Bentuk dan isi perjanjian kredit bank

kreditnya. d. Perolehan laba Profitability Unsurperolehanlabaolehdebitur tidakkurangpulapentingnyadalam suatu pemberian kredit. Untuk itu kreditur harus mengantisipasi apakah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kredit, cashflow, dan sebagainya. e. Perlindungan Protection Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaandebitur. Untuk itu perlindungan dari kelompok perusahaan,ataujaminandari holding, atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting untuk diperhatikan. Terutamauntuk berjaga-jagasekiranya terjadi hal-hal di luar skenario atau di luar prediksi semula

13. Bentuk dan isi perjanjian kredit bank

Menurut Undang-undangNo.10Tahun1998tentangPerbankantidak dijumpai pengertian Perjanjian Kredit, istilah perjanjian kredit ditemukan dalamInstruksi Presidium Kabinet No. 15EKA101996 jo Surat Edaran Bank Indonesia Unit 1 no. 2539UPKPemb1996 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 2643UPKPemb1996 tentang Pedoman Kebijaksanaan di Bidang Perkreditan diinstruksikan, bahwa dalam pemberian kredit bentuk apapun Bank-bank wajib mempergunakan akad perjanjian kredit. Didalam PenjelasanPasal8ayat2Undang- undangPerbankan, dinyatakan bahwa Pemberian kredit harus dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis. Setiap pemberian kreditharus dituangkan dalamperjanjian kreditsecara tertulis.BentukdanformatnyadiserahkanolehBankIndonesiakepadamasing-masing Universitas Sumatera Utara bank untuk menetapkannya, namun sekurang-kurangnya harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut: 34 a. Memenuhikeabsahandanpersyaratanhukumyang dapatmelindungi kepentingan bank. b. Memuatjumlah,jangkawaktu,tatacarapembayarankembalikreditserta persyaratan- persyaratankreditlainnya sebagaimana ditetapkandalam keputusan persetujuan kredit dimaksud. Ketentuan ini terdapat padapenjelasan Pasal 8 Undang-undang Perbankanyang mewajibkankepadaBankpemberikredituntukmembuat perjanjiansecara tertulis.Keharusanperjanjianperbankanharusberbentuk tulisan telah ditetapkan dalam pokok- pokok ketentuan perkreditan oleh BankIndonesia sebagaimana dimaksuddalamPasal8ayat2 Undang- undangPerbankan. Dasarhukumlainyang mengharuskanperjanjiankreditharus tertulisadalahinstruksiPresidiumKabinetNo.15EKIN101996tanggal 10 Oktober 1966. Dalam instruksi tersebut ditegaskan “Dilarang melakukan pemberian kredit tanpaadanyaperjanjian kredit yangjelas antara Bank dengan Debituratau antara Bank Sentral dan Bank-Bank lainnya. Surat Bank Indonesia yang ditujukan kepada segenap Bank DevisaNo. 031093UPKKPDtanggal 29 Desember1970, khususnya butir4yang berbunyiuntukpemberiankreditharusdibuatsuratperjanjian kredit. 35 Setiap membuat perjanjian kredit apakah perjanjian autentik dibuat Notaris atauperjanjiankreditdibawahtangan dibuatpara pihaksendiri,pada umumnyamempunyaikomposisi sebagai berikut: 36 a. Judul Judulyang digunakandidalampraktekperbankanuntuk membuat perjanjian kredit berbeda- beda satu dengan yang lainnya. Ada yang menggunakan judul perjanjian kredit, perjanjianmembuka kredit, perjanjianpinjaman, perjanjian pinjam uang.Judulberfungsisebagainamadariperjanjianyangdibuattersebut, setidaknya kita akan 34 RachmadiUsman,Op.Cit, hal.267 35 Sutarno. Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Jakarta, 2003, hal 99 36 RachmadiUsman,Op.Cit,hal.267-268 Universitas Sumatera Utara mengetahui bahwa akta atau surat itu merupakan perjanjian kredit bank. 37 b. Komposisi Komparisiadalahbagiandarisuatuaktayang digunakanuntukmengawali suatubagiandaripembukaanpembuatanakta yang memuatketerangan mengenaiorang ataupihakyang menghadapuntukmenandatanganiaktaitu. Keteranganmengenaiorang ataupihakyang menghadapberarti mengidentifikasi dari pihak atau orang yang terlibat dan mengikatkan diri dalam aktatersebut. c. Substantif Sebuah perjanjian perjanjian kredit bank berisikan klausula-klausulayang merupakan ketentuan dan syarat-syarat pemberian kredit, minimal harus memuatmaksimumkredit, bungadandenda,jangkawaktu kredit,cara pembayaran kredit, agunan kredit,opensbaar clause, dan pilihan hukum. 38

14. Hapusnya perjanjian kredit