Kata sandang Hamzah Penulisan kata Peran BMT Artha Barokah Terhadap Perkembangan

xxii

6. Kata sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam . Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah. 1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai bunyinya, yaitu huruf 1 diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. 2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang. Contoh: ج َ Ditulis ar-rajulu َ Ditulis as-sayyidatu َ Ditulis asy-syamsu Ditulis al-qamaru ا Ditulis al- jal lu xxiii

7. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah dan diakhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: ء َ Ditulis An-Nau-u ء ش Ditulis Syaiun إ Ditulis In أ Ditulis Umirtu كأ Ditulis Akala

8. Penulisan kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata yang lain yang mengikutinya. xxiv Contoh: َ خ ه َ إ ditulis -Wa innallāha lahuwa khair ar- r ziq n. - Wa innall ha lahuwa khairur- raziqīn. ف أف Ditulis -Fa aufū al-kaila wa al-mīzān. -Fa auful-kaila wal-m īz n. ه Ditulis Bismillāhi majrēhā wa murs h ع جح َ ع ه ا إ Ditulis - Wa lillāhi ‘alan-nāsihijju al-baiti man-ista ṭā’a ilaihi sabīlā.

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: ََإ Ditulis Wa m Muhammadun ill rasul َ َ عض َ أ َ إ Ditulis Inna awwala baitin wuḍi’a linn si xxv ًك lalla i bi Bakkata mubarakan أ ف أ َ ش Ditulis -Syahru Rama ḍana al-lazi unzila fīh al- Qur’ān. -Syahru Rama ḍanal-lazi unzila fīhil- Qur’ānu. فأ ء Ditulis - Wa laqad ra’āhu bi al-ufuq al- mubīni - Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil-mubini. ل Ditulis Al ḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn Al ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. xv ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis suatu perkembangan usaha kelompok dalam program pendampingan yang dilakukan oleh BMT Artha Barokah Imogiri Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan dan mengarahkan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha yang di kerjakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data melalui teknik pendekatan obsevasi, wawancara, dokomentasi serta informasi yang bersangkutan dalam membantu peneliti. Teknik ini dilakukan ketika peneliti berada dilapangan bersifat menggambarkan atau menganalisa data di suatu tempat secara terperinci sesuai permasalahan yang di perlukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat hal yang menarik yang ada di BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, dalam menyalurkan dana zakat untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil masyarakat dengan cara memberikan pendampingan, memberi motivasi serta peminjaman modal menggunakan dana Zakat, Infak dan Shadaqah yang telah di tentukan oleh penyalur. Pengembangan yang dilakukan dalam penyaluran dana zakat di bidang produktif, BMT Artha Barokah menerapkan dua cara yaitu bina ekonomi masyarakat Bem tumtuh dan bina ekonomi masyarakat Bem mandiri. Dengan pembagian seperti ini BMT merasa sangat efektif dalam meningkatkan usaha yang di lakukan oleh para pelaku usaha. Kata kunci : Efektivitas, Pendampingan UMKM, Penyaluran Dana ZIZ xvi ABSTRACT The purpose of the research is to know or analyze about an effort development of group on associate programs to do by BMT Artha Barokah, Imogiri Bantul Yogyakarta for increase and directed an effort agent for the trade. The research using a qualitative-descriptive methods, and the technique of accumulation data by means of observation approachment, an interview, a documentation with information be concerned with the objects for helping the researcher. the characteristic of technique in the range is to describe or data analyze which detailed that apropriated with the problems which researcher need. In this research that something interesting in the BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, to distributed the zakat fund for incresed and developted a small effort for the people with efforts, giving motivation and a loan by the zakat fund, infaq, and Shadaqah which fixed by a distributor. A development is to do by distributed zakat fund in the productive sector, BMT Artha Barokah applied 2 methods; economic buildings of People Bina Ekonomi Masyarakat Tumtum and Economic buildings of people Bina Ekonomi Masyarakat Autonomous. By the distribution, BMT believe it can be effective ways to developing an effort that to do by the agent of trade. Keywords : Efektivity, Maintenance UMKM, Distribution of Funds. BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zakat adalah sebagai salah satu rukun Islam dan media yang paling tepat untuk menghubungkan antara yang kaya dan yang miskin, sekaligus berfungsi untuk membina ukhuwah islamiyyah. Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang fundamental. Selain berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, juga ekonomi dan sosial. Di antara aspek-aspek ketuhanan adalah banyaknya ayat- ayat Al-Quran yang menyebut masalah zakat, termasuk di antara dua puluh tujuh ayat yang menyandingkan kewajiban zakat dengan kewajiban shalat secara bersamaan. Sedangkan dengan keadilan sosial, perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan kemasyarakatan. Di samping itu, zakat juga diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik dalam level individu maupun dalam sosial masyarakat. Abdullah,2002:132. Zakat Infak dan Shadaqah, di samping membina hubungan hamba dengan Allah, juga dapat menjembatani kasih sayang antar sesama manusia dan mewujudkan slogan bahwa muslim bersaudara, saling membantu dan tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah, dan yang kaya membantu yang miskin. Zakat, Infak dan Shadaqah merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam yang mampu. Pengeluaran zakat untuk mengaktualisasikan keIslaman jati diri manusia, pada dimensi kesadaran etis dan moralitas yang terkait dengan realita sosial. Menurut konsep fiqh zakat, rumusan mengenai zakat sebuah hasil ijtihad manusia. Di dalam Al-Quran hanya disebutkan pokok-pokoknya saja yang kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Penjabaran dalam hal tersebut tercantum dalam kitab-kitab fiqh lama, tetapi nampaknya kurang relevan dengan keadaan zaman sekarang. Rumusan fiqh zakat yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia hampir semuanya hasil ijtihad para ahli pada abad terdahulu. Rumusan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi setempat pada zaman itu, sehingga rumusan tersebut banyak tidak sesuai lagi untuk digunakan pengelola zakat pada zaman modern ini. Hidayat, 2010:7. Pada prinsipnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 hadir untuk menata perkembangan perzakatan di negara kita. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan Badan Zakat Daerah BAZDA menjadi Badan Zakat Naional BAZNAS dan Badan Zakat Daerah BAZDA Kecamatan menjadiUnit Pengumpul Zakat UPZ, memerlukan langkah adaptasi cukup mendasar pada organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh Pemerintah. Di sisi lain Lembaga Amil ZakatLAZ juga harus melakukan penyesuaian berkaitan dengan persyaratan lembaga, perizinan, dan sebagainya.Dalam kaitan inilah upaya merapikan barisan para amil zakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. BAZNAS dan LAZ harus bersinergi dalam satu tujuan besar, yaitu mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan bangsa. Nasar, “Integrasi Pengelolaan Zakat Dalam UU No 23 Tahun 201111September 2012 ”. Menurut M. Dawam Raharjo kategori produktif akan mampu menghantarkan kepada hakekat zakat yang sebenarnya. Yakni sebagai ibadah dan dana sosial. Sedangkan dengan pendayagunaan zakat untuk konsumtif akan cenderung melanggengkan kemiskinan. Solusinya kemudian adalah dengan menerapkan konsep zakat produktif. Dengan menerapkan konsep seperti ini zakat dapat memecahkan masalah yang nyata atas kemiskinan yang masih dialami oleh sebagian masyarakat kita. Raharjo,1999:459. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Sartika,2008:3. Sumber: Data Lapangan, 2013-2016 Diolah Gambar 1. 1 Penyaluran Dana ZIS Dalam melakukan suatu pendampingan yang dilakukan oleh penghimpun dana telah bagus akan tetapi masih banyaknya kekurangan yang ada di lapangan itu sendiri seperti kurangnya tingkat silaturahmi sehingga masyarakat bingung dengan apa dan harus seperti apa yang akan dilakukan setelah pendampingan itu. Dari tingkat silaturahmi sendiri yang dilakukan oleh pengelola jarang dilakukan hanya ketika saat melakukan seminar atau materi kelas, oleh karena itu kelompok tersebut masih kurang semangat untuk datang ketika kelas atau materi, walaupun masih ada beberapa kelompok yang datang atau menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh si penghimpun dana. Program pendampingan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan inovasi dalam suatu usaha yang telah ditekuni oleh wiraswasta untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Akan tetapi tentu saja untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha harus bisa bekerja keras untuk memperkenalkan atau memperluaskan jaringan yang telah menjadi target utama para pelaku usaha, tentu untuk itu perlu dana dan inovasi baru dalam mengembangkan usaha yang telah ditekuni. Upaya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi masyarakat dalam banyak hal dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Dalam konteks ini, pengembangan bisnis usaha mikro kecil dan menengah UMKM masih menghadapi kendala klasik yaitu permodalan. Inti permasalahan adalah internal UMKM yang belum memenuhi persyaratan dan prosedur dari lembaga keuangan, sedangkan lembaga keuangan menganut prinsip kehati-hatian. 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000 50000000 2013 2014 2015 2016 Penyaluran Dana ZIS ZIS UMKM Saldo Akhir Untuk menyalurkan dana zakat dari muzakki untuk mustahiq terdapat lembaga penyaluran zakat yang memiliki tugas khusus menjadi amil zakat untuk mengelokasikannya, mendayagunakan, mengatur daya zakat, baik pengambilan maupun pendistribusian. Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori yaitu kategori secara konsumtif dan distribusi produktif. Zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahiq sebagai modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha yaitu mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahiq Qadir,2001:46. Salah satu lembaga yang menyalurkan zakat produktif adalah BMT Artha Barokah. Selain menggarap segmen pasar. BMT Artha Barokah juga merambat ke sektor pertanian dan kerajinan disektor pertanian, BMT telah bermitra dengan kelompok tani Sekar Mulyo dan Lestari Mulyo di Selopamioro. Sedangkan di sektor usaha kerajinan BMT ini menggandeng beberapa pengrajin di sekitar Imogiri.Untuk menguatkan pendanaannya, BMT Artha Barokah juga menjalin kerja sama dengan LPPM-UGM Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat untuk menyalurkan dana kepada UMKM yang ada di Imogiri dan sekitarnya. Ini juga dimaknai sebagai bentuk kepercayaan masyarakat kepada BMT Nurhidayanto.blogspot.co.id. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik meneliti Baitul Maal, untuk mengetahui penyaluran dana sosial dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Peneliti akan melakukan penelitian tentang “EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa optimal penyalurannya terhadap pengembangan ekonomi masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistem pendistribusian dana ZIS di BMT Artha Barokah? 2. Bagaimana efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi kelompok?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pendistribusian dana ZIS di BMT Artha Barokah. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi kelompok

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi dunia akademis, yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi secara umum kepada pihak-pihak yang membutuhkan studi yang berkaitan dengan pendampingan dan penyaluran dana ZIS itu sendiri yang bisa memberi manfaat. 2. Manfaat Praktis Dapat memberi masukan pada lembaga keuangan itu sendiri untuk meningkatkan mutu lembaga dan memperbaiki kinerja dan mekanisme dalam memperdayaakan ekonomi kalangan menengah atau UMKM yang dibina oleh lembaga tersebut.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Cecep Suyudi ”Strategi Nirlaba Dalam Upaya Pemberdayaan UMKM Studi Kasus Pada Lembaga Nirlaba Syariah Masyarakat Mandiri Parung Bogor. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah memahami dan meneliti lebih jauh dilembaga keuangan syariah dalam upaya pemberdayaan UMKM, dan untuk mengetahui keunggulan strategi yang dikembangkan masyarakat mandiri. Penelitian oleh Hidayah Rohmawati yang berjudul “Pengumpulan Dan Pendistribusian Zakat Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Studi Analisis Pengelolaan ZIS Oleh BAZ Kabupaten Jepara”. Dari hasil penelitian ini disimpulkan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Jepara mempunyai dua sisi utama, yaitu pengumpulan dan penyaluran, penyaluran zakat atas pendistribusian dan pendayagunaan. Bahwa pendistribusian diartikan penyaluran zakat kepada mustahik secara konsumtif. Sedangkan pendayagunaan zakat diartikan sebagai penyaluran zakat kepada mustahik dengan berorientasi pada aspek produktif. Tesis Saifulloh 2012 yang berjudul “ pengolalaan Zakat Dalam Pemeberdayaan Masyarakat studi kasus pada laz rumah zakat kota semarang” dengan memanfaatkan dana zakat dengan baik dapat memajuhkan kesejahteraan masyarakat dalam meningkatkan perkembangan ekonomi bagi seluru masyarakat pada umumnya. Agar dapat menggunakan dana zakat dengan baik demi menungjang kesenjangan sosial, perlu diadakannya utau pengelolaan zakat yang sesuai dan profesional dalam penyalurannya kepada masyarakat dengan berkerja sama dengan pemerintah. dan hal inipun telah dilakukan oleh pengelola rumah zakat kota Semarang dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Sistem pengelolaan Rumah Zakat kota Semarang telah berjalan dengan baik dalam pengumpulan dan pendistribusian maupn pendayagunaan zakat yang mana diharapkan oleh parah penerimah manfaat. Jurnal oleh Mila Sartika 2008 Vol 11. No 1. “penelitian ini berjudul pengaruh pendayagunaan Zakat produktif terhadap pemebrdayaan mustahiq pada LAZ yayasan Solo peduli Surakarta ”. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam pembahasan ini menitik beratkan bagaiman pengaruh dana Zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ yayasan Solo peduli terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh mustahik pada periode 2007. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber data langsung. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data- data atau laporan yang berkaitan dengan penelitian. Jadi kesimpulan penelitian ini tertuju ke seberapa besar pengaruh jumlah dana zakat disalurkan dalam kegiatan produktif pada tahun 2007. Vol 11 No. I Juli 2008. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih menekankan kepada efektivitas atau tingkat keberhasilan suatu program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh suatu objek penelitian dengan membandingkan dampak atau manfaat dari program pendampingan yang telah berlangsung dengan adanya perbedaan mendasar terletak pada objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti. BAB II KERANGKA TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian efektivitas Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan bahwa seberapa jauh target kualitas,kuantitas dan waktu telah tercapai. Di mana semakin besar prosentase target yang dicapai, ma kin tinggi efektivitasnya”. http:www.blogspot.com diakses tanggal 23 Oktober 2016 pukul 23:00 Wib. Menurut Ravianto 1989 :113 efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana peran menghasilkan keluarannya sesuai dengan yang diharapkan. Menurut ensiklopedia administrasi, efekif adalah suatu keadaan yang mengandung terjadinya pengertian mengenai suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan perbuatan dengan maksud tertentu yang sesuai dengan yang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan maksud sebagaimanayang dikehendaki. http:.blogspot.com diakses tanggal 23 Oktober 2016 pukul 23:00 Wib. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dikategorikan efektif itu ketika seseorang melakukan apa yang diinginkannya sesuai dengan harapan atau tujuan yang ia kehendaki atau sesuai dengan harapan yang dapat menimbulkan rasa senang atau bahagia dinamakan efektif. 2. Indikator Efektif Adapun beberapa indikator agar suatu tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien yaitu: a. Adanya tim organisasi dalam proses manajemen, diperlukan adanya sebuah pengorganisasian yang baik. Apabila tim dari organisasi yang ada dapat berperan dan bekerja sama dengan baik, maka tujuan yang akan dicapai dapat berlangsung secara efektif efisien. b. Perolehan prestasi yang didapat suatu manajemen yang baik dapat terlihat dari perolehan prestasi yang didapat. Artinya, semakin banyak prestasi yang didapat, berarti proses manajemen yang berlangsung dapat tercapai dengan optimal, serta tujuan yang dicapai juga tercapai secara efektif dan efisien. Demikian pula berlaku sebaliknya, apabila perolehan prestasi yang didapat hanya sedikit maka proses manajemen yang berlangsung belum tercapai secara optimal. c. Ukuran kualitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator apakah suatu proses manajemen telah dapat mencapai tujuan secara efektif atau efisien ataukah belum. Apabila kualitas yang dimiliki baik tentu manajemen yang berlangsung juga baik dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Demikian pula sebaliknya, apabila kualitas yang telah dicapai kurang baik, maka proses manajemen yang berlangsung belum dapat maksimal dan tujuan yang dicapaipun belum dapat tercapai secara efektif dan efisien. d. Tipe kepemimpinan juga mempengaruhi suatu manajemen. Dalam hal ini, tipe kepemimpinan yang bersikap adil, memberi sugesti, memberi dukungan, bertindak sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai sumber insiprasi, sebagai pelindung, dan sebagai atasan sangatlah diperlukan. Hal tersebut diperlukan karena akan mempengaruhi tingkat ketercapaian tujuan. Apabila kepemimpinan yang ada dalam sebuah manajemen dapat berlangsung baik, maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

B. Zakat Produktif

1. Pengertian zakat produktif Zakat menurut bahasa adalah kata dasar mashdar dari zaka yang artinya berkah, tumbuh, subur, suci, dan baik. Dalam kamus besar bahasia Indonesia pengertian zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara, Sedangkan kata produktif adalah banyak mendatangkan hasil. Zakat produktif adalah dana zakat diberikan kepada seseorang atau sekelompok masyarakat untuk digunakan sebagai modal kerja. Indonesia dengan Undang-Undang No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat menggunakan sistem sukarela. Model kelembagaan yang dianut adalah multi lembaga yang tidak memisahkan fungsi pengumpulan dan pendistribusian. Terdapat dua subjek pengelola zakat formal pemerintah dan non-formal masyarakat. Lembaga formal pengelola zakat adalah Badan Amil Zakat BAZ yang dibentuk di tingkat nasional, propinsi, kabupatenkota, dan kecamatan. UU No 38 Tahun 1999 juga memberikan kewenangan kepada lembaga amil zakat LAZ untuk melakukan pengelolaan zakat. Dalam pasal 1 ayat 2 undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat didefenisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha milik untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sebagai rukun Islam merupakan kewajiban seseorang muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengeloaan yang baik, Ia merupakan sumber dana pontensial. Yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Dan zakat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan keseimbangan sosial di dunia dengan cara tolong menolong yangkaya memberi bantuan ke yang miskin. Yang kuat memberikan pertolongan kepada yang lemah. 2. Konsep Pengelolaan Zakat Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam, oleh sebab itu hukumzakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti,shalat,haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia. Menurut bahasa harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut syara’ harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dikuasai dan dapat digunakan dimanfaatkan dikuasai. Menurut ghalibnya lazim sesuatu dapat disebut maal harta apabila memenuhi dua syarat yaitu: a Dapat dimiliki, dihimpun, disimpan, dan dikuasai. b Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya, misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, dan lain sebagainya. Zahron, Akutansi ZIS 2013:3-4. 3. Konsep Pengelolaan Infak dan Shadaqah Istilah infak dan shadaqah sering digunakan secara bersama dalam beberapa pembahasan, seperti pembahasan mengenai pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah ZIS sehingga muncul istilah Badan Amil Zakat, Infak, Dan Shadaqah BAZIS maupun Lembaga Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah LAZIS. Padahalistilah amil hanya digunakan dalam konsep pengelolaan dana zakat. Namun demikian praktek pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah sudah begitu populer di Indonesia sehingga seolah-olah dana zakat, infak dan shadaqah ZIS tidak ada bedanya satu sama lain. Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang konsep zakat dan pengelolaannya, selanjutnya pada bagian ini akan dibahas tetang infak dan shadaqah, infak merupakan harta materi yang disunahkan untuk jumlah dan waktu yang tidak ditentukan. Penyalurannya juga tidak ditentukan oleh penerima, sedangkan shadaqah adalah harta non materil yang disunahkan untuk dikerjakan. Contohnya, senyum, menyingkirkan batupaku dari jalanan dan lain sebagainya. Pengertian infak sebenarnya sama dengan pengertian shadaqah ,termasuk juga hukum-hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, shadaqah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non material. Secara akuntansi infak mungkin masih bisa untuk dihitung, sedangkan shadaqah tidak mudah melakukan kalkulasi secara tepat karena merupakan pemberian harta non material. 4. Penyaluran Dana ZIS Zakat adalah indikator utama dalam ketakwaan seseorang muslim, termasuk dalam rukun Islam yang wajib dijalankan. Dengan demikian diketahui merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang. Salah satu syarat yang menunjukkan kesuksesan manajeman zakat dalam merelaksasikan tujuan kemasyarakatan adalah pendistribusian dan penerapan yang baik. Yafie,1994:89. Hal pertama dalam pendistribusian zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal atau dengan kata lain mengutamakan zakat yang berada di daerah lingkungan terdekat dengan lembaga zakat, dibandingkan dengan pendistribusian untuk wilayah lainnya: hal ini disebut sebagai centralistic, atau hubungan dengan lingkungan sekitar. Salah satu pendapat yang masyhur tentang pendistribusian zakat yaitu bahwa pendistribusian zakat tergantung di mana harta itu berbeda dan bukan pemiliknya tinggal. Tetapi dalam masa saat ini pemilik harta umumnya tinggal di tempat di mana uangnya lalu diinvestasikan di ibu kota atau daerah lainnya. Dalam keadaan seperti ini maka distribusinya tergantung di mana pemiliknya tinggal dan di mana hartanya berada. Landasan dasar dari semua ini adalah bahwa pendistribusian zakat dilakukan di tempat di mana tempat zakat tersebut dikumpulkan. Untuk menghormati hak tetangga fakir miskin yang tinggal di daerah yang sama. Juga ingin mengentaskan kemiskinan dan segala penyebabnya serta sebagai salah satu bentuk pelatihan bagi setiap daerah untuk bisa mandiri, hingga mengatasi permasalahan kemasyarakatan. Qardhawi,2005:134,141 5. Potensi, Peranan ZIS Dalam Ekonomi Islam Zakat adalah poros dan pusat keuangan negara Islam seperti pada masa Rasulullah. Zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan sikaya. Dalam bidang sosial zakat bertindak sebagai alatkhas yang diberikan Islam untuk menghapuskan kemiskinan masyarakat dengan menyadarkan sikaya akan tangung jawab sosial yang mereka miliki. Dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi sangat besar dan berbahaya ditangan pemiliknya. 6. Tujuan Dan Hikmah ZIS ZIS merupakan ibadah yang mempunyai dimensi ganda: trancendental dan horizontal. ZIS memeliki banyak hikmah, baik yang terkait dengan meningkatakan keimanan terhadap Allah SWT maupun peningkatan kualitas terhadap antara sesama manusia. Tujuan ZIS adalah perwujudan peningkatan terhadap Allah SWT, mensyukuri nikmatnya, menumbuhkan akhlak mulia dengan menciptakan rasa kemanusiaan untuk tolong menolong antara sesama, serta menjauhkan dari sifat kikir, rakus, dan juga menumbuhkan ketenangan hidup, dan mengembangkan harta yang dimiliki.Manfaat dari ZIS adalah menolong, membantu dan menolong serta membina kaum dhuafa maupun mustahiq lainnya kearah yang lebih baik dan lebih sejahtera serta dapat membantu mereka dalam beribadah kepada Allah secara baik serta menghindarkan mereka dari kekufuran nikmatnya. Selain itu, ZIS merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan sosial, keseimbangan dalam distribusi harta, serta kepemilikan harta, sehingga diharapkan lahirnya masyarakat yang terdiri diatas prinsip ukhuwah islamiyah. Hafiuddin,1998:222. 7. Pengelolaan Zakat Dalam Tradisi Islam Zakat adalah instrumen ilahiyah yang diwajibkan kepada kaum muslimin. Allah SWT. Berfirman dalam surah At-Taubah ayat 60 ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, hambasahaya, orang yang berhutang, orang-orang dalam perjalanan dan para pejuang dijalan Allah Ibnu Sabil. Artinya “Sesungguhnya sedekah-sedekah zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, dan orang-orang miskin, dan amil-amil yang mengursinya, dan orang=orang mualaf yang dijinakan hatinya, dan untu khambah-hambah yang memerdekakan dirinya, dan orang-orang berhutang untuk dipelajakan pada jalan Allah. dan orang-orang musfir yang keputusan dalam perjalanan, ketetapan hukum yang demikian itu ialah sebagai satu ketetapan yang datangnya dai Allah. Dan ingat Allah maha mengetahui san maha bijaksana.At-Taubah 9 60. Pendistribusian dana zakat kepada delapan golongan masih dalam perbincangan dikalangan ulama, permasalahan timbul karena disatu pihak zakat bertujuan untuk memenuhi bantuan bagi pihak yang kekurangan dan lain zakat harus dibagi kepada delapan golongan. Nana Minarti,2005:26. 8. Pendistribusian Dan Pendayagunaan Dana Zakat Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdayaguna dan berhasil guna maka pemanfaatannya harus selektif. Sedapat mungkin untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat produktif tanpa meninggalkan kebutuhan pemenuhan kebutuhan konsumtif. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah kebutuhan mustahik. Di beberapa ayat di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pembayaran zakat untuk mustahik yang ada di lingkungan muzakki. Namun, pemerataan kebutuhan mustahik diseluruh pelosok juga harus diperhatikan, untuk itu pendistribusian dan pendayagunan zakat termasuk harta selain zakat, dilakukan oleh lembaga amil zakat LAZ dengan memperhatikan, berdasarkan database yang ada di BKPZ Badan Keuangan Pengelola Zakat, berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahik sesuai pedoman pendistribusian dan pendayaagunaan zakat yang ditetapkan oleh BKPZ nasional. Dalam mengelola zakat LAZ wajib mencatat data pengumpulan, pendistribusian, dan pedayagunaan zakat dan harta selain zakat. Nana Mintarti,2005:76. 9. Hukum Zakat ProduktifPentingnya dasar zakat digambarkan dalam bentuk ayat berikut: a Dasar hukum yang terkandung dalam Al-Quran “Dan dirikanlah sembayang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,supaya kamu diberi rahmat ”. Qs.An-Nur24:56. b Dasar Dari Hadist َ لاداو ةق ص ف ْو ْ م ُ ه ْفل ثْي ح ِ ا ْ فْم ساب ْبا ِ ا .نافْهلا ةثاغا بُ هو ِ اف ْْ ا ِ طبلو هن س ا صا ما ْ ا َ لادا ثي ح ْغصلا ما ا ِ ط ي سلا و هف طو هج خ سناو ه ي بو س ب لهسو سم ىاو سم با ةياو م هيل اف Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra., secara marfu’ Nabi Saw. bersabda bahwa setiap kebaikan adalah sedekah. Dan pahala bagi yang menunjukkan atas kebaikan seperti yang mengerjakannya. Dan Allah menyukai terhadap orang yang tertimpa musibah.” HR. Maqashidul Hasanah. ةق ص َ ْيخَأ هْجو ِ سبت Artinya: ”senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai shadaqah untuk mu”H.R. Ibnu Hiban. 10. Anjuran Bekerja Dalam Al-Quran Islam sangat menganjurkan kepada manusia agar bekerja mencari karunia Allah. Hal ini tertulis dalam beberapa ayat Al-Quran, yaitu : Surat At Taubah 9 Ayat 105, sebagai berikut : Artinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” QS. At Taubah 9: 105 Dalam Islam dianjurkan untuk menyeimbangkan antara beribadah kepada Allah dan mencari rejeki di dunia, sebagaimana tercantum dalam Surat Al Jumuah 62 Ayat 9-10, sebagai berikut : Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”Al Jumuah 62: 9 Artinya “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.” Al Jumuah 62: 10 11. Pendayagunaan Zakat Produktif Pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya dana zakat secara maksimum sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan bagi umat sehingga memiliki fungsi sosial dan sekaligus fungsi ekonomi konsumtif dan produktif. Pendayagunaan diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif maslahat bagi masyarakat khususnya umat Islam yang kurang beruntung. Inayah: 198.

C. Pemebrdayaan Ekonomi

Pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa kredit untuk usaha produktif sehingga umat mustahik sanggup meningkatkan pendapatannya dan juga membayar kewajibannya zakat dari hasil usahanya. Pemberdayaan sebagian dari kelompok yang berhak akan harta zakat, misalnya fakir miskin, yaitu dengan memberikan harta zakat kepada mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu juga dengan memberikan modal kepada mereka yang mempunyai keahlian dalam sesuatu, sehingga dapat meneruskan kegiatan profesi, karena mereka tidak mempunyai modal tersebut. Semua ini dimaksudkan untuk memberdayakan harta, menggerakkan unsur-unsur produksi, menggali potensi sumber daya, meningkatkan tambahan penghasilan serta merealisasikan kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat. Khasanah,2010:198. Usaha kecil dan menengah terdiri dari tiga kata yaitu; usaha, mikro kecil dan menengah. Dalam literatur yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian secara kata “usaha” adalah kegiatan yang menggerakan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan perbuatan, prakasa, ikhtiar atau dan upaya, untuk mencapai sesuatu. U ntuk kata “mikro“ adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan jumlah sedikit atau ukuran yang lebih kecil. Sedangkan untuk “kecil” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kurang besar keadaan atau sebagainya tidak besar. Serta kata “menegah” adalah yang berasal dari kata dasar tengah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan tempat arah,titik di antara dua tepi batas. Untuk kata syariah atau syariat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT. Hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Sedangkan pengertian usaha mikro kecil menengah UMKM di beberapa negara tidak semua sama tergantung pada konsep yang digunakan negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah ternyata berbeda di suatu negara lainnya. Sedangkan di Indonesia sendiri usaha mikro menurut SK Menteri keuangan RI No.40MKM.062003 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100.000.000 seratus juta rupiah per tahun serta mengajukan kredit ke bank paling banyak 50.000.000 lima puluh juta rupiah. Berdasarkan UU. No .91995 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang ini. Karena begitu pentingnya usaha UMKM ini sehingga diatur dalam undang- undang nomor 20 tahun 2008 dan dalam peraturan Bank Indonesia No 1311PBI2011 tanggal 3 Maret 2011. Dalam Undang-Undang tersebut di atas disebutkan bahwa: a. Kriteria usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang sesuai undang undang. b. Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian atau usaha besar memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dalam undang-undang. c. Kriteria Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan per tahun sebagaimna diatur dalam undang-undang. Menurut Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat di mana kegiatan ekonomi tersebut mempunyai kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha lebih dari Rp 50.000.000,- sampai paling banyak Rp 500.000.000,. Namun hal tersebut masih menjadi perdebatan antar bank-bank di Indonesia Suhardjono, 2005: 33. Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang pengertian usaha kecil setidaknya berpenghasilan Rp 50.000.000,- dalam kurun waktu 1 tahun Suhardjono, 2005: 35 Kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut: 1 Usaha mikro: maksimal aset 50 juta, dengan maksimum omset adalah 300 juta. 2 Usaha kecil: maksimal aset di atas 50 juta sampai 500 juta, omzet di atas 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. 3 Usahya menengah: aset di atas 500 juta sampai dengan 10 milyar, omzet diatas 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar. Sutardjo Tui,2013:8,9.

D. Indikator Pengembangan Usaha

Menurut Jeaning Beaver dalam Muhammad Sholeh, tolok ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari peningkatan omset penjualan.Tolok ukur perkembangan usaha haruslah merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan. Semakin konkrit tolok ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk memahami serta membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut. Para peneliti pun sepakat pada peningkatan omset penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha. Mohammad Soleh, 2008: 26. Indikator yang terdapat pada perkembangan usaha UMKM adalah omset penjualanpendapatan, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan jumlah pelanggan selama sebulan. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai dengan meningkatnya omset penjualan yang berarti dengan meningkatnya jumlah pelanggan sehingga pelaku usaha akan menambah jumlah tenaga kerja. Ketika ada peningkatan dari ketiga indikator tersebut maka berarti usahanya mengalami perkembangan dan lembaga keuangan terbukti efektif dalam meningkatkan perkembangan UMKM. BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu merujuk pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah pengamatan wawancara,atau penalaran dokumen berupa data deskriptif dari subjek yang mempunyai pemahaman yang mendalam terkait objek yang akan diteliti sebagai gambaran akan pemahaman maupun konseptual terkait teori. Moleong:2012,6 . B. Objek dan subjek penelitian Objek penelitian ini adalah BMT Artha Barokah Imogiri. Subjek penelitian ini adalah manajer atau yang bertanggungjawab di Baitul Maal dan para kelompok pendampingan yang telah mengikuti program yang dijalankan oleh BMT Artha Barokah Ruko Ketandan Kulon, RT 07RW.12 Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Objek pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling acak berlapis sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen. Dalam hal ini peneliti memilih salah satu dari beberapa yang telah mengikuti program pendampingan untuk dijadikan sebagai responden dalam satu program pendampingan yang telah di lakaukan. Kelebihan teknik sampling ini adalah pelaksanaannya mudah dan adanya stratifikasi dapat meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi

C. Sumber Data Utama

Sumber data utama dalam penelitan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, baik berupa wawancara dan observasi selebihnya adalah data tambahan berupa dokumen. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari data asli atau pertama data ini didapat oleh peneliti dari hasil wawancara dengan manajer dan para peserta yang telah mengikuti program pendampingan dan selain itu, terdapat data tambahan dokumen atau laporan rekap program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh objek penelitian yaitu BMT Arta Baraokah Imogiri, Bantul, Yogyakata.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur dalam wawancara dengan manajer atau penanggungjawab Baitul Maal dan para peserta yang mengikuti program pendampingan itu. Indikator poin wawancara menggunakan kriteria dari berbagai penilaian untuk mengetahui terkait dampak atau manfaat suatu program pendampingan dan pengembangan usaha mikro kecil menengah UMKM yaitu: a. Assesment penilaian, untuk mengindetifikasi kebutuhan suatu pendampingan, b. Delivery penyampaian, untuk melihat tujuan dari suatu program pendampingan, c. Evaluation evaluasi, untuk mengukur hasil dari suatu program pendampingan. 2. Observasi Observasi adalah data fakta mengenai dunia kenyataan. Dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Peneliti akan melakukan teknik pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan partisipatif yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 3. Dokumentasi Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, bografi, peraturan, kebijakan. Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh data-data dokumen. Peneliti akan menjadikan dokumen sebagai data untuk mengetahui program-program pendampingan yang telah dilaksanakan pada objek penelitian tersebut.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data deskriptif yaitu berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dalam penelitian baik berupa analisis ketika di lapangan dan analisis setelah di lapangan. Analisis ketika di lapangan bersifat induktif, sedangkan analisis setelah di lapangan bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis program pendampingan yang telah dilakukan oleh BMT Artha Barokah Imogiri. Pada mulanya peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi dan wawancara, kemudian mengurutkan dan kemudian mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Langkah selanjutnya menyesuaikan data yang diperoleh peneliti, kemudian dianalisis dengan melihat esensi materi dan program pendampingan yang ada pada BMT Artha Barokah. Setelah dianalisis peneliti menyimpulkan apakah program pendampingan yang telah dilakukan atau dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelaku usaha atau belum. BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Artha Barokah

1. Sejarah Berdirinya BMT Artha Barokah BMT Artha Barokah berdiri pada 2 Juli 2007 berasal dari inisiatif pemuda dan para aktivis yang ada di daerah Imogiri terdiri dari remaja mesjid, pedagang, pegawai negeri sipil, pekerja serabutan dan pegawai swasta. Kemudian mendapatkan izin resmi Badan Hukum No: 38BHKPTSIX2008 pada tanggal 18 September 2008 dengan slogan “Nyaman Bersama Syariah”. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ini didirikan setelah terjadi gempa di Yogyakarta dengan harapan bisa membentuk usaha kecil-kecilan dengan koperasi yakni BMT Artha Barakah.Berdirinya BMT Artha Barakah tidak semata-mata tanpa peran orang yang ahli dalam bidangnya.Namun, didampingi oleh konsultan dari ISES Institute of Sharia Economic Studies.Dengan anggota terkumpul sejumlah 29 orang.Kebanyakan anggota BMT Artha Barokah dari pemuda Imogiri. Dengan modal awal yakni simpanan wajibnya setiap anggota Rp.5.000,00 dan simpanan pokoknya Rp. 500.000,00. sehingga terkumpul dana dari keseluruhan simpanan pokok dan wajib sebesar Rp. 49.000.000,00. Tidak semua simpanan tersebut berupa uang cash tetapi, ada juga yang berupa barang sebagai penunjang operasional BMT Artha Barokah. Asal nama Artha yang berarti harta dan Barokah yang mempunyai makna manfaat dapat digunakan oleh orang lain. Diharapkan dengan berdirinya BMT Artha Barokah dapat menjadi lembaga keuangan syariah yang bisa mengayomi para anggotanya dengan dana yang terkumpul, serta bisa memberikan manfaat di kemudian hari dari dana yang dipinjamkan. Dengan telah lama berdirinya BMT Artha Barokah ini hingga saat ini terkumpul asset sebesar Rp. 6,000.0000.000,00 Miliar. Kedepannya BMT Artha Barokah mempunyai impian yakni strategi pelebaran jaringan dan perluasan cabang. Untuk pelebaran jaringan BMT Artha Barokah bekerja sama dengan BMT yang lain yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta. BMT Artha Barokah memperluas ekspansi pasar keuangannya dengan menambah cabang. Cabang terdapat di Giwangan yang sebelumnya terletak di Kecamatan Condongcatur. Pemindahan kantor cabang dilakukan agar lebih efektif dan efisien saat melakukan pengawasan. Pangsapasar keuangan di daerah Giwangan menargetkan Pasar Giwangan yang merupakan tempat perputaran uang yang memungkinkan menjadi peluang bagi BMT untuk mencari mitra.BMT Artha barokah tidak hanya membuka cabang namun juga jaringan. Jaringan ini terdapat di kota Solo sebagai perluasan. Mengambil karyawan yang ada di kantor pusat yang sudah berpengalaman kemudian diberitanggung jawab untuk mengelola kantor jaringan. Rekrutmen karyawan dilakukan di solo dan mendapat training di kantor pusat agar apa yang diinginkan oleh BMT bisa menjadi satu visi dan misi untuk karyawan baru di BMT Arta Barokah. BMT Artha Barokah 20 Oktober 2016. 2. Sekilas Tentang Tentang Baitul Maal Baitul Maal Wa Tamwil BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang berlandaskan syariah. Sebagai lembaga keuangan baru yang berlandaskan syariah peran dan fungsi BMT mempunyai posisi yang strategis di tengah sistem perbankan konvensional yang dengan riba. Hal ini disebabkan BMT menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu satu sisi mengembangkan aspek sosial Baitul Maal, dan di sisi lain mengembangkan aspek bisnis Baitul Tamwil, dimana di dalam menjalankan kedua fungsi tersebut berlandaskan sistem syariah Islam. Baitul Maal Artha Barokah adalah salah satu bagian dari lembaga yang menjadi penghimpun sekaligus penyalur dana berupa zakat, infak, shadaqah dan wakaf serta hibah. Didirikan melekat dengan pendirian BMT sehingga dengan sendirinya berjalan bersamaan pengelolaan BMT pada tahun 2008 yang dikelola secara terpisah dari Baitul Tamwil, namun masih belum diprioritaskan pengelolaannya secara maksimal. Agar lebih optimal maka diperlukan divisi sendiri, kemudian bermitra dengan lembaga amil zakat yang sudah ada, yaitu Yayasan Dompet Dhuafa sehingga pada bulan Juli 2012 Alhamdulillah mendapatkan Surat keputusan resmi dengan SK No.807DDSK- DIREKTURVII2012 sebagai salah satu Mitra Pengelola Zakat Lembaga Amil Zakat Dari Yayasan Dompet Dhuafa Republika.Dengan Surat keputusan tersebut maka diharapkan pengelolaan akan lebih profesional dengan pembinaan dan supervisi dari Yayasan Dompet Dhuafa dengan program-program yang lebih baik agar semakin berprestasi dan bermamfaat bagi masyarakat umum dengan adannya kemitraan ini 3. Visidan Misi a. Visi Menjadikan BMT yang terdepan, amanah, produktif dan kontributif berbasis syariah di Indonesia b. Misi 1 Sebagai bagian lembaga penggerak ekonomi syariah 2 Meningkatkan pelayanan secara profesional, amanah dan saling menguntungkan. 3 Membantu mengembangkan dan fokus pada usaha mikro kecil dan menengah 4 Memberdayakan anggota dan masyrakat umum 4. Budaya Kerja Disiplin, Bersih, Tertib, Teratur, Rapi, dan Santun DIBERTITERASA dan Tagline“comfrot with syaria” Nyaman Bersama Syariah”. 5. Srutktur Organisasi Pengawas manajemen :1.Sutardi, A. MD OT 2.AgungBudiantoro,S.SI, M.SI 3. Ani Maruhah Pengawas Syariah : 1. Husni Tamrin, S.E 2. Juani S.SI Susunan pengurus Ketua : Kasidi SE Sekretaris : Inti Iriantina S.E Bendahara : Sulastr Susunan Pengelolaan Pusat Direktur : Kasidi S.E Manajer oprasional : Istiqomah Isti H. L. MD Menajer Pembiayaan : Sulastri Manajer Simpanan : Nur Rofiqoh Manajer Baitul Maal : Astuti Jumlah Kariawan : 20 0rang Struktur Organisasi Sumber : BMT Artha Barokah Gambar 4.1Struktur Organisasi BMT Artha Barokah 6. Program Baitul Maal Artha Barokah a. Program Ekonomi Umat 1 Bina ekonomi mandiri BEM adalah pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa, baik pendampingan maupun permodalan 2 Pesantren enterpreneur Jogjakarta PASENJA pendidikan atau pelatihan entrepreneur untuk masyrakat umum. b. Program Pendidikan 1 Beasiswa yatim dhuafa yaitu program untuk pendidikan siswa berprestasi yang kurang mampu dari SD sampai dengan perguruan tinggi 2 Membangun keluarga utama yaitu program kajian rutin untuk seluruh civitas BMT dan masyarakat umum 3 Perpustakaan Arba peduli yang menyediakan buku-buku keislaman dan kewirausahaan c. Program Wakaf 1 Wakaf uang yaitu digunakan untuk usaha produktif 2 Wakaf ambulance yaitu untuk biaya pembelian dan perawatan ambulan d. Program Sosial 1 Tanggap bencana yaitu program tanggap bencana ketika ada bencana yang terjadi. 2 Bakti sosial yaitu program sosial untuk membantu masyarakat dalam bentuk tebar hewan qurban, tebar sembako gratis, parcel ramadhan dan pelayanan kesehatan gratis. e. Program Bina Ekonomi Mandiri Bina ekonomi mandiri adalah sebuah program pemberdayaan ekonomi produktif dimana pihak baitul maal memberikan permodalan, pembinaan dan pendampingan secara berkala kepada usaha mikro kecil menengah untuk meningkatkan baik pendapatan dan pengetahuan hingga jadi maandiri, dan tahapnya melalui BEM tumbuh dan BEM mandiri. Baitul Maal BMT Artha Barokah f. Kampung produktif kreatif Yaitu rintisan kampung yang bisa produktif dan kreatif sehingga mampu menyejahterakan warga kampung dan sekitarnya, kegiatan meliputi sebagai berikut : 1 Pelatihan dan training. 2 Program yang relevan Kandangisasi ternak, Pengelolaan sampah, kerajianan Tempe, kayu, perikanan, lokasi outbon ddll. 3 Pendampingan 1 bulan sekali selama 5 Tahun. 4 Semua warga produktif dan kreatif. 5 Bebas pengangguran dan penyakit masyarakat.

B. Hasil Dan Pembahasan

Lembaga Amil zakat merupakan lembaga untuk para muzakki bergerak di bidang sosial ataupun juga dapat membantu para pelaku usaha kecil dalam melakukan pembiayaan seperti, untuk modal usaha yang telah ditekuni atau baru akan membuka usaha. Akan tetapi lembaga Zakat juga mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan usaha-usaha produktif. Supaya dengan adanya lembaga amil tersebut dapat membantu para pelaku usaha kecil dalam meningkatkan atau bangun dari keterpurukan yang selama ini dialami oleh para pelaku usaha tersebut. Dengan cara seperti ini BMT Artha Barokah mendirikan lembaga yang khusus untuk pemberdayaan ekonomi umat atau pun sosial lainnya yaitu badan pengelola Zakat,Infak, Shadaqah serta Wakaf ZISWAF. Lembaga pengelola zakat yang ada di BMT Arta Barokah selain melakukan kegiatan- kegiatan sosial seperti bakti sosial dan santunan anak yatim atau sering kita dengar dengan kategori golongan delapan asnaf, lembaga zakat yang ada di BMT juga mempunyai program pemberdayaan ekonomi atau UMKM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan adanya kegiatan pendampingan UMKM diharapkan adanya perubahan yang signifikan dalam melakukan ekonomi produktif, dalam program pendampingan ini pihak pengelola sama sekali tidak memberatkan pelaku usaha dalam hal pengangsuran yang tinggi, karena dalam peminjaman modal ini tidak diberatkan dalam anggsuran yang adanya penambahan pembiayaan-pembiayaan seperti biasa karena menggunakan akad pembiayaan qardhul hasan. Zakat dipandang dari segi kesejahteraan umat berdampak terhadap keadilan ekonomi, dimana zakat dapat berdampak terhadap kemandirian sosial. Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta sosial distribusi. Zakat produktif dapat menolong dan membantu, membina , dan membangun kaum dhuafa yang lemah guna untuk memenuhi kehidupan pokoknya. Karena itu dalam Al-Quran mengatakan bahwa tidak boleh hanya berputar kepada orang kaya saja.Untuk itu perlu adanya pemahaman yang mendalam terhadap pendayagunaan zakat, artinya bahwa zakat didayagunakan untuk membangun kesejateraan umat. Untuk menyejahterakan umat kurang mampu perlu membangun inovasi baru yaitu, memberdayakan zakat dengan usaha produktif, dengan tujuan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat kurang mampu akan sangat terbantu. Dengan adanya program seperti ini maka masyarakat sangat terbantu untuk mengembangkan usaha yang dijalani guna tercapainya suatu tujuan yang dapat menyejatherakan bagi kaum yang kekurangan modal. Dengan demikian BMT telah berhasil memasuki masyarakat yang lebih kecil dengan program-programnya yang ada di Baitul Maal untuk menyejahterakan rakyat kecil. Peneliti beberapa kali berkunjung ke BMT khususnya ke lembaga pengelola zakat untuk mencari tahu data awal dan data pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM di mana tempat pelaku usaha tersebut. Selain itu pada tanggal 25 0ktober 2016 peneliti melakukan wawancara kepada direktur BMT bapak Kasidi karena ketika itu pihak maal yang mengelola baru masuk kerja menggantikan manajer lama karena keluar dari pekerjaan. Dan pada tanggal 28 Oktober 2016 peneliti kembali lagi ke BMT bertemu dengan manajer baitul maal mbak Astuti untuk mencari tahu tempat-tempat pelaku usaha yang di dampingi oleh pengelola dana. Peneliti lebih sering ke UMKM dibandingkan ke BMT disebabkan peneliti lebih banyak membutuhkan data kepada pihak pelaku usaha atau UMKM jadi peneliti beberapa kali bersilaturahmi untuk melakukan wawancara guna melengkapi data-data yang ada. Berikut ini hasil wawancara selama peneliti berada dilapangan.

1. Peran BMT Artha Barokah Terhadap Perkembangan

Usaha Mikro Kecil Menegah UMKM BMT sebagai lembaga keuangan syariah di samping memberikan pembiayaan dalam perkembangan ekonomi, juga membantu dalam kemaslahatan umat melalui program-program filantropi seperti bakti sosial dan pendampingan itu sendiri sampai pemberian motivasi terhadap para pelaku usaha kecil. BMT atau pengelola dana Zakat, infak, dan shadaqah ZIS dalam program pendampingannya mempunyai dua cara yaitu melalui BEM Bina Ekonomi Masyarakat Tumbuh dan BEM Mandiri, dimana bina Ekonomi Masyarakat Tumbuh ini pihak BMT membentuk jiwa atau karakter pelaku usaha supaya dapat menjadi pelaku usaha yang benar-benar berkembang dari usaha yang sebelumnya. BEM Tumbuh sendiri dibina oleh pihak BMT selama satu tahun setiap kelompok untuk membentuk karakter dan membentuk supaya menjadi pengusaha yang sesuai dengan harapan walaupun sudah mempunyai usaha sebelumnya untuk mengembangkan usaha yang ada dan untuk pengembangan usaha supaya menjadi ekonomi mandiri, BEM Tumbuh itu didampingi selama satu tahun untuk mencapai target bem Mandiri. Dalam pembinaan ini pihak pengelola berkerja sama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di setiap bidang baik itu dalam bidang kemasan atau tata cara pemasaran itu sendiri. Sedangkan Bina Ekonomi Masyarakat Mandiri dari pihak pengelola hanya meneruskan dari BEM tumbuh itu sendiri, dan anggota bina ekonomi mandiri sekarang berjumlah 60 orang yang masih dalam proses dari ekonomi tumbuh itu, setelah itu dari ekonomi mandiri itu sendiri ketika sudah mapan akan digiring kepada pembiayaan tamwil supaya dapat bagi hasil dan tidak lagi ke ekonomi mandiri. Model pendampingan yang dilakukan oleh BMT tidak dilakukan dalam setiap kelompok secara khusus akan tetapi semua kelompok dikumpulkan menjadi satu di suatu ruangan dan disana diadakan sejenis workshop dan diberikan tata cara bagaimana produk kita di pasaran itu sesuai dengan kebutuhan masyrakat dan dalam mencapai target tersebut pengelola dana ZIS mempunyai tanggung jawab juga dalam mencapai target yang diinginkan selain memberikan motivasi dan semangat kepada pelaku UMKM juga harus tetap melakukan langkah- langkah seperti berikut: a. Pendampingan Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola merupakan salah satu hal yang penting dalam mencapai yang diinginkan oleh pengelola, karena untuk mencapai target pengelola tidak hanya memberi modal akan tetapi juga harus benar-benar melakukan pendampingan dari awal sampai waktu yang telah disepakati untuk dapat mengontrol seberapa besar perkembangan usaha tersebut. b. Pengawasan Pengawasan sangatlah penting dilakukan oleh pihak BMT Artha Barokah atau penyalur dana supaya kegiatan atau aktivitas yang diharapkan dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang terlibat, jadi pengawasan sangat penting untuk mengetahui segala perkembangan. c. Kunjungan Perlu diadakannya suatu kunjungan oleh pihak BMT Artha Barokah kepada pelaku usaha tersebut untuk mengklarifikasi sudah sejauh manakah usaha itu berjalan dan kendala apa yang dihadapi oleh para pelaku usaha tersebut. Melalui hal seperti itu maka BMT dapat membangkitkan semangat para pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM bagi penerima dana tersebut untuk lebih berkembang dan membangkitkan motivasi kerjanya. Karena UMKM selain menerimadana juga dapat berbagi keluh kesah terhadap kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha. Walaupun cara yang dilakukan itu sederhana akan tetapi menjadi sangat perlu dilakukan oleh BMT kepada pelaku usaha karena dengan cara itu dapat membangkitkan semangat untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha yang dilakukan. BMT juga dalam menjalankan program-program pemberdayaan ekonomi kecil sangat kesulitan dalam mencari data UMKM yang sesuai dengan harapan atau masuk dalam kategori yang telah menjadi target utama oleh pengelola untuk dilakukan pembiayaan kata Bapak Kasidi selaku direktur BMT Artha Barokah. “Sebelum melakukan pembiayaan ekonomi kami juga melakukan survei terkait dengan usaha yang akan dibiayai untuk melihat termasuk ke dalam 8 asnaf atau tidak. Setelah mengetahui usaha apa yang telah dilakukan oleh pelaku usaha baru kami melakukan pembiayaan. UMKM yang dibiayai tersebut tidak dikenakan sistem bagi hasil akan tetapi hanya mengangsur setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak pengelola dan penerima manfaat dan pembiayaan itu juga menggunakan aqad qardul hasan jadi tidak ada bagi hasil dalam angsuran tersebut”.wawancara bapak Kasidi Jum’at 28 Oktober 2016. Pihak penyalur dana selain melakukan cara pendampingan, pengawasan dan kunjungan BMT juga melakukan cara-cara yang untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman seperti mengajarkan tatacara bagaimana membuat buku pengeluaran dan pemasukan yang walaupun sederhana akan tetapi sangat bermanfaat bagi pengembangan pelaku UMKM itu sendiri. BMT selain melakukan suatu pendampingan usaha BMT juga mengajarkan para pelaku usaha tatacara membuat laporan keuangan untuk menunjang pengetahuan dalam pengembangan usaha tersebut supaya dapat mengatur pengeluaran agar tidak tercampur mana untuk kebutuhan usaha dan mana untuk kebutuhan sehari-hari. Melalui cara seperti ini maka BMT Artha Barokah akan membangkitkan semangat dari pelaku usaha tersebut untuk lebih keras meningkatkan yang menerima bantuan dari dana untuk mau mengembangkan usaha yang telah ada. Karena ketika para penerima dana hanya diberikan dana tanpa adanya langkah-langkah di atas maka para pelaku usaha akan masih kebingungan dan masih akan melakukan ketergantungan terhadap dana yang diberikan oleh pihak pengelola. Dengan kondisi seperti ini maka pelaku UMKM yang kebanyakan masyarakat menegah ke bawah akan sulit keluar dari garis kemiskinan. Karena tujuan pemberdayaan sendiri adalah memperkuat masyarakat lemah baik dalam aspek internal maupun dalam aspek eksternal. Dalam aspek internal membantu memperkuat mental atau persepsi dengan berjuang menuju arah yang lebih baik dan lebih berkembang dari yang sebelumnya. Sedangkan dalam aspek eksternal dilakukan dengan cara menolongnya keluar dari struktur sosial yang terus menindasnya Suharto,2009:60. BMT Artha Barokah dalam penghimpunan dana juga bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Yogyakarta, dan juga berkerja sama baik cara penghimpunan maupun secara pendampingan itu sendiri di mana pihak BMT mencari pelaku usaha dari Dompet Dhuafa mendapat pekerjaan di pendampingan itu atau ketika menyediakan pemateri ketika materi kelas, dan juga pihak dompet dhuafa juga sering melakukan survei ke rumah- rumah para pelaku usaha untuk memberikan arahan guna untuk melihat seberapa jauh perkembangan usaha yang dijalani oleh para pelaku tersebut. Pendekatan dan pendistribusian yang dilakukan oleh pengelola modal sebelum melakukan pembiayaan itu sangat-sangat teliti, karena pihak BMT sendiri yang mencari data dan terjun ke lapangan atau survei ke berapa tempat pelaku usaha secara langsung untuk menggali segala hal tentang UMKM yang akan dibiayai. Dalam hal ini pihak BMT dapat melihat langsung mana UKM yang layak dan cocok untuk dibiayai. Pendistribusian dana ZIS sendiri lebih banyak kepada fundraising untuk modal kerja. Selain untuk modal kerja dana ZIS juga disalurkan dengan beberapa cara yaitu seperti santunan, baksos beasiswa dan lain sebagainya. Distribusi dalam perekonomian syariah Islam adalah mencakup dalam pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber daya kekayaan bagi keadilan masyarakat umum. Dalam masalah ini zakat mempunyai peran penting dalam kajian distribusi. Masalah zakat dan distribusi adalah masalah yang berhubungan dengan jaminan sosial. Tanggung jawab dalam jaminan sosial ini merupakan tanggungjawab antara masyarakat, individu dan pemerintah, termasuk dalam juga lembaga-lembaga filantropi. Dalam strategi BMT dalam meningkatkan semangat kerja para pelaku tidak hanya melalui pendekatan seperti biasanya. Ada beberapa kali pihak BMT mengajak para penerima manfaat dalam berbagai kegiatan seperti outbond dan melakukan jalan bersama untuk meningkatkan semangat kerja. Karena kelompok penerimah manfaat tidak hanya menjadi pengusaha yang maju juga diusahakan dapat menjadi pengusaha yang tangguh dan dapat bekerja secara bersama saling membantu satu sama lain layaknya seperti saudara. Tabel. 4. 1Pemasukan Dana ZISWAF No Pemasukan Rupiah 2013 2014 2015 1 Zakat Rp. 4.880.115,09 Rp. 10.851.056,22 Rp. 20.382.807,81 2 InfakSedekah Rp. 7.245.148,48 Rp. 2. 612.867,92 Rp. 5,975.179.37 3 wakaf ambulance - Rp. 350.000,00 Rp. 4.670.000,00 4 wakaf tunai Rp. 560.000,00 Rp. 86.000,00 Rp. 7.446.475,00 5 lainnya - - Rp. 5.000.000,00 6 penerimaan lainnya Rp. 578.226,57 Rp. 16.037.052,16 Rp. 976.373,14 7 bagi hasil wakaf - Rp. 4.544,88 Rp. 928. 940,83 8 bagi hasil simpanan Rp. 36. 226,00 Rp. 32. 502,28 Rp. 47. 432,31 9 total Rp. 44.450.835,32 Sumber : BMT Data Diolah Dari hasil analisis data pemasukan dana masyarakat pada tahun 2013-2016 di atas merupakan dana yang terkumpul dari hasil dana sosial masyarakat untuk digunakan pada penggunaan soasial. Dari hasil analisis penulis bahwa data pemasukan dana sosial dari tahun ketahun tingkat kepercayaan masyarakat semangkin menambah untuk dapat disalurkan melalui BMT Artha Barokah itu sendiri. Tabel. 4. 2 Penyaluran Dana Sosial BMT NO PENGELUARA N Rupiah 2013 2014 2015 1 Program Ekonomi umat Rp. 21. 412.000,00 RP. 18. 526.000,00 Rp. 11. 240.738,79 2 Program Dana Pendidikan Rp. 3.040.000,0 Rp. 4. 111.500,00 Rp. 10. 931.000,00 3 Program Dana Soasia Rp. 3.205.000,0 Rp. 5.477.000,00 Rp. 3.640.000,00 4 Dana Oprasional Rp. 3.077.980,0 Rp. 1.937.200,00 Rp. 4.700.500,00 5 Total Rp. 30.734.980, 00 Rp. 30.051.700,00 Rp. 30.512.238,79 Sumber data dari Bmt Artha Barokah di Olah Walaupun dana untuk ekonomi umat mengalami penurunan setiap tahunnya akan tetapi untuk program pendampingan sendiri pun masih tetap seperti yang awal tidak ada perubahan sama sekali dalam proses pendampingan tersebut. Masyarakat juga masih mempercayakan dana sosialnya untuk tetap dikelola oleh BMT itu sendiri. Dengan adanya penyaluran dana ZIS yang ada di lembaga keuangan syariah BMT Artha Barokah, masyarakat atau para pelaku usaha mikro kecil menengah dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan pola yang dibangun melalui program-program pemberdayaan yang ada. Tentu dengan adanya dana zakat dan adanya program tersebut maka UMKM yang dibiayai atau didampingi sangat terbantu dari segi pengembangan usaha yang telah ditekuni dari sebelumnya. Ada juga beberapa pelaku usaha dapat mempekerjakan ibu-ibu yang ada di sekitar perumahan atau di kawasan itu yang membutuhkan pekerjaan, jadi secara tidak langsung pendapatan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya. Skema penghimpunan dan penyaluran dana untuk usaha produktif, Gambar 4.2 Skema Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Untuk Usaha Produktif. Dalam proses penyaluran dana itu pihak BMT sebenarnya mengalami kesulitan dan benar- benar harus sesuai dan lulus seleksi sesuai dengan yang telah penulis paparkan. Sedangkan untuk penghimpunan pihak BMT yang peneliti wawancarai juga mempunyai kesulitan, seperti yang peneliti dapatkan dalam wawancara dengan pak Kasidi selaku direktur pada tanggal 22 oktober 2016, Lembaga Pengelola Zakat Untuk Usaha Internal dan Eksternal “Sebenarnya dalam pengumpulan dana itu sendiri kami juga mempunyai kesulitan mas, seperti kesulitan untuk menyadarkan masyarakat untuk membayar zakat, infak serta shadaqah itu sendiri, dan untuk penyalurannya juga kami sangat kesulitan dalam penyarian data UMKM yang benar-benar siap untuk dibiayai dan tentunya yang masuk dalam kategori kaum dhuafa atau penerima dana tersebut”. Jadi untuk lembaga pengelola zakat yang ada di BMT sendiri juga mempunyai kendala dalam pencarian dana juga tidak serta-merta dana zakat infak shadaqah terkumpul begitu saja perlu proses dan kerja keras dalam pengumpulan dana itu, selain pengumpulan dana, BMT juga kesulitan untuk mencari UKM yang benar-benar ingin diajak kerja sama dalam hal ini. Tabel. 4. 3 Data Penerima Manfaat Ekonomi Mandiri Kelompok Angkringan No Nama Cp Alamat Modal usaha 1 Wibowo 087739806555 Karangtalun RT 01,Sriharjo,Bantul RP.300. 000,- 2 Endi Hartono Tunggalan RT 03,Sriharjo,Bantul Rp. 500.00 0,- 3 Rudi Sartika 087839886806 Dogongan RT 03 Sriharjo,Bantul Rp. 300.00 0,- 4 RojanahRiyanto 0877395554105 Banyumeneng III RT 03 RW 03,Giriharjo,Bantul Rp.200. 000,- 5 Fendi Usman 087839400082 Karang Semut 6 Sujiyanto 087738051282 Bendo Wukirsari Imogiri Bantul 7 Siti Sarmingah 089657477161 Demi Manggung Wukirsari RT 04 Rp. 300.00 Imogiri 0,- 8 Riyanto - Kajor,Selopamioro, Bantul Rp 80.000 9 Asih Purbo Sumirat 087738116006 Jogoyudan JT III854 Gowongan Jetis Bantul 10 Nining Purwanti 087738187753 Wolosono RT 01 Kebonagung Imogiri Bantul sumber data: Bmt Artha Barokah Kelompok angkringan merupakan salah satu kelompok yang didampingi oleh BMT yang mengalami perubahan cukup berkembang di segi pendapatan dan dari segi kemasan yang menarik sehingga dapat mendukung produk di pasaran sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat atau pasar. Karena setelah mendapatkan tambahan dari BMT dapat berkembang.Selain mengalami peningkatan pendapatan kelompok ini juga banyak mengalami perubahan sebelum adanya pendampingan. Kelompok ini tidak jauh dari tempat BMT berdiri hanya berkisar 3-4 KM dari lokasi BMT atau pengelola modal. Penyalurannya sangat sederhana di mana penerima hanya disuruh mengisi formulir dan mengumpulkan beberapa berkas seperti foto copi KTP, KK dan lain sebagainya. Jadi tidak terlalu sulit untuk melakukan pembiayaan zakat produktif tersebut. Jadi masyarakat tidak merasa terbebani dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh penyalur dana. Walaupun dari pihak BMT belum pernah mengadakan sosialisasi tentang uang zakat sendiri untuk modal pembiayaan, akan tetapi masyrakat pernah atau sudah mengetahui tentang pembiayaan itu sendiri dari mulut ke mulut sesama masyarakat jadi dari pelaku usaha sudah sedikit paham soal pembiayaan pendampingan itu sendiri, sehingga dari pihak penyalur dana tidak terlalu sulit untuk menjelaskan soal pembiayaan untuk usaha produktif itu sendiri untuk lebih belajar dan dapat mengembangkan usaha yang ditekuni. Dengan adanya tambahan modal zakat produktif maka para pelaku usaha kecil sangat terbantu, karena dalam pembiayaan zakat produktif sendiri tidak adanya tambahan angsuran seperti biasanya masyarakat sangat menyambut senang program yang dilakukan oleh pengelola zakat.

2. Dampak pendampingan BMT Artha Barokah terhadap

perkembangan UMKM Konsep pemberdayaan ekonomi umat yang dimaksud dengan pemberdayaan dana qardhul hasan, di mana dana zakat disalurkan untuk konsep pemberdayaan ekonomi kreatif. Pendayagunaan dana qardhul hasan adalah untuk pemanfaatan dana zakat,infak dan shadaqah secara maksimum sehingga berdaya untuk mencapai tingkat kemaslahatan umat khususnya bagi penerima dana zakat tersebut. Pendayagunaan dana diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui program-program positif bagi umat Islam yang kurang beruntung golongan asnaf. Dengan adanya pemberdayaan ini diharapkan akan tercipta kesadaran serta membentuk sikap individu dan kelompok menuju kemandirian. Dengan demikian, pemberdayaan adalah memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa kredit untuk usaha produktif sehingga mustahiq sanggup meningkatkan pendapatannya dan juga membayar kewajibannya zakat dari hasil usahanya atas kredit yang dipinjamkan. Dari hasil usahanya atas kredit yang dipinjamkan supaya dapat membantu kelompok lain yang membutuhkan sehingga roda perekonomian yang ada di Indonesia terus berkembang dan dapat saling tolong menolong sesama manusia pada umumnya. Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Artha Barokah sudah dikategorikan berhasil dalam tingkat pendapatan per bulan atau pun per tahunnya karena setiap kelompok yang didampingi oleh BMT Artha Barokah sudah dibilang mencukupi karena adanya peningkatan itu, dan bukan dari pendapatan saja dari kemasan atau produk yang ditawarkan sudah banyak mengalami perubahan dari sebelumnya. Akan tetapi masih banyak kekuarangan atau harapan yang diharapkan oleh para anggota yang didampingi oleh lembaga pengelola dana. Tabel. 4. 4 Data Penerima Manfaat Kelompok Kayu No Nama Cp Alamat Penghasilanbln 1 Sumarji - Sukorame Mangunan 2 Ngatiran 087839815014 Sukorame Mangunan Rp.900.000,- 3 Jiono 081904178272 Sukorame Mangunan Rp.1000.000,- 4 Sukimin 087839261353 Sukorame Mangunan Rp. 1000.000,- 5 Sardi - Sukorame Mangunan Rp.700.000,- 6 Prayoto - Sukorame Mangunan Rp.1.500.000,- 7 Sugiyadi 085325667514 Sukorame Mangunan Rp.1.500.000,- 8 Piaman 082323440913 Sukorame Mangunan Rp.1.500.000,- 9 Sismanto Pairin 085325667514 Sukorame Mangunan Rp. 1.400.000,- 10 Suyadi - Sukorame Mangunan Rp.1.400.000,- sumbe data BMT Artha Barokah Dari semua kelompok yang didampingi masih banyak hambatan atau kendala yang dihadapi seperti yang dipaparkan oleh