i Total bobot, dengan rumus:
j Bagian alokasi formula, dengan rumus:
4 Menghitung Dana Desa setiap Desa,  dengan rumus:
2.1.4 Pemerintahan Desa
Pemerintahan desa memiliki peranan signifikan dalam pengelolaan proses sosial  dalam  masyarakat.  Tugas  utama  yang  harus  diemban  pemerintah  desa
adalah  bagaimana  menciptakan  kehidupan  demokratik,  memberikan  pelayanan sosial  yang  baik  sehingga  dapat  membawa  warganya  pada  kehidupan  yang
sejahtera,  rasa  tentram  dan  berkeadilan.  Pemerintahan  desa  tersebut  merupakan penyelenggaraan urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam
system  pemerintahan  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia.  Dalam  menjalankan pemerintahan  suatu  desa,  dibutuhkan  pemerintah  desa  yang  menjadi  motor
pelaksana  dari  tugas-tugas  yang  harus  dijalankan  dalam  pemerintahan  desa tersebut. Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat  desa  sebagai  unsur penyelenggara  Pemerintahan  Desa.  Kepala desa selaku kepala pemerintahan desa berwenang untuk memimpin pemerintahan
desa selama enam 6 enam tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala desa akan  dibantu  oleh  perangkat  desa  yang  terdiri  dari:  sekretaris  desa;  pelaksana
kewilayahan;  dan  pelaksana  teknis.  Perangkat  desa  tersebut  diangkat  langsung
Universitas Sumatera Utara
oleh kepala desa dari warga desa setelah dikonsultasikan kepada Camat atas nama BupatiWalikota.  Perangkat  desa  tersebut  akan  bertugas  untuk  membantu  kepala
desa  dalam  melasanakan  tugas  dan  wewenangnya  selama  masa  jabatan  kepala desa dan akan bertanggungjawab langsung kepada kepala desa.
Dalam  pelaksanaan  pemerintahan  desa,  kepala  desa  selaku  pemerintah desa memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama Badan Perwakilan Desa BPD; 2.
Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa; 3.
Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset Desa; 4.
Menetapkan peraturan Desa; 5.
Menetapkan anggaran dan belanja Desa; 6.
Membina kehidupan masyarakat Desa; 7.
Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa; 8.
Mengembangkan sumber pendapatan Desa; 9.
Mengusulkan  dan  menerima  pelimpahan  sebagian  kekayaan  Negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
10. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
11. Memanfaatkan teknologi tepat guna;
12. Mengoordinasi pembangunan Desa secara partsipatif;
13. Mewakili  Desa  didalam  dan  diluar  pengadilan  atau  menunjuk  kuasa;
hukum  untuk  mewakilinya  sesuai  dengan  ketentuan  perundang- undangan; dan
Universitas Sumatera Utara
14. Melaksanakan  wewenang  lain  yang  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan
perundang-undangan. Adapun  tugas  ataupun  tanggungjawab  dari  seorang  kepala  desa  dalam
menjalankan roda pemerintahan desa yaitu: 1.
Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945  serta  mempertahankan  dan  memelihara  keutuhan  Negara
Kesatuan Republik Indonesia. 2.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat. 3.
Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat. 4.
Melaksanakan kehidupan demokrasi. 5.
Melaksanakan  prinsip  tata  pemerintahan  desa  yang  bersih  dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme.
6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan
desa. 7.
Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang undangan. 8.
Menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang baik. 9.
Melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan desa. 10.
Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa. 11.
Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa. 12.
Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa. 13.
Membina, mengayomi dan melestarikan nilai nilai sosial budaya dan adat istiadat.
Universitas Sumatera Utara
14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa.
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup. Dalam  melaksanakan  tugas
–  tugas  pemerintahan  desa  diatas, Kepala Desa berhak:
1.  Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah Desa; 2.  Mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan Desa
3.  Menerima  penghasilan  tetap  setiap  bulan,  tunjangan  dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan
4.  Mendapatan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan; dan
5.  Memberikan  mandat  pelaksanaan  tugas  dan  kewajiban  lainnya kepada perangkat Desa
Sebagaimana  yang  telah  disebutkan  dalam  pengertian  pemerintah  desa diatas  bahwa,  kepala  desa  akan  dibantu  oleh  perangkat  desa  dalam
penyelenggaraan  pemerintahan  desa.  Perangkat  desa  akan  bertugas untuk  membantu  kepala  desa  dalam  melaksanakan  tugas  dan
wewenangnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.1 Komitmen Menurut Robbins 2002:15, komitmen organisasi adalah sebagai keadaan
dimana  seorang  karyawan  memihak  pada  suatu  organisasi  tersebut  dan  tujuan- tujuannya,  serta  berniat  untuk  memelihara  keanggotanya  dalam  organisasi
tersebut.  Sedangkan  Steers  dan  Porter  dalam  Supriyono  2006:24  berpendapat bahwa  komitmen organisasi  merupakan kondisi  dimana karyawan sangat tertarik
terhadap tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Selanjutnya, Greenberg dan  Baron  1997:190,  komitmen  organisasi  menggambarkan  seberapa  jauh
seseorang  mengidentifikasikan  dan  melibatkan  dirinya  pada  organisasinya  dan keinginan  untuk  tetap  tinggal  di  organisasi  itu.  Porter  et.al  dalam  Miner,
1992:124  mendefinisikan  komitmen  organisasi  sebagai  kekuatan  yang  bersifat relatif  dari  individu  dalam  mengidentifikasikan  keterlibatan  dirinya  ke  dalam
bagian  organisasi.  Sikap  ini  dapat  ditandai  dengan  empat  hal,  yaitu  indikatornya diantaranya:
a. Kepercayaan karyawan terhadap organisasi b. Partisipasi karyawan dalam aktivitas kerja
c. Loyalitas terhadap organisasi d. Adanya Perasaan menjadi bagian dari organisasi
Sedangkan  menurut  Robbins  dalam  Sjabadhyni  dkk  2001:456  memandang komitmen  organisasi  merupakan  salah  satu  sikap  kerja,  karena  ia  merefleksikan
perasaan  seseorang  suka  atau  tidak  suka  terhadap  organisasi  tempat  ia  bekerja. Hal  ini  didefinisikan  sebagai  suatu  orientasi  individu  terhadap  organisasi  yang
mencakup  loyalitas,  identifikasi,  dan  keterlibatan.  Jadi  komitmen  organisasi
Universitas Sumatera Utara
merupakan  orientasi  hubungan  aktif  antara  individu  dan  organisasi.  Orientasi hubungan  tersebut  mengakibatkan  individu  atas  kehendak  sendiri  bersedia
memberikan  sesuatu  dan  sesuatu  yang  diberikan  itu  menggambarkan dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi.
Komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a.  Komitmen  organisasi  menurut  Allen  dan  Meyer  dalam  Sjabadhyni  dkk,
2001:457.  Komitmen  organisasi  menurut  Allen  dan  Meyer  dibedakan  atas tiga komponen, yaitu:
1  Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam suatu organisasi.
2  Komponen  normatif  merupakan  perasaan-perasaan  karyawan  tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi.
3  Komponen  continuance  berarti  komponen  berdasarkan  persepsi  karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.
b. Komitmen organisasi menurut Porter et.al. dalam Miner 1992:128. Komitmen organisasi  dari  Porter  lebih  dikenal  sebagai  pendekatan  sikap  terhadap
organisasi.  Komitmen  organisasi  ini  memiliki  dua  komponen,  yaitu  sikap  dan kehendak untuk bertingkah laku.
1 Komponen sikap mencakup beberapa hal diantaranya: a  Identifikasi  dengan  organisasi,  yaitu  penerimaan  tujuan  organisasi,
dimana  penerimaan  ini  merupakan  dasar  komitmen  organisasi. Identifikasi  karyawan  tampak  melalui  sikap  dengan  menyetujui
Universitas Sumatera Utara
kebijaksanaan  organisasi,  kesamaan  nilai  pribadi  dan  nilai-nilai organisasi, rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.
b  Keterlibatan  sesuai  peran  dan  tanggung  jawab  pekerjaan  di  organisasi tersebut.  Karyawan  yang  memiliki  komitmen  tinggi  akan  menerima
hampir  semua  tugas  dan  tanggung  jawab  pekerjaan  yang  diberikan kepadanya.
c Kehangatan, afeksi, dan loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara
organisasi  dengan  karyawan.  Karyawan  dengan  komitmen  tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.
2 Komponen kehendak untuk bertingkah laku, diantaranya: a  Kesediaan  untuk  menampilkan  usaha.  Hal  itu  tampak  melalui  kesediaan
bekerja melebihi apa yang diharapkan agar organisasi dapat berkembang dan maju. Karyawan dengan komitmen tinggi, ikut memperhatikan nasib
organisasi. b Keinginan tetap berada dalam organisasi. Pada karyawan  yang memiliki
komitmen  tinggi,  hanya  sedikit  alasan  untuk  keluar  dari  organisasi  dan berkeinginan  untuk  bergabung  dengan  organisasi  yang  dipilihnya  dalam
waktu lama.
2.1.4.2 Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan 2000: 3, sumber daya manusia adalah semua manusia
yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan
Universitas Sumatera Utara
organisasi  tersebut.  Nawawi  2003:37  membagi  pengertian  SDM  menjadi  dua, yaitu  pengertian  secara  makro  dan  mikro.  Pengertian  SDM  secara  makro  adalah
semua  manusia  sebagai  penduduk  atau  warga  negara  suatu  negara  atau  dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah
maupun  belum  memperoleh  pekerjaan  lapangan  kerja.  Pengertian  SDM  dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi
anggota  suatu  organisasi  yang  disebut  personil,  pegawai,  karyawan,  pekerja, tenaga kerja dan lainnya. Jadi, sumber daya manusia SDM adalah semua orang
yang terlibat yang bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasibuan 2002:12 membagi  komponen  SDM  menjadi  pengusaha,  yaitu  setiap  orang  yang
menginvestasikan  modalnya  untuk  memperoleh  pendapatan  dan  besarnya pendapatan  itu  tidak  menentu  tergantung  pada  laba  yang  dicapai  perusahaan
tersebut. Karyawan, ialah penjual jasa pikiran dan tenaganya untuk mengerjakan pekerjaan  yang  diberikan  dan  berhak  memperoleh  kompensasi  yang  besarnya
telah ditetapkan terlebih  dahulu sesuai perjanjian. Posisi karyawan  dalam suatu perusahaan  dibedakan  menjadi:  Karyawan  Operasional,  ialah  setiap  orang  yang
secara  langsung  harus  mengerjakan  sendiri  pekerjaannya  sesuai  dengan  perintah atasan.  Karyawan  manajerial,  ialah  setiap  orang  yang  berhak  memerintah
bawahannya  untuk  mengerjakan  sebagian  pekerjaannya  dan  dikerjakan  sesuai dengan perintah.
Pemimpin,  ialah  seseorang  yang  mempergunakan  wewenang  dan kepemimpinannya  untuk  mengarahkan  orang  lain  serta  bertanggung  jawab  atas
pekerjaan  orang  tersebut  dalam  mencapai  suatu  tujuan.  Menurut  Hasibuan
Universitas Sumatera Utara
2000:1,  pengelolaan  sumber  daya  manusia  berarti  penyiapan  dan  pelaksanaan suatu  rencana  yang  terkoordinasi  untuk  menjamin  bahwa  sumber  daya  manusia
yang  ada  dapat  dimanfaatkan  dengan  sebaik-baiknya  untuk  mencapai  tujuan
organisasi tersebut.
2.1.4.3 Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan  PERMENDAGRI  nomor  113  tahun  2014  tentang
pengelolaan  keuangan  Desa  menyebutkan  bahwa  keuangan  desa  adalah  semua hak  dan  kewajiban  Desa  yang  dapat  dinilai  dengan  uang  serta  segala  sesuatu
berupa  uang  dan  barang  yang  berhubungan  dengan  pelaksanaan  hak  dan kewajiban  Desa.  Keuangan  desa  wajib  dikelola  secara  transparan,  akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan secara tertib dan disiplin anggaran. Dalam  Bab  III  Pasal  3  Permendagri  NO.  113  Tahun  2014,  disebutkan
bahwa kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan  keuangan  desa  dan  mewakili  pemerintah  desa  dalam  kepemilikan
kekayaan desa yang dipisahkan, dengan kewenangan : 1 Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
2 Menetapkan PTPKD; 3 Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;
4 Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa; 5 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.
Kepala  Desa  dalam  melaksanakan  pengelolaan  keuangan  desa,  dibantu oleh  pelaksana  teknis  pengelolaan  keuangan  desa  PTPKD,  yang  terdiri  dari:
Universitas Sumatera Utara
Sekretaris Desa dan Perangkat Desa. Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksana  pengelolaan  keuangan  desa  dan  bertanggungjawab  kepada  Kepala
Desa. Tugas sekretaris desa adalah: 1 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa;
2  Menyusun  rancangan  peraturan  Desa  tentang  APBDesa,  perubahan  APBDesa dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;
3 Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan  yang telah  ditetapkan dalam APBDesa;
4  Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa; dan 5  Melakukan  verifikasi  terhadap  bukti-bukti  penerimaan  dan  pengeluaran
APBDesa. Dalam  ketentuan  umum,  Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  NO  66  Tahun
2007  tentang  Perencanaan  Pembangunan  Desa,  dinyatakan  bahwa  Perencanaan pembangunan jangka menengah desa RPJMDesa disusun dalam periode 5 lima
tahun, yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program dan satuan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah SKPD, lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. RPJM Desa ditetapkan paling lambat 3 tiga bulan setelah kepala
Desa  dilantik.  Kepala  Desa  bersama  Badan  Permusyawaratan  Desa  BPD menyusun  RKPDesa  yang  merupakan  penjabaran  dari  RPJMDesa  berdasarkan
hasil  musyawarah  rencana  pembangunan  desa.  Penyusunan  RKPDesa diselesaikan  paling  lambat  akhir  bulan  Januari  tahun  anggaran  sebelumnya.
RPJM-Desa  ditetapkan  dengan  peraturan  desa,  sedangkan  RKPDesa  ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
dengan  peraturan  kepala  desa.  Pelaksana  otonomi  desa  menyebabkan  perlunya reformasi  dalam  manajemen  keuangan  desa.  Salah  satu  reformasi  yang  penting
adalah  dalam  bidang  penganggaran  budgeting  reform.  Reformasi  anggaran meliputi proses penyusunan, penetapan dan pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran.  Aspek  utama  reformasi  anggaran  adalah  perubahan  anggaran  dengan pendekatan  tradisional  tradisional  budget  ke  anggaran  dengan  pendekatan
kinerja  performance  budget.  Anggaran  tradisional  didominasi  oleh  penyusunan anggaran  yang  bersifat  line  item  dan  incrementalism,  yaitu  proses  penyusunan
anggaran  yang  hanya  mendasarkan  pada  besarnya  realisasi  anggaran  tahun sebelumnya,  konsekuensinya  tidak  ada  perubahan  yang  mendasar  atas  anggaran
baru.  Hal  ini  sering  bertentangan  dengan  kebutuhan  riil  dan  kepentingan masyarakat.  Dengan  basis  seperti  ini,  APBDesa  masih  terlalu  berat  menahan,
arahan,  batasan,  serta  orientasi  subordinasi  kepentingan  pemerintah  atasan. Sedangkan  anggaran  kinerja  pada  dasarnya  adalah  sistem  penyusunan  dan
pengelolaan  anggaran  desa  yang  berorientasi  pada  pencapaian  hasil  atau  kinerja. Kinerja  tersebut  harus  mencerminkan  efisiensi  dan  efektivitas  pelayanan  publik,
yang  berarti  harus  berorientasi  pada  kepentingan  publik  Mardiasmo,  2002. Proses  penyusunan  dan  pelaksanaan  APBDesa  harus  difokuskan  pada  upaya
untuk  mendukung  pelaksanaan  program  dan  kegiatan  yang  menjadi  perioritas desa yang bersangkutan dan dengan memperhatikan asas umum APBDesa.
Dalam  bagian ketiga pasal  35  dan 36 Permendagri  NO.  113  Tahun 2014, dinyatakan bahwa:
1 Penatausahaan dilakukan oleh bendahara Desa
Universitas Sumatera Utara
2  Bendahara  Desa  wajib  melakukan  pencatatan  setiap  penerimaan  dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
3  Bendahara  Desa  wajib  mempertanggungjawabkan  uang  melalui  laporan pertanggungjawaban.
4  Laporan  pertanggungjawaban  disampaikan  setiap  bulan  kepada  Kepala  Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
5  Penatausahaan  penerimaan  dan  pengeluaran  menggunakan:  Buku  kas  umum; buku kas pembantu pajak; buku Bank.
2.1.5 Pembangunan Desa