Teori Kemiskinan Kerangka Teori .1 Teori Kebijakan Publik

bahwa program atau kegiatan pembangunan masyarakat disusun oleh, bersama, dalam dan untuk masyarakat atas dasar kebutuhan dan berbagai sumber yang tersedia untuk memenuhi kepentingan bersama dalam aspek kehidupan.

1.6.3 Teori Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu persoalan yang kompleks yang sudah ada dari masa ke masa. Keadaan yang dikata kan miskin adalah dimana seseorang berada pada situasi serba kekurangan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: a. Kemiskinan absolut Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan tingkat kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. Dengan demikian kemiskinan dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan seseorang dan tingkat pemenuhan dasarnya yakni makanan, pakaian, dan perumahan agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya. b.Kemiskinan relatif Universitas Sumatera Utara Kemiskinan relatif ini dilihat dari aspek ketimpangan sosial, dimana seseorang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. Semakin besar ketimpangan antar tingkat golongan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif ini dikaitkan dengan masalah distribusi pendapatan. Menurut Oscar Lewis 1983, orang-orang miskin adalah kelompok sosial yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis, sosial, dan ekonomi. Guna menjelaskan lebih lanjut faktor-faktor yang memperngaruhi kemiskinan antara lain: 16 a Faktor Personal Lewin Blanchard, et al 1996 mengemukakan bahwa prilaku manusia dipengaruhi oleh interaksi faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal antara lain: motif, kebutuhan yang direfleksikan dalam sikap, kemampuan, perasaan, kepercayaan, kepribadian, sistem nilai, dan kecenderungan untuk bertindak. b Faktor Situasional Faktor situasional adalah lingkungan yang berhubungan dengan pribadi yang memengaruhi prilaku antara lain: kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan alamtata ruang. Faktor situasional berasumsi bahwa kemiskinan yang melanda setiap individukelompok masyarakat tersebut, dengan kata lain penyebab kemiskinan terkait dengan faktor kultural, struktural, dan alamiah. David Cox membagi kemiskinan ke dalam beberapa dimensi diantaranya: 16 Agus Sjafari. 2014. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 11 Universitas Sumatera Utara 1. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan pengalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara maju. Di negara-negara berkembang seringkali orang yang miskin semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi. 2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsistem kemiskinan akibat rendahnya pembangunan, kemiskinan pedesaan kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan, kemiskinan perkotaan kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat kecepatan pertumbuhan perkotaan. 3. Kemiskinan sosial, kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak- anak, dan kelompok minoritas. 4. Kemiskinan konsekuensial, kemiskinan yang terjadi akibat kejadian- kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.

1.6.4 Teori Demokrasi