Landasan Teori PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)
berkaitan dengan penerapan IFRS. Adopsi IFRS artinya mengambil bahasa pelaporan keuangan internasional untuk diterapkan kedalam bahasa
pelaporan keuangan suatu negara Gamayuni, 2009. Sedangkan, konvergensi IFRS merupakan susunan bertahap yang dilakukan suatu
negara untuk menggantikan standar akuntansi nasionalnya dengan IFRS. Konvergensi yang dilakukan Indonesia dalam bentuk harmonisasi.
Harmonisasi merupakan proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman Baskerville, 2011 dalam
Supriyono dkk., 2014. 3. Corporate Governance
Menurut FCGI 2001 corporate governance merupakan kebijakan yang secara keseluruhan mengatur korelasi antar pemegang saham,
pemerintahan, pengurus perusahaan, pihak kreditur, karyawan bahkan pemegang kepentingan internal maupun ekternal lainnya. Dalam mencapai
corporate governance diperlukan beberapa komponen-komponen yang
bertugas untuk mengawasi dan memastikan bahwa perusahaan melaksanakan corporate governance dengan benar seperti adanya struktur
dan mekanisme corporate governance. Di Indonesia struktur corporate governance terdiri dari pemegang
saham, komisaris, direksi, komite audit, sekretaris perusahaan, manajer dan karyawan, auditor eksternal, auditor internal, dan stakeholder lainnya. Dari
beberapa item corporate governance tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur corporate governance adalah bagian dari organ
yang terdapat dalam suatu perusahaan yang melakukan fungsi tata kelola sebagai pihak yang menjaga dan sekaligus yang menjalan perusahaan.
Struktur corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris
independent, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah anggota dewan komisaris dan jumlah anggota komite audit.
Efektivitas corporate governance ditentukan oleh bagaimana mekanisme corporate governance tersebut bekerja dalam perusahaan
Ashurov, 2010. Sebaik apapun suatu struktur corporate governance tetapi jika mekanisme tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir
melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai Herwidayatmo, 2000 dalam Utami dkk., 2012.
a. Kepemilikan Manajerial Menurut El-Gazzar dkk 2006 dalam Widjayanti dan Wahidawati
2015, kepemilikan manajerial merupakan skala saham biasa yang dimiliki oleh para pemegang keputusan dalam manajemen perusahaan
misalnya direksi atau dewan komisaris. Kepemilikan manajerial yaitu kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan yang memiliki peran
pengambilan keputusan dalam perusahaan yang diukur berdasarkan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen yang ada.
b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional sebagai kepemilikan saham pihak luar
baik institusi, lembaga atau kelompok lainnya. Kepemilikan institusional
dapat membantu dalam memonitor kinerja yang dilakukan manajemen. Kemampuan dimiliki pada kepemilikan institusional yaitu untuk
mengendalikan berbagai pihak terutama bagi manajemen melalui prosedur pemantauan secara berkala sehingga dapat berpengaruh pada
tingkat mandatory dusclosure Boediono, 2005. c. Proporsi Komisaris Independen
Dewan komisaris independen adalah dewan yang bertugas dalam melakukan pengawasan secara independen baik umum dan atau khusus
serta memberikan nasihat kepada dewan direksi dalam menjalankan kegiatan manajemen. Komisaris independen merupakan komponen yang
penting sebagai pihak yang dapat memecahkan masalah keagenan yang terjadi pada principal atau pemegang saham dengan agen atau manajer.
d. Jumlah Rapat Dewan Komisaris Rapat dewan komisaris berfungsi sebagai media komunikasi formal
anggota dewan komisaris dalam mengawasi proses corporate governance untuk memastikan bahwa manajemen membudayakan corporate
governance . Rapat yang diadakan diharapkan dapat membantu dewan
komisaris dalam mengawasi kerja manajemen untuk melancarkan pengungkapan secara besar-besaran pada laporan keuangan untuk
memberikan transparansi informasi bagi pihak investor. e. Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Dewan komisaris memiliki tugas untuk melakukan monitoring dan mengevaluasi pembuatan dan pelaksanaan aturan perusahaan yang
dibuat oleh perusahaan serta memberi nasihat kepada dewan direksi. Minimal dewan komisaris dalam suatu perusahaan yaitu dua orang.
Pengangkatan maupun pemberhentian dewan komisaris dilakukan melalui rapat umum pemegang saham.
f. Jumlah anggota Komite Audit Komite audit merupakan komite yang nantinya bekerja pada
perusahan untuk membantu dalam melakukan monitoring kinerja pada manajemen perusahaan agar nantinya dapat menghindari tingkat
kecurangan dalam menerbitkan laporan keuangan yang merugikan para pengguna laporan keuangan. Dewan komite audit memiliki fungsi untuk
mendampingi dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan kinerja perusahaan dan pelaksanaan tanggung jawab dalam pembuatan
laporan keuangan, fungsi pengendalian internal, sistem manajemen resiko, serta fungsi audit internal dan eksternal.