Pembahasan PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)

maka proses penjagaan serta pengawan yang dilakukan makin berkualitas dengan banyaknya jumlah pihak independen dalam perusahaan yang mendesak adanya keterbukaan dan kejelasan dalam pelaporan keuangan perusahaan Nasution dan Setiawan, 2007. Adanya komisaris independen mempunyai tugas serta tanggungjawab untuk melakukan pengawasan dalam hal transparasi kepada publik sehingga perusahan cenderung mematuhi peraturan yang sudah ada. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Prawinandi, dkk 2012 dan Widjayanti dan Wahidawati 2015 yang menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berkorelasi positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure . 4. Pengaruh jumlah rapat dewan komisaris terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa jumlah rapat dewan komisaris berkorelasi negatif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure . Variabel jumlah rapat dewan komisaris JRDK nilai koefisien regresi arahnya negatif sebesar -0,149 dan nilai signifikansi 0,029 yang lebih kecil dari 0,050. Dengan demikian disimpulkan bahwa variabel jumlah rapat dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure. Kesadaran perusahaan untuk melakukan pengungkapan wajib bukan berdasarkan tinggi rendahnya intensitas rapat dewan komisaris. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya intensitas rapat dewan komisaris bukan pertimbangan untuk tingkat kepatuhan mandatory disclosure . Kemungkinan hasil rapat belum secara maksimal dipakai untuk kepentingan perusahaan. Selain itu, seringkali terdapat seorang atau lebih dewan komisaris yang mendominasi kepentingan rapat dan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya sehingga mengesampingkan kepentingan perusahaan, padahal proses rapat sangat penting dalam menentukan efektivitas dewan komisaris Muntoro, 2006 dalam Utami, dkk 2012. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Utami, dkk 2012, Supriyono, dkk 2012, Pitasari dan Septiani 2015 dan Widjayantidan wahidawati 2015 yang mengatakan jumlah rapat dewan komisaris tidak berkorelasi terhadap tingkat kepatuhanmandatory disclosure . 5. Pengaruh jumlah anggota dewan komisaris terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure Variabel jumlah anggota dewan komisaris mempunyai nilai sig 0,652 α 0,05 dan arah koefisien regresi negatif -0,138, artinya jumlah anggota dewan komisaris tidak berkorelasi positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure . Jumlah anggota dewan komisaris tidak berkorelasi signifikan terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure karena total anggota dewan komisaris yang banyak dapat mengakibatkan proses mendapatkan kesepakatan serta pengambilan keputusan menjadi sulit, panjang dan bertele-tele, sedangkan total anggota yang minim menyebabkan dewan komisaris tidak dapat memberikan tekanan kepada dewan direksi Muntoro, 2005 dalam Prawinandi, dkk 2012 oleh sebab itu tidak dapat memotivasi perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi wajib yang lebih maksimal. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prawinandi, dkk 2012 dan Pitasari dan Septiani 2015. Oleh sebab itu dapat ditarik kesimpulan bahwa, semakin besarnya jumlah anggota dewam komisaris akan mengakibatkan proses mendapatkan kesepakatan dan pengambilan keputusan menjadi rumit. Sehingga tidak dapat meningkatkan kepatuhan mandatory disclosure . 6. Pengaruh jumlah anggota komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak pengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure. Variabel jumlah anggota komite audit JAKA dengan arah koefisien regresi positif sebesar 0,521 dengan nilai signifikansi 0,527 yang lebih besar dari 0,050. Dengan demikian disimpulkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure. Hasil pengujian hipotesis enam menunjukkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Mandatory disclosure . Penolakan hipotesis ini diduga karena total anggota komite audit yang terlalu banyak pada suatu perusahaan maka tingkat komunikasi serta koordinasi dalam komite audit menjadi sulit dilakukan sehingga tugas yang seharusnya dilaksanakan menjadi tidak efektif, terutama dalam pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan untuk membantu dewan komisaris sehingga tidak dapat mendorong manajemen untuk melakukan mandatory disclosure yang lebih tinggi. Adanya komite audit seharusnya mampu memberikan dorongan bagi pihak manajemen dalam mengungkapkan informasi lebih banyak kepeda publik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvionita dan Taqwa 2015, Hafiz, dkk 2015 dan Widjayanti dan wahidawati 2015 yang mengatakan jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure. 53 BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah anggota dewan komisaris dan jumlah anggota komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan checklist pengungkapan yang diterbitkan oleh Bapepam-LK sebanyak 73 item. Berdasarkan analisis dan pengujian data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajeria tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia. 2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia. 3. Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia. 4. Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure IFRS di Indonesia. 5. Jumlah anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia. 6. Jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna memperoleh hasil yang lebih baik diantaranya sebagai berikut: 1. Penelitian yang akan datang bisa menambahkan tahun penelitian, sehingga dapat membandingkan perbedaan tingkat kepatuhan mandatory disclsoure secara langsung setiap tahunnya. 2. Penelitian yang akan datang bisa memperluas objek penelitian, tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi seluruh perusahaan non-financial. 3. Penelitian yang akan datang bisa menambahkan variabel independen. Misalnya untuk variabel independen yaitu latar belakang pendidikan komisaris utama, proporsi komisaris wanita. 4. Penelitian yang akan datang bisa menambahkan variabel pengungkapan sukarela pada perusahaan.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jangka waktuperiodepengamatanhanya tiga tahun dari tahun 2013-2015 sehinggasampel yang digunakansangat terbatas. 2. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian dari perusahaan manufaktur saja sehingga hasil penelitian tidakdapat digeneralisasikan untuk semua perusahaan. 3. Good corporate governance yang digunakan masih menggunakan enam proksi yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah anggota dewan komisaris dan jumlah anggota komite audit. DAFTAR PUSTAKA Adina, P., dan P. Ion. 2008. Aspect Regarding Corporate Mandatory and Voluntary Disclosure. Annals Faculty of Economics Journal 3 1: 1407- 1411. Al-Fayoumi, N., B. Abuzayed, dan D. Alexander. 2010. Ownership Structure and Earnings Management in Emerging Markets: The Case of Jordan. International Research. Journal of Finance and Economics 38: 28-47. Alvionita, I., dan S. Taqwa. 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure . Seminar Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi . 1-12. Ashurov, Z. 2010. The Corporate Governance Mechanism: How It works in the Context of Uzbekistan. The 2nd International Scientific and Practical Conference on Innovation Processes and Corporate Governance, Minsk, Belarus. http:papers.ssrn.comsol3papers.cfm?abstract_id=1748444. 15 November 2013. Boediono, G.S.B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Daske, Holger dan Gedbhaedt. 2006. Internasional Financial Reporting Standart and Experts Perceptions Of Disclosure Quality. www.ssrn.com, 42: 461- 498. Fajriansyah, F. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib IFRS. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Fauziah, I. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Pasca Konvergensi IFRS. Jurnal Bisnis dan Manajemen . 1-26. Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI. 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. http:www.fcgi.or.idcorporate-governancearticles.html . 15 November 2013. Gamayuni, R. R. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 14 2: 153-166. Gunawan, B., dan Hendrawati, E.R. 2016. Peran Struktur Corporate Governance Dalam Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib Periode Setelah

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2012-2014)

4 24 190

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Terga

0 4 15

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Tergabung pada JII Periode 2011-2015).

0 4 20

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Tergabung pada JII Periode 2011-2015).

0 3 11

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Tergabung pada LQ45 Periode 2011-2015).

0 1 20

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Tergabung pada LQ45 Periode 2011-2015).

0 3 12

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Terga

0 3 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 18

PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 0 17

Pengaruh Struktur Dewan Terhadap Voluntary Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 100