43
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Dikantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Pajak pertambahan nilai PPN adalah pajak yang dikenakan atas atas konsumsi barang atau jasa di dalam daerah pabean oleh orang pribadi atau oleh
badan. PPN tergolong sebagai pajak yang objektif, karena penekanannya mula-mula kepada objeknya terlebih dahulu, baru kemudian pada subyeknya. Siapapun
subyeknya masyarakat yang mampu maupun yang kurang mampu, akan dikenakan PPN, selama mereka mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, di
dalam daerah pabean. sehubungan dengan mulai berlakunya UU PPN yang baru 1 April 2010, maka
untuk mengakomodir perubahan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009, maka Dirjen Pajak telah mengeluarkan aturan baru
mengenai bentuk, isi, dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN yaitu dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor
PER-14PJ2010 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Universitas Sumatera Utara
Nomor Per146PJ2006 Tentang Bentuk, Isi dan Tata Cara Penyempaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN,
Dalam prosedur pelaporan Pajak Pertambahan Nilai terlebih dahulu diketahui siapa saja yang wajib membayarmenyetor dan melaporkan PPNPPnBM, apa saja
yang wajib disetor oleh PKP dan pemungut PPN dan PPnBM, dimana tempat pembayaranpenyetoran PPNPPnbm, kapan saat pelaporan PPNPPnBM, dan apa
sarana yang digunakan untuk melakukan pembayaranpenyetoran pajaknya. dan dengan Surat
Edaran Nomor SE-43PJ2012. Berikut inidisampaikan hal-hal yang diatur oleh PER- 14PJ2010 tersebut.
Untuk membayarmenyetor PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat Setoran Pajak yang tersedia dikantor-kantor Pelayanan Pajak dan Kantor-kantor
penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 diseluruh Indonesia. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan
disampaikan kepada kantor Pelayanan Pajak setempat paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin , angka arab, satuan mata uang rupiah,
dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak dikukuhkan. Bagi Wajib Pajak yang menggunakan bahasa asing dan
mata uang selain Rupiah dalam penyelenggaraan pembukuannya, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain
Rupiah yang diizinkan. Mengambil sendiri Surat Pemberitahuan PPN Masa beserta
Universitas Sumatera Utara
petunjuk pengisiannya di Kantor Pelayanan Pajak, harus dilakukan dengan lengkap, benar dan ditandatangani oleh pengurus atau direksi untuk Wajib Pajak Badan, Wajib
Pajak yang namanya tercantum dalam Kartu NPWP dan SK PKP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan dalam hal ditandatangani oleh pihak lain selain tersebut diatas
maka harus dilampiri Surat Kuasa Khusus per masa pajak dengan menyebut bulan yang bersagkutan. disampaikan langsung kekantor Pelayanan kekantor penyuluhan
pajak setempat paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pengusaha Kena Pajak wajib menerbitkan faktur setiap penyerahan dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, serta saat Pengusaha Kena Pajak menyampaikan tagihan kepada
Bendahara Pemerintah sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
B. Proses Pemungutan PPN dan PPnBM