24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENCEMARAN UDARA
Secara umum, terdapat dua sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah natural sources seperti letusan gunung berapi, dan yang
berasal dari kegiatan manusia antropogenic sources, seperti yang berasal dari transportasi , emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar
udara utama yang berasal dari kegiatan manusia anthropogenic sources yaitu : karbon monoksida CO, Oksida Sulfur SOx, Oksida nitrogen NOx, Partikulat,
Hidrokarbon HC, dan Oksida fotokimia, termasuk ozon Muhammad Nuh:2011 Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar telah menyebabkan
menurunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan, bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan. Menurunnya kualitas
udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar. Proses
pembakaran fosil tersebut sepenuhnya tidaklah sempurna, sehingga gas hasil buangannya mengandung gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Selain itu, efek rumah kaca juga menjadi penyebab utama atas meningkatnya pencemaran udara, sehingga memicu terjadinya “global warming”, yaitu
meningkatnya suhu permukaan bumi akibat adanya pencemaran di berbagai lingkungan, salah satunya pencemaran udara yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi polusi udara dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara tersebut ini, perlu dilakukan
usaha untuk mengendalikan pencemaran, yaitu dengan mengurangi konsentrasi zat-zat berbahaya yang dilepaskan ke lingkungan. Cara yang dilakukan dapat
berupa usaha untuk mengkonversikan gas-gas berbahaya tersebut menjadi gas yang ramah lingkungannya Gabriel, J.F, 2001.
Hujan asam dapat menyebabkan tumbuh-tumbuhan rusak, bahkan mati adapun senyawa HC bersifat karsinogenik, yang jika masuk ke dalam tubuh
mahluk hidup, dengan oksida dan nitrogen, HC akan bereaksi secara foto- oksidasi. Selanjutnya dengan adanya katalis converter yang berfungsi untuk
Universitas Sumatera Utara
25
mengatasi pencemaran zat-zat yang berbahaya tersebut dengan proses konversi, yaitu mereduksi dan mengoksidasi gas CO dan HC menjadi CO
2
dan H2O, mereduksi gas NOx menjadi N
2
, O
2
dan NO
2
dengan bantuan sebuah pengemban mediasupport dari bahan alam yang ada di Indonesia, seperti batuan alam zeolit
yang memiliki ketahanan termal yang tinggi, sehingga tahan pada proses bersuhu tinggi. Gabriel, J.F, 2001
Uji emisi terhadap gas buang kendaraan bermotor dilakukan sesuai dengan peraturan Menteri No. 052006 tentang ambang batas Emisi Gas Buang
kendaraan bermotor,. Peraturan Pemerintah tersebut juga mewajibkan kepada Pemda Pemko untuk melakukan uji Emisi setiap enam bulan di daerahnya
masing-masing. Dalam uji tersebut, besarnya polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar premium, yaitu kendaraan tahun
pembuatan dibawah 2007, gas buang yang dihasilkan berupa Hidro Carbon HC tidak melebihi 1200 dan karbondioksida CO
2
sekitar 4,5. Sementara untuk kendaraan tahun pembuatan diatas 2007, ketentuannya lebih ketat, yaitu tingkat
HC sebesar 200 dan CO
2
1,5. Untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar, opastias atau ketebalan asap yang dihasilkan mencapai 70. Pada dasarnya
menurut pengalaman uji emisi yang dilakukan bahwa tinggi polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor tidak selalu dipengaruhi oleh tahun pembuatan,
tetapi lebih kepada perawatan mesin kendaraan.
2.2 EMISI GAS BUANG