BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan temuan penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab beberapa pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan pada bab petama, yaitu : a.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mewujudkan bentuk bangunan Jam Gadang adalah fungsi dan
simbol. Wujud Jam Gadang terbentuk dari fungsi bangunan ini sendiri, sebagai bangunan penopang jam dan bagian atap bangunan ini dijadikan
simbol kekuasan karena setiap pergantian kekuasaan bagian puncak atau atap diganti dengan gaya Arsitektur yang menguasai di daerah tersebut.
Bangunan Jam Gadang ini didasari dengan bentuk solid kubus yang disusun ke atas, sehingga bangunan Jam Gadang tinggi dan terlihat dari 4
sisi bangunan ini. b.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan unsur-unsur bentuk Arsitektur dengan mengacu pada teori DK Ching 2008 bangunan Jam Gadang yaitu:
Bentuk dasar Jam Gadang Bentuk denah bangunan ini berbentuk persegi, degan permukaan
yang datar setiap sisinya. Bentuk solid pada bangunan ini didasari dengan bentuk kubus yang disusun seperti menara.
Ukuran
Universitas Sumatera Utara
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang ini yaitu 6.5x6.5 dan ditambah dengan ukuran dasar tangga sehingga ukuran dasar
bangunan keseluruhan 6.5 X 10.5. pada Jam Gadang ini tinggi keseluruhan bangunan ini 36M.
Tekstur Penegasan bentuk bangunan terlihat pada setiap lantai dengan
menggunakan tekstur yang berguna untuk menandai tiap lantai bangunan ini dan permukaaan tiap sudut bangunan dimajukan dan
diberi tekstur. Posisi
Posisi bangunan ini terletak di jantung kota Bukittinggi sehingga bangunan ini menjadi icon Kota Bukittinggi dan di sekeliling
bangunan ini terdapat taman kota. Orientasi
Orientasi bangunan Jam Gadang menghadap ke empat sisi yang bertujuan untuk memperlihatkan fungsi bangunan ini sebagai jam
besar yang dapat dilihat dari sisi manapun. c.
Proses perubahan tampak bangunan Jam Gadang, lebih terlihat pada bagian puncak bangunan ini, dijadikan simbol kekuasan karena setiap
pergantian kekuasaan bagian puncak atau atap diganti dengan gaya Arsitektur yang menguasai di daerah tersebut, yang telah mengalami 3 kali
perubahan dibagian puncaknya yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Pada masa Pemerintahan Belandan bagian puncak Jam Gadang dibuat setengah lingkaran seperti kubah mesjid dan diatasnya
dipasang patung ayam jago, menghadap arah timur, yang sedang berkokok. Sengaja dibuat demikian untuk menyindir masyarakat
Agam Tuo yang bangun kesiangan. Pada masa pemerintahan Jepang pada tahun 1942 bagian puncak
bangunan Jam Gadang di ganti dengan bentuk atap segi empat yang mirip dengan rumah Jepang, dengan menganti bagian puncak
Jam Gadang yang menandai wilayah tersebut dikuasai tentara Jepang atau simbol kekuasaan tentara Jepang.
Pasca era kemerdekan indonesia, tahun 1953 bentuk atap Jam Gadang di ganti lagi dengan bangunan bergonjong sebagai ciri
khas Minangkabau. Bagian puncak Jam Gadang digandi dengan atap bergonjong untuk menandakan bagunan Jam gadang
merupkan bagunan yang berada di daerah dengan kebudayaan Minang Kabau, dan bagian atas bangunan dengan atap gonjong
sebagai simbol kebudayaan Minang Kabau
5.2. Saran