Beatrice – 090406049
35
3. Amfiteater
Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum
Rp. 50.000 Pelajar
Rp. 25.000
4. Ekstrakulikuler
Berlatih 1 x seminggu
Rp. 50000 bulan
5. Barang Terjual
Asumsi -
-
6. Kafe
Makan minum Setiap hari
Asumsi Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis 2.8.1 KOMUNITAS SALIHARA
Komunitas Salihara dengan luas sekitar 3.060 m
2
, merupakan komunitas seni yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan
baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di
Jakarta. Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat
dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing
—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya,
dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun
rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Gambar 2.13 – Interior Salihara 1
Gambar 2.14 – Interior Salihara 2
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
36 Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan
sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel
pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi ISAI, Galeri
Lontar, Teater Utan Kayu TUK, Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam Liberal.
Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian —Galeri Lontar,
Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo
—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual,
baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi. Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala
internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival 2006, Slingshort Film Festival 2006, dan International Literary Biennale yang kali
keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007. Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang
sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan
utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip
Salihara tidak dibuka untuk umum , dan Gerai Salihara.
Galeri Salihara
Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang
konseptual, bertolak dari Galeri Lontar. Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangunan galeri umumnya
— mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong
dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
37 Gambar 2.15
– Interior Galeri Salihara Gambar 2.16
– Legacy Cacoon oleh Nus Salomo
Gambar 2.17 – Seni Vector Madu, ‘acun, dan Negeriku
Gambar 2.18 – Pameran Graffiti
Gambar 2.19 – Indonesia in The Midst of Catastrophes
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
38
Teater Salihara
Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini
dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai
teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara. Gambar 2.20
– Sisyphus oleh Agapetus
Gambar 2.21 – Teater
Gambar 2.22 – Interior Teater 1
Gambar 2.23 – Interior Teater 2
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
39
Serambi Salihara
Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya
tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaan buku, majalah, dan katalog
pameran yang hanya bisa dibaca di tempat. Gambar 2.24
– Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25
– Antusiasme Masyarakat
Gambar 2.26 – Serambi Salihara
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
40
Teater Atap
Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput
yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit,
konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang
menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.
Gambar 2.27 – Teater Atap
Gambar 2.28 – Teater Atap
Gambar 2.29 – Akustik Band di Teater Atap
Gambar 2.30 – Teater Atap
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
41
Arsip Salihara tidak dibuka untuk umum
Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data teks, foto, audio, video dan komunikasi visual program-
program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.
Kedai Kopitiam Oey-Salihara
Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey
Gambar 2.33 – Arsip Salihara
Gambar 2.34 – Arsip Salihara
Gambar 2.31 – Teater Atap
Gambar 2.32 – Teater Atap
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
42 yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas
internet nirkabel WiFi gratis.
Gerai Salihara
Gerai Salihara
Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata merchandise karya seniman yang pernah berpameran di
Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati.
Gambar 2.35 – Interior Kopitiam-Oey Salihara
Gambar 2.36 – Interior Kopitiam-Oey Salihara
Gambar 2.37 – Interior Kopitiam-Oey Salihara
Gambar 2.38 – Menu Selat Solo
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
43 Gambar 2.39
– Gerai Salihara Gambar 2.40
– Gerai Salihara
Gambar 2.42 – Interior Gerai Salihara
Gambar 2.41 – Interior Gerai Salihara
Gambar 2.43 – Interior Gerai Salihara
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
44 Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat
dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut: Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00—22:00 WIB
Gerai Salihara, buka tiap Senin—Sabtu pukul 12:00—20:00 WIB Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin—
Jumat pukul 09:00 —17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu
operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau hari libur nasional jika ada acara pukul 16:00
—20:00 WIB. Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin—Jumat pukul 09:00—
17:00 WIB. Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di
Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat
dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu:
Menjadi program Salihara Dengan menjadi program Salihara berarti pementasanpameran karya
anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentaspameran, melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan
akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk program di tahun berikutnya.
Menyewa ruang Salihara Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang
beserta fasilitas di Komunitas Salihara. Ruang-ruang dan area Salihara dapat disewa oleh khalayak umum selama tidak
berbenturan dengan jadwal program yang diselenggarakan. Ruang-ruang dan area Salihara bisa dijadikan sebagai tempat pemotretan baik untuk kepentingan
media maupun umum, sesuai dengan ketentuan sewa yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Beatrice – 090406049
45
BAB III Elaborasi Tema
3.1 Alasan Pemilihan Tema
Dengan melalui beberapa pendekatan yang dilakukan terhadap fungsi bangunan, maka bentuk bangunan bisa didapat. Hal ini menjadi demikian penting karena pada
bangunan komersial, bentuk dan estetika sangat berpengaruh untuk memberikan daya tarik terhadap pengunjung.
Pengambilan tema Arsitektur Ekspresionisme untuk menampilkan bentuk
bangunan dan lansekap sebagai salah satu ekspresi emosional para seniman di dalamnya, dimana kasus proyek ini memang tempat para komunitas seni berkarya.
3.2 Tinjauan Umum Tema 3.2.1 Pengertian Ekspresionisme
Pengertian Arsitektur antara lain : Lingkungan binaan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan
melindungi manusia dan kegiatannya serta hak miliknya dari elemen-elemen dari musuh dan dari kekuatan-kekuatannya adikrodati, membuat tempat,
menciptakan suatu kawasan aman, yang berpenduduk dalam dunia fana, dan cukup berbahaya, menekan sosial dan menunjukkan status.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan
bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab.
Ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya
seni. Ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke
level mikro, uaitu desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara