Gambar 4.2. Grafik Hubungan antara Daya Serap Air dengan Limbah Padat Pulp Dregs
Dari gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara daya serap air dengan penambahan limbah pulp dregs pada campuran genteng polimer. Dari grafik
tersebut terlihat nilai daya serap air semakin tinggi seiring dengan penambahan limbah pulp dregs pada campuran genteng. Nilai daya serap air dengan penambahan
limbah padat pulp dregs minumim terjadi pada 0 yaitu 7,44 dan maksimum terjadi pada 25 yaitu 12,14. Hal ini dikarenakan nilai densitas dengan
penyerapan air berbanding lurus. Semakin tinggi nilai densitasnya maka nilai penyerapan airnya akan semakin bertambah.
4.1.3 Hasil Pengujian Porositas
Data hasil pengukuran terhadap massa basah sampel, massa kering sampel dan volume sampel, diolah dengan menggunakan persamaan 2.3 maka diperoleh hasil
seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Pengujian Porositas
No. Limbah Padat Pulp
Dregs gr
Massa Volume
10
-9
m
3
Porositas Kering
gr Basah
gr
1 37,08
39,42 1,973
13,77 2
5 37,62
40,39 2,014
16,14 3
10 35,52
38,61 2,075
14,9 4
15 34,64
38,00 2,083
16,20 5
20 34,31
37,88 2,088
17,37 6
25 33,6
37,68 2,035
20,11
2 4
6 8
10 12
14
5 10
15 20
25 30
Day a
Se ra
p Ai
r
Limbah Padat Pulp Dregs gr
Daya Serap Air Vs Limbah Padat Pulp Dregs
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.3 maka dapat dibuat grafik hubungan antara nilai porositas terhadap perubahan komposisi limbah padat pulp dregs sebagai bahan pembuat
genteng polimer yang ditunjukkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Hubungan antara Porositas dengan Limbah Padat Pulp Dregs Dari gambar 4.3 terlihat bahwa dengan penambahan limbah padat pulp
dregs sebagai bahan pembuatan genteng polimer, porositasnya juga meningkat. Pori yang terbentuk dimungkinkan karena limbah padat pulp dregs yang ditambahkan
dalam bahan baku genteng menguap dengan meningkatnya suhu pada proses hot press 90
o
C dengan waktu selama 20 menit. Nilai porositas meningkat sesuai dengan penambahan limbah padat pulp dregs yaitu 13,77 - 20,11.
4.1.4 Hasil Pengujian Kuat Impak
Besarnya nilai kuat impak terhadap komposisi campuran pasir, limbah pulp dregs dan resin polyester ditunjukkan pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4. Hasil Pengujian kuat impak
No. Limbah Padat
Pulp Dregs gr Lebar
mm Tebal
mm Luas
mm Energi
J Impak
kJm
2
1 20
10 200
0,2454 1,227
2 5
20 10
200 0,2372
1,186 3
10 20
10 200
0,2652 1,326
4 15
20 10
200 0,3057
1,528 5
20 20
10 200
0,3332 1,666
6 25
20 10
200 0,3984
1,992
5 10
15 20
25
5 10
15 20
25 30
Po ro
si ta
s
Limbah Padat Pulp Dregs gr
Porositas Vs Limbah Padat Pulp Dregs
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara kuat impak dengan komposisi limbah pulp dregs ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara Kuat Impak dengan Limbah Padat Pulp Dregs
Dari data pengujian kuat impak yang diperoleh pada tabel diatas yaitu pada komposisi 75:25 merupakan nilai kuat impak yang maksimum dengan nilai 1992
Jm
2
dan pada komposisi 100:0 merupakan nilai kuat impak yang minimum yaitu 1227 Jm
2
. Hal ini dikarenakan nilai kuat impak dengan nilai densitas berbanding lurus. Semakin tinggi densitasnya maka semakin tinggi kuat impaknya. Karena
daya rekat dari polyester semakin besar akibat fraksi volum limbah pulp dregs besar semakin bertambah.
4.1.5 Hasil Pengujian Kuat Lentur UFS