Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

b. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit seperti kredit investasi, kreditmodalkerja, kreditperdagangan,kreditkonsumtif dan kreditproduktif. c. Memberikanjasa-jasa banklainnyaantaralainmenerimasetoran-setoran, melayanipembayaran-pembayaran,transfer, inkaso,kliring,safedeposit box,bankcard,banknotes,bankgaransi,bankdraft,letterofcredit,cekwisatadanjasalainnya. 29

11. Perjanjian kredit sebagai perjanjian baku

Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan dari bahasaInggris,yaitu standardcontract.Standarkontrakmerupakanperjanjianyangtelahditentukan dan telah dituangkan dalam bentuk formulir. Kontrak ini telah ditentukan secara sepihak olehsalahsatupihak,terutamapihakekonomikuatterhadapekonomi lemah. Munir Fuadymengartikan kontrak baku adalah : “suatukontrakyang dibuathanyaolehsalahsatupihakdalamkontrak tersebut,bahkansering kalitersebutsudahtercetakboilerplacedalam bentukformulir-formulirtertentuolehsalahsatu pihak,yang dalamhalini ketika kontrak tersebutditandatanganiumumnya para pihak hanya mengisikandata-data informatif tertentusaja dengansedikitatautanpa perubahan-perubahan dalamklausul-klausulnya, dimana pihak lain dalam kontrak tersebuttidakmempunyaikesempatan atau hanyasedikit kesempatanuntukmenegosiasiataumengubahklausul-klausulyang sudah dibuat oleh salah satu pihak tersebut, sehingga biasanyakontrak baku sangatberatsebelah.Pihakyang kepadanya disodorkankontrakbaku tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk bernegosiasi dan berada hanyapada posisi“takeitorleave it”.Dengandemikian,olehhukum diragukanapakah benar-benaradaelemenkata sepakatyang merupakan syarat sahnyakontrak dalam kontrak tersebut.” 30

12. Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Pemberiankreditolehbankkepadanasabahdebiturtentunyamemiliki 29 Kasmir,ManajemenPerbankan,PT.RajaGrafindoPerkasa,Jakarta,2007,hal.20. 30 MunirFuady,HukumBisnisDalamTeoridanPraktikBukuKeempat, Citra AdityaBakti, Bandung, 2003,hal.146 Universitas Sumatera Utara asasatauprinsip.Layaknyaperjanjianpadaumumnyamakapmberiankredityang dituangkandalam bentukperjanjianpunwajibmengikutiasasdanprinsipkontrak yang baik. Namun selain asas atau prinsip kontrak yang baik pada umumnya, dalam pemberiankreditjugaterdapatprinsip- prinsipyangharusdiperhatikan sesuai dengan fungsi perbankan dan perkreditan. Pada dasarnya ada dua prinsip utama yang menjadi pedoman dalam pemberian kredit, yaitu; 31 a. Prinsip kepercayaan Dalam hal inidapatdikatakanbahwapemberiankreditolehbankkepada nasabahdebiturselaludidasarkan padakepercayaan.Bankmempunyai kepercayaan bahwa kredit yang diberikannya bermanfaat bagi nasabah debitursesuaidenganperuntukannya,danterutamasekali bank percaya nasabah debitur yang bersangkutan mampumelunasiutang kreditbeserta bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan. b. Prinsip kehati-hatian Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, termasuk pemberian kredit kepadanasabahdebiturharusselalu berpedomandanmenerapkanprinsip kehati-hatian.Prinsipiniantaralaindiwujudkandalam bentukpenerapan secara konsisten berdasarkan itikad baikterhadapsemuapersyaratandan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemberian kredit oleh bank yang bersangkutan. Berdasarkanpenjelasan Pasal8Undang- UndangPerbankan,yangmestidinilaiolehbanksebelummemberikankredit adalah watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang kemudian dikenal dengan sebutan dengan Prinsip 5 C, yaitu: 32 31 Hermansyah, Op.Cit, hal 61. 32 Rachmadi Usman, Op.Cit, hal 246. Universitas Sumatera Utara a. Penilaian watak Character Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahuikejujuranatauitikadbaik calondebituruntukmelunasiatau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutamadidasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon debitur atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian, dan perilaku calon debitur dalamkehidupan kesehariannya. b. Penilaian kemampuan Capacity Bankharusmenelititentangkeahliancalon debiturnya dalambidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usahayangakandibiayainyadikelola oleh orang-orang yang tepat, sehinggacalondebiturnyadalam jangkawaktutertentumampumelunasi atau mengembalikan pinjamannya. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentutidaklayakdiberikankreditdalam skalabesar.Demikianjugajika trendbisnisnyamenurun,makakreditjuga semestinya tidak diberikan. Kecuali jika penurunan itu karena kekurangan biaya sehingga dapat diantisipasi bahwa dengan tambahan biaya lewat peluncuran kredit, maka trend atau kinerja bisnisnya tersebutdipastikan akan semakin membaik. c. Penilaian modal Capital Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruhmengenaimasalaludan yang akan datang, sehingga dapat diketahuikemampuanpermodalancalondebiturdalam menunjang pembiayaan proyeek atau usaha calon debitur yang bersangkutan. Dalam praktek selamainibankjarang sekali memberikankredituntukmembiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya itu dapat dibiayai dengan kredit bank. Jadibankfungsinyaadalahhanyamenyediakan tambahan modal, biasanya lebih sedikit dari pokoknya. d. Penilaian agunan Collateral Untukmenanggungpembayarankreditmacet, calondebiturumumnya Universitas Sumatera Utara wajibmenyediakanjaminanberupa agunanyangberkualitastinggidan mudah dicairkan yang nilainya minimalsebesarjumlahkredityang diberikan kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bank wajib meminta agunantambahandenganmaksudjikacalon debitur tidak dapat melunasi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembalian kredit atau pembiayaan yang tersisa. e. Penilaian prospek usaha Condition of Economy Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar begeri baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau usaha calon debitur yang akan dibiayai bank dapat diketahui. SelainPrinsip5Ctersebut,dalampemberiankreditkepadanasabahdebitur,bank juga menerapkan prinsip lain, yaitu Prinsip 5 P, yaitu: 33 a. Parapihak party Parapihakmerupakantitiksentralyangdiperhatikandalam setiap pemberiankredit.Untukitupihakpemberi kredit harus memperoleh suatu “kepercayaan”terhadapparapihak,dalam halinidebitur.Bagaimana karakternya, kemampuannya, dan sebagainya. b. Tujuan Purpose Tujuan dari pemberian kredit juga sangatpentingdiketahuiolehpihak kreditur.Harusdilihatapakahkredit akandigunakanuntukhal-halyang positif yang benar- benardapatmenaikkanincomeperusahaan.Danharus jugadiawasiagarkredittersebut benar- benardiperuntukkanuntuktujuan seperti diperjanjikan dalamperjanjian kredit. c. Pembayaran Payment Harus pula diperhatikan apakah sumber pembayaran kredit dari calon debitur cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yangakandiluncurkan tersebut dapat dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan. Jadi harus dilihat dan dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti, debitur punya sumberpendapatan, dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar kembali 33 Ibid, hal 248 Universitas Sumatera Utara kreditnya. d. Perolehan laba Profitability Unsurperolehanlabaolehdebitur tidakkurangpulapentingnyadalam suatu pemberian kredit. Untuk itu kreditur harus mengantisipasi apakah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kredit, cashflow, dan sebagainya. e. Perlindungan Protection Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaandebitur. Untuk itu perlindungan dari kelompok perusahaan,ataujaminandari holding, atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting untuk diperhatikan. Terutamauntuk berjaga-jagasekiranya terjadi hal-hal di luar skenario atau di luar prediksi semula

13. Bentuk dan isi perjanjian kredit bank