Defenisi Pajak Pengertian Wajib Pajak Pajak Pertambahan Nilai Karekteristik Pajak Pertambahan Nilai

C. URAIAN TEORITIS PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada uraian teoritis ini akan diberikan penjelasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan PPh secara teori demi teori.

1. Defenisi Pajak

Beberapa defenisi pajak menurut para ahli yaitu : 1.1 Prof.Dr.Rochmat Soemitro S.H Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Resmi,2008 : 1. 1.2 Prof. Dr.J.A.Adriani Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 1.3. Dr.N.J.Feldman Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum Resmi,2008 : 2. Universitas Sumatera Utara

2. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang KUP

3. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenai secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Penghasilan Nilai. Sesuai dengan namanya, pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah added value yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan.

4. Karekteristik Pajak Pertambahan Nilai

4.1 Pajak tidak langsung Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir. Pengusaha akan menggeser beban pajak kepada pembeli, sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke konsumen akhir melalui pengenaan pajak secara bertingkat. Pengusaha menggeser beban pajaknya melalui pengkreditan pajak. 4.2 Pajak Konsumsi Pemikul beban pajak berakhir pada konsumen akhir. Universitas Sumatera Utara 4.3 PPN bersifat netral Pengenaan PPN didasarkan pada “destination principle” dan hanya dikenakan atas nilai tambahnya saja. 4.4 PPN di pungut ditempat barang atau jasa tersebut dikonsumsi. 4.5 Pajak Objektif PPN hanya dikenakan bila terdapat factor objektif, yaitu : keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum yang dapat dikenai pajak. 4.6 PPN akan mendahulukan Objek, baru kemudian mencari subjeknya 4.7 Sistem Faktur Setiap penyerahan Barang Kena Pajak harus dibuatkan Faktur Pajak.

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM