Pengesahan dan Pengundangan Peraturan Daerah

Daerah, sebagai batas waktu untuk menetapkan Rancangan Peraturan Daerah menjadi Peraturan Daerah hal ini diharapkan agar mempercepat proses pelaksanaan dari Peraturan Daerah tersebut.

3.4 Pengesahan dan Pengundangan Peraturan Daerah

Pengesahan adalah langkah terakhir dalam pembentukan Peraturan Daerah sekaligus menjadi langah pertama dalam proses pelaksanaan Peraturan Daerah setelah benar-benar resmi disahkan menjadi Peraturan Daerah. Setelah disahkannya Peraturan Daerah maka setiap aktor yang akan melaksanakannya harus terlebih dahulu memiliki ketersiapan sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan. Sesuai dengan pasal 78 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012, menjelaskan bahwa penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, KabupatenKota dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, KabupatenKota dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, KabupatenKota, bersama Gubernur, BupatiWalikota dengan membubuhkan tandatangan. Apabila Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama Kepala Daerah tidak ditandatangani oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah disetujui Universitas Sumatera Utara bersama, maka Rancangan Peraturan Daerah dinyatakan sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib diundangkan. Setelah melakukan beberapa proses tahapan sejak awal terbentuknya Rancangan Peraturan Daerah Ranperda dengan melibatkan banyak pihak dalam setiap prosesnya, serta melakukan beberapa evaluasi, peninjauan kembali, serta perubahan dan penambahan pada Rancangan Peraturan Daerah dengan mempertimbangkan masukan dan usulan dari berbagai pihak, maka pada 12 Oktober 2015 Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan. Dengan disetujui oleh 9 fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD yang terdiri dari Fraksi PDIP Perjuangan, Fraksi Golkar, Fraksi Gerindra, Fraksi Demokrat, Fraksi PKS, Fraksi PPP, Fraksi PAN, Fraksi Hanura, dan Fraksi Persatuan Nasional, serta Kepala Daerah yaitu Walikota Medan dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, Walikota Medan, serta perwakilan dari seluruh jajaran SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Medan, dengan membubuhkan tanda tangan maka Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan telah disahkan menjadi Peraturan Daerah, dan menambahkan kalimat pengesahan yang berbunyi “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah”. Hal Universitas Sumatera Utara ini kemudian dibenarkan oleh Staff Panitia Khusus Pansus, yang mengatakan: 57 Disetujui dan disahkannya Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Kemiskinan ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Medan. Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Panitia Khusus Pansus: “Pada 14 September 2015 lalu, berdasarkan hasil rapat 9 fraksi DPRD kota medan di kantor DPRD kota medan menyatakan setuju atas pembentukam perda ini”. 58 Hal ini juga ditanggapi oleh Kasubag hukum SETDA Kota Medan yang mengatakan bahwa: “Kurang lebih 1 tahun pembahasan, mulai dari prolegda 2014 sampai pengesahan di tahun 2015, setelah disahkan ranperda ini diharapkan pemko medan mampu melaksanakannya secara cepat dan tepat. Mengenai kemiskinan, saya merasa pemko medan perlu mendata ulang agar valid kemudian pemko medan diharapkan mengeluarkan perwal agar perda ini lebih maksimal”. 59 “Harapan kita mengenai pelaksanaannya dilapangan harus benar-benar sesuai, diperlukan juga kerja sama pemerintah dan masyarakat agar pemko medan dapat menekan angka kemiskinan”. “Turunan dari perda ini sedang dibahas di walikota, nantinya akan dibuat perwal agar pelaksanaan perda ini lebih maksimal dan terencana”. Beliau juga menambahkan: 57 Hasil wawancara dengan Bapak Yusriadi sebagai Staff Pansus penanggulangan Kemiskinan 58 Hasil wawancara dengan Bapak Edward Hutabarat sebagai Ketua Pansus perda penanggulangan kemiskinan 59 Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Doni, SH, MH sebagai Kasubag Hukum SETDA Kota Medan Universitas Sumatera Utara Disahkannya Peraturan Daerah yang baru, maka sebaiknya ada masa tenggang waktu antara disahkannya Peraturan Daerah sampai kepada proses pelaksanaanya. Hal ini dimaksudkan agar adanya persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pemerintah, lembagainstansi terkait agar pelaksanaannya lebih efektif. Peraturan Daerah ini kemudian diberikan kepada Gubernur untuk mendapatkan Nomor Registrasi. Register ini dilakukan setelah Rancangan Peraturan Daerah disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Kepala Daerah, BupatiWalikota belum dapat menetapkan Peraturan Daerah dan mengundangkan dalam lembaran daerah sebelum mendapatkn nomor register. Proses registrasi ini dimaksudkan agar mendukung tertib administrasi pelaporan Peraturan Daerah dan membentuk informasi Peraturan Daerah secara nasional. 60 Dalam proses pengundangan ini adalah hal yang bersifat pengumuman dan penyebarluasan agar setiap orang mengetahui maka Peraturan Daerah harus diundangkan dan dimasukkan kedalam lembaran daerah. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 yang menegaskan bahwa; Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan Untuk Peraturan Daerah tingkat KabupatenKota maka Gubernur yang memiliki kewenangan untuk memberikan nomor registrasi. Setelah mendapatkan Nomor Registrasi oleh Gubernur maka Peraturan Daerah harus diundangkan dan dimasukkan kedalam lembaran daerah. 60 Diakses melalui hukumonline.com pada 23 Juli 2016 Pukul 23.00 Universitas Sumatera Utara dalam lembaran daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah KabupatenKota. Dalam hal penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Kepala Daerah dilakukan oleh Sekertaris Daerah, penyebarluasan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dilakukan oleh alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Upaya penyebarluasan dapat dilakukan melalui sosialisasi yang didukung oleh berbagai media serta penyediaan bahan-bahan yang menunjang untuk mempermudah penjelasan mengenai Peraturan Daerah itu sendiri, latar belakangnya, tujuannya, serta pelaksanaannya kepada seluruh jajaran SKPD. Berdasarkan ketentuan umum diatas setelah diberikannya Nomor Registrasi oleh Gubernur maka Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan kemiskinan resmi diundangkan di Medan pada tanggal 19 Oktober 2015, atas nama Sekertaris Daerah Kota Medan. Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2015 Nomor 5. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan