Pembahasan dan Penetapan Rancangan Peraturan Daerah

Masyarakat, yang diatur dalam Pasal 28, dan BAB XII menjelaskan tentang Kententuan Penutup Pasal 29. Bagian-bagian dari penjelasan diatas, merupakan bagian hasil penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan, yang disusun berdasarkan usulan Naskah Akademik yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD bersama dengan Kepala Daerah. Dalam hal Panitia Khusus Pansus penanggulangan kemiskinan sesuai dengan Keputusan DPRD Kota Medan tentang Penetapan Komposisi Personalia Panitia Khusus Pembahasan Ranperda Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan, sebagai berikut: Ketua Pansus Edward Hutabarat, Wakil Ketua Pansus Ibnu Ubayd Dilla, SE, dan terdiri dari 20 dua puluh anggota. Pemilihan keanggotaan ini berdasarkan komisi yang berhubungan dengan Penanggulangan Kemiskinan yaitu Komisi B berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, selanjutnya dilibatkan juga perwakilan dari masing-masing komisi sesuai dengan kuota keanggotaan yang akan ditetapkan.

3.3 Pembahasan dan Penetapan Rancangan Peraturan Daerah

Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda di DPRD baik yang diusulkan atas inisiatif Pemerintah Daerah Eksekutif maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD bersama Kepala Daerah, dan Satuan Kerja Perangkat Universitas Sumatera Utara Daerah SKPD. Tahap pembahasan merupakan suatu bentuk konsultasi publik yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD untuk membuka ruang diskusi dengan melibatkan banyak pihak, seperti lembaga, akademisi, dan lainnya. Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan tentang Program Legislasi Daerah Prolegda tahun 2014, sebagaimana ditetapkan pada 9 Januari 2014 terdapat 24 Rancangan Peraturan Daerah Ranperda, maka ditetapkanlah Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan untuk dibahas. Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan Kepala Daerah akan dibahas dengan beberapa tingkat-tingkat pembicaraan dalam rapat komisi, panitia, badan, alat kelengkapan dewan yang menangani bidang legislasi, dan rapat paripurna. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentang penanggulangan kemiskinan sebagaimana dijelaskan dalam Laporan Hasil Pembahasan Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan, pada tanggal 28 Juli 2015 dilakukan rapat internal Panitia Khusus Pansus dan Keputusan Rapat Badan Musyawarah DPRD Kota Medan, disepakati bahwa penyampaian hasil pembahasan Panitia Khusus terhadap rancangan Peraturan Daerah Ranperda Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Medan ditetapkan pada 3 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara Dalam melakukan pembahasan Panitia Khusus Pansus yang telah melaksanakan rapat internal dan rapat dengan Bagian Otonomi Daerah OTDA, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda, Bagian Hukum Sekretaris Daerah SETDA Kota Medan dan jajaran SKPD yang berkaitan, mulai tanggal 9 Desember 2014 sampai dengan 5 Mei 2015, dan melakukan konsultasi keluar daerah, yaitu kota Bandung yang sudah terlebih dahulu mengeluarkan Peraturan Daerah mengenai hal yang sama. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masukan serta wawasan atas pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda sekaligus sebagai salah satu proses pembanding sebelum disahkannya Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentang kemiskinan di Kota Medan. Kemudian Panitia Khusus Pansus melakukan rapat finalisasi pada tanggal 18 Mei 2015 pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Medan dengan melibatkan Bagian Keuangan Pemko Medan, Bagian Hukum Sekretaris Daerah SETDA Kota Medan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda, Biro Otonomi Daerah OTDA dan undangan SKPD yang berkaitan untuk menyimpulkan hasil pembahasan. Dalam proses pembahasan yang dilakukan oleh Panitia Khusus Pansus dengan SKPD terkait, maka Panitia Khusus Pansus memberikan beberapa perubahan serta penambahan terhadap beberapa pasal dalam Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentang Universitas Sumatera Utara Penanggulangan Kemiskinan. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Panitia Khusus Pansus yang mengatakan bahwa: 52 Dalam tahapan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentu tidak terlepas dari kendala-kendala serta pro dan kontra, sebagaimana dijelaskan oleh staff Panitia Khusus Pansus yang mengatakan bahwa: “Tentu ada beberapa perbaikan, penambahan, perubahan terhadap pasal-pasal, kalimat-kalimat, semuanya itu di evaluasi. Penjelasan mengenai poin-poin yang diubah sudah ada dalam laporan pansus”. 53 Menanggapi hal ini, kemudian dijelaskan oleh Ketua Panitia Khusus Pansus bahwa: “Kendala pasti ada, kemarin pada saat pembahasan ada perdebatan mengenai judul kemiskinan itu sendiri karena dianggap kurang layak sehingga diusulkan untuk diubah, melihat ada beberapa daerah diluar sumut yang mengeluarkan perda yang sama tapi tidak dengan judul kemiskinan”. Selain itu, diakui memang dalam pembahasan Ranperda tentang penanggulangan kemiskinan ini juga banyak mengundang perhatian sehingga menimbulkan pro dan kontra, seperti yang dijelaskan pada Pasal 10 ayat 2 Ranperda tentang penanggulangan kemiskinan, bahwa: “Untuk merealisasikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan pemerintah Kota Medan wajib menyisihkan minimal 10 dari Pendapatan Asli Daerah PAD”. 54 52 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edward Hutabarat sebagai Ketua Pansus perda penanggulangan kemiskinan 53 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yusriadi sebagai staff pansus perda penanggulangan kemiskinan 54 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edward Hutabarat sebagai Ketua pansus perda penanggulangan kemiskinan Universitas Sumatera Utara “Tentu banyak sekali perdebatan pada saat pembahasan 10 PAD ini. Ada yang beranggapan terlalu besar, ada yang mengatakan terlalu kecil jika melihat jumlah penduduk yang miskin. Ada juga yang merasa 5 cukup, tanggapan tentu bermacam-macam, bahkan ada yang mengatakan pengalokasian ini harus disesuaikan dengan kesanggupan PAD kota medan dan tidak bisa dipatokkan. Semua masukan ini diterima dan dipertimbangkan oleh pansus”. Berkaitan dengan program yang dibahas sehingga perlu adanya pengalokasian sebesar 10 dari PAD maka muncul kembali pertanyaan, mengenai program seperti apa yang akan dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dalam menanggulangi kemiskinan ini. Selanjutnya dijelaskan kembali oleh Ketua Panitia Khusus Pansus yang mengatakan: 55 Masukan-masukan dari setiap anggota, fraksi, maupun komisi dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Panitia Khusus Pansus untuk diambil kesimpulan yang dianggap lebih layak sebelum Rancangan Peraturan Daerah disahkan. Proses pembahasan Rancangan Peraturan Daerah oleh Dewan “Ada banyak program yang akan dilakukan mengenai pengalokasiannya dilapangan tapi belum bisa saya uraikan karena memang belum ada laporan mengenai hal ini”. Beliau juga menambahkan penjelasannya: “Beberapa waktu lalu, pemko dan BkkbN melakukan program bedah rumah tidak layak huni disekitaran belawan, menggunakan PAD kota medan. Seperti hal nya penanggulangan kemiskinan nantinya mungkin akan dilakukan hal yang sama. Untuk perealisasiannya nanti nakan dilakukan oleh TKPKD yang dikoordinasi bappeda”. 55 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edward Hutabarat sebagai Ketua Pansus perda penanggulangan kemiskinan Universitas Sumatera Utara Perwakilan Rakyat Daerah DPRD juga sempat mengalami beberapa kendala, seperti yang diberitakan mengenai tertundanya Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan untuk disahkan selama 3 tahun menimbulkan banyak pertanyaan, ada apa sebenarnya yang menyebabkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan terkesan lamban dalam menangani hal ini. Menanggapi hal tersebut, kemudian Ketua Panitia Khusus Pansus tentang Penanggulangan Kemiskinan, juga memberikan penjelasan: 56 Terhitung dalam jangka waktu 30 hari sejak disetujuinya Rancangan Peraturan Daerah oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan Kepala “Ranperda ini memang sudah ada dalam perolegda tahun 2012. Tetapi belum dibahas oleh DPRD kota medan karena pada saat itu dianggap ada ranperda yang lebih mendesak untuk dibahas jika dilihat dari kondisi keadaan kota medan. Selain itu, adanya pergantian legislatif juga menjadi alasan tertundanya ranperda ini”. Setelah dilakukannya proses pembahasan melalui beberapa tingkatan pembicaraan, dan dilakukannya evaluasi, peninjauan kembali terhadap Rancangan Peraturan Daerah serta mempertimbangkan berbagai masukan dan usulan untuk memperbaiki dan mendapatkan keluaran output Peraturan Daerah yang berkualitas, maka berdasarkan hasil laporan Pansus Penanggulangan Kemiskinan, ditetapkanlah Rancangan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Penanggulangan Kemiskinan untuk selanjutnya disahkan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan. 56 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edward Hutabarat sebagai Ketua pansus perda penanggulangan kemiskinan Universitas Sumatera Utara Daerah, sebagai batas waktu untuk menetapkan Rancangan Peraturan Daerah menjadi Peraturan Daerah hal ini diharapkan agar mempercepat proses pelaksanaan dari Peraturan Daerah tersebut.

3.4 Pengesahan dan Pengundangan Peraturan Daerah