Komplikasi Pencabutan Gigi TINJAUAN PUSTAKA

mengarah pada pembentukan jaringan fibrin, kemuadian membentuk gumpalan darah atau koagulum dalam 24 jam pertama. Gumpalan ini bertindak sebagai matriks yang mengarahkan perpindahan sel mesenkimal dan growth factors. 2. Pada minggu pertama, fase inflamasi akan terjadi, sel darah putih masuk ke soket untuk menghilangkan bakteri dan mulai menghilangkan debris seperti fragmen tulang yang tersisa di dalam soket. Tahap fibroplasia juga dimulai pada minggu pertama dengan pertumbuhan yang belum sempurna dari fibroblas dan pembuluh kapiler. Epitel bermigrasi ke dinding soket sampai berkontak dengan epitel dari sisi lain dari soket jaringan terisi dengan pembuluh kapiler dan fibroblas yang belum matang. Selama minggu pertama penyembuhan, osteoklas berakumulasi di pada puncak tulang alveolar. 3. Pada minggu kedua, penyembuhan ditandai dengan banyaknya jaringan granulasi yang mengisi soket. Deposisi osteoid telah dimulai di sepanjang lapisan tulang alveolar pada soket. 4. Pada minggu ketiga penyembuhan, proses penyembuhan yang terjadi pada minggu kedua akan terus berlanjut dengan epitelisasi pada soket sudah sempurna pada minggu ini. Tulang kortikal akan diresorpsi dari puncak dan dinding soket dan tulang trabekula terbentuk pada soket. 5. Setelah 4 atau 6 bulan pasca pencabutan gigi, tulang kortikal sepenuhnya akan diresorpsi, epitel bergerak ke arah puncak dan akhirnya menjadi sejajar dengan puncak gingiva yang berdekatan. 10

2.3 Komplikasi Pencabutan Gigi

Berikut ini beberapa komplikasi dari pencabutan gigi, yaitu : 1. Cedera jaringan lunak a. Laserasi flep mukosa Cedera jaringan lunak yang paling umum adalah laserasi flep mukosa selama pencabutan gigi. Ini biasanya dikarenakan ukuran flep yang tidak tepat, sehingga jaringan tertarik dan dipaksa untuk meregang mengakibatkan laserasi flep. Universitas Sumatera Utara b. Luka tusuk Instrumen di bidang bedah, seperti elevator dapat tergelincir ketika digunakan dan dapat menusuk atau merobek jaringan lunak yang berdekatan. Cedera ini dikarenakan kita menggunakan kekuatan yang tidak terkendali. 2. Masalah dengan gigi yang diekstraksi a. Fraktur akar Akar yang melengkung susah untuk dilakukan pencabutan dan dapat menyebabkan ketika dicabut mengalami fraktur. b. Perpindahan akar gigi Akar gigi molar rahang atas, terkadang dapat masuk ke sinus maksila. Jika akar gigi molar maksila dicabut dengan menggunakan elevator dengan tekanan yang berlebih ke arah apikal, akar gigi dapat masuk ke sinus maksila c. Gigi hilang ke orofaring Terkadang ketika pencabutan gigi, gigi dapat masuk ke dalam orofaring. 3. Cedera gigi yang berdekatan a. Fraktur dari restorsi yang berdekatan Cedera paling umum untuk gigi yang berdekatan adalah fraktur dari restorasi dan gigi dengan karies yang parah, ini terjadi ketika dokter gigi berupaya untuk meluksasi gigi yang akan dicabut dengan menggunakan elevator. b. Dislokasi dari gigi yang berdekatan Dislokasi dari gigi yang berdekatan selama pencabutan ini dapat dihindari dengan menggunakan elevator yang tepat. c. Ekstraksi gigi salah Mencabut gigi yang salah ini biasanya terjadi ketika dokter gigi diminta untuk mencabut gigi dengan tujuan ortodonti, terutama dari pasien yang berada dalam tahap pertumbuhan gigi bercampur. 4. Cedera tulang a. Fraktur tulang alveolar Pencabutan gigi mengindikasikan untuk pengambilan tulang alveolar sebagian untuk menghilangkan hambatan ketika pencabutan gigi. Namun, dalam beberapa Universitas Sumatera Utara situasi, tulang alveolar dapat mengalami fraktur dan tercabut bersama dengan gigi. Penyebab dari fraktur tulang alveolar adalah penggunaan kekuatan yang berlebihan, yang mana fraktur tulang sebagian besar dari cortical plate. b. Fraktur tuberositas maksila Fraktur tuberositas maksila terkadang dapat terjadi karena penggunaan elevator yang tidak terkontrol. 5. Cedera struktur yang berdekatan a. Cedera syaraf Cabang-cabang syaraf kranial kelima yang mensyarafi pada mukosa dan kulit. Cabang tertentu yang paling sering terlibat adalah syaraf mental dan lingual. Jika pencabutan dilakukan pada area syaraf mental dan foramen mental harus dilakukan dengan hati-hati. Jika syaraf ini terluka akan mengalami parastesi pada bibir dan dagu. Syaraf lingual yang secara anatomis terletak langsung terhadap aspek lingual mandibula di wilayah retromolar pad. Syaraf lingual jarang beregenerasi jika mengalami trauma. Syaraf alveolar inferior dapat mengalami trauma sepanjang kanalnya. Tempat yang paling umum dari cedera adalah area molar ketiga rahang bawah. Pencabutan molar ketiga yang impaksi dapat mencederai saraf di kanalnya. b. Cedera pada sendi temporomandibula Sendi temporomandibula dapat mengalami trauma ketika pencabutan gigi mandibula. Pencabutan gigi molar mandibula sering membutuhkan kekuatan yang besar. Jika rahang tidak cukup didukung selama ekstraksi, pasien mungkin mengalami rasa sakit pada daerah ini. 6. Perdarahan pasca bedah Ekstraksi gigi adalah prosedur pembedahan yang menghadirkan tantangan berat untuk mekanisme hemostatik bagi tubuh. Pertama, jaringan mulut dan rahang sangat vaskular. Kedua, pasien cenderung memainkan lidah pada daerah bekas pencabutan dan kadang-kadang mengeluarkan gumpalan darah, yang memulai perdarahan sekunder. Lidah juga dapat menyebabkan perdarahan sekunder dengan menciptakan tekanan negatif yang menghisap bekuan darah dari soket. Ketiga, obat-obatan seperti Universitas Sumatera Utara antikoagulan dapat menyebabkan perdarahan setelah pencabutan. Keempat, beberapa penyakit sistemik juga dapat menyebabkan perdarahan. 7. Penyembuhan yang tertunda dan infeksi a. Infeksi Infeksi disebabkan karena masuknya mikroorganisme yang patogen. b. Wound dehiscence Jika flep jaringan lunak dikembalikan ke posisi semula dan dijahit tanpa landasan tulang yang memadai, flep jaringan lunak yang tidak didukung sering mengendur dan terpisah sepanjang garis sayatan. Penyebab kedua dari wound dehiscence adalah menjahit dibawah tegangan, jahitan menyebabkan iskemia dari flep margin dengan nekrosis jaringan berikutnya, ini yang menungkinkan jahitan untuk tertarik sepanjang flep margin dan meyebabkan wound dehiscence. c. Dry socket Pada pemeriksaan, soket gigi tampak kosong dengan bekuan darah sebagian atau seluruhnya hilang dan permukaan tulang alveolar terlihat. 9,10

2.4 Dry Socket