54
Grafik hubungan antara permebilitas terhadap variasi komposisi abu cangkang kelapa sawit seperti Gambar 4.3 di bawah ini.
Grafik Permeabilitas Vs Abu cangkang kelapa sawit
50 100
150 200
250 300
350 400
5 10
15 20
25
Abu cangkang kelapa sawit P
er m
eab il
it as
P
Gambar 4.3 Grafik hubungan permeabilitas terhadap variasi komposisi abu cangkang kelapa sawit
Dari ketiga grafik porositas, densitas dan permeabilitas ditunjukkan bahwa ada korelasi yang jelas antara besarnya porositas, permebilitas terhadap densitas
dengan penambahan variasi komposisi abu cangkang kelapa sawit. Besarnya porositas dan permeabilitas berbanding lurus dengan pertambahan abu cangkang
kelapa sawit, yaitu semakin besar pertambahan abu cangkang kelapa sawit maka semakin besar pula porositas dan permeabilitas. Sebaliknya terdapat hubungan
densitas berbanding terbalik dengan pertambahan abu cangkang kelapa sawit maka semakin besar pertambahan abu cangkang kelapa sawit, semakin kecil
densitasnya. Ketiga hal ini terjadi karena abu cangkang kelapa sawit akan habis terbakar dan membentuk pori-pori.
4.2 KEKERASAN
Dari hasil pengujian kekerasan yang telah dilakukan dengan menggunakan alat Digital Equotip Hardness Tester diperoleh data hasil pengujian pada Tabel
4.2 berikut ini
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.2 Hasil PengujianKekerasan No
Abu cangkang kelapa sawit cangkang kelapa sawit
Vickers Hardness HV
1 168,2
2 5
157 3
10 155,2
4 15
136,2 5
20 121,2
Pada Tabel 4.2 kekerasan sampel berkisar antara 121,2 HV – 168,2 HV. Dari Tabel 4.2 di atas maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai
kekerasan terhadap variasi abu cangkang kelapa sawit seperti Gambar di bawah ini
Grafik Uji Kekerasan
20 40
60 80
100 120
140 160
180
5 10
15 20
25 30
35
Abu Cangkang Kelapa Sawit V
icker s H
ar d
n e
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kekerasan Vickers HV terhadap komposisi abu cangkang kelapa sawit
Dari grafik di atas terlihat nilai kekerasan Vickers hardness cenderung menurun seiring dengan penambahan abu cangkang kelapa sawit. Hal ini terjadi
karena bertambah besar persentasi abu cangkang kelapa sawit bertambah banyak pori yang terbentuk. Sehingga kekerasan sampel mengecil.
Universitas Sumatera Utara
56
4.3 KUAT TEKAN
Setelah sampel keramik berpori mengalami pengeringan selama 12 hari dan dilakukan pembakaran dengan suhu 1100
C ditahan selama 2 jam. Setelah itu baru dilakukan pengujian. Setelah melakukan pengujian terhadap kekuatan tekan
maka diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.3 berikut
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan
No Abu
cangkang Diameter
Luas Beban
Gaya Kuat
Kuat kelapa
sawit 10
-2
m 10
-4
m
2
Max Tekan
Tekan Tekan
kg N
10
4
Kgm
2
MPa
1 4,92
19,00 395
3871 203,72
2,04 2
5 4,91
18,92 240
2352 124,28
1,24 3
10 5,00
19,64 240
2352 119,75
1,20 4
15 5,01
19,66 170
1666 84,72
0,85 5
20 4,91
18,91 165
1617 85,51
0,86
Pada Tabel 4.3 di atas nilai kuat tekan dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4 Lampiran E didapat nilai antara 0,85 MPa – 2,04 MPa.
Selanjutnya dapat dibuat grafik hubungan kuat tekan terhadap variasi abu cangkang kelapa sawit seperti pada Gambar di bawah ini.
Grafik Kuat Tekan MPa
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
5 10
15 20
25
Abu Cangkang Kelapa Sawit K
u at
T ekan
M P
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara Kuat Tekan terhadap komposisi abu cangkang kelapa sawit
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan grafik di atas terlihat pertambahan variasi komposisi abu cangkang kelapa sawit berbading terbalik dengan nilai kuat tekan yang mengecil.
Ini disebabkan karena pertambahan komposisi abu cangkang kelapa sawit mengakibatkan pori bertambah banyak sehingga kekuatan keramik berpori
mengecil.
4.4 KUAT IMPAK