Tranfortasi Arsitektur 1. Pengertian Tranfortasi
2.2. Tranfortasi Arsitektur 2.2.1. Pengertian Tranfortasi
Tranformasi adalah suatu perubahan dari suatu kondisi bentuk awal ke kondisi lain bentuk akhir dan dapat terjadi terus menerus atau berulang kali yang
dipengaruhi dimensi waktu yang dapat terjadi secara cepat atau lambat, tidak saja berhubungan dengan perubahan fisik tetapi juga menyangkut perubahan sosial
budaya ekonomi politik masyarakat, tidak lepas dari proses perubahan baik lingkungan fisik maupun manusia non fisik
Laseau 1980 yang dikutip oleh Sembiring 2006 memberikan kategori Transformasi sebagai berikut:
1. Transformasi bersifat Tipologikal geometri bentuk geometri yang
berubah dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang sama. 2.
Transformasi bersifat gramatikal hiyasan ornamental dilakukan dengan menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan, melipat dll.
3. Transformasi bersifat refersal kebalikan pembalikan citra pada figur
objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah menjadi citra sebaliknya.
4. Transformasi bersifat distortion merancukan kebebasan perancang
dalam beraktifitas. 2.2.2. Proses Transformasi
Habraken, 1976 yang dikutip oleh Pakilaran, 2006 dalam http:www.ar
. itb.ac.idwdp diakses pada tanggal 11 November 2013 menguraikan proses
Universitas Sumatera Utara
transformasi yaitu sebagai berikut: 1.
Perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit 2.
Tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai kapan proses itu akan berakhir tergantung dari faktor yang mempengaruhinya
3. Komprehensif dan berkesinambungan
4. Perubahan yang terjadi mempunyai keterkaitan erat dengan emosional
sistem nilai yang ada dalam masyarakat. Habraken, 1976 yang dikutip oleh Pakilaran, 2006 dalam
http:www.ar .
itb.ac.idwdpdiakses pada tanggal 11 November 2013. menguraikan faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya transformasi yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan identitas diri identification pada dasarnya orang ingin dikenal
dan ingin memperkenalkan diri terhadap lingkungan. 2.
Perubahan gaya hidup Life Style perubahan struktur dalam masyarakat, pengaruh kontak dengan budaya lain dan munculnya penemuan-penemuan
baru mengenai manusia dan lingkuangannya. 3.
Pengaruh teknologi baru timbulnya perasaan ikut mode, dimana bagian yang masih dapat dipakai secara teknis belum mencapai umur teknis
dipaksa untuk diganti demi mengikuti mode. Arsitektur menyangkut ruang space yang bisa dirasakan bentuk shape
yang bisa dilihat atau disentuh. Arsitektur memerlukan pemahaman secara tiga dimensi, namun demikian dalam kajian morfologi proses transformasi atau
perubahan bentuk dapat pula dijelaskan melalui bidang papar atau dua dimensi.
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang dilakukan oleh Steadman 1989, yang menyebutkan bahwa proses perubahan bentuk dapat terjadi melalui beberapa sebab, antara lain :
a. Perubahan Dimensi Penampakan proses perubahan bentuk akan kelihatan nyata dalam penggambaran
pada bidang papar yang terbuat dalam bentuk grid. Apabila salah satu dimensi dari grid mengalami perubahan dimensi maka akan terjadi banyak kemungkinan
penampakan dari bentuk yang berbeda. Tentu saja ini berlaku pada bidang horisontal melebar maupun vertikal meninggi. Perubahan serupa juga bisa
terjadi dengan cara perubahan sudut dari grid ataupun pembelokan arah dari grid yang membentuk lengkungan dengan sudut tertentu.
Proses yang terjadi pada bentuk suatu bangunan misalnya, tidak diikuti dengan penambahan jenis ataupun tipe bentuk dan ruang, melainkan karena dimensinya
yang berubah maka akan memberikan banyak kemungkinan variasi bentuk yang berbeda.
b. Proses Rotasi dan Percerminan Proses pemutaran dan pencerminan dari suatu bentuk pada titik atau garis tertentu
dalam bidang papar, memungkinkan terjadinya perubahan bentuk. Pada benda yang memiliki denah simetris memusat, proses perubahan bentuk tidak kentara
apabila dilakukan proses rotasi ataupun pencerminan. Namun sebaliknya benda atau bangunan dengan bentuk denah persegi panjang dengan tata ruang yang
bebas, pemutaran ataupun pencerminan akan menghasilkan banyak kemungkinan variasi perubahan bentuk tergantung dari besar-kecilnya sudut rotasi ataupun letak
garis percerminan.
Universitas Sumatera Utara
c. Metode Pemotongan pengecilan dan Pembesaran Bentuk Metode pemotongan pengecilan dan pembesaran yang dilakukan pada bidang
papar terhadap sebuah bentuk menunjukkan bahwa bentuk akan mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi bila dilakukan pemotongan atau pembesaran
salah satu atau keseluruhan bagian dari bentuk. Proses ini sebenarnya hampir sama dengan proses perubahan dimensi. Perbedaanya terletak pada kemungkinan
pemotongan ataupun pembesaran pada bagian perbagian dari sekumpulan bentuk seperti sebuah ruang dari sekumpulan ruang dalam suatu bangunan. Sehingga
dimungkinkan adanya variasi perubahan bentuk yang lebih beragam. d. Penyusunan dan Pewarnaan Lantai Ubin
Penyusunan dan perwarnaan lantai ubin dengan jenis, karakter dan warna ubin yang berbeda memungkinkan terjadinya visualisasi perubahan bentuk lantai.
Perlakuan masing-masing sel dalam grid lantai dalam sistem aturan susunan pemasangan yang berbeda satu
sama lain juga memberikan kemungkinan variasi dari bentuk lantai dari suatu bangunan.
e. Penambahan Bentuk Lain Suatu bentuk yang terdiri dari susunan beberapa bentuk akan nampak sebagai
wujud yang tunggal. Apabila dilakukan perlakuan pada bentuk tersebut dengan penambahan dari bentuk lain di dalam salah satu bagian bentuk atau di luarnya,
akan memberikan kemungkinan terjadinya perubahan bentuk yang nyata. Variasi dari perubahan bentuk yang terjadi sangat dipengaruhi oleh penempatan bentuk
lain pada susunan bentuk yang ada. Misalnya penambahan satu ruang penghubung
Universitas Sumatera Utara
di tengah-tengah susunan dari beberapa ruang, akan menghasilkan perubahan bentuk masing-masing ruang sekaligus memungkinkan terjadinya perubahan
bentuk secara keseluruhan. f. Keragaman Tipe dan Jenis Elemen
Setiap bahan dan material memiliki tipe, jenis dan karakter yang berbeda-beda. Penggunaanya pada suatu bangunan yang memiliki bentuk dan dimensi yang
sama, akan memberikan kemungkinan variasi yang sangat beragam dari tampilan visualisasi bangunan. Bahkan dari bahan yang sama sekalipun, seperti bata untuk
dinding, akan memungkinkan memberikan tampilan yang berbeda apabila dilakukan tata cara penyusunan lapis demi lapis yang tidak sama seperti berdiri
ataupun rebah. Hal serupa juga terjadi apabila bata digantikan dengan bahan lain seperti kayu, akan memberikan tampilan karakter bangunan yang berbeda pula.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kajian mengenai morfologi tidak hanya melihat secara fisik perubahan bentuk yang terjadi akan tetapi yang
lebih penting adalah terekamnya serangkaian proses terjadinya perubahan dan alasan atau makna yang mendasari adanya perubahan tersebut. Perubahan ini bisa
menggambarkan adanya perubahan ide atau makna dalam sejarah. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan karena berbagai alasan, seperti perubahan dimensi,
pemotongan atau pembesaran, penambahan ruang atau bentuk, perubahan warna dan susunan serta perubahan yang diakibatkan penggunaan material dan bahan
yang berbeda dari keadaan semula.
Universitas Sumatera Utara