahkan dengan
sebutan loan review. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa kalaupun dilakukan review tehadap setiap pemberian kreditnya, bank melakukannya
dengan hanya mempergunakan metode checklist, tidak diiakukan pemeriksaan yang mendalam, termasuk pemeriksaan terhadap dokumentasi kredit yang banyak
berhubungan dengan legal risk aspect. Sebagai contoh, seorang auditor melakukan pemeriksaan terhadap suatu port of folio kredit, maka dia hanya dibekali suatu form
standar berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya hanya berkisar antara diperlukan, tidak diperlukan, ada, tidak ada, antara ya atau tidak dan jawaban-
jawaban sejenis yang dangkal Berangkat dari uraian di atas, maka diperlukan suatu bentuk atau teknis pemeriksaan yang diharapkan mempunyai nilai lebih dengan
ruang lingkup Legal Audit adalah : 1
permohonan kredit; 2
persetujuan pemberian kredit; .
3 pengikatanperjanjian kredit;
4 jaminanagunan kredit;
5 pengikatan jaminan kredit;
6 pencairan dana kredit;
7 pembayaran kewajiban debet rekening;
8 perubahan kredit persyaratan, jumlah, jangka waktu, bunga;
9 pelunasan kredit dan penarikan agunan.Hasanudin Rahman, 2000: 84-86
4. Tinjauan Umum tentang Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan
Pada tanggal 10 November 1998 telah lahir undang-undang di bidang perbankan yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dari
undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa-jasa bank
commit to user 36
lainnya. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah merupakan kegiatan pokok bank. Kegiatan menghimpun dana berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan tabungan, giro dan deposito. Sedangkan kegiatan menyalurkan dana berupapemberian fasilitas kredit kepada masyarakat. Pengaturan
mengenai perkreditan tidak hanya diatur dalam Undang-Undang perbankan saja, tetapi diatur juga lebih lanjut dengan Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran
Bank Indonesia. Menurut ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,
Bank dalam melaksanakan kegiatan perkreditan harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian, hal ini terdapat pada Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 yang menyatakan bahwa, “Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian” .
Dalam memberikan kredit Bank juga harus melakukan cara-cara dan langkah-langkah untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh Bank tidak menimbulkan kerugian,
hal ini diatur dalam Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa: “Dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara- cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada bank”. Penjelasan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dijelaskan bahwa
bank wajib memiliki dan menerapkan sistem pengawasan intern dalam rangka menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang
sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu
terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya. Pasal 8 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 juga menyebutkan
bahwa dalam memberikan kredit atau suatu pembiayaan Bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad baik serta
kemampuankesanggupan calon debitur untuk melunasi hutangnya atau
commit to user 37
mengembalikan pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Berdasarkan pasal tersebut, maka setiap Bank yang akan melakukan perjanjian kredit dengan calon
debitur harus melakukan analisispemeriksaan hukum Legal Audit.
5. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003