EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH ( IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA )

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH

( IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA )

SKRIPSI

Oleh: Ebri Saputra NPM: 20120730129

Prodi Muamalat

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2016


(2)

i

EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH

IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelas Sarjana Ekonomi Perbankan Islam (S.E.I) Stara Satu Pada Prodi Muamalat Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

Ebri Saputra NPM: 20120730129

PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

NOTA DINAS

Lamp : 4 eks. Skripsi Yogyakarta, 26 November 2016 Hal : Persetujuan

KepadaYth :

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Assalamu’alaikum, wr.wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Ebri Saputra NIM : 20120730129

Judul : EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannnya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum, wr.wb.

Pembimbing,


(4)

iii

PENGESAHAN Skripsi ini berjudul:

EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DAN ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH

IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : EBRI SAPUTRA NPM : 20120730129

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Rozikan. S.E.I., M.EI (...) Pembimbing : Drs Moh mas’udi, M,Ag (...) Penguji : Asep Purnama Bahtiar. S.Ag, M.S.I (...)

Yogyakarta, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : EBRI SAPUTRA Nomor Mahasiswa : 20120730129

Program Studi : EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM

PENYALURAN DAN ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA, merupakan karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 26 November 2016 Yang Membuat Pernyataan


(6)

v

BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL

Pada hari Rabu, tanggal 22 bulan Juli tahun 2016 Jurusan Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam (EPI) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah menyelenggarakan Seminar Proposal seorang mahasiswa:

Nama : Ebri Saputra NPM : 20120730129

Jurusan-Prodi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul :EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH ( Imogiri Bantul Yogyakarta)

Dengan Tim Seminar Proposal

Ketua : Halimah Tusadiyah S PD.I (...) Pembimbing : Drs. Moh. Mas’udi, M,Ag. (...) Pembahas I : Khoerul Riskon (...) Pembahas II : Widya Ahmad Amin (...)

Mengetahui, Ketua/Sekretaris Jurusan-Prodi EPI

Syarif As’ad, S.EI., M.SI

Yogyakarta, 22 Juli 2016 Ketua Sidang


(7)

vi

MOTTO

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaanya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah

orang yang mengetorinya”

(Q.s Asy-syam (91]:8-10)

“Hidup tidak Hanya dibangun oleH kekuasaan saja, tapi juga oleh mimpi-mimpi”

(martin luther king)

“tak ada alasan yang dilontarkan untuk membantu orang lain”


(8)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta, Bapak. Mustari dan Ibu Homsiah yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dan selalu memberi dukungan serta doa yang engkau panjatkan kepada Allah disetiap saat kepada saya putra kedua.

2. Kaka perempuan saya Yulizah yang telah berjuang, berkorban serta membimbing saya semoga kebaikan serta keberkahan selalu menyerertakan disetiap langkahnya

3. Kepada adik-adikku tersayang Aris Munandar, Ari Wibowo dan yang paling bungsu Siswono yang selalu memberi semanngat.

4. IMM Komisariat Fakultas Agama Islam, bergerak untuk peradaban adalah sebuah nilai yang telah menempa kader ikatan menuju cita-cita Muhammadiyah. Terimakasih teman-teman pimpinan komisariat FAI yang selalu ceria dalam membina kader-kadernya.

5. Hizbul Wathan UMY yang telah banyak mengajarkan apa itu sebuah permulaan untuk mencapai suatu harapan, diajarkan oleh pengalam di kuatkan dengan tantangan dan disatukan oleh tujuan (tetap jaya selalu) 6. IMM KORKOM UMY yang telah banyak memberikan kenyaman dalam

mencapai suatu tujuan bersama, terimah kasih atas kesetiannya dalam menjaga persaudaraan kita.

7. Terimah kasih juga untuk teman-teman bidang soasial ekonomi, arief Sitegar SE.I, Arifit Ranufa, Dadang Azhari, Isna Era, Hasbi Huzairi dan Widya Ahmad amin. Terimah kasih telah bersama dalam membagkitkan gairah sosial.

8. EPI C 2012. Perkuliahan tidak hanya di kelas, berjuang bersama adalah teori yang di ajarkan ketika Makrab 2012, tapi pertemanan selalu muncul dimanapun kita berada.

9. Dan persembahan terahir buat teman-teman nongkrong bareng, Akbar F, Arfan, Hidayatul F, Mak Bodi M, Hanif I, Sumiyem, Desinda, Lyco, Sakina Nurfida, Nurlayli, Sarah, Riskon, Takaful, Riski terima kasih semuanya.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrabil’alamin, Assalamu’alaikum, wr.wb.,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kesehatan dan shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan teladan hidup yang baik, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Program Pendampingan UMKM Dalam Penyaluran Dan Zis Di Bmt Artha Barokah (Imogiri Bantul Yogyakarta)

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari beberapa pihak. Maka, sudah sepantasnya apabila pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1.Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2.Bapak Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam 3.Bapak Syarif As’ad, SE.I., M.Si selaku Kepala Jurusan Ekonomi dan

Perbankan Islam

4.Ibu Miftha Khasanah, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama menempuh ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

5.Bapak Moh. Mas’udi M,Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

6.Untuk semua dosen Fakultas Agama Islam Jurusan Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam UMY yang telah mengajar dan memberikan ilmu.

7.Untuk pegawai TU, terima kasih telah melancarkan dan mensukseskan segala persyaratan dalam skripsi ini


(10)

ix

9.Dan untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih.

Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan atas amal baik yang telah mereka lakukan untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Yogyakarta 26 November 2016


(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

NOTA DINAS ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. LATAR BELAKANG... Error! Bookmark not defined. B. RUMUSAN MASALAH ... Error! Bookmark not defined. C. TUJUAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. D. KEGUNAAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 1. Manfaat Akademis ... Error! Bookmark not defined. 2. Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. E. TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORI ... Error! Bookmark not defined.


(12)

xi

A. Efektivitas ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian efektivitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Indikator Efektif ... Error! Bookmark not defined. B. Zakat Produktif... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian zakat produktif ... Error! Bookmark not defined. 2. Konsep Pengelolaan Zakat ... Error! Bookmark not defined. 3. Konsep Pengelolaan Infak dan ShadaqahError! Bookmark not defined. 4. Penyaluran Dana ZIS ... Error! Bookmark not defined. 5. Potensi, Peranan ZIS Dalam Ekonomi IslamError! Bookmark not defined. 6. Tujuan Dan Hikmah ZIS ... Error! Bookmark not defined. 7. Pengelolaan Zakat Dalam Tradisi Islam Error! Bookmark not defined.

8. Pendistribusian Dan Pendayagunaan Dana ZakatError! Bookmark not defined. 9. Hukum Zakat Produktif... Error! Bookmark not defined.

10. Anjuran Bekerja Dalam Al-Quran ... Error! Bookmark not defined. 11. Pendayagunaan Zakat Produktif ... Error! Bookmark not defined. C. Pemebrdayaan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined. D. Indikator Pengembangan Usaha ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Objek dan subjek penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Sumber Data Utama ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 2. Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3. Dokumen ... Error! Bookmark not defined.


(13)

xii

E. Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Gambaran Umum BMT Artha BarokahError! Bookmark not defined.

1. Sejarah Berdirinya BMT Artha BarokahError! Bookmark not defined. 2. Sekilas Tentang Tentang Baitul Maal ... Error! Bookmark not defined. 3. Visidan Misi ... Error! Bookmark not defined. 4. Budaya Kerja ... Error! Bookmark not defined. B. Hasil Dan Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Peran BMT Artha Barokah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) ... Error! Bookmark not defined. 2. Dampak pendampingan BMT Artha Barokah terhadap

perkembangan UMKM ... Error! Bookmark not defined. BAB VI PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Buku ... Error! Bookmark not defined. B. Skripsi dan Jurnal ... Error! Bookmark not defined. C. Majalah ... Error! Bookmark not defined. D. Internet ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL


(14)

xiii

Tabel. 4. 1 Pemasukan Dana ZIZWAF ... Error! Bookmark not defined. Tabel. 4. 2 Penyaluran Dana Sosial BMT ... Error! Bookmark not defined.

Tabel. 4. 3Data Penerima Manfaat Ekonomi Mandiri Kelompok AngkringanError! Bookmark not d Tabel. 4. 4 Data penerima manfaat kelompok kayu... Error! Bookmark not defined.

Tabel. 4. 5 kelompok penerimah manfaat rempeyek . Error! Bookmark not defined. Tabel. 4. 6Penerimah Manfaat Kelompok Bambu ... Error! Bookmark not defined. Tabel. 4. 7 Perkembangan UMKM ... Error! Bookmark not defined.


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. 1 Penyaluran Dana ZIS ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 1Struktur OrganisasiBMT Artha Barokah Error! Bookmark not defined.


(16)

xv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis suatu perkembangan usaha kelompok dalam program pendampingan yang dilakukan oleh BMT Artha Barokah Imogiri Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan dan mengarahkan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha yang di kerjakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data melalui teknik pendekatan obsevasi, wawancara, dokomentasi serta informasi yang bersangkutan dalam membantu peneliti.Teknik ini dilakukan ketika peneliti berada dilapangan bersifat menggambarkan atau menganalisa data di suatu tempat secara terperinci sesuai permasalahan yang di perlukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat hal yang menarik yang ada di BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, dalam menyalurkan dana zakat untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil masyarakat dengan cara memberikan pendampingan, memberi motivasi serta peminjaman modal menggunakan dana Zakat, Infak dan Shadaqah yang telah di tentukan oleh penyalur. Pengembangan yang dilakukan dalam penyaluran dana zakat di bidang produktif, BMT Artha Barokah menerapkan dua cara yaitu bina ekonomi masyarakat (Bem) tumtuh dan bina ekonomi masyarakat (Bem) mandiri. Dengan pembagian seperti ini BMT merasa sangat efektif dalam meningkatkan usaha yang di lakukan oleh para pelaku usaha. Kata Kunci :Efektivitas, Pendampingan UMKM, Penyaluran Dana ZIS


(17)

xvi

ABSTRACT

The purpose of the research is to know or analyze about an effort development of group on associate programs to do by BMT Artha Barokah, Imogiri Bantul Yogyakarta for increase and directed an effort agent for the trade. The research using a qualitative-descriptive methods, and the technique of accumulation data by means of observation approachment, an interview, a documentation with information be concerned with the objects for helping the researcher. the characteristic of technique in the range is to describe or data analyze which detailed that apropriated with the problems which researcher need. In this research that something interesting in the BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, to distributed the zakat fund for incresed and developted a small effort for the people with efforts, giving motivation and a loan by the zakat fund, infaq, and Shadaqah which fixed by a distributor. A development is to do by distributed zakat fund in the productive sector, BMT Artha Barokah applied 2 methods; economic buildings of People (Bina Ekonomi Masyarakat) Tumtum and Economic buildings of people (Bina Ekonomi Masyarakat) Autonomous. By the distribution, BMT believe it can be effective ways to developing an effort that to do by the agent of trade.


(18)

xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata Arab Latin yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

أ Alif - Tidak dilambangkan

Ba b be

Ta t Te

ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

Kha Kh Ka dan ha

د dal d de

al zet (dengantitik di atas)

Ra r Er

Zai z Zet

sin s Es

Syin Sy Es dan ye


(19)

xviii

ض ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain ‘... Koma tebalik di atas

gain g Ge

ف Fa f Ef

Qaf q Ki

Kaf k Ka

lam l el

Mim m Em

nun n en

Wau w we

ha h ha

ء Hamzah ... Apostrof

Ya y ye

2. Vokal

a. Vokal Tunggal

A. Tanda B. Nama C. Huru Latin D. Nama

__َ___ Fathah A A

_____ Kasrah I I


(20)

xix b. Vokal Rangkap

E. Tanda dan

Huruf F. Nama G. Huru Latin H. Nama

.... Fathah Ai a dan i

.... kasrah au a dan u

Contoh:

ك Ditulis Kataba

ف Ditulis fa’ala

ك Ditulis ukira

Ditulis ya habu Ditulis su’ila

3. Maddah

Harakat dan huruf Nama Huruf dan tanda Nama . .... . ... fathah dan alif

atau ya

a dan garis di atas

. .... Kasrah dan ya i dan garis di atas

. .... ḍammah dan wau


(21)

xx Contoh:

Ditulis q la

Ditulis R m

Ditulis Q la

Ditulis Yaq lu

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua yaitu: 1. Ta marbutahhidup

2. Ta marbutah yang hidupataumendapatharkatfathah, kasrah, dandammah, transliterasinya adalah /t/

3. Ta marbutah yang matiataumendapatharkatsukun, transliterasinyaadalah /h/

Jika pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya ha.


(22)

xxi Contoh:

أ ض Ditulis rauḍah al-aṭf l

Ditulis al-mad nah al-munawwarah

Ditulis ṭalḥah

5. Syaddah (tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf sama dengan huruf yang diberi tanda tasydid.

Contoh:

َ Ditulis Rabban

َ Ditulis Nazzala

Ditulis al-birru

ج Ditulis al-ḥajju


(23)

xxii 6. Kata sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam ( ). Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai bunyinya, yaitu huruf /1/ diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang.

Contoh:

ج َ Ditulis ar-rajulu

َ Ditulis as-sayyidatu

َ Ditulis asy-syamsu

Ditulis al-qamaru


(24)

xxiii 7. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah dan diakhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

ء َ Ditulis An-Nau-u

ء ش Ditulis Syaiun

إ Ditulis In

أ Ditulis Umirtu

كأ Ditulis Akala

8. Penulisan kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata yang lain yang mengikutinya.


(25)

xxiv Contoh:

َ خ ه َ إ ditulis -Wa innallāha lahuwa khair ar-r ziq n.

-Wa innall ha lahuwa khairur

-raziqīn.

ف أف Ditulis -Fa aufū al-kaila wa al-mīzān. -Fa auful-kaila wal-mīz n. ه Ditulis Bismillāhi majrēhāwa murs h ع جح َ ع ه

ا إ

Ditulis -Wa lillāhi ‘alan-nāsihijju al-baiti man-istaṭā’a ilaihi sabīlā.

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya:

Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

ََإ Ditulis Wa m Muhammadun ill rasul َ َ عض َ أ َ إ Ditulis Inna awwala baitin wuḍi’a linn si


(26)

xxv

ًك lalla i bi Bakkata mubarakan

أ ف أ َ ش Ditulis -Syahru Ramaḍana al-lazi unzila fīh al-Qur’ān.

-Syahru Ramaḍanal-lazi unzila fīhil

-Qur’ānu.

فأ ء Ditulis -Wa laqad ra’āhu bi al-ufuq

al-mubīni

-Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil-mubini. ل Ditulis Alḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn


(27)

(28)

xv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis suatu perkembangan usaha kelompok dalam program pendampingan yang dilakukan oleh BMT Artha Barokah Imogiri Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan dan mengarahkan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha yang di kerjakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data melalui teknik pendekatan obsevasi, wawancara, dokomentasi serta informasi yang bersangkutan dalam membantu peneliti. Teknik ini dilakukan ketika peneliti berada dilapangan bersifat menggambarkan atau menganalisa data di suatu tempat secara terperinci sesuai permasalahan yang di perlukan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini terdapat hal yang menarik yang ada di BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, dalam menyalurkan dana zakat untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil masyarakat dengan cara memberikan pendampingan, memberi motivasi serta peminjaman modal menggunakan dana Zakat, Infak dan Shadaqah yang telah di tentukan oleh penyalur. Pengembangan yang dilakukan dalam penyaluran dana zakat di bidang produktif, BMT Artha Barokah menerapkan dua cara yaitu bina ekonomi masyarakat (Bem) tumtuh dan bina ekonomi masyarakat (Bem) mandiri. Dengan pembagian seperti ini BMT merasa sangat efektif dalam meningkatkan usaha yang di lakukan oleh para pelaku usaha.


(29)

xvi ABSTRACT

The purpose of the research is to know or analyze about an effort development of group on associate programs to do by BMT Artha Barokah, Imogiri Bantul Yogyakarta for increase and directed an effort agent for the trade. The research using a qualitative-descriptive methods, and the technique of accumulation data by means of observation approachment, an interview, a documentation with information be concerned with the objects for helping the researcher. the characteristic of technique in the range is to describe or data analyze which detailed that apropriated with the problems which researcher need.

In this research that something interesting in the BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, to distributed the zakat fund for incresed and developted a small effort for the people with efforts, giving motivation and a loan by the zakat fund, infaq, and Shadaqah which fixed by a distributor. A development is to do by distributed zakat fund in the productive sector, BMT Artha Barokah applied 2 methods; economic buildings of People (Bina Ekonomi Masyarakat) Tumtum and Economic buildings of people (Bina Ekonomi Masyarakat) Autonomous. By the distribution, BMT believe it can be effective ways to developing an effort that to do by the agent of trade.


(30)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zakat adalah sebagai salah satu rukun Islam dan media yang paling tepat untuk menghubungkan antara yang kaya dan yang miskin, sekaligus berfungsi untuk membina ukhuwah islamiyyah. Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang fundamental. Selain berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, juga ekonomi dan sosial. Di antara aspek-aspek ketuhanan adalah banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang menyebut masalah zakat, termasuk di antara dua puluh tujuh ayat yang menyandingkan kewajiban zakat dengan kewajiban shalat secara bersamaan. Sedangkan dengan keadilan sosial, perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan kemasyarakatan. Di samping itu, zakat juga diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik dalam level individu maupun dalam sosial masyarakat. (Abdullah,2002:132).

Zakat Infak dan Shadaqah, di samping membina hubungan hamba dengan Allah, juga dapat menjembatani kasih sayang antar sesama manusia dan mewujudkan slogan bahwa muslim bersaudara, saling membantu dan tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah, dan yang kaya membantu yang miskin. Zakat, Infak dan Shadaqah merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam yang mampu. Pengeluaran zakat untuk mengaktualisasikan


(31)

2

keIslaman jati diri manusia, pada dimensi kesadaran etis dan moralitas yang terkait dengan realita sosial.

Menurut konsep fiqh zakat, rumusan mengenai zakat sebuah hasil ijtihad manusia. Di dalam Al-Quran hanya disebutkan pokok-pokoknya saja yang kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Penjabaran dalam hal tersebut tercantum dalam kitab-kitab fiqh lama, tetapi nampaknya kurang relevan dengan keadaan zaman sekarang. Rumusan fiqh zakat yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia hampir semuanya hasil ijtihad para ahli pada abad terdahulu. Rumusan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi (setempat) pada zaman itu, sehingga rumusan tersebut banyak tidak sesuai lagi untuk digunakan pengelola zakat pada zaman modern ini. (Hidayat, 2010:7).

Pada prinsipnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 hadir untuk menata perkembangan perzakatan di negara kita. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan Badan Zakat Daerah (BAZDA) menjadi Badan Zakat Naional (BAZNAS) dan Badan Zakat Daerah (BAZDA) Kecamatan menjadiUnit Pengumpul Zakat (UPZ), memerlukan langkah adaptasi cukup mendasar pada organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh Pemerintah. Di sisi lain Lembaga Amil Zakat(LAZ) juga harus melakukan penyesuaian berkaitan dengan persyaratan lembaga, perizinan, dan sebagainya.Dalam kaitan inilah upaya merapikan barisan para amil zakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. BAZNAS dan LAZ harus bersinergi dalam satu tujuan besar, yaitu mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan bangsa.


(32)

3

(Nasar, “Integrasi Pengelolaan Zakat Dalam UU No 23 Tahun 2011/11/September/ 2012”).

Menurut M. Dawam Raharjo kategori produktif akan mampu menghantarkan kepada hakekat zakat yang sebenarnya. Yakni sebagai ibadah dan dana sosial. Sedangkan dengan pendayagunaan zakat untuk konsumtif akan cenderung melanggengkan kemiskinan. Solusinya kemudian adalah dengan menerapkan konsep zakat produktif. Dengan menerapkan konsep seperti ini zakat dapat memecahkan masalah yang nyata atas kemiskinan yang masih dialami oleh sebagian masyarakat kita. (Raharjo,1999:459).

Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. (Sartika,2008:3).


(33)

4

Sumber: Data Lapangan, 2013-2016 Diolah Gambar 1. 1 Penyaluran Dana ZIS

Dalam melakukan suatu pendampingan yang dilakukan oleh penghimpun dana telah bagus akan tetapi masih banyaknya kekurangan yang ada di lapangan itu sendiri seperti kurangnya tingkat silaturahmi sehingga masyarakat bingung dengan apa dan harus seperti apa yang akan dilakukan setelah pendampingan itu. Dari tingkat silaturahmi sendiri yang dilakukan oleh pengelola jarang dilakukan hanya ketika saat melakukan seminar atau materi kelas, oleh karena itu kelompok tersebut masih kurang semangat untuk datang ketika kelas atau materi, walaupun masih ada beberapa kelompok yang datang atau menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh si penghimpun dana.

Program pendampingan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan inovasi dalam suatu usaha yang telah ditekuni oleh wiraswasta untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Akan tetapi tentu saja untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha harus bisa bekerja keras untuk memperkenalkan atau memperluaskan jaringan yang telah menjadi target utama para pelaku usaha, tentu untuk itu perlu dana dan inovasi baru dalam mengembangkan usaha yang telah ditekuni. Upaya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi masyarakat dalam banyak hal dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Dalam konteks ini, pengembangan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menghadapi kendala klasik yaitu permodalan. Inti permasalahan adalah internal UMKM yang belum memenuhi persyaratan dan prosedur dari lembaga keuangan, sedangkan lembaga keuangan menganut prinsip kehati-hatian. 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000 50000000

2013 2014 2015 2016

Penyaluran Dana ZIS


(34)

5

Untuk menyalurkan dana zakat dari muzakki untuk mustahiq terdapat lembaga penyaluran zakat yang memiliki tugas khusus menjadi amil zakat untuk mengelokasikannya, mendayagunakan, mengatur daya zakat, baik pengambilan maupun pendistribusian. Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori yaitu kategori secara konsumtif dan distribusi produktif. Zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahiq sebagai modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha yaitu mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahiq (Qadir,2001:46).

Salah satu lembaga yang menyalurkan zakat produktif adalah BMT Artha Barokah. Selain menggarap segmen pasar. BMT Artha Barokah juga merambat ke sektor pertanian dan kerajinan disektor pertanian, BMT telah bermitra dengan kelompok tani Sekar Mulyo dan Lestari Mulyo di Selopamioro. Sedangkan di sektor usaha kerajinan BMT ini menggandeng beberapa pengrajin di sekitar Imogiri.Untuk menguatkan pendanaannya, BMT Artha Barokah juga menjalin kerja sama dengan LPPM-UGM (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat) untuk menyalurkan dana kepada UMKM yang ada di Imogiri dan sekitarnya. Ini juga dimaknai sebagai bentuk kepercayaan masyarakat kepada BMT (Nurhidayanto.blogspot.co.id).

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik meneliti Baitul Maal, untuk mengetahui penyaluran dana sosial dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Peneliti akan melakukan penelitian tentang “EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN


(35)

6

DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa optimal penyalurannya terhadap pengembangan ekonomi masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistem pendistribusian dana ZIS di BMT Artha Barokah? 2. Bagaimana efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi

kelompok?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pendistribusian dana ZIS di BMT Artha Barokah.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi kelompok

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi dunia akademis, yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi secara umum kepada pihak-pihak yang membutuhkan studi yang berkaitan dengan pendampingan dan penyaluran dana ZIS itu sendiri yang bisa memberi manfaat.


(36)

7

2. Manfaat Praktis

Dapat memberi masukan pada lembaga keuangan itu sendiri untuk meningkatkan mutu lembaga dan memperbaiki kinerja dan mekanisme dalam memperdayaakan ekonomi kalangan menengah atau UMKM yang dibina oleh lembaga tersebut.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Cecep Suyudi ”Strategi Nirlaba Dalam Upaya Pemberdayaan UMKM (Studi Kasus Pada Lembaga Nirlaba Syariah Masyarakat Mandiri Parung Bogor). Adapun tujuan dari skripsi ini adalah memahami dan meneliti lebih jauh dilembaga keuangan syariah dalam upaya pemberdayaan UMKM, dan untuk mengetahui keunggulan strategi yang dikembangkan masyarakat mandiri.

Penelitian oleh Hidayah Rohmawati yang berjudul “Pengumpulan Dan Pendistribusian Zakat Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan (Studi Analisis

Pengelolaan ZIS Oleh BAZ Kabupaten Jepara)”. Dari hasil penelitian ini disimpulkan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Jepara mempunyai dua sisi utama, yaitu pengumpulan dan penyaluran, penyaluran zakat atas pendistribusian dan pendayagunaan. Bahwa pendistribusian diartikan penyaluran zakat kepada mustahik secara konsumtif. Sedangkan pendayagunaan zakat diartikan sebagai penyaluran zakat kepada mustahik dengan berorientasi pada aspek produktif.


(37)

8

Tesis Saifulloh (2012) yang berjudul “ pengolalaan Zakat Dalam Pemeberdayaan Masyarakat (studi kasus pada laz rumah zakat kota

semarang” dengan memanfaatkan dana zakat dengan baik dapat memajuhkan kesejahteraan masyarakat dalam meningkatkan perkembangan ekonomi bagi seluru masyarakat pada umumnya. Agar dapat menggunakan dana zakat dengan baik demi menungjang kesenjangan sosial, perlu diadakannya utau pengelolaan zakat yang sesuai dan profesional dalam penyalurannya kepada masyarakat dengan berkerja sama dengan pemerintah. dan hal inipun telah dilakukan oleh pengelola rumah zakat kota Semarang dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Sistem pengelolaan Rumah Zakat kota Semarang telah berjalan dengan baik dalam pengumpulan dan pendistribusian maupn pendayagunaan zakat yang mana diharapkan oleh parah penerimah manfaat.

Jurnal oleh Mila Sartika (2008) Vol 11. No 1. “penelitian ini berjudul pengaruh pendayagunaan Zakat produktif terhadap pemebrdayaan mustahiq pada LAZ yayasan Solo peduli Surakarta”. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam pembahasan ini menitik beratkan bagaiman pengaruh dana Zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ yayasan Solo peduli terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh mustahik pada periode 2007. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber data langsung. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data atau laporan yang berkaitan dengan penelitian. Jadi kesimpulan penelitian


(38)

9

ini tertuju ke seberapa besar pengaruh jumlah dana zakat disalurkan dalam kegiatan produktif pada tahun 2007. ( Vol 11 No. I Juli 2008).

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih menekankan kepada efektivitas atau tingkat keberhasilan suatu program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh suatu objek penelitian dengan membandingkan dampak atau manfaat dari program pendampingan yang telah berlangsung dengan adanya perbedaan mendasar terletak pada objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti.


(39)

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian efektivitas

Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan bahwa seberapa jauh target (kualitas,kuantitas dan waktu) telah tercapai. Di mana semakin besar prosentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. (http://www.blogspot.com diakses tanggal 23 Oktober 2016 pukul 23:00 Wib).

Menurut Ravianto (1989 :113) efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana peran menghasilkan keluarannya sesuai dengan yang diharapkan. Menurut ensiklopedia administrasi, efekif adalah suatu keadaan yang mengandung terjadinya pengertian mengenai suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan perbuatan dengan maksud tertentu yang sesuai dengan yang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan maksud sebagaimanayang dikehendaki. (http://.blogspot.com diakses tanggal 23 Oktober 2016 pukul 23:00 Wib).


(40)

11

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dikategorikan efektif itu ketika seseorang melakukan apa yang diinginkannya sesuai dengan harapan atau tujuan yang ia kehendaki atau sesuai dengan harapan yang dapat menimbulkan rasa senang atau bahagia dinamakan efektif. 2. Indikator Efektif

Adapun beberapa indikator agar suatu tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien yaitu:

a. Adanya tim organisasi dalam proses manajemen, diperlukan adanya sebuah pengorganisasian yang baik. Apabila tim dari organisasi yang ada dapat berperan dan bekerja sama dengan baik, maka tujuan yang akan dicapai dapat berlangsung secara efektif efisien.

b. Perolehan prestasi yang didapat suatu manajemen yang baik dapat terlihat dari perolehan prestasi yang didapat. Artinya, semakin banyak prestasi yang didapat, berarti proses manajemen yang berlangsung dapat tercapai dengan optimal, serta tujuan yang dicapai juga tercapai secara efektif dan efisien. Demikian pula berlaku sebaliknya, apabila perolehan prestasi yang didapat hanya sedikit maka proses manajemen yang berlangsung belum tercapai secara optimal.

c. Ukuran kualitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator apakah suatu proses manajemen telah dapat mencapai tujuan secara efektif atau efisien ataukah belum. Apabila kualitas yang dimiliki baik tentu manajemen yang berlangsung juga baik dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Demikian pula


(41)

12

sebaliknya, apabila kualitas yang telah dicapai kurang baik, maka proses manajemen yang berlangsung belum dapat maksimal dan tujuan yang dicapaipun belum dapat tercapai secara efektif dan efisien.

d. Tipe kepemimpinan juga mempengaruhi suatu manajemen. Dalam hal ini, tipe kepemimpinan yang bersikap adil, memberi sugesti, memberi dukungan, bertindak sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai sumber insiprasi, sebagai pelindung, dan sebagai atasan sangatlah diperlukan. Hal tersebut diperlukan karena akan mempengaruhi tingkat ketercapaian tujuan. Apabila kepemimpinan yang ada dalam sebuah manajemen dapat berlangsung baik, maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

B. Zakat Produktif

1. Pengertian zakat produktif

Zakat menurut bahasa adalah kata dasar (mashdar) dari zaka yang artinya berkah, tumbuh, subur, suci, dan baik. Dalam kamus besar bahasia Indonesia pengertian zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara', Sedangkan kata produktif adalah banyak mendatangkan hasil. Zakat produktif adalah dana zakat diberikan kepada seseorang atau sekelompok masyarakat untuk digunakan sebagai modal kerja.


(42)

13

Indonesia dengan Undang-Undang No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat menggunakan sistem sukarela. Model kelembagaan yang dianut adalah multi lembaga yang tidak memisahkan fungsi pengumpulan dan pendistribusian. Terdapat dua subjek pengelola zakat formal (pemerintah) dan non-formal (masyarakat). Lembaga formal pengelola zakat adalah Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan. UU No 38 Tahun 1999 juga memberikan kewenangan kepada lembaga amil zakat (LAZ) untuk melakukan pengelolaan zakat.

Dalam pasal 1 ayat 2 undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat didefenisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha milik untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sebagai rukun Islam merupakan kewajiban seseorang muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengeloaan yang baik, Ia merupakan sumber dana pontensial. Yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Dan zakat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan keseimbangan sosial di dunia dengan cara tolong menolong yangkaya memberi bantuan ke yang miskin. Yang kuat memberikan pertolongan kepada yang lemah.


(43)

14

2. Konsep Pengelolaan Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam, oleh sebab itu hukumzakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti,shalat,haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Menurut bahasa harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut syara’ harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan dikuasai). Menurut ghalibnya (lazim) sesuatu dapat disebut maal (harta) apabila memenuhi dua syarat yaitu: a) Dapat dimiliki, dihimpun, disimpan, dan dikuasai.

b) Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya, misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, dan lain sebagainya. (Zahron, Akutansi ZIS 2013:3-4).

3. Konsep Pengelolaan Infak dan Shadaqah

Istilah infak dan shadaqah sering digunakan secara bersama dalam beberapa pembahasan, seperti pembahasan mengenai pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) sehingga muncul istilah Badan Amil Zakat, Infak, Dan Shadaqah (BAZIS) maupun Lembaga Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (LAZIS). Padahalistilah amil hanya digunakan dalam


(44)

15

konsep pengelolaan dana zakat. Namun demikian praktek pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah sudah begitu populer di Indonesia sehingga seolah-olah dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tidak ada bedanya satu sama lain. Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang konsep zakat dan pengelolaannya, selanjutnya pada bagian ini akan dibahas tetang infak dan shadaqah, infak merupakan harta (materi) yang disunahkan untuk jumlah dan waktu yang tidak ditentukan. Penyalurannya juga tidak ditentukan oleh penerima, sedangkan shadaqah adalah harta non materil yang disunahkan untuk dikerjakan. Contohnya, senyum, menyingkirkan batu/paku dari jalanan dan lain sebagainya. Pengertian infak sebenarnya sama dengan pengertian shadaqah ,termasuk juga hukum-hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, shadaqah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non material. Secara akuntansi infak mungkin masih bisa untuk dihitung, sedangkan shadaqah tidak mudah melakukan kalkulasi secara tepat karena merupakan pemberian harta non material.

4. Penyaluran Dana ZIS

Zakat adalah indikator utama dalam ketakwaan seseorang muslim, termasuk dalam rukun Islam yang wajib dijalankan. Dengan demikian diketahui merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang. Salah satu syarat yang menunjukkan kesuksesan manajeman zakat dalam merelaksasikan tujuan kemasyarakatan adalah pendistribusian dan penerapan yang baik. (Yafie,1994:89).


(45)

16

Hal pertama dalam pendistribusian zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal atau dengan kata lain mengutamakan zakat yang berada di daerah lingkungan terdekat dengan lembaga zakat, dibandingkan dengan pendistribusian untuk wilayah lainnya: hal ini disebut sebagai centralistic, atau hubungan dengan lingkungan sekitar.

Salah satu pendapat yang masyhur tentang pendistribusian zakat yaitu bahwa pendistribusian zakat tergantung di mana harta itu berbeda dan bukan pemiliknya tinggal. Tetapi dalam masa saat ini pemilik harta umumnya tinggal di tempat di mana uangnya lalu diinvestasikan di ibu kota atau daerah lainnya. Dalam keadaan seperti ini maka distribusinya tergantung di mana pemiliknya tinggal dan di mana hartanya berada.

Landasan dasar dari semua ini adalah bahwa pendistribusian zakat dilakukan di tempat di mana tempat zakat tersebut dikumpulkan. Untuk menghormati hak tetangga (fakir miskin) yang tinggal di daerah yang sama. Juga ingin mengentaskan kemiskinan dan segala penyebabnya serta sebagai salah satu bentuk pelatihan bagi setiap daerah untuk bisa mandiri, hingga mengatasi permasalahan kemasyarakatan. (Qardhawi,2005:134,141)

5. Potensi, Peranan ZIS Dalam Ekonomi Islam

Zakat adalah poros dan pusat keuangan negara Islam seperti pada masa Rasulullah. Zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan sikaya. Dalam bidang sosial zakat bertindak sebagai alatkhas yang diberikan Islam


(46)

17

untuk menghapuskan kemiskinan masyarakat dengan menyadarkan sikaya akan tangung jawab sosial yang mereka miliki. Dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi sangat besar dan berbahaya ditangan pemiliknya.

6. Tujuan Dan Hikmah ZIS

ZIS merupakan ibadah yang mempunyai dimensi ganda: trancendental dan horizontal. ZIS memeliki banyak hikmah, baik yang terkait dengan meningkatakan keimanan terhadap Allah SWT maupun peningkatan kualitas terhadap antara sesama manusia. Tujuan ZIS adalah perwujudan peningkatan terhadap Allah SWT, mensyukuri nikmatnya, menumbuhkan akhlak mulia dengan menciptakan rasa kemanusiaan untuk tolong menolong antara sesama, serta menjauhkan dari sifat kikir, rakus, dan juga menumbuhkan ketenangan hidup, dan mengembangkan harta yang dimiliki.Manfaat dari ZIS adalah menolong, membantu dan menolong serta membina kaum dhuafa maupun mustahiq lainnya kearah yang lebih baik dan lebih sejahtera serta dapat membantu mereka dalam beribadah kepada Allah secara baik serta menghindarkan mereka dari kekufuran nikmatnya.

Selain itu, ZIS merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan sosial, keseimbangan dalam distribusi harta, serta kepemilikan harta, sehingga diharapkan lahirnya masyarakat yang terdiri diatas prinsip ukhuwah islamiyah. (Hafiuddin,1998:222).


(47)

18

7. Pengelolaan Zakat Dalam Tradisi Islam

Zakat adalah instrumen ilahiyah yang diwajibkan kepada kaum muslimin. Allah SWT. Berfirman dalam surah At-Taubah ayat 60 ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, hambasahaya, orang yang berhutang, orang-orang dalam perjalanan dan para pejuang dijalan Allah (Ibnu Sabil).

Artinya “Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanya untuk orang-orang fakir, dan orang-orang miskin, dan amil-amil yang mengursinya, dan orang=orang mualaf yang dijinakan hatinya, dan untu khambah-hambah yang memerdekakan dirinya, dan orang-orang berhutang untuk (dipelajakan pada) jalan Allah. dan orang-orang musfir (yang keputusan) dalam perjalanan, (ketetapan hukum yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dai Allah. Dan (ingat) Allah maha mengetahui san maha bijaksana.(At-Taubah (9) 60).

Pendistribusian dana zakat kepada delapan golongan masih dalam perbincangan dikalangan ulama, permasalahan timbul karena disatu pihak zakat bertujuan untuk memenuhi bantuan bagi pihak yang kekurangan dan lain zakat harus dibagi kepada delapan golongan. (Nana Minarti,2005:26).


(48)

19

8. Pendistribusian Dan Pendayagunaan Dana Zakat

Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdayaguna dan berhasil guna maka pemanfaatannya harus selektif. Sedapat mungkin untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat produktif tanpa meninggalkan kebutuhan pemenuhan kebutuhan konsumtif. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah kebutuhan mustahik. Di beberapa ayat di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pembayaran zakat untuk mustahik yang ada di lingkungan muzakki.

Namun, pemerataan kebutuhan mustahik diseluruh pelosok juga harus diperhatikan, untuk itu pendistribusian dan pendayagunan zakat termasuk harta selain zakat, dilakukan oleh lembaga amil zakat (LAZ) dengan memperhatikan, berdasarkan database yang ada di BKPZ (Badan Keuangan Pengelola Zakat), berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahik sesuai pedoman pendistribusian dan pendayaagunaan zakat yang ditetapkan oleh BKPZ nasional. Dalam mengelola zakat LAZ wajib mencatat data pengumpulan, pendistribusian, dan pedayagunaan zakat dan harta selain zakat. (Nana Mintarti,2005:76).

9. Hukum Zakat ProduktifPentingnya dasar zakat digambarkan dalam bentuk ayat berikut:


(49)

20

“Dan dirikanlah sembayang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,supaya kamu diberi rahmat”. (Qs.An-Nur(24):56.) b) Dasar Dari Hadist

َ لاداو ةق ص ف ْو ْ م ُ ه ْفل ثْي ح ِ ا ْ فْم ساب ْبا

ِ ا ( .نافْهلا ةثاغا بُ هو ِ اف ْْ ا

ِ طبلو هن س ا صا ما

ْ ا َ لادا ثي ح ْغصلا ما ا ِ ط ي سلا و هف طو هج خ

سناو ه ي بو س ب لهسو سم ىاو سم با ةياو م هيل اف

)

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra., secara marfu’ Nabi Saw. bersabda

bahwa setiap kebaikan adalah sedekah. Dan pahala bagi yang menunjukkan atas kebaikan seperti yang mengerjakannya. Dan

Allah menyukai terhadap orang yang tertimpa musibah.” (HR. Maqashidul Hasanah).

ةق ص َ ْيخَأ هْجو ِ سبت

Artinya:”senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai

shadaqah untuk mu”(H.R. Ibnu Hiban).

10.Anjuran Bekerja Dalam Al-Quran

Islam sangat menganjurkan kepada manusia agar bekerja mencari karunia Allah. Hal ini tertulis dalam beberapa ayat Al-Quran, yaitu : Surat At Taubah (9) Ayat 105, sebagai berikut :

Artinya:“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu


(50)

21

Dalam Islam dianjurkan untuk menyeimbangkan antara beribadah kepada Allah dan mencari rejeki di dunia, sebagaimana tercantum dalam Surat Al Jumuah (62) Ayat 9-10, sebagai berikut :

Artinya“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang

demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(Al Jumuah (62): 9)

Artinya “Apabila telah ditunaikan shalat, maka

bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al Jumuah (62): 10) 11.Pendayagunaan Zakat Produktif

Pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya (dana zakat) secara maksimum sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan bagi umat sehingga memiliki fungsi sosial dan sekaligus fungsi ekonomi (konsumtif dan produktif). Pendayagunaan diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (maslahat) bagi masyarakat khususnya umat Islam yang kurang beruntung. (Inayah: 198).


(51)

22

C. Pemebrdayaan Ekonomi

Pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa kredit untuk usaha produktif sehingga umat (mustahik) sanggup meningkatkan pendapatannya dan juga membayar kewajibannya (zakat) dari hasil usahanya. Pemberdayaan sebagian dari kelompok yang berhak akan harta zakat, misalnya fakir miskin, yaitu dengan memberikan harta zakat kepada mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu juga dengan memberikan modal kepada mereka yang mempunyai keahlian dalam sesuatu, sehingga dapat meneruskan kegiatan profesi, karena mereka tidak mempunyai modal tersebut. Semua ini dimaksudkan untuk memberdayakan harta, menggerakkan unsur-unsur produksi, menggali potensi sumber daya, meningkatkan tambahan penghasilan serta merealisasikan kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat. (Khasanah,2010:198).

Usaha kecil dan menengah terdiri dari tiga kata yaitu; usaha, mikro kecil dan menengah. Dalam literatur yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian secara kata “usaha” adalah kegiatan yang menggerakan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakasa, ikhtiar atau dan upaya), untuk mencapai sesuatu. Untuk kata “mikro“ adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan jumlah sedikit atau ukuran yang lebih kecil. Sedangkan untuk “kecil” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kurang besar (keadaan atau


(52)

23

sebagainya) tidak besar. Serta kata “menegah” adalah yang berasal dari kata dasar tengah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan tempat (arah,titik) di antara dua tepi (batas). Untuk kata syariah atau syariat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT. Hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan Hadis.

Sedangkan pengertian usaha mikro kecil menengah (UMKM) di beberapa negara tidak semua sama tergantung pada konsep yang digunakan negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah ternyata berbeda di suatu negara lainnya. Sedangkan di Indonesia sendiri usaha mikro menurut SK Menteri keuangan RI No.40/MKM.06/2003 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100.000.000 ( seratus juta rupiah) per tahun serta mengajukan kredit ke bank paling banyak 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Berdasarkan UU. No .9/1995 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang ini. Karena begitu pentingnya usaha UMKM ini sehingga diatur dalam undang- undang nomor 20 tahun 2008 dan dalam peraturan Bank Indonesia No 13/11/PBI/2011 tanggal 3 Maret 2011.


(53)

24

Dalam Undang-Undang tersebut di atas disebutkan bahwa:

a. Kriteria usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang sesuai undang undang.

b. Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian atau usaha besar memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dalam undang-undang.

c. Kriteria Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan per tahun sebagaimna diatur dalam undang-undang.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat di mana kegiatan ekonomi tersebut mempunyai kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) lebih dari Rp 50.000.000,- sampai paling banyak Rp 500.000.000,. Namun hal tersebut masih menjadi perdebatan antar bank-bank di Indonesia (Suhardjono, 2005: 33). Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang pengertian usaha kecil setidaknya berpenghasilan Rp 50.000.000,- dalam kurun waktu 1 tahun (Suhardjono, 2005: 35)

Kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut:

1) Usaha mikro: maksimal aset 50 juta, dengan maksimum omset adalah 300 juta.

2) Usaha kecil: maksimal aset di atas 50 juta sampai 500 juta, omzet di atas 300 juta sampai dengan 2,5 milyar.

3) Usahya menengah: aset di atas 500 juta sampai dengan 10 milyar, omzet diatas 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar. (Sutardjo Tui,2013:8,9).


(54)

25

D. Indikator Pengembangan Usaha

Menurut Jeaning Beaver dalam Muhammad Sholeh, tolok ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari peningkatan omset penjualan.Tolok ukur perkembangan usaha haruslah merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan. Semakin konkrit tolok ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk memahami serta membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut. Para peneliti pun sepakat pada peningkatan omset penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha. (Mohammad Soleh, 2008: 26).

Indikator yang terdapat pada perkembangan usaha UMKM adalah omset penjualan/pendapatan, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan jumlah pelanggan selama sebulan. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai dengan meningkatnya omset penjualan yang berarti dengan meningkatnya jumlah pelanggan sehingga pelaku usaha akan menambah jumlah tenaga kerja. Ketika ada peningkatan dari ketiga indikator tersebut maka berarti usahanya mengalami perkembangan dan lembaga keuangan terbukti efektif dalam meningkatkan perkembangan UMKM.


(55)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu merujuk pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah pengamatan wawancara,atau penalaran dokumen berupa data deskriptif dari subjek yang mempunyai pemahaman yang mendalam terkait objek yang akan diteliti sebagai gambaran akan pemahaman maupun konseptual terkait teori. (Moleong:2012,6)

.

B. Objek dan subjek penelitian

Objek penelitian ini adalah BMT Artha Barokah Imogiri. Subjek penelitian ini adalah manajer atau yang bertanggungjawab di Baitul Maal dan para kelompok pendampingan yang telah mengikuti program yang dijalankan oleh BMT Artha Barokah Ruko Ketandan Kulon, RT 07/RW.12 Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Objek pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling (acak berlapis) sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen.


(56)

27

Dalam hal ini peneliti memilih salah satu dari beberapa yang telah mengikuti program pendampingan untuk dijadikan sebagai responden dalam satu program pendampingan yang telah di lakaukan. Kelebihan teknik sampling ini adalah pelaksanaannya mudah dan adanya stratifikasi dapat meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi

C. Sumber Data Utama

Sumber data utama dalam penelitan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, baik berupa wawancara dan observasi selebihnya adalah data tambahan berupa dokumen. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari data asli atau pertama data ini didapat oleh peneliti dari hasil wawancara dengan manajer dan para peserta yang telah mengikuti program pendampingan dan selain itu, terdapat data tambahan dokumen atau laporan rekap program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh objek penelitian yaitu BMT Arta Baraokah Imogiri, Bantul, Yogyakata.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang


(57)

28

dilakukan. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur dalam wawancara dengan manajer atau penanggungjawab Baitul Maal dan para peserta yang mengikuti program pendampingan itu. Indikator poin wawancara menggunakan kriteria dari berbagai penilaian untuk mengetahui terkait dampak atau manfaat suatu program pendampingan dan pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yaitu: a. Assesment (penilaian), untuk mengindetifikasi kebutuhan suatu

pendampingan,

b. Delivery (penyampaian), untuk melihat tujuan dari suatu program pendampingan,

c. Evaluation (evaluasi), untuk mengukur hasil dari suatu program pendampingan.

2. Observasi

Observasi adalah data fakta mengenai dunia kenyataan. Dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Peneliti akan melakukan teknik pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan partisipatif yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.


(58)

29

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, bografi, peraturan, kebijakan. Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh data-data dokumen. Peneliti akan menjadikan dokumen sebagai data untuk mengetahui program-program pendampingan yang telah dilaksanakan pada objek penelitian tersebut.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data deskriptif yaitu berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dalam penelitian baik berupa analisis ketika di lapangan dan analisis setelah di lapangan. Analisis ketika di lapangan bersifat induktif, sedangkan analisis setelah di lapangan bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis program pendampingan yang telah dilakukan oleh BMT Artha Barokah Imogiri. Pada mulanya peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi dan wawancara, kemudian mengurutkan dan kemudian mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Langkah selanjutnya menyesuaikan data yang diperoleh peneliti, kemudian dianalisis dengan melihat esensi materi dan program pendampingan yang ada pada BMT Artha Barokah. Setelah dianalisis


(59)

30

peneliti menyimpulkan apakah program pendampingan yang telah dilakukan atau dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelaku usaha atau belum.


(60)

(61)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Artha Barokah 1. Sejarah Berdirinya BMT Artha Barokah

BMT Artha Barokah berdiri pada 2 Juli 2007 berasal dari inisiatif pemuda dan para aktivis yang ada di daerah Imogiri terdiri dari remaja mesjid, pedagang, pegawai negeri sipil, pekerja serabutan dan pegawai swasta. Kemudian mendapatkan izin resmi Badan Hukum No: 38/BH/KPTS/IX/2008 pada tanggal 18 September 2008 dengan slogan “Nyaman Bersama Syariah”. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ini didirikan setelah terjadi gempa di Yogyakarta dengan harapan bisa membentuk usaha kecil-kecilan dengan koperasi yakni BMT Artha Barakah.Berdirinya BMT Artha Barakah tidak semata-mata tanpa peran orang yang ahli dalam bidangnya.Namun, didampingi oleh konsultan dari ISES (Institute of Sharia Economic Studies).Dengan anggota terkumpul sejumlah 29 orang.Kebanyakan anggota BMT Artha Barokah dari pemuda Imogiri. Dengan modal awal yakni simpanan wajibnya setiap anggota Rp.5.000,00 dan simpanan pokoknya Rp. 500.000,00. sehingga terkumpul dana dari keseluruhan simpanan pokok dan wajib sebesar Rp. 49.000.000,00. Tidak semua simpanan tersebut berupa uang cash tetapi, ada juga yang berupa


(62)

32

barang sebagai penunjang operasional BMT Artha Barokah. Asal nama Artha yang berarti harta dan Barokah yang mempunyai makna manfaat dapat digunakan oleh orang lain. Diharapkan dengan berdirinya BMT Artha Barokah dapat menjadi lembaga keuangan syariah yang bisa mengayomi para anggotanya dengan dana yang terkumpul, serta bisa memberikan manfaat di kemudian hari dari dana yang dipinjamkan. Dengan telah lama berdirinya BMT Artha Barokah ini hingga saat ini terkumpul asset sebesar Rp. 6,000.0000.000,00 (Miliar). Kedepannya BMT Artha Barokah mempunyai impian yakni strategi pelebaran jaringan dan perluasan cabang. Untuk pelebaran jaringan BMT Artha Barokah bekerja sama dengan BMT yang lain yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.

BMT Artha Barokah memperluas ekspansi pasar keuangannya dengan menambah cabang. Cabang terdapat di Giwangan yang sebelumnya terletak di Kecamatan Condongcatur. Pemindahan kantor cabang dilakukan agar lebih efektif dan efisien saat melakukan pengawasan. Pangsapasar keuangan di daerah Giwangan menargetkan Pasar Giwangan yang merupakan tempat perputaran uang yang memungkinkan menjadi peluang bagi BMT untuk mencari mitra.BMT Artha barokah tidak hanya membuka cabang namun juga jaringan. Jaringan ini terdapat di kota Solo sebagai perluasan. Mengambil karyawan yang ada di kantor pusat yang sudah berpengalaman kemudian diberitanggung jawab untuk mengelola kantor jaringan.


(63)

33

Rekrutmen karyawan dilakukan di solo dan mendapat training di kantor pusat agar apa yang diinginkan oleh BMT bisa menjadi satu visi dan misi untuk karyawan baru di BMT Arta Barokah. (BMT Artha Barokah 20 Oktober 2016).

2. Sekilas Tentang Tentang Baitul Maal

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga keuangan yang berlandaskan syariah. Sebagai lembaga keuangan baru yang berlandaskan syariah peran dan fungsi BMT mempunyai posisi yang strategis di tengah sistem perbankan konvensional yang dengan riba. Hal ini disebabkan BMT menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu satu sisi mengembangkan aspek sosial (Baitul Maal), dan di sisi lain mengembangkan aspek bisnis (Baitul Tamwil), dimana di dalam menjalankan kedua fungsi tersebut berlandaskan sistem syariah Islam.

Baitul Maal Artha Barokah adalah salah satu bagian dari lembaga yang menjadi penghimpun sekaligus penyalur dana berupa zakat, infak, shadaqah dan wakaf serta hibah. Didirikan melekat dengan pendirian BMT sehingga dengan sendirinya berjalan bersamaan pengelolaan BMT pada tahun 2008 yang dikelola secara terpisah dari Baitul Tamwil, namun masih belum diprioritaskan pengelolaannya secara maksimal.

Agar lebih optimal maka diperlukan divisi sendiri, kemudian bermitra dengan lembaga amil zakat yang sudah ada, yaitu Yayasan Dompet Dhuafa sehingga pada bulan Juli 2012 Alhamdulillah


(64)

34

mendapatkan Surat keputusan resmi dengan SK No.807/DD/SK-DIREKTUR/VII/2012 sebagai salah satu Mitra Pengelola Zakat Lembaga Amil Zakat Dari Yayasan Dompet Dhuafa Republika.Dengan Surat keputusan tersebut maka diharapkan pengelolaan akan lebih profesional dengan pembinaan dan supervisi dari Yayasan Dompet Dhuafa dengan program-program yang lebih baik agar semakin berprestasi dan bermamfaat bagi masyarakat umum dengan adannya kemitraan ini

3. Visidan Misi a. Visi

Menjadikan BMT yang terdepan, amanah, produktif dan kontributif berbasis syariah di Indonesia

b. Misi

1) Sebagai bagian lembaga penggerak ekonomi syariah

2) Meningkatkan pelayanan secara profesional, amanah dan saling menguntungkan.

3) Membantu mengembangkan dan fokus pada usaha mikro kecil dan menengah

4) Memberdayakan anggota dan masyrakat umum 4. Budaya Kerja

Disiplin, Bersih, Tertib, Teratur, Rapi, dan Santun (DIBERTITERASA) dan Tagline“comfrot with syaria” Nyaman Bersama Syariah”.


(65)

35

5. Srutktur Organisasi

Pengawas manajemen :1.Sutardi, A. MD OT

2.AgungBudiantoro,S.SI, M.SI 3. Ani Maruhah

Pengawas Syariah : 1. Husni Tamrin, S.E 2. Juani S.SI

Susunan pengurus

Ketua : Kasidi SE

Sekretaris : Inti Iriantina S.E Bendahara : Sulastr

Susunan Pengelolaan Pusat Direktur : Kasidi S.E

Manajer oprasional : Istiqomah Isti H. L. MD Menajer Pembiayaan : Sulastri

Manajer Simpanan : Nur Rofiqoh Manajer Baitul Maal : Astuti Jumlah Kariawan : 20 0rang


(66)

36

Struktur Organisasi

Sumber : BMT Artha Barokah

Gambar 4.1Struktur Organisasi BMT Artha Barokah 6. Program Baitul Maal Artha Barokah

a. Program Ekonomi Umat

1) Bina ekonomi mandiri (BEM) adalah pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa, baik pendampingan maupun permodalan

2) Pesantren enterpreneur Jogjakarta (PASENJA) pendidikan atau pelatihan entrepreneur untuk masyrakat umum.


(67)

37

b. Program Pendidikan

1) Beasiswa yatim dhuafa yaitu program untuk pendidikan siswa berprestasi yang kurang mampu dari SD sampai dengan perguruan tinggi

2) Membangun keluarga utama yaitu program kajian rutin untuk seluruh civitas BMT dan masyarakat umum

3) Perpustakaan Arba peduli yang menyediakan buku-buku keislaman dan kewirausahaan

c. Program Wakaf

1) Wakaf uang yaitu digunakan untuk usaha produktif

2) Wakaf ambulance yaitu untuk biaya pembelian dan perawatan ambulan

d. Program Sosial

1) Tanggap bencana yaitu program tanggap bencana ketika ada bencana yang terjadi.

2) Bakti sosial yaitu program sosial untuk membantu masyarakat dalam bentuk tebar hewan qurban, tebar sembako gratis, parcel ramadhan dan pelayanan kesehatan gratis.

e. Program Bina Ekonomi Mandiri

Bina ekonomi mandiri adalah sebuah program pemberdayaan ekonomi produktif dimana pihak baitul maal memberikan permodalan, pembinaan dan pendampingan secara berkala kepada usaha mikro kecil menengah untuk meningkatkan baik pendapatan


(68)

38

dan pengetahuan hingga jadi maandiri, dan tahapnya melalui BEM tumbuh dan BEM mandiri. (Baitul Maal BMT Artha Barokah)

f. Kampung produktif kreatif

Yaitu rintisan kampung yang bisa produktif dan kreatif sehingga mampu menyejahterakan warga kampung dan sekitarnya, kegiatan meliputi sebagai berikut :

1) Pelatihan dan training.

2) Program yang relevan (Kandangisasi ternak, Pengelolaan sampah, kerajianan Tempe, kayu, perikanan, lokasi outbon ddll).

3) Pendampingan 1 bulan sekali selama 5 Tahun. 4) Semua warga produktif dan kreatif.


(69)

39

B. Hasil Dan Pembahasan

Lembaga Amil zakat merupakan lembaga untuk para muzakki bergerak di bidang sosial ataupun juga dapat membantu para pelaku usaha kecil dalam melakukan pembiayaan seperti, untuk modal usaha yang telah ditekuni atau baru akan membuka usaha. Akan tetapi lembaga Zakat juga mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan usaha-usaha produktif. Supaya dengan adanya lembaga amil tersebut dapat membantu para pelaku usaha kecil dalam meningkatkan atau bangun dari keterpurukan yang selama ini dialami oleh para pelaku usaha tersebut. Dengan cara seperti ini BMT Artha Barokah mendirikan lembaga yang khusus untuk pemberdayaan ekonomi umat atau pun sosial lainnya yaitu badan pengelola Zakat,Infak, Shadaqah serta Wakaf (ZISWAF).

Lembaga pengelola zakat yang ada di BMT Arta Barokah selain melakukan kegiatan- kegiatan sosial seperti bakti sosial dan santunan anak yatim atau sering kita dengar dengan kategori golongan delapan asnaf, lembaga zakat yang ada di BMT juga mempunyai program pemberdayaan ekonomi atau UMKM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan adanya kegiatan pendampingan UMKM diharapkan adanya perubahan yang signifikan dalam melakukan ekonomi produktif, dalam program pendampingan ini pihak pengelola sama sekali tidak memberatkan pelaku usaha dalam hal pengangsuran yang tinggi, karena dalam peminjaman modal ini tidak diberatkan dalam anggsuran yang


(70)

40

adanya penambahan pembiayaan-pembiayaan seperti biasa karena menggunakan akad pembiayaan qardhul hasan.

Zakat dipandang dari segi kesejahteraan umat berdampak terhadap keadilan ekonomi, dimana zakat dapat berdampak terhadap kemandirian sosial. Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (sosial distribusi). Zakat produktif dapat menolong dan membantu, membina , dan membangun kaum dhuafa yang lemah guna untuk memenuhi kehidupan pokoknya. Karena itu dalam Al-Quran mengatakan bahwa tidak boleh hanya berputar kepada orang kaya saja.Untuk itu perlu adanya pemahaman yang mendalam terhadap pendayagunaan zakat, artinya bahwa zakat didayagunakan untuk membangun kesejateraan umat. Untuk menyejahterakan umat kurang mampu perlu membangun inovasi baru yaitu, memberdayakan zakat dengan usaha produktif, dengan tujuan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat kurang mampu akan sangat terbantu.

Dengan adanya program seperti ini maka masyarakat sangat terbantu untuk mengembangkan usaha yang dijalani guna tercapainya suatu tujuan yang dapat menyejatherakan bagi kaum yang kekurangan modal. Dengan demikian BMT telah berhasil memasuki masyarakat yang lebih kecil dengan program-programnya yang ada di Baitul Maal untuk menyejahterakan rakyat kecil.

Peneliti beberapa kali berkunjung ke BMT khususnya ke lembaga pengelola zakat untuk mencari tahu data awal dan data pelaku usaha mikro


(71)

41

kecil menengah (UMKM) di mana tempat pelaku usaha tersebut. Selain itu pada tanggal 25 0ktober 2016 peneliti melakukan wawancara kepada direktur BMT bapak Kasidi karena ketika itu pihak maal yang mengelola baru masuk kerja menggantikan manajer lama karena keluar dari pekerjaan. Dan pada tanggal 28 Oktober 2016 peneliti kembali lagi ke BMT bertemu dengan manajer baitul maal mbak Astuti untuk mencari tahu tempat-tempat pelaku usaha yang di dampingi oleh pengelola dana. Peneliti lebih sering ke UMKM dibandingkan ke BMT disebabkan peneliti lebih banyak membutuhkan data kepada pihak pelaku usaha atau UMKM jadi peneliti beberapa kali bersilaturahmi untuk melakukan wawancara guna melengkapi data-data yang ada. Berikut ini hasil wawancara selama peneliti berada dilapangan.

1. Peran BMT Artha Barokah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM)

BMT sebagai lembaga keuangan syariah di samping memberikan pembiayaan dalam perkembangan ekonomi, juga membantu dalam kemaslahatan umat melalui program-program filantropi seperti bakti sosial dan pendampingan itu sendiri sampai pemberian motivasi terhadap para pelaku usaha kecil. BMT atau pengelola dana Zakat, infak, dan shadaqah (ZIS) dalam program pendampingannya mempunyai dua cara yaitu melalui BEM (Bina Ekonomi Masyarakat) Tumbuh dan BEM Mandiri, dimana bina Ekonomi Masyarakat Tumbuh ini pihak


(72)

42

BMT membentuk jiwa atau karakter pelaku usaha supaya dapat menjadi pelaku usaha yang benar-benar berkembang dari usaha yang sebelumnya.

BEM Tumbuh sendiri dibina oleh pihak BMT selama satu tahun setiap kelompok untuk membentuk karakter dan membentuk supaya menjadi pengusaha yang sesuai dengan harapan walaupun sudah mempunyai usaha sebelumnya untuk mengembangkan usaha yang ada dan untuk pengembangan usaha supaya menjadi ekonomi mandiri, BEM Tumbuh itu didampingi selama satu tahun untuk mencapai target bem Mandiri. Dalam pembinaan ini pihak pengelola berkerja sama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di setiap bidang baik itu dalam bidang kemasan atau tata cara pemasaran itu sendiri. Sedangkan Bina Ekonomi Masyarakat Mandiri dari pihak pengelola hanya meneruskan dari BEM tumbuh itu sendiri, dan anggota bina ekonomi mandiri sekarang berjumlah 60 orang yang masih dalam proses dari ekonomi tumbuh itu, setelah itu dari ekonomi mandiri itu sendiri ketika sudah mapan akan digiring kepada pembiayaan tamwil supaya dapat bagi hasil dan tidak lagi ke ekonomi mandiri.

Model pendampingan yang dilakukan oleh BMT tidak dilakukan dalam setiap kelompok secara khusus akan tetapi semua kelompok dikumpulkan menjadi satu di suatu ruangan


(73)

43

dan disana diadakan sejenis workshop dan diberikan tata cara bagaimana produk kita di pasaran itu sesuai dengan kebutuhan masyrakat dan dalam mencapai target tersebut pengelola dana ZIS mempunyai tanggung jawab juga dalam mencapai target yang diinginkan selain memberikan motivasi dan semangat kepada pelaku UMKM juga harus tetap melakukan langkah-langkah seperti berikut:

a. Pendampingan

Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola merupakan salah satu hal yang penting dalam mencapai yang diinginkan oleh pengelola, karena untuk mencapai target pengelola tidak hanya memberi modal akan tetapi juga harus benar-benar melakukan pendampingan dari awal sampai waktu yang telah disepakati untuk dapat mengontrol seberapa besar perkembangan usaha tersebut.

b. Pengawasan

Pengawasan sangatlah penting dilakukan oleh pihak BMT Artha Barokah atau penyalur dana supaya kegiatan atau aktivitas yang diharapkan dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang terlibat, jadi pengawasan sangat penting untuk mengetahui segala perkembangan.


(74)

44

c. Kunjungan

Perlu diadakannya suatu kunjungan oleh pihak BMT Artha Barokah kepada pelaku usaha tersebut untuk mengklarifikasi sudah sejauh manakah usaha itu berjalan dan kendala apa yang dihadapi oleh para pelaku usaha tersebut.

Melalui hal seperti itu maka BMT dapat membangkitkan semangat para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bagi penerima dana tersebut untuk lebih berkembang dan membangkitkan motivasi kerjanya. Karena UMKM selain menerimadana juga dapat berbagi keluh kesah terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha. Walaupun cara yang dilakukan itu sederhana akan tetapi menjadi sangat perlu dilakukan oleh BMT kepada pelaku usaha karena dengan cara itu dapat membangkitkan semangat untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha yang dilakukan. BMT juga dalam menjalankan program-program pemberdayaan ekonomi kecil sangat kesulitan dalam mencari data UMKM yang sesuai dengan harapan atau masuk dalam kategori yang telah menjadi target utama oleh pengelola untuk dilakukan pembiayaan kata Bapak Kasidi selaku direktur BMT Artha Barokah.

“Sebelum melakukan pembiayaan ekonomi kami juga melakukan survei terkait dengan usaha yang akan dibiayai untuk melihat termasuk ke dalam 8 asnaf atau tidak. Setelah mengetahui


(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

Pertanyaan Buat Wawancara Narasumber : Kasidi

Jabatan : Direktur BMT Artha Barokah Waktu Wawancara : 28 Oktober 2016, Pukul 09:00-09:30

BMT

1. Pada tahun berapakah BMT ini berdiri?

Jawab: 2008 mas, dulu ada inisiatif dari pemuda Imogiri untuk membangun lembaga uangan syariah, ahirnya muncul ide untuk membuat BMT.

2. Bagaimana syarat dan sistem pembiayaan UMKM di BMT ini? Dan akad apa yang digunakan?

Jawab: sebenarnya kalau syarat tidak terlalu berat mas, sama seperti persyaratan biasanya, KTP, KK, mengisi formulir dan sudah memenuhi ategori delapan asnaf. Dan kita menggunakan akad qardhul hasan.

3. Berapa jumlah orang yang melakukan pembiayaan UMKM yang ada di BMT ?

Jawab: kita kalau untuk UMKM yang mendapat dana tambahan atau kelompok dampingan kita setiap orang kita kasih satu juta rupiah mas. Dan sekarang jumlah orang yang kita biayai sebanyak 60 orang mas.

4. Bagaiman sistem pendistribusiaan dana ZIS di BMT ini?

Jawab: untuk distribusinya kita lakukan perkelompok tadi mas, jadi kia survei ke ketempat mereka terlebih dahulu dan kalau sudah mencukupi katergori yang kita inginkan baru kita salurakan bantannya.

5. Apakah BMT pernah melakukan sosialisasi pembiayaan modal kerja kepada lembaga atau masyarakat umum?

Jawab: kalau untuk sosialisasi sendiri kita belm pernah mas, akan tetapi pihak masyarakat sudah tau dengan adanya bantuan modal usaha produktif melalui mulut kemulut masyarakat, bahwa oh ini loh BMT Artha Barokah ada dana buat tambahan mdal dan di dampingi dari awal buat perkembangan usaha. 6. Adakah kendala yang dihadapi BMT dalam penyaluran dana ZIS untuk UMKM?


(2)

Jawab: kendala kita itu dalam mencari UMKMnya mas, karena kita harus mencari langsung untuk melihat ini layak tidak untuk didanai, dari itu kita mendatangi langsung alam mereka dengan cara terjun langsung ke tempat usaha mereka.

7. Pendampingan seperti apakah yang telah dilakukan BMT terhadap UMKM yang diberikan pembiayaan?

Jawab: pendampingan yang dilakukan oleh kami seperti ini mas, kita menerapkan dengan dua cara yaitu: pertama kita melakukan dengan cara BEM tumbuh dan BEM mandiri. Dimana bina ekonomi tumbuh ini kita dampingi satu tahun pertamah enah itu baru memuali atau sudah lama suapaya menjadi mndiri dalam segala hal yang kita harapakan. Sedangkan BEM mandiri kita meneruskan dari BEM tumbuh itu mas, jadi kalau kelompok itu sedah tumbuh kita tinggal melakukan motivasi-motivasi lagi supaya meraka dapat berkembang lebih dari sebelumnya.

8. Apakah menurut bapak pendampingan yang dilakukan itu sudah cukup efektif?

Jawab: sudah sangat efektif kok mas apa yang telah kita lakukan terhadap kelompok= kelompok yang ada.

9. Apa rencana BMT untuk mengembangkan UMKM yang didampingi?

Jawab: tentu rencana kami dalam meningkatakan ekonomi masyarakat kami harus bisa melihat kebutuhan apa yang di butuhakan pasar, sehinnga kami bisa mengemangakan usaha para penerima manfaat tersebut. Dengan cara terus melakuka soasialisasi dan dampingan terhadap mereka.


(3)

foto ketika wawancara bapak Ngatiran kelompok kayu


(4)

Foto ketika mewawancarai kelompok rempeyek Palemadu


(5)

Wawancara dengan kelompok Angkringan

Wawancara kelompok Bambu


(6)

BIODATA

Nama : EBRI SAPUTRA Tempat Tanggal Lahir : NGULAK 15 MEI 1993

Alamat Asal : JL. Kabupaten. Rt 008/Rw 003 Ngulak. Kel Ngulak Kec. Sanga Desa Kab. Musi Banyuasin Sumatra selatan

Motto : Tiada Ada Hari Kemarin Untuk Menggapai Hari Esok

Alamat Jogya : Sonopakislor Rt 007 /Rw 003 Ngestihrjo Kasihan Bantul yogyakarta

Hobi : Berenang dan Memancing Asala Sekolah :

SD : SD N 5 Ngulak kel. Ngulak SMP : SMP Perinti Ngulak kel. Ngulak

SMA : SMA N 1 Sanga Desa kel. Ngulak Kec. Sanga Desa. KULIAH : Universitas Muhammadiyah Yogyakarata (UMY).