BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH AKIBAT
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT. BANK MANDIRI CABANG MEDAN
A. Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Baku Kredit Pemilikan Rumah pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan
Bentuk perjanjian KPR berdasarkan perjanjian standard yang isinya telah ditetapkan oleh pihak kreditur, yang dituangkan dalam konsep perjanjian tertulis
yang disusun tanpa membicarakan isinya kepada debitur, kemudian diformulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan sejumlah aturan addendum atau aturan
tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur menyodorkan bentuk perjanjian yang berwujud perihal perjanjian KPR dengan klausul yang telah ditetapkan,
terkecuali mengenai judul perjanjian KPR, komparasi atau identitas, dasar hukum, dan kedudukan para pihak yang akan mengadakan perjanjian kredit bank. Sebelum
akad kredit ditandatangani, pihak PT. Bank Mandiri Cabang Medan memberikan kesempatan kepada calon debitur untuk mempelajari seluruh isi perjanjian KPR
yang dibuat dalam bentuk baku selama jangka waktu tertentu. Calon debitur dapat berkonsultasi dengan ahli hukum atau setidak-tidaknya mempelajari sendiri dan
memperhitungkan konsekuensinya bila ia menandatangani perjanjian itu. Apabila debitur merasa keberatan atas persyaratan yang tercantum dalam
perjanjian, maka debitur dapat menarik kembali permohonan kreditnya, dan kreditur tidak akan memaksakan untuk menandatangani perjanjian tersebut.
Meskipun persyaratan perjanjian ditentukan oleh pihak kreditur, ini tidak berarti debitur tidak lagi mempunyai suatu kebebasan untuk menentukan kehendaknya,
Universitas Sumatera Utara
maka dari itu jasa di sini bahwa di dalam perjanjian tersebut di atas, diperlukan kesepakatan antara mereka tersebut di atas, diperlukan kesepakatan antara mereka
yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal yang tertentu, suatu sebab yang halal, menurut isi Pasal 1320 KUH Perdata yang
menentukan bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan syarat-syarat di atas. Asas konsensualisme mengandung arti kemauan para pihak untuk saling berprestasi, ada
kemauan untuk saling mengikatkan diri, kemauan ini menimbulkan kepercayaan bahwa perjanjian itu dipenuhi. Asas ini berkaitan erat dengan asas kebebasan
berkontrak yang terdapat dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata dan asas kekuatan mengikat yang terdapat dalam Pasal 1339 KUH Perdata.mengikat yang
terdapat dalam Pasal 1339 KUH Perdata. Namun KUHPerdata dapat diterapkan pada perjanjian dengan klausul baku
apabila dikaitkan dengan Pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan bahwa suatu perjanjian hanya dilaksanakan dengan itikad baik. Karenanya para pihak tidak
dapat menentukan sekehendak hatinya klausul-klausul yang terdapat dalam perjanjiian, terutama perjanjian kredit yang ada di perbankan. Klausul-klausul baku
dalam perjanjian kredit tersebut harus didasarkan dan dilaksanakan dengan itikad baik. Perjanjian yang didasarkan pada itikad buruk misalnya paksaan atau penipuan
mempunyai akibat hukum perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Kedudukan para pihak dalam Perjanjian KPR PT. Bank Mandiri Cabang
Medan,makasebelumnyaharusdiketahuihubunganhukum antarabankdengan nasabah. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,
hubungan hukumantara bank dengan nasabah terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan hukumantara bank dengan nasabah penyimpan dana;
2. Hubungan hukumantara bank dengan nasabah selaku debitur.
KedudukanparapihakpadaKPRdiaturdalam suatuperjanjian,dandalam perjanjian tersebut diatur hakdankewajibanparapihakselakusubyekperjanjian. Secaraumum hal-
halyangwajibdilaksanakanolehnasabahdebiturberdasarkan Perjanjian Baku KPR yang dibuat oleh Bank Mandiri adalah:
1. Membayar cicilan pinjaman KPR dalam jumlah yang telah ditentukan beserta bunga yang
telahditetapkan. 2.
Menjamin kepada bank bahwa pembayaran cicilan KPR akan terus dibayarkan tepat pada waktunya meskipun nasabah debitur meninggal dunia.
PerjanjianBakuKPR PT.
Bank Mandiri Cabang Medan dalam
aspekkonsensualmerupakan perjanjian timbal balik. Salah satu pihak memperolehhakdariperjanjianitu,juga
menerimakewajibandarihakyangdiperolehnya.IniberartidalamPerjanjian Baku KPR ini terdapat dua pihak. Bank sebagai pihak yang memberikan kredit cicilan rumah kreditur dan pihak kedua
adalah nasabah sebagai debitur.
B. Faktor Penyebab Debitur Tidak Melaksanakan Kewajibannya dan Tindakan PT. Bank Mandiri Cabang Medan terhadap Debitur Akibat
Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah
Bank dalam menyalurkan danakepada debiturdalampenyediaan fasilitas KPRyang
pada dasarnyamerupakanperjanjianjual
beliyaitujual beli
barangsebesarhargapokokbarangditambahdenganmargin keuntunganyangdisepakati. Pada
perjanjian KPR,bankmembiayai
pembelianbarangatauaset yangdibutuhkanolehdebiturnyadenganmembeli
barangdaripemasokdan kemudianmenjualnyakepadadebiturtersebut
denganmenambahkansuatu keuntungan,dengankatalainpenjualanbarang
oleh bank kepada
Universitas Sumatera Utara
debiturdilakukanatasdasar cost-plus-profitBarangyangdibutuhkanolehdebiturdan
tambahan biaya atau mark-up yang akan menjadi imbalan bagi bank, dirundingkandanditentukandimukaoleh
bankdandebituryang bersangkutan.
48
48
SutanRemySjahdeiniPerbankan Islam,Grafiti,Jakarta, 2007, hal 64.
Keseluruhanhargabarangdibayarolehdebitur secara
mencicil. Pemilikan
ownershipdari assettersebut
dialihkankepada debitursecaraproporsionalsesuaidengancicilan-cicilanyangtelah
dibayar, dengandemikianbarangyangtelahdibeli
berfungsisebagaiagunan sampaiseluruhbiayadilunasi.KPRmerupakan transaksiyang sahmenurutketentuan
perjanjian apabilarisiko transaksitersebut menjadi tanggung jawab pemodal sampai penguasaan atas barang telah dialihkankepada debitur.
Bankharusmenandatanganiduaperjanjianyang terpisahagar transaksi tersebut sahsecarahukum.
Perjanjianyangsatudilakukandenganpemasok barangdan
perjanjian yang lain dengan debitur.Bank dalam hal ini telah menandatanganidua perjanjian,yang
pertama adalah
PerjanjianKerjasama antaraBankdenganpihakketigatentangpenyediaan fasilitaspembiayaan
kprantarabankdengan debitur. Perjanjian KPR yang telah ditandatangani debitur dengan pihak kreditur
telah mempersiapkan terlebih dahulu klausul-klausul dalam perjanjian, tindakan secara sepihak ini dapat memberikan tanggung jawab yang menjadi beban debitur
lebih berat. umumnya debitur kurang dapat memahami klausul-klausul dalam perjanjian KPR tersebut. oleh karena itu klausula ini disebut sebagai klausula
eksemsi.
Universitas Sumatera Utara
Membeli rumah secara tunai jelas berbeda dengan membeli melalui KPR. Proses pembelian rumah melalui KPR harus melalui proses yang lebih panjang
daripada membeli secara tunai cash. Bukan hanya itu, tak jarang pihak bank menolak memberikan kredit kepada calon debiturnya. Penolakan KPR adalah
kewenangan bank, masalahnya, bank tidak mau memberikan KPR merupakan hak PT. Bank Mandiri Cabang Medan. KPR yang disalurkan kepada debitur merupakan
sumber penghasilan bagi bank, sehingga tanpa adanya kredit yang disalurkan kepada debitur yang membutuhkan modal dalam menjalankan usahanya, bank tidak
akan tidak memperoleh penghasilan. Oleh karena itu bank sangat berkepentingan dalam menyalurkan kredit kepada debitur sekaligus memastikan uang yang
disalurkan kepada debitur itu aman dan dapat kembalikan kepada bank dengan skema tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
49
Berdasarkan informasi yang diperoleh alasan PT. Bank Mandiri menolak pemberian KPR kepada debitur, diantaranya calon debitur yang mengajukan KPR
di black list oleh Bank Indonesia, kelengkapan dokumen, batas usia yang telah ditentukan, pendapatan debitur tidak mencukupi untuk pembayaran kredit, jaminan
yang diberikan calon debitur tidak layak serta reputasi selama perjanjian kredit dengan bank sangat jelek.
50
Faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi debitur pada perjanjian KPR di PT. Bank Mandiri Cabang Medan, dikarenakan beberapa faktor misalnya
dari sisi debitur berupa masalah operasional usaha, manajemen keuangan debitur, kecurangan danatau ketidakjujuran debitur dalam mengelola kredit serta debitur
49
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
50
Ibid
Universitas Sumatera Utara
mengalami pemutusan hubungan kerja PHK. Sedangkan faktor yang bersumber dari kreditur diantaranya faktor intern yaitu adanya itikad tidak baik dari pejabat
bank, adanya kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit serta adanya kelemahan pembinaan kredit, sedangkan dari sisi ekstern keditur dan debitur adalah
adanya force majure serta adanya perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti bencana alam.
51
Tindakan PT. Bank Mandiri Cabang Medan terhadap debitur akibat wanprestasi dalam Perjanjian KPR, tindak yang diambil kreditur yaitu memberikan
surat peringatansurat teguran kepada debitur untuk menanyakan alasan atau sebab mengapa debitur tidak memenuhi kewajibannya serta mengingatkandebitur untuk
membayar kewajibannya, Apabila atas upaya tersebut dan tidak memperoleh tanggapan dari pihak debitur, maka pihak kreditur akan mengirimkan surat somatie
sebanyak 3 tiga kali kepada debitur guna membicarakan masalah tersebut tidak dihiraukan maka pihak kreditur akan melakukan proses penyelesaian kredit
bermasalah dengan melaksanakan eksekusi terhadap jaminan dengan cara penjualan dibawah tangan dan segala biaya baik berupa ganti rugi beserta denda
yang dimaksud yaitu biaya tambahan untuk debitur, karena kreditur menggunakannya untuk biaya administrasi. Tetapi jika debitur tidak mempunyai
itikad baik untuk mengangsur sisa utang yang dimiliki debitur, maka kreditur melakukan tindakan eksekusi terhadap debitur tersebut. Dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Medan.
52
51
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017.
52
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh jumlah debitur yang mengajukan KPR di PT. Bank Mandiri Cabang Medan pada 2012, sebanyak 115 sedangkan yang diterima pengajuan KPR-
nya sebanyak 75 memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Bank Mandiri, dari 75 debitur sebanyak 3 debitur wanpretasi dikarenakan masalah operasional usaha, manajemen keuangan
debitur. Pada tahun 2013 yang mengajukan permohonan kredit KPR sebanyak 131 sedangkan yang diterima permohonannya sebanyak 87 debitur, sedangkan wanprestasi 2 debitur disebabkan
pemutusan hubungan kerja PHK. Pada tahun 2014 yang mengajukan permohonan kredit KPR sebanyak 147 debitur, yang diterima permohonan KPR-nya 98 debitur, wanprestasi 3 debitur
dikarenakan faktor adanya kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit. Pada tahun 2015 yang mengajukan permohonan kredit KPR sebanyak 161 debitur, sedangkan permohonan yang
diterima sebanyak 111 debitur, wanprestasi 4 debitur disebabkan faktor masalah operasional usaha, manajemen keuangan debitur. Pada tahun 2016 yang mengajukan permohonan kredit KPR
sebanyak 173 debitur, sedangkan yang diterima sebanyak 123 debitur, wanprestasi sebanyak 7 debitur, dikarenakan faktor force majure, kesalahan pihak dalam menganalisis kredit, pemutusan
hubungan kerja.
53
C. Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Medan Akibat Debitur Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan
Rumah
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan yang mengajukan permohonan kredit KPR di PT. Bank Mandiri Cabang Medan.
Sebagiamana d iketahui,pembangunandi
Indonesia membutuhkandana
yangsangatbesardan jumlahnyasenantiasameningkat. Salahsatusumberpendanaanyangsangatpentingberasaldari
lembaga perbankanyang
kegiatannyaantaralainmenghimpundanadarimasyarakat dalambentukpemberiankredit.
Kreditperbankanini disalurkanbaikolehBankPemerintah
maupunBankSwastaguna membantumasyarakatyang membutuhkan dana. Bagi masyarakat, kredit perbankan membantu
pemenuhan kebutuhandanmenunjangpendanaanberbagaikegiatan ma s y a r ak a t .
53
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Setiap pemberian kredit yang dilakukannya, bank mengharapkan pengembalian yang tepat waktu dan sesuai dengan syarat yangtelahdiperjanjikan bersama dengan debitur. Terkadang,
denganberbagaialasan,debiturbelum bisamengembalikan
hutangnyapadakreditur. Halini
dapatterjadikarenamungkinmemangdebituryang bersangkutanmengalamikerugiandalam
menjalankanusahanyaataupun mungkin karena memang debitur yangbersangkutan tidakberitikad baik,
dalam arti debitur sejak semula memang,
bertujuan untuk melakukan
penipuanterhadapkreditur. Bank sebagaibadanusaha,
senantiasamengaharapkankredityang disalurkannya
dapatkembalidenganlancardanmenghasilkan keuntungan yang maksimal, akan tetapikreditur juga menyadariadanyarisikotimbulnyakerugian
dalampenyalurankredittersebut,diantaranyayaitu apabilakreditnyamacet atau bermasalah. Untuk meminimalisir risiko tersebut, bankselaku kreditur
dalam menyalurkan kreditnya memegang erat prinsip kehati-hatian. Salah satu usaha Bankuntukmengamankankreditnyaadalahdenganmemintajaminan
daripihakdebitursebagaipenerimakredit. Kaitannyadenganjaminan,umumnyabankmeminta jaminandari debiturberupajaminan hak
tanggungansepertitanahdan bangunan.Jaminanini
dipandangcukupbaikmengingatnilai ekonomistanahdan
bangunanrelatif tinggidanstabil.Selainitu,sejakberlakunyaUndang-undang
No.4tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas tanah beserta Benda-benda yang berkaitandenganTanah selanjutnya disebut UUHT pengaturan mengenai jaminan yang berupa
tanah dirasa
semakinjelassehinggakepastianhukumdiharapkandapatlebihterjamin.
54
Dengan demikian cukup meyakinkan dan memberikan kepastian hukumbagilembaga-lembaga kredit,
baikdaridalamnegeri maupun luar negeri. Adanya lembaga jaminan dan lembaga demikian kiranya harus
dibarengidenganadanyalembagakreditdenganjumlahbesar, denganjangka waktuyanglamadanbungayangrelatifrendah.
55
Berdasarkan Pasal 14 ayat 1 UUHT disebutkan bahwa sebagai bukti adanya hak tanggungan, Kantor Pertanahan Nasional menerbitkansertipikat hak tanggungan. Hal ini
54
Hasil wawancara dengan Zainal, selaku Customer Loan PT. Bank Mandiri Cabang Medan, tanggal 6 Maret 2017
55
SriSoedewiMasjchoenSofyan,Op.Cit.hal.5
Universitas Sumatera Utara
berarti sertipikat hak tanggunganmerupakan bukti adanya hak tanggungan. Oleh karena itu maka sertipikat hak tanggungan dapat membuktikan sesuatuyangpadasaatpembuatannya
sudahadaataudengankatalain yang menjadi patokan pokok adalah tanggal pendaftaran atau pencatatannyadalam bukutanahhaktanggungan.
56
Syarat agar eksekusi lelang objekHak Tanggungan ini dapat dilakukan apabiladalamAkta Pemberian Hak Tanggungan selanjutnya disebut APHTdicantumkan janjisebagaimana dimaksud
dalamPasal11Ayat2hurufeUUHT, yaitu bahwa “pemegang Hak Tanggungan Pertama mempunyai hak untuk menjual sendiri objek sendiri Hak Tanggungan apabila
debiturciderajanji.”Peluang yang diberikan UUHT ini menarik bagi kalangan perbankan karena dengan
berlakunya UUHT terbukapeluanguntukmenyelesaikankasus
kredit SertipikatHak
Tanggunganmemuatirah-irahdengankata-kata DemiKeadilanBerdasarkan
Ketuhanan YangYahaEsa,
dengan demikiansertipikathak
tanggunganmempunyaikekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetapmelalui tatacaradanmenggunakan lembaga parate
eksekusisesuaidenganperaturanHukumAcara Perdata Indonesia. Adapun mengenai perlindungan hukum bagi kreditur sebagai pemegang Hak
Tanggungan adalah adanya ketentuan Pasal 6 UU HT yang mengatur bahwa kreditur dapat menjual lelang harta kekayaan debitur dan mengambil pelunasan piutangnya dari
hasilpenjualantersebutapabiladebiturciderajanji. Bank selaku kreditur pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual
objekHak Tanggungan atas kekuasaan sendirimelalui pelelanganumum. Eksekusijaminansecara langsungmelalui lelanginimerupakansalahsatu dayatarikUUHT karena prosesnya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan proses
eksekusi padaumumnya.
EksekusiobjekHakTanggungan yangdilakukan secaralelangini pada dasarnya tidak memerlukan izineksekusi daripengadilan
mengingat penjualan yangdilakukan berdasarkan Pasal6UUHTini
merupakantindakanpelaksanaanperjanjian.Sehingga apabiladebiturciderajanji,kreditur pemegang HakTanggungan Pertama dapatlangsungmelaksanakaneksekusilelangobjekHakTanggungan.
56
Boedi Harsono dan Sudarianto Wiriodarsono, Konsepsi Pemikiran tentang UUHT, Makalah Seminar Nasional, Bandung, 27 Mei 1996, hal 81
Universitas Sumatera Utara
macetdalamwaktuyanglebihcepatdandenganbiayayanglebihmurah. Demikian
puladengan Bank-bank Swasta, masihdijumpai
adanya keraguanuntukmemanfaatkanPasal6joPasal11ayat2hurufe
UUHTyangmenyatakan bahwa“apabiladebiturcidera
janji,krediturpemegangHak TanggunganPertamamempunyaihak untuk
menjualobjekHakTanggunganatas kekuasaansendirimelaluipelelangan umum”.Halini
disebabkankarenamasihadanyapandanganbahwa pelaksanaaneksekusiberdasarkanPasal6 joPasal11 ayat2hurufe tetap memerlukanijinfiateksekusipengadilan.
AdapundalamketentuanPasal20UUHT dikemukakantiga3jeniseksekusiHakTanggunganyaitu:
1. Apabiladebiturciderajanji,makakrediturberdasarkanhakpemegang
Hak TanggunganPertamadapatmenjualobjekHak
Tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
6 UUHT,objekHakTanggungandijualmelaluipelelanganumum;
2. Apabila debiturcidera janji, berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat
dalam sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2 UUHT dijual melaluipelelanganumum;
3. AtaskesepakatanpemberidanpemenangHakTanggungan,penjualan
objekHak Tanggungan dapat
dilaksanakan di bawah tangan jika
dengandemikianakandiperolehhargatertinggiyangmenguntungkan.
Darihasilpenelitianyangdilakukandi PT.Bank Mandiri Cabang
Medandiketahuibahwadalam suatu perjanjiankredit, debiturdianggaptelahmelakukanciderajanjiwansprestasiapabilaia
tidak melakukanprestasisesuaidenganyangtelahdiperjanjikan.
Kelalaiandebitur dalam memenuhikewajibannyatersebutsangat merugikan pihak bank sebagai krediturnya. Keadaan
debiturtidak dapat melunasi kreditnya sesuai dengan yang diperjanjikan dapat disebut kredit macet. Adapun kredit macet itusendiri dapat disebabkan olehsalah satu ataubeberapa faktor
Universitas Sumatera Utara
yangharusdikenali secaradiniolehbank. Danbank harusselalumemantauakankemampuandanperkembangandebiturnya.Hal
ini disebabkankarenaadanyakelemahanbaikdari
sisi debitur,sisiintern
maupunsisieksterndi PT.BankMandiri Cabang Medandandebituryangmeliputi:
57
1. Sisidebitur
Kelemahandarisisidebiturdapatdisebabkanantaralainoleh:
a. Masalahoperasionalusaha
b. Manajemen
c. Kecurangandanatauketidakjujurandebiturdalammengelolakredit;
d. Pemutusanhubungankerja.
2. Sisiinternalbank
KelemahandarisisiinternBankdapatdisebabkanantaralainoleh:
a. ItikadtidakbaikataukekurangmampuandaripejabatpegawaiBank;
b. Kelemahansejakawaldalamprosespemberiankredit;
c. Kelemahanpembinaankredit;
3. Sisieksternbankdandebitur
Kelemahandarisisiekstern krediturdandebiturdapatdisebabkanantaralain oleh:
a. Forcemajure;
b. Perubahan-perubahaneksternallingkunganenvironment;
Dalampraktekperbankan,selainwansprestasi atasdidasarkanatas kemampuandebiturdalammembayarangsuranataumelunasipinajamannya
sepertiyangtelahdisebutkandi atas,wansprestasijugadidasarkanatas pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan yangtelahditetapkan bankyang berkaitandenganadanyapemberiankredit. Berdasarkan informasi diperoleh bahwa di PT. Bank Mandiri Cabang Medan
57
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
Universitas Sumatera Utara
diketahuiterdapat 28
kreditmacet denganjaminanhaktanggungandari 354perjanjian
KPRyangdijamindenganhaktanggunganselamaperiodeDesember2016 atau1satutahunbuku.
Penyebabterjadinyakreditmacetadalahkarena debiturtelah gagal untuk membayar utangnya atau menghadapi masalah dalam memenuhi
kewajibanyangtelah ditentukanatausudahtidaksanggupmembayarsebagian
ataukeseluruhankewajibannyakepadabanksepertiyangtelahdiperjanjikan.
58
Dengankatalaindebiturtelahmelakukan wanprestasi, yaitutidak dilaksanakanprestasiatau kewajibansebagaimanamestinyayang
dibebankan olehkontrakterhadappihak-pihak
tertentusepertiyangdimaksudkan dalam kontrak yang bersangkutan.
59
Oleh sebab itu,dalam memberikan
kreditnya bank
selakukreditursenantiasamemantauperkembangankredityang diberikannya. Pendekatanpraktisbagibank dalam pengelolaan kreditmacetadalah dengan secara
dini mendeteksi potensi timbulnya kredit macet,
sehingga makinbanyakpeluangalternatifkoreksibagi bankdalammencegahtimbulnya kerugian sebagai akibat
pemberian kredit. Berdasarkan deteksi yang telahdilakukan,maka dapatdiketahuiposisikreditur terhadapdebiturkhususnyabila dilihatdari usahadankondisiagunanyangdiberikanoleh debiturdalam
perjanjiankreditnya.
60
58
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
59
MunirFuady,Op.Cit,hal.87-88
60
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
Bentuk penyelesaiankreditmacetolehBank MandiriCabang Medan merupakan upaya penyelesaian kredit yang dilakukan oleh bank terhadap debitur yang usahanya tidak mempunyai
prospek lagi atau debitur mempunyai itikad tidakbaiksehinggatidakdapatdirestrukturisasi. BankIndonesia melaluiSuratKeputusan DireksiBankIndonesia Nomor31147KEPDIR
tertanggal2April2001membagikreditbankke dalam4katagoriyangdilakukanberdasarkankolektibilitasnya,yaitu:
a. KreditLancar; b. KreditKurangLancar;
Universitas Sumatera Utara
c. KreditDiragukan; d. KreditMacet.
Untuksubbsampaidengandadalahmerupakankreditbermasalah. Istilahkreditbermasalah
telahdigunakan olehduniaperbankan Indonesia
sebagaiterjemahan dariproblemloanyangmerupakanistilahyangsudah
lazimdigunakandalamduniaperbankaninternasional. Umumnya, kasus kredit
bermasalah ini adalah persoalan
perdatayangmenurutterminologihukum perdata,hubunganantaradebiturdengankrediturbankselakupemberikreditmerupakan hubungan
utang piutang.Hubungan yangbersangkutan lahirdariperjanjian. Pihakdebitur
berjanjiuntukmengembalikanpinjamanbesertabiayadanbunga,dan pihak
krediturmemberikankreditnya. Dalamhal kredityangdiberikantelahmengarahpadatanda-tanda timbulnya kredit macet,
maka deteksi atas kredit macet dapat dilakukan secarasistematisdenganmengembangkansistim “pengenalandiri”,yaitu berupa daftar kejadian ataugejala yang diperkirakan dapat menyebabkan
suatupinjamanberkembangmenjadikreditmacet. Apabilasetelahbankberusahamelaluiupaya prefentifnamun
akhirnyakredit yang
telah dikeluarkannyamenjadikredityang bermasalah, makabankakanmenggunakan upayarepresif.Upaya-
upaya represifyang mula-mulaakandilakukanialahmelakukanupayapenyelamatankredit. Upayabankuntukmenyelamatkankreditadalahupayabank untuk melancarkan kembali kredit yang
sudah tergolong dalam kredit “tidak
lancar”,“diragukan”atau bahkantelahtergolongdalam“kreditmacet”untuk
kembalimenjadi“kreditlancar”sehinggadebitur kembalimempunyai kemampuanuntukmembayarkembalikepadabank segala utangnyadisertai
denganbiayadanbunga. MenurutSuratEdaranBankIndonesiaNomor2312BPPPtanggal 28Pebruari 1991,upaya-
upaya penyelamatan kredityangdapatdilakukan olehbankadalahsebagaiberikut:
61
61
Hasil wawancara dengan Zainal, selaku Customer Loan PT. Bank Mandiri Cabang Medan, tanggal 6 Maret 2017
Universitas Sumatera Utara
a Penjadwalan kembali rescheduling,
yaitu dengan melakukan perubahansyarat-syaratperjanjiankredityang berhubungandengan
jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu kredit,
termasukgradeperiodataumasa tenggang,baik termasukperubahan
besarnyajumlahangsuranatautidak. b
Persyaratankembalireconditioning,denganmelakukanperubahan atas
sebagianatau seluruhsyarat-syaratperjanjiankredit,yang tidak hanya terbatas pada perubahan jadwal angsuran dan atau jangka waktukreditsaja.
Namunperubahantersebuttanpamemberikan tambahankreditatau
tanpamelakukankonversiatas seluruhatau sebagiandarikreditmenjadiperusahaan.
c PenataankembaliRestructuringyaitusuatuupayadaribankyang
berupa melakukan perubahan-perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang
berupapemberiantambahankredit,ataumelakukan konversiatasseluruhatausebagiandari kreditmenjadiequity
perusahaan,yangdilakukandenganatautanpa reschedulingdanatas
reconditioning.
Bila ternyata upaya penyelamatan kredittidak dapat dilakukan atau walaupunsudahdilakukantetapitidakmembawahasil,makabank
akan menempuhupayapenagihankredit.
62
62
Ibid
Jikamenurut pertimbangan bank, kredit
yang bermasalahtidakmungkindapatdiselamatkanuntukmenjadilancarkembali
melaluiupaya- upayapenyelamatansebagaimanatelahdiuraikandi atasdan
akhirnya kredityangbersangkutan menjadi kreditmacet,makabankakan
melakukantindakan-tindakanpenyelesaianatau penagihanterhadapkredit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Adapunyang dimaksudkandenganpenyelesaiankreditmacetatau penagihankreditmacetadalahupayabank
untukmemperolehkembali pembayarandari
debiturataskreditbankyangtelahmenjadimacet.Untuk melakukanpenyelesaianataupenagihanatas
kreditmacet,makabankdapat melakukanupaya-upayasepertitersebutdibawahini: a Eksekusi Grosse akta Pengakuan Hutang perjanjian KPR;
b EksekusiBarangJaminan. Bentuk penyelesaiankreditmacet khususnya yang menyangkut Perjanjian KPR
yangdilakukanoleh PT. Bank Mandiri Cabang Medan adalahsebagaiberikut:
63
a. Keringanan
tunggakan bunga danatau denda
maksimum sebatas
bungadanataudendayangbelumterbayarolehdebitur
1. Penyelesaiankreditmacetsecaradamai Penyelesaiankreditmacet
secara damai dilakukanterhadapdebitur
yang masihmempunyaiitikadbaik kooperatifuntukmenyelesaikan kewajibannya.
Penyelesaiankreditsecaradamaiantaralainmeliputi:
b. PenjualansebagianatauseluruhagunansecaraDiBawahTangan oleh debituratau
pemilikagunanuntukangsuranatau penyelesaian kewajibandebitur. c.
Pengambilalihan aset debitur oleh kreditur untuk angsuran atau penyelesaiankewajibandebitur.
d. Pengurangan tunggakan pokok kredit, hal tersebut baru dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan RapatUmumPemagang SahamPT.BankMandiri.
2. PenyelesaianMelaluiJalurHukum Penyelesaiankreditmacetmelaluisaluranhukumatau bantuandari pihak ketigadilakukan
apabila debitur tidakkooperatif untuk menyelesaikan kewajibannya.
Penyelesaiankreditmacetmelaluisaluranhukumantara lain: 1 Penyelesaiankreditmelaluipengadilannegeri
63
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Alternatif penyelesaian kredit
macet sebagaimana
dinyatakan pada
Pasal20ayat1hurufbUUHT ini
dapatdimanfaatkanolehsemuakrediturpemegangHak Tanggungan.Apalagi PerjanjianKPRjaminannya beruparumahyangsertipikatnya
dibebanidenganHak Tanggungan. Hal ini karena hanya inilah pilihan eksekusi lelang yangdisediakan olehUUHTmengingat
parakrediturtidakdapatmemanfaatkanketentuanPasal20 ayat1
hurufaJoPasal6UUHT.Bagikreditur pemegangHakTanggunganpertama,alternatifeksekusiini
dapat dipilih apabila
debiturmenolakmelawanpelaksanaanlelang berdasarkan Pasal20Ayat1hurufaJoPasal6UUHT. BerdasarkanPasal20Ayat1hurufb
Undang-undangHak Tanggungandijelaskanbahwatiteleksekutorialpada sertifikatHak Tanggungan sebagaimana diatur
dalam Pasal
14 UUHTdapatdijadikandasarpenjualanobjekHak Tanggunganmelaluipelelanganumummenuruttata cara yang ditentukandalamperaturanperundang-
undangan. BerdasarkanPasal20Ayat1hurufa JoPasal11ayat2 huruf e UUHT, apabila debitur cidera janji maka kreditur pemegang Hak Tanggungan berdasarkan ketentuantersebutpada
dasarnyatidakmemerlukanizindari Pengadilan mengingat penjualan berdasarkan Pasal 6 UUHTini merupakantindakanpelaksanaan perjanjian.Sehinggaapabiladebiturcidera janji, krediturpemegang
Hak Tanggungan pertama dapat langsung melaksanakan eksekusi lelangobjekHakTanggungan. HakistimewainihanyadimilikiolehkrediturpemegangHak
Tanggunganpertama.PemegangHakTanggungankedua,ketigadan seterusnyatidak
dapatmemanfaatkanfasilitasyangdisediakanoleh UUHTini. Syaratagareksekusilelangini dapatdilakukanapabiladalam APHTdicantumkanjanji-janjisesuai
denganPasal11ayat2hurufe UUHT, yaitu “pemegangHakTanggunganpertamamempunyaihak untuk menjual sendiri
objekHak Tanggungan apabila debiturciderajanji”. Pelaksanaan
eksekusi lelangobjekHakTanggungan berdasarkanPasal20Ayat1hurufaJoPasal6danPasal11Ayat
2hurufeUUHTmakayangbertindak sebagaipemohonlelangadalahkrediturpemegangHak
Tanggungan pertama. Berdasarkan
hasilpenelitiandari27 kreditmacetPerjanjian
KPRyangdijamin dengan
hak tanggunganselamaperiodeDesember2016atau1 satutahunbuku padaPT.Bank Mandiri Cabang
Universitas Sumatera Utara
Medan7 tujuh orang telah dilakukan negosiasi guna mencari cara restrukturisasi kredityangdapatdisepakati olehkeduabelahpihak
dan 12
dua belasorangdilakukannegosiasiuntukupayapenyelesaian
kredityang disepakatioleh keduabelahpihak.Sisanya 8delapan orang terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah melalui
saluranhukumagar debiturmenjadikooperatif.Apabilatetaptidak
kooperatif,makaproseshukumdapatdilanjutkan. Penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah
KPR di PT. Bank Mandiri Cabang Medanadalah dengan memberikan teguran baik telepon maupun mendatangi debitur, jika tidak ada tanggapan akan diberikan surat peringatan I sampai
surat peringatan ke III, jika cara tersebut tidak ada respon dari pihak debitur maka akan dilakukan percobaan penyelesaian secara tunai bertahap, apabila semua cara tidak membuahkan hasil, maka
akan dilakukan penyitaan jaminan serta eksekusi jaminan oleh pihak Bank Mandiri.
64
a. Harus ada kesepakatan antara
kreditur pemegang
Hak TanggungandandebiturpemberiHakTanggungan
Bentuk penyelesaiankredit macet Perjanjian KPR diPT.Bank Mandiri Cabang Medan telahsesuaidengan
ketentuanPasal6 UUHTyangmenyatakanbahwa apabiladebiturciderajanji
pemegangHak TanggunganPertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaansendirimelaluipelelanganumum.
2 Penjualandibawahtanganobjekhaktanggungan Berkenaan denganeksekusiobjekHakTanggungan
sebagai jaminanPerjanjianKPR,sebenarnya UUHTmasihmenyediakansatu
sarana hukumlagi,yaitumelaluipenjualandi bawahtangantidakmelalui pelelangan. Saranahukumini
diaturdalamPasal20 ayat20UUHT, yangmenyebutkanbahwa: “ataskesepakatanpemberidan pemegangHakTanggungan, penjualan objekHakTanggungan dapatdilakukan dibawah tangan, jika
dengan demikian akan diperoleh harga tertinggi yangmenguntungkansemuapihak.” Untukdapatmemanfaatkan saranaini,makaharusdipenuhi syarat-syaratsebagaiberikut:
64
Hasil wawancara Dela Ponandar, selaku Assisten Vice President PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Region Sumatera, 02 Maret 2017
Universitas Sumatera Utara
b. Penjualan tersebut
dapat menghasilkan
harga tertinggi yang
menguntungkansemuapihak. c.
Lebih dahulu diberitahukan secaratertulis olehpemberi atau pemegangHak Tanggungankepadapihak-pihakyang berkepentingan.
d. Penjualan tersebut diumumkan lebih dahulu sekurang- kurangnya
dalamsatusuratkabaryangberedar didaerahyang bersangkutanataumediamassasetempat.
e. Tidakadapihakyangmenyatakankeberatan.
KetentuanPasal20ayat2UUHT ini dimaksudkan untuk melaksanakan penjualan di bawahtangan,sehingga krediturpemegang
HakTanggungan dapat
langsungmelakukaneksekusiterhadapjaminantersebut. Bentuk penyelesaian Apabila Terjadi Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan
Rumah KPR di PT. Bank Mandiri Cabang Medan.Penyelesaian melalui jalur hukum yang ada merupakan langkah pengamanan baik untuk debitur dan pihak bank. Bagi debitur keuntungannya
adalah tidak akan terkena perbuatan semena-mena dari kreditur. Sedang bagi kreditur, dapat menagih hutangnya dan seandainya debitur tidak mau membayar hutangnya maka bank dapat
melakukan penyitaan barang jaminan. Sehingga bank tidak dirugikan karena perbuatan debitur yang tidak melakukan kewajibannya.
65
Perkembangan dunia perbankan di Indonesia adalah dinamis, cepat berubah, seiring berkembangnya masyarakat dalam menggunakan media perbankan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhannya. Pengaturan perbankan di Indonesia sebagai koridor, yakni dengan pemberlakuan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998. Di dalam peraturan perundang-undangan tersebut, dimuat ketentuan bahwa Perbankan
65
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Pelaksanaan perjanjian KPR pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan ada tiga peristiwa hukum yang terjadi, yaitu penandatanganan perjanjian jual beli,
penandatanganan perjanjian KPR dan penandatanganan surat kuasa hipotik sebagai pengikat jaminan.
Dengan ditandatanganinya perjanjian KPR tersebut, maka pada saat itu juga telah terjadi kesepakatan yang mengikat antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian yaitu pihak debitur dengan pihak kreditur, dengan adanya kesepakatan antara pihak debitur dengan pihak kreditur di dalam kredit kepemilikan rumah
tersebut, maka akan mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga akan timbul hak dan kewajiban para pihak.
66
Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Medan akibat debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan rumah.
Perlindungan hukum preventif dimana diperlukan fomula dari isiperjanjian kredit yang dapat dilaksanakan nantinya manakala terjadi kredit macet dan hal-hal diluar
kendali pihak kreditur dalam proses penyelesaian kredit maupun dalam hal pelunasan utang. Isi perjanjian kredit yang tepat dan mengikat tadi dituangkan
dalam perjanjian kredit yang disetujui pihak debitur,serta perlindungan hukum yang bersifat represif, digunakan sebagai langkah terhadap kemungkinan timbulnya
risiko kerugian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank, diperlukan sebuah pengadilan kecil seperti halnya pengadilan pada tindak pidana tilang untuk
66
Ibid
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan sengketa atau kasus yang terjadi antara pihak bank dan nasabahnya dengan biaya yang murah.
67
67
Ibid
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN