45
3.2.1 Bahan
Untuk pembuatan keramik berpori ini digunakan bahan clay, cangkang kelapa sawit, dan Magnesium Oksida MgO.
Perbandingan antara bahan dasar abu cangkang kelapa sawit dan Magnesium Oksida MgO. Pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Perbandingan Bahan No
Bahan Keramik Berpori Clay
Bahan Katalis MgO
Abu Cangkang Kelapa Sawit
1 2
3 4
5 30
30 30
30 30
70 65
60 55
50 5
10 15
20
3.3 PROSEDUR PENELITIAN
a. Pengumpulan bahan b. Penghancur bahan dengan ukuran butir 100 mesh
c. Pembuatan cetakan d. Pembuatan sampel
e. Pemanasan f. Uji Fisik porositas, densitas, permeabilitas , susut massa, susut volume
g. Uji mekanik Kuat tekan, Kuat impak dan kekerasan h. Uji absorbs gas buang Gas Analyzer
i. XRD j. Diagram alir penelitian
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Keramik Berpori
Abu cangkang Kelapa Sawit
100 Mesh
Uji Emisi Gas Gas Analyzer
Pengujian Pemanasan dengan suhu 1100
o
C Penimbangan : Untuk mengetahui massa sampel
Pengukuran : Untuk mengetahui Volume sampel
Pengeringan selama 12 hari Dicampur
dengan variasi komposisi
Dicetak
Uji Mekanis Kekerasan, Kuat Tekan,
Kuat Impak UJI
XRD
ANALISA Air
MgO serbuk
Clay
DATA
KESIMPULAN Uji Fisis
Densitas, porositas, permiabilitas, susut
massa, susut volume
Universitas Sumatera Utara
47
3.4 VARIABEL DAN PARAMETER PENELITIAN 3.4.1 Variabel Penelitian
Pada penelitian yang menjadi variabel tetap adalah persentase gas buang kendaraan yang disaring oleh bahan agregat keramik berpori, sedangkan variabel
bebas adalah komposisi bahan clay dan agregat cangkang kelapa sawit pada komposisi yang berbeda.
3.4.2 Parameter Penelitian
Parameter adalah ukuran data yang akan diperoleh dari hasil penelitian . Adapun yang menjadi parameter dalam penelitian adalah :
1. Porositas 2. Densitas
3. Permiabilitas 4. Kekerasan Vickers
5. Kuat Tekan 6. Kuat Impak
7. Susut Massa 8. Susut Volum
9. Perubahan emisi gas dengan gas analyzer.
10. XRD 3.5 ALAT PENGUMPUL DATA PENELITIAN
Alat pengumpul data adalah instrumen yang digunakan seperti Neraca Ohauss, ayakan, jangka sorong dan lainnya yang berhubungan dengan gas buang
kendaraan dengan bahan bakar premium dengan mesin mobil starlet tahun 1987.
3.6 PEMBUATAN SAMPEL
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
1. Pengilingan Bahan Seluruh bahan baku awalnya masih dalam bentuk gumpalan butiran-
butiran. Kemudian dihancurkan dengan menggunakan mesin pengiling butiran sehingga menghasilkan serbuk halus dengan ukuran serbuk 100
mesh. Pengilingan ini dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Jl. Medan – Tj. Morawa Km 9,3 Medan.
2. Pengayaan Ayakan digunakan untuk menyaring bahan baku agar di peroleh besar
butiran seragam. ayakan yang digunakan adalah 100 mesh dengan jenis Retsch Test Sieve A Stmell 250 micron. Hasil pengayaan menjadi bahan
baku berupa serbuk halus yang dapat melewati ayakan tersebut. 3. Penimbangan
Bahan sampel yang telah dicampur kemudian ditimbang dengan menggunakan Neraca Ohauss sesuai komposisi yang dibutuhkan.
4. Pencampuran mixer Semua bahan–bahan keramik berpori tersebut dicampur dengan
menambahkan media air lalu diaduk dengan menggunakan mixer sesuai dengan komposisi 1 sampai dengan 5. Pencampuran dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh suatu bahan yang merata homogen agar bahan tidak berkelompok pada satu bagian bahan.
5. Pembentukan Sampel Bahan yang telah dicampur dituang ke dalam cetakan berbentuk selinder.
Cetakan ini terdiri dari dua selinder. Selinder pertama berdiameter lebih besar dengan diameter 4,7 cm dan selinder kedua berdiameter lebih kecil
dengan diameter 2,5 cm dan tinggi masing-masing 22 cm.
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 3.2 Sampel Silinder
Untuk pengukuran kuat impak, dibuat sampel berbentuk balok yang panjang 10,4 cm, lebar 3,45 cm dan tinggi 3,0 cm. Untuk pengukuran
densitas, porositas, kekerasan dan kuat tekan dibuat sampel berbentuk koin.
6. Pengeringan Sampel Pengeringan dilakukan diruangan dengan suhu kamar 27
C dan terhindar dari sinar matahari karena penguapan rendah maka
kelembabannyapun rendah sehingga dapat mengurangi kecepatan menguapnya air dari permukaan. Kecepatan pengeringan akan
mengakibatkan sampel retak. Peneliti sebelumnya Debora 2008 melakukan pengeringan selama 6 hari. Pengeringan pada penelitian ini
dilakukan selama 12 hari. Setelah pengeringan sampel selama 12 hari, sampel tersebut ditimbang untuk mengetahui massa keringnya dengan
Neraca Ohauss, sambil diukur diameter dan tebal sampel dengan menggunakan jangka sorong.
7. Pemanasan Pemanasan sampel dengan menggunakan oven dari suhu kamar hingga
1100 C kemudian ditahan selama 2 jam, kemudian oven dimatikan.
Universitas Sumatera Utara
50
8. Pendingan Pendingan dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari keretakan
akibat tegangan termal dengan membiarkan sampel tetap didalam oven yang telah dalam kondisi mati selama 12 jam, kemudian sampel
dikeluarkan untuk dilakukan pengukuran – pengukuran.
3.7 PENGUKURAN POROSITAS DAN DENSITAS