karakteristik kondisi
kemiskinannya. Tipologi
desa seharusnya
mempertimbangkan keadaan yang berbeda antar masyarakat di Jawa antara Jawa dan luar Jawa. Kerumitan tipologi dan karakteristik ini tidak mungkin
digeneralisasikan dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu, desentralisasi menjadi prinsip utama dalam proses pembangunan agar pembangunan lebih cepat
untuk menjawab kebutuhan masyarakat perdesaan susetiawan, 2010.
2.1.3 Alokasi Dana Desa
Pasal 90 ayat 3 dan 5 undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa penyelenggaraan kewenangan desa dapat ditugaskan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Kewenangan desa yang ditugaskan oleh pemerintah pusat didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Sedangkan,
kewenangan desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah. Berdasarkan peraturan diatas jelas bahwa setiap
desa akan mendapatkan anggaran dana desa baik dari pusat maupun daerah yang menjadi sumber keuangan dan kekayaan desa.
Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
serta pelayanan masyarakat. ADD merupakan perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang penyalurannya melalui Kas Desa. ADD adalah bagian dana
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sanusi 2004 alokasi dana desa adalah dana yang harus dialokasikan pemerintah kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima dari kabupaten yang penggunaannya untuk 30 belanja aparatur dan operator dan 70 untuk belanja
publik dan pemberdayaan masyarakat. Adapun maksud dan tujuan dari alokasi dana desa adalah:
a Maksud ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah desa dalam
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat.
b Tujuan Alokasi Dana Desa ADD bertujuan untuk:
a. Meningkatkan penyelenggaraan
pemerintahan desa
dalam melaksanakan
pelayanan pemerintahan,
pembangunan dan
kemasyarakatan sesuai kewenangannya. b. Meningkatkan
kemampuan lembaga
kemasyarakatan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi yang ada.
c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.
d. Mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan penghitungan Dana Desa setiap Desa, Pemerintah KabupatenKota mengacu pada ketentuan sebagai berikut :
1. Ketentuan terkait sumber dana, model perhitungan, variabel dan bobot
yang digunakan dalam perhitungan sebagaimana diatur dalam bab II Peraturan Menteri Keuangan, yaitu :
1 Sumber Dana Desa yang digunakan dalam penghitungan Dana
Desa setiap Desa berasal dari rincian Dana Desa setiap kabupatenkota sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden
tentang Rincian APBNAPBN-P. 2
Dana Desa setiap Desa dihitung berdasarkan: a.
Alokasi Dasar, yang merupakan alokasi yang dibagi secara merata kepada setiap Desa sebesar 90 sembilan puluh per
seratus dari Dana Desa setiap kabupatenkota; dan b.
Alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis setiap Desa yang selanjutnya dalam pedoman ini d
isebut “Bagian Formula”, dengan bobot sebagai berikut :
25 dua puluh lima per seratus untuk jumlah penduduk; 35 tiga puluh lima per seratus untuk jumlah penduduk
miskin; 10 sepuluh per seratus untuk luas wilayah; dan
Universitas Sumatera Utara
30 tiga puluh per seratus untuk tingkat kesulitan geografis.
Ketentuan terkait rumusformulasi yang digunakan dalam perhitungan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan ini, yaitu:
Dana Desa setiap Desa = Dana Desa kabupatenkota – Alokasi Dasar x
[25 x rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa kabupatenkota yang bersangkutan + 35 x rasio jumlah penduduk
miskin Desa setiap terhadap total penduduk miskin Desa kabupatenkota yang bersangkutan + 10 x rasio luas wilayah Desa setiap terhadap luas
wilayah Desa kabupatenkota yang bersangkutan + 30 x rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa kabupatenkota yang bersangkutan].
Penghitungan dana desa setiap desa akan dilakukan sebagai berikut:
1 Menghitung variabel pembagi alokasi sebagai berikut:
a Pagu Alokasi Dasar, dengan rumus:
b Pagu Bagian Formula, dengan rumus:
2 Menghitung bagian alokasi dasar Dana Desa setiap Desa Alokasi
Dasar, dengan rumus :
3 Menghitung bagian alokasi formula Dana Desa setiap Desa dengan
urutan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a Rasio jumlah penduduk desa Rasio JP, dengan rumus:
b Bobot jumlah penduduk desa Bobot JP, dengan rumus:
c Rasio jumlah penduduk miskin desa Rasio JPM, dengan
rumus:
d Bobot jumlah penduduk miskin desa Bobot JPM, dengan
rumus:
e Rasio luas wilayah desa Rasio LW, dengan rumus:
f Bobot luas wilayah desa Bobot LW, dengan rumus:
g Rasio indeks kesulitan geografis desa Rasio IKG, dengan
rumus:
h Bobot indeks kesulitan geografis desa Bobot IKG, dengan
rumus:
Universitas Sumatera Utara
i Total bobot, dengan rumus:
j Bagian alokasi formula, dengan rumus:
4 Menghitung Dana Desa setiap Desa, dengan rumus:
2.1.4 Pemerintahan Desa