xxii
6. Kata sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam . Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai
bunyinya, yaitu huruf 1 diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata
sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang.
Contoh: ج َ
Ditulis ar-rajulu
َ Ditulis
as-sayyidatu َ
Ditulis asy-syamsu
Ditulis al-qamaru
ا Ditulis
al- jal lu
xxiii
7. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah dan diakhir kata.
Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh: ء َ
Ditulis An-Nau-u
ء ش Ditulis
Syaiun إ
Ditulis In
أ Ditulis
Umirtu كأ
Ditulis Akala
8. Penulisan kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah
lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan
juga dengan kata yang lain yang mengikutinya.
xxiv Contoh:
َ خ ه َ إ ditulis -Wa innallāha lahuwa khair ar- r ziq n.
- Wa innall ha lahuwa khairur-
raziqīn. ف أف Ditulis -Fa aufū al-kaila wa al-mīzān.
-Fa auful-kaila wal-m īz n.
ه Ditulis Bismillāhi majrēhā wa murs h ع
جح َ ع ه ا إ
Ditulis -
Wa lillāhi ‘alan-nāsihijju al-baiti man-ista
ṭā’a ilaihi sabīlā.
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa
yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan
permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf
awal kata sandangnya. Contoh:
ََإ Ditulis
Wa m Muhammadun ill rasul َ َ عض َ أ َ إ Ditulis Inna awwala baitin wuḍi’a linn si
xxv ًك
lalla i bi Bakkata mubarakan أ ف أ َ
ش Ditulis
-Syahru Rama ḍana al-lazi unzila fīh
al- Qur’ān.
-Syahru Rama ḍanal-lazi unzila fīhil-
Qur’ānu. فأ ء
Ditulis -
Wa laqad ra’āhu bi al-ufuq al- mubīni
- Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil-mubini.
ل Ditulis
Al ḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn
Al ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.
xv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis suatu perkembangan usaha kelompok dalam program pendampingan yang dilakukan
oleh BMT Artha Barokah Imogiri Bantul Yogyakarta dalam meningkatkan dan mengarahkan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha yang di kerjakan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data melalui teknik pendekatan obsevasi, wawancara, dokomentasi serta informasi
yang bersangkutan dalam membantu peneliti. Teknik ini dilakukan ketika peneliti berada dilapangan bersifat menggambarkan atau menganalisa data di suatu tempat
secara terperinci sesuai permasalahan yang di perlukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini terdapat hal yang menarik yang ada di BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, dalam menyalurkan dana zakat untuk meningkatkan
dan mengembangkan usaha kecil masyarakat dengan cara memberikan pendampingan, memberi motivasi serta peminjaman modal menggunakan dana
Zakat, Infak dan Shadaqah yang telah di tentukan oleh penyalur. Pengembangan yang dilakukan dalam penyaluran dana zakat di bidang produktif, BMT Artha
Barokah menerapkan dua cara yaitu bina ekonomi masyarakat Bem tumtuh dan bina ekonomi masyarakat Bem mandiri. Dengan pembagian seperti ini BMT
merasa sangat efektif dalam meningkatkan usaha yang di lakukan oleh para pelaku usaha.
Kata kunci : Efektivitas, Pendampingan UMKM, Penyaluran Dana ZIZ
xvi
ABSTRACT The purpose of the research is to know or analyze about an effort
development of group on associate programs to do by BMT Artha Barokah, Imogiri Bantul Yogyakarta for increase and directed an effort agent for the trade.
The research using a qualitative-descriptive methods, and the technique of accumulation data by means of observation approachment, an interview, a
documentation with information be concerned with the objects for helping the researcher. the characteristic of technique in the range is to describe or data
analyze which detailed that apropriated with the problems which researcher need.
In this research that something interesting in the BMT Artha Barokah Imogiri Yogyakarta, to distributed the zakat fund for incresed and developted a
small effort for the people with efforts, giving motivation and a loan by the zakat fund, infaq, and Shadaqah which fixed by a distributor. A development is to do by
distributed zakat fund in the productive sector, BMT Artha Barokah applied 2 methods; economic buildings of People Bina Ekonomi Masyarakat Tumtum and
Economic buildings of people Bina Ekonomi Masyarakat Autonomous. By the distribution, BMT believe it can be effective ways to developing an effort that to
do by the agent of trade. Keywords : Efektivity, Maintenance UMKM, Distribution of Funds.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zakat adalah sebagai salah satu rukun Islam dan media yang paling tepat untuk menghubungkan antara yang kaya dan yang miskin, sekaligus berfungsi
untuk membina ukhuwah islamiyyah. Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang fundamental. Selain berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, juga
ekonomi dan sosial. Di antara aspek-aspek ketuhanan adalah banyaknya ayat- ayat Al-Quran yang menyebut masalah zakat, termasuk di antara dua puluh
tujuh ayat yang menyandingkan kewajiban zakat dengan kewajiban shalat secara bersamaan. Sedangkan dengan keadilan sosial, perintah zakat dapat
dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan kemasyarakatan. Di samping itu, zakat juga
diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik dalam level individu maupun dalam sosial masyarakat. Abdullah,2002:132.
Zakat Infak dan Shadaqah, di samping membina hubungan hamba dengan Allah, juga dapat menjembatani kasih sayang antar sesama manusia dan
mewujudkan slogan bahwa muslim bersaudara, saling membantu dan tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah, dan yang kaya membantu yang
miskin. Zakat, Infak dan Shadaqah merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam yang mampu. Pengeluaran zakat untuk mengaktualisasikan
keIslaman jati diri manusia, pada dimensi kesadaran etis dan moralitas yang terkait dengan realita sosial.
Menurut konsep fiqh zakat, rumusan mengenai zakat sebuah hasil ijtihad manusia. Di dalam Al-Quran hanya disebutkan pokok-pokoknya saja yang
kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Penjabaran dalam hal tersebut tercantum dalam kitab-kitab fiqh lama, tetapi nampaknya kurang relevan dengan keadaan
zaman sekarang. Rumusan fiqh zakat yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia hampir semuanya hasil ijtihad para ahli pada
abad terdahulu. Rumusan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi setempat pada zaman itu, sehingga rumusan tersebut banyak tidak sesuai lagi untuk
digunakan pengelola zakat pada zaman modern ini. Hidayat, 2010:7. Pada prinsipnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 hadir untuk
menata perkembangan perzakatan di negara kita. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan Badan Zakat Daerah BAZDA menjadi Badan Zakat
Naional BAZNAS dan Badan Zakat Daerah BAZDA Kecamatan menjadiUnit Pengumpul Zakat UPZ, memerlukan langkah adaptasi cukup
mendasar pada organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh Pemerintah. Di sisi lain Lembaga Amil ZakatLAZ juga harus melakukan penyesuaian
berkaitan dengan persyaratan lembaga, perizinan, dan sebagainya.Dalam kaitan inilah upaya merapikan barisan para amil zakat perlu dilakukan secara
berkesinambungan. BAZNAS dan LAZ harus bersinergi dalam satu tujuan besar,
yaitu mengoptimalkan
pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan bangsa.
Nasar, “Integrasi Pengelolaan Zakat Dalam UU No 23 Tahun
201111September 2012 ”.
Menurut M. Dawam Raharjo kategori produktif akan mampu menghantarkan kepada hakekat zakat yang sebenarnya. Yakni sebagai ibadah
dan dana sosial. Sedangkan dengan pendayagunaan zakat untuk konsumtif akan cenderung melanggengkan kemiskinan. Solusinya kemudian adalah
dengan menerapkan konsep zakat produktif. Dengan menerapkan konsep seperti ini zakat dapat memecahkan masalah yang nyata atas kemiskinan yang
masih dialami oleh sebagian masyarakat kita. Raharjo,1999:459. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep
perencanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan,
ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat
mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Sartika,2008:3.
Sumber: Data Lapangan, 2013-2016 Diolah Gambar 1. 1 Penyaluran Dana ZIS
Dalam melakukan suatu pendampingan yang dilakukan oleh penghimpun dana telah bagus akan tetapi masih banyaknya kekurangan
yang ada di lapangan itu sendiri seperti kurangnya tingkat silaturahmi sehingga masyarakat bingung dengan apa dan harus seperti apa yang akan
dilakukan setelah pendampingan itu. Dari tingkat silaturahmi sendiri yang dilakukan oleh pengelola jarang dilakukan hanya ketika saat melakukan
seminar atau materi kelas, oleh karena itu kelompok tersebut masih kurang semangat untuk datang ketika kelas atau materi, walaupun masih ada
beberapa kelompok yang datang atau menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh si penghimpun dana.
Program pendampingan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan inovasi dalam suatu usaha yang telah ditekuni
oleh wiraswasta untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Akan tetapi tentu saja untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha harus bisa bekerja
keras untuk memperkenalkan atau memperluaskan jaringan yang telah menjadi target utama para pelaku usaha, tentu untuk itu perlu dana dan
inovasi baru dalam mengembangkan usaha yang telah ditekuni. Upaya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi masyarakat dalam banyak hal
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Dalam konteks ini, pengembangan bisnis usaha mikro kecil dan menengah UMKM masih
menghadapi kendala klasik yaitu permodalan. Inti permasalahan adalah internal UMKM yang belum memenuhi persyaratan dan prosedur dari
lembaga keuangan, sedangkan lembaga keuangan menganut prinsip kehati-hatian.
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
35000000 40000000
45000000 50000000
2013 2014
2015 2016
Penyaluran Dana ZIS
ZIS UMKM
Saldo Akhir
Untuk menyalurkan dana zakat dari muzakki untuk mustahiq terdapat lembaga penyaluran zakat yang memiliki tugas khusus menjadi amil zakat
untuk mengelokasikannya, mendayagunakan, mengatur daya zakat, baik pengambilan maupun pendistribusian. Pengelolaan distribusi zakat yang
diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori yaitu kategori secara konsumtif dan distribusi produktif. Zakat produktif merupakan zakat yang
diberikan kepada mustahiq sebagai modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha yaitu mengembangkan tingkat ekonomi dan
potensi produktifitas mustahiq Qadir,2001:46. Salah satu lembaga yang menyalurkan zakat produktif adalah BMT
Artha Barokah. Selain menggarap segmen pasar. BMT Artha Barokah juga merambat ke sektor pertanian dan kerajinan disektor pertanian, BMT telah
bermitra dengan kelompok tani Sekar Mulyo dan Lestari Mulyo di Selopamioro. Sedangkan di sektor usaha kerajinan BMT ini menggandeng
beberapa pengrajin di sekitar Imogiri.Untuk menguatkan pendanaannya, BMT Artha Barokah juga menjalin kerja sama dengan LPPM-UGM Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat untuk menyalurkan dana kepada UMKM yang ada di Imogiri dan sekitarnya. Ini juga dimaknai sebagai
bentuk kepercayaan masyarakat kepada BMT Nurhidayanto.blogspot.co.id. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik meneliti Baitul Maal,
untuk mengetahui penyaluran dana sosial dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Peneliti akan
melakukan penelitian tentang “EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENYALURAN
DANA ZIS DI BMT ARTHA BAROKAH”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa optimal penyalurannya terhadap pengembangan ekonomi masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem pendistribusian dana ZIS di BMT Artha Barokah?
2. Bagaimana efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi
kelompok?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pendistribusian dana ZIS
di BMT Artha Barokah. 2.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas pendampingan terhadap perkembangan ekonomi kelompok
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi dunia
akademis, yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi secara umum kepada pihak-pihak yang membutuhkan studi yang berkaitan
dengan pendampingan dan penyaluran dana ZIS itu sendiri yang bisa memberi manfaat.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberi masukan pada lembaga keuangan itu sendiri untuk meningkatkan mutu lembaga dan memperbaiki kinerja dan mekanisme
dalam memperdayaakan ekonomi kalangan menengah atau UMKM yang dibina oleh lembaga tersebut.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Cecep Suyudi ”Strategi Nirlaba Dalam Upaya Pemberdayaan UMKM Studi Kasus Pada Lembaga Nirlaba Syariah Masyarakat Mandiri
Parung Bogor. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah memahami dan meneliti lebih jauh dilembaga keuangan syariah dalam upaya pemberdayaan UMKM,
dan untuk mengetahui keunggulan strategi yang dikembangkan masyarakat mandiri.
Penelitian oleh Hidayah Rohmawati yang berjudul “Pengumpulan Dan
Pendistribusian Zakat Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Studi Analisis Pengelolaan ZIS Oleh BAZ Kabupaten Jepara”. Dari hasil penelitian ini
disimpulkan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Jepara mempunyai dua sisi utama, yaitu
pengumpulan dan penyaluran, penyaluran zakat atas pendistribusian dan pendayagunaan. Bahwa pendistribusian diartikan penyaluran zakat kepada
mustahik secara konsumtif. Sedangkan pendayagunaan zakat diartikan sebagai penyaluran zakat kepada mustahik dengan berorientasi pada aspek produktif.
Tesis Saifulloh 2012 yang berjudul “ pengolalaan Zakat Dalam Pemeberdayaan Masyarakat studi kasus pada laz rumah zakat kota
semarang” dengan memanfaatkan dana zakat dengan baik dapat memajuhkan kesejahteraan masyarakat dalam meningkatkan perkembangan ekonomi bagi
seluru masyarakat pada umumnya. Agar dapat menggunakan dana zakat dengan baik demi menungjang kesenjangan sosial, perlu diadakannya utau
pengelolaan zakat yang sesuai dan profesional dalam penyalurannya kepada masyarakat dengan berkerja sama dengan pemerintah. dan hal inipun telah
dilakukan oleh pengelola rumah zakat kota Semarang dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Sistem pengelolaan Rumah Zakat kota Semarang telah
berjalan dengan baik dalam pengumpulan dan pendistribusian maupn pendayagunaan zakat yang mana diharapkan oleh parah penerimah manfaat.
Jurnal oleh Mila Sartika 2008 Vol 11. No 1. “penelitian ini berjudul
pengaruh pendayagunaan Zakat produktif terhadap pemebrdayaan mustahiq pada LAZ yayasan Solo peduli Surakarta
”. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam
pembahasan ini menitik beratkan bagaiman pengaruh dana Zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ yayasan Solo peduli terhadap
jumlah pendapatan yang diperoleh mustahik pada periode 2007. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder
yang didapatkan melalui berbagai sumber data langsung. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-
data atau laporan yang berkaitan dengan penelitian. Jadi kesimpulan penelitian
ini tertuju ke seberapa besar pengaruh jumlah dana zakat disalurkan dalam kegiatan produktif pada tahun 2007. Vol 11 No. I Juli 2008.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih menekankan kepada efektivitas
atau tingkat keberhasilan suatu program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh suatu objek penelitian dengan membandingkan dampak
atau manfaat dari program pendampingan yang telah berlangsung dengan adanya perbedaan mendasar terletak pada objek penelitian yang dilakukan
oleh peneliti.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Efektivitas
1.
Pengertian efektivitas
Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut
sesuai dengan pengertian menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan bahwa seberapa jauh
target kualitas,kuantitas dan waktu telah tercapai. Di mana semakin besar prosentase
target yang
dicapai, ma
kin tinggi efektivitasnya”. http:www.blogspot.com
diakses tanggal 23 Oktober 2016 pukul 23:00 Wib.
Menurut Ravianto 1989 :113 efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana peran menghasilkan keluarannya
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut ensiklopedia administrasi, efekif adalah suatu keadaan yang mengandung terjadinya pengertian mengenai
suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan perbuatan dengan maksud tertentu yang sesuai dengan yang dikehendaki,
maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan maksud sebagaimanayang dikehendaki.
http:.blogspot.com diakses tanggal 23
Oktober 2016 pukul 23:00 Wib.
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dikategorikan efektif itu ketika seseorang melakukan apa yang diinginkannya sesuai
dengan harapan atau tujuan yang ia kehendaki atau sesuai dengan harapan
yang dapat menimbulkan rasa senang atau bahagia dinamakan efektif.
2. Indikator Efektif
Adapun beberapa indikator agar suatu tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien yaitu:
a. Adanya tim organisasi dalam proses manajemen, diperlukan adanya
sebuah pengorganisasian yang baik. Apabila tim dari organisasi yang ada dapat berperan dan bekerja sama dengan baik, maka tujuan yang
akan dicapai dapat berlangsung secara efektif efisien. b.
Perolehan prestasi yang didapat suatu manajemen yang baik dapat terlihat dari perolehan prestasi yang didapat. Artinya, semakin banyak
prestasi yang didapat, berarti proses manajemen yang berlangsung dapat tercapai dengan optimal, serta tujuan yang dicapai juga tercapai
secara efektif dan efisien. Demikian pula berlaku sebaliknya, apabila perolehan prestasi yang didapat hanya sedikit maka proses manajemen
yang berlangsung belum tercapai secara optimal. c.
Ukuran kualitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator apakah suatu proses manajemen telah dapat mencapai tujuan secara
efektif atau efisien ataukah belum. Apabila kualitas yang dimiliki baik tentu manajemen yang berlangsung juga baik dan tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Demikian pula
sebaliknya, apabila kualitas yang telah dicapai kurang baik, maka proses manajemen yang berlangsung belum dapat maksimal dan tujuan
yang dicapaipun belum dapat tercapai secara efektif dan efisien. d.
Tipe kepemimpinan juga mempengaruhi suatu manajemen. Dalam hal ini, tipe kepemimpinan yang bersikap adil, memberi sugesti, memberi
dukungan, bertindak sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai sumber insiprasi, sebagai pelindung, dan sebagai atasan
sangatlah diperlukan. Hal tersebut diperlukan karena akan mempengaruhi tingkat ketercapaian tujuan. Apabila kepemimpinan
yang ada dalam sebuah manajemen dapat berlangsung baik, maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
B. Zakat Produktif
1. Pengertian zakat produktif
Zakat menurut bahasa adalah kata dasar mashdar dari zaka yang artinya berkah, tumbuh, subur, suci, dan baik. Dalam kamus besar bahasia
Indonesia pengertian zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk orang yang beragama Islam dan diberikan kepada
golongan yang berhak menerimanya, menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara, Sedangkan kata produktif adalah banyak
mendatangkan hasil. Zakat produktif adalah dana zakat diberikan kepada seseorang atau sekelompok masyarakat untuk digunakan sebagai modal
kerja.
Indonesia dengan Undang-Undang No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat menggunakan sistem sukarela. Model kelembagaan
yang dianut adalah multi lembaga yang tidak memisahkan fungsi pengumpulan dan pendistribusian. Terdapat dua subjek pengelola zakat
formal pemerintah dan non-formal masyarakat. Lembaga formal pengelola zakat adalah Badan Amil Zakat BAZ yang dibentuk di tingkat
nasional, propinsi, kabupatenkota, dan kecamatan. UU No 38 Tahun 1999 juga memberikan kewenangan kepada lembaga amil zakat LAZ untuk
melakukan pengelolaan zakat. Dalam pasal 1 ayat 2 undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat, zakat didefenisikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha milik untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sebagai rukun Islam merupakan kewajiban seseorang muslim yang mampu untuk
membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengeloaan yang baik, Ia merupakan sumber dana pontensial.
Yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Dan zakat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
keseimbangan sosial di dunia dengan cara tolong menolong yangkaya memberi bantuan ke yang miskin. Yang kuat memberikan pertolongan
kepada yang lemah.
2. Konsep Pengelolaan Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam, oleh sebab itu hukumzakat adalah
wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti,shalat,haji, dan puasa yang
telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia. Menurut bahasa harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut
syara’ harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dikuasai dan dapat digunakan dimanfaatkan dikuasai. Menurut ghalibnya lazim
sesuatu dapat disebut maal harta apabila memenuhi dua syarat yaitu: a
Dapat dimiliki, dihimpun, disimpan, dan dikuasai. b
Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya, misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, dan lain sebagainya.
Zahron, Akutansi ZIS 2013:3-4. 3.
Konsep Pengelolaan Infak dan Shadaqah Istilah infak dan shadaqah sering digunakan secara bersama
dalam beberapa pembahasan, seperti pembahasan mengenai pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah ZIS sehingga muncul istilah Badan Amil
Zakat, Infak, Dan Shadaqah BAZIS maupun Lembaga Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah LAZIS. Padahalistilah amil hanya digunakan dalam
konsep pengelolaan dana zakat. Namun demikian praktek pengelolaan dana zakat, infak dan shadaqah sudah begitu populer di Indonesia sehingga
seolah-olah dana zakat, infak dan shadaqah ZIS tidak ada bedanya satu sama lain. Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang konsep zakat dan
pengelolaannya, selanjutnya pada bagian ini akan dibahas tetang infak dan shadaqah, infak merupakan harta materi yang disunahkan untuk jumlah
dan waktu yang tidak ditentukan. Penyalurannya juga tidak ditentukan oleh penerima, sedangkan shadaqah adalah harta non materil yang
disunahkan untuk dikerjakan. Contohnya, senyum, menyingkirkan batupaku dari jalanan dan lain sebagainya. Pengertian infak sebenarnya
sama dengan pengertian shadaqah ,termasuk juga hukum-hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi,
shadaqah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non material. Secara akuntansi infak mungkin masih bisa untuk dihitung,
sedangkan shadaqah tidak mudah melakukan kalkulasi secara tepat karena merupakan pemberian harta non material.
4. Penyaluran Dana ZIS
Zakat adalah indikator utama dalam ketakwaan seseorang muslim, termasuk dalam rukun Islam yang wajib dijalankan. Dengan demikian
diketahui merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang. Salah satu syarat yang menunjukkan kesuksesan manajeman zakat dalam
merelaksasikan tujuan kemasyarakatan adalah pendistribusian dan penerapan yang baik. Yafie,1994:89.
Hal pertama dalam pendistribusian zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal atau dengan kata lain mengutamakan zakat yang berada
di daerah lingkungan terdekat dengan lembaga zakat, dibandingkan dengan pendistribusian untuk wilayah lainnya: hal ini disebut sebagai
centralistic, atau hubungan dengan lingkungan sekitar. Salah satu pendapat yang masyhur tentang pendistribusian zakat yaitu
bahwa pendistribusian zakat tergantung di mana harta itu berbeda dan bukan pemiliknya tinggal. Tetapi dalam masa saat ini pemilik harta
umumnya tinggal di tempat di mana uangnya lalu diinvestasikan di ibu kota atau daerah lainnya. Dalam keadaan seperti ini maka distribusinya
tergantung di mana pemiliknya tinggal dan di mana hartanya berada. Landasan dasar dari semua ini adalah bahwa pendistribusian zakat
dilakukan di tempat di mana tempat zakat tersebut dikumpulkan. Untuk menghormati hak tetangga fakir miskin yang tinggal di daerah yang
sama. Juga ingin mengentaskan kemiskinan dan segala penyebabnya serta sebagai salah satu bentuk pelatihan bagi setiap daerah untuk bisa
mandiri, hingga
mengatasi permasalahan
kemasyarakatan. Qardhawi,2005:134,141
5. Potensi, Peranan ZIS Dalam Ekonomi Islam
Zakat adalah poros dan pusat keuangan negara Islam seperti pada masa Rasulullah. Zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam
bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan keserakahan sikaya. Dalam bidang sosial zakat bertindak sebagai alatkhas yang diberikan Islam
untuk menghapuskan kemiskinan masyarakat dengan menyadarkan sikaya akan tangung jawab sosial yang mereka miliki. Dalam bidang ekonomi
zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi sangat
besar dan berbahaya ditangan pemiliknya. 6.
Tujuan Dan Hikmah ZIS ZIS
merupakan ibadah
yang mempunyai
dimensi ganda:
trancendental dan horizontal. ZIS memeliki banyak hikmah, baik yang terkait dengan meningkatakan keimanan terhadap Allah SWT maupun
peningkatan kualitas terhadap antara sesama manusia. Tujuan ZIS adalah perwujudan peningkatan terhadap Allah SWT, mensyukuri nikmatnya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan menciptakan rasa kemanusiaan untuk tolong menolong antara sesama, serta menjauhkan dari sifat kikir, rakus,
dan juga menumbuhkan ketenangan hidup, dan mengembangkan harta yang dimiliki.Manfaat dari ZIS adalah menolong, membantu dan
menolong serta membina kaum dhuafa maupun mustahiq lainnya kearah yang lebih baik dan lebih sejahtera serta dapat membantu mereka dalam
beribadah kepada Allah secara baik serta menghindarkan mereka dari kekufuran nikmatnya.
Selain itu, ZIS merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan sosial, keseimbangan dalam distribusi harta,
serta kepemilikan harta, sehingga diharapkan lahirnya masyarakat yang terdiri diatas prinsip ukhuwah islamiyah. Hafiuddin,1998:222.
7. Pengelolaan Zakat Dalam Tradisi Islam
Zakat adalah instrumen ilahiyah yang diwajibkan kepada kaum muslimin. Allah SWT. Berfirman dalam surah At-Taubah ayat 60 ada delapan golongan
yang berhak menerima zakat yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, hambasahaya, orang yang berhutang, orang-orang dalam perjalanan dan para pejuang dijalan
Allah Ibnu Sabil.
Artinya “Sesungguhnya sedekah-sedekah zakat itu hanya untuk
orang-orang fakir, dan orang-orang miskin, dan amil-amil yang mengursinya, dan orang=orang mualaf yang dijinakan hatinya, dan untu
khambah-hambah yang memerdekakan dirinya, dan orang-orang berhutang untuk dipelajakan pada jalan Allah. dan orang-orang musfir
yang keputusan dalam perjalanan, ketetapan hukum yang demikian itu ialah sebagai satu ketetapan yang datangnya dai Allah. Dan ingat
Allah maha mengetahui san maha bijaksana.At-Taubah 9 60.
Pendistribusian dana zakat kepada delapan golongan masih dalam perbincangan dikalangan ulama, permasalahan timbul karena disatu pihak
zakat bertujuan untuk memenuhi bantuan bagi pihak yang kekurangan dan lain zakat harus dibagi kepada delapan golongan. Nana Minarti,2005:26.
8. Pendistribusian Dan Pendayagunaan Dana Zakat
Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdayaguna dan berhasil guna maka pemanfaatannya harus selektif. Sedapat mungkin untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat produktif tanpa meninggalkan kebutuhan pemenuhan kebutuhan konsumtif. Hal lain yang harus
diperhatikan juga adalah kebutuhan mustahik. Di beberapa ayat di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pembayaran zakat untuk mustahik yang ada di
lingkungan muzakki. Namun, pemerataan kebutuhan mustahik diseluruh pelosok juga
harus diperhatikan, untuk itu pendistribusian dan pendayagunan zakat termasuk harta selain zakat, dilakukan oleh lembaga amil zakat LAZ
dengan memperhatikan, berdasarkan database yang ada di BKPZ Badan Keuangan Pengelola Zakat, berdasarkan skala prioritas kebutuhan
mustahik sesuai pedoman pendistribusian dan pendayaagunaan zakat yang ditetapkan oleh BKPZ nasional. Dalam mengelola zakat LAZ wajib
mencatat data pengumpulan, pendistribusian, dan pedayagunaan zakat dan harta selain zakat. Nana Mintarti,2005:76.
9. Hukum Zakat ProduktifPentingnya dasar zakat digambarkan dalam bentuk
ayat berikut: a
Dasar hukum yang terkandung dalam Al-Quran
“Dan dirikanlah sembayang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,supaya kamu diberi rahmat
”. Qs.An-Nur24:56. b
Dasar Dari Hadist
َ لاداو ةق ص ف ْو ْ م ُ ه ْفل ثْي ح ِ ا ْ فْم ساب ْبا ِ ا .نافْهلا ةثاغا بُ هو ِ اف ْْ ا
ِ طبلو هن س ا صا ما ْ ا َ لادا ثي ح ْغصلا ما ا ِ ط ي سلا و هف طو هج خ
سناو ه ي بو س ب لهسو سم ىاو سم با ةياو م هيل اف
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra., secara marfu’ Nabi Saw. bersabda bahwa setiap kebaikan adalah sedekah. Dan pahala bagi yang
menunjukkan atas kebaikan seperti yang mengerjakannya. Dan
Allah menyukai terhadap orang yang tertimpa musibah.” HR. Maqashidul Hasanah.
ةق ص َ ْيخَأ هْجو ِ سبت
Artinya: ”senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai
shadaqah untuk mu”H.R. Ibnu Hiban. 10.
Anjuran Bekerja Dalam Al-Quran Islam sangat menganjurkan kepada manusia agar bekerja mencari karunia
Allah. Hal ini tertulis dalam beberapa ayat Al-Quran, yaitu : Surat At Taubah 9 Ayat 105, sebagai berikut :
Artinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui
akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” QS. At Taubah 9: 105
Dalam Islam dianjurkan untuk menyeimbangkan antara beribadah kepada Allah dan mencari rejeki di dunia, sebagaimana tercantum dalam
Surat Al Jumuah 62 Ayat 9-10, sebagai berikut :
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”Al Jumuah 62: 9
Artinya “Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung.” Al Jumuah 62: 10 11.
Pendayagunaan Zakat Produktif Pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya dana
zakat secara maksimum sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan bagi umat sehingga memiliki fungsi sosial dan sekaligus
fungsi ekonomi konsumtif dan produktif. Pendayagunaan diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif
maslahat bagi masyarakat khususnya umat Islam yang kurang beruntung. Inayah: 198.
C. Pemebrdayaan Ekonomi
Pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan
yang pada umumnya berupa kredit untuk usaha produktif sehingga umat mustahik sanggup meningkatkan pendapatannya dan juga membayar
kewajibannya zakat dari hasil usahanya. Pemberdayaan sebagian dari kelompok yang berhak akan harta zakat, misalnya fakir miskin, yaitu dengan
memberikan harta zakat kepada mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu juga dengan memberikan modal kepada mereka yang
mempunyai keahlian dalam sesuatu, sehingga dapat meneruskan kegiatan profesi, karena mereka tidak mempunyai modal tersebut. Semua ini
dimaksudkan untuk memberdayakan harta, menggerakkan unsur-unsur produksi, menggali potensi sumber daya, meningkatkan tambahan
penghasilan serta merealisasikan kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat.
Khasanah,2010:198.
Usaha kecil dan menengah terdiri dari tiga kata yaitu; usaha, mikro kecil dan menengah. Dalam literatur yang terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian secara kata “usaha” adalah kegiatan yang
menggerakan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan perbuatan, prakasa, ikhtiar atau dan upaya, untuk mencapai
sesuatu. U ntuk kata “mikro“ adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan
jumlah sedikit atau ukuran yang lebih kecil. Sedangkan untuk “kecil” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kurang besar keadaan atau
sebagainya tidak besar. Serta kata “menegah” adalah yang berasal dari kata dasar tengah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan tempat
arah,titik di antara dua tepi batas. Untuk kata syariah atau syariat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah hukum agama yang menetapkan
peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT. Hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar
berdasarkan Al-Quran dan Hadis.
Sedangkan pengertian usaha mikro kecil menengah UMKM di beberapa negara tidak semua sama tergantung pada konsep yang digunakan
negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah ternyata berbeda di suatu negara lainnya. Sedangkan di Indonesia sendiri
usaha mikro menurut SK Menteri keuangan RI No.40MKM.062003 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil
penjualan paling banyak 100.000.000 seratus juta rupiah per tahun serta mengajukan kredit ke bank paling banyak 50.000.000 lima puluh juta
rupiah. Berdasarkan UU. No .91995 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang ini. Karena begitu
pentingnya usaha UMKM ini sehingga diatur dalam undang- undang nomor 20 tahun 2008 dan dalam peraturan Bank Indonesia No 1311PBI2011
tanggal 3 Maret 2011.
Dalam Undang-Undang tersebut di atas disebutkan bahwa: a.
Kriteria usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang
sesuai undang undang. b.
Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian atau usaha besar memenuhi kriteria usaha
kecil sebagaimana dalam undang-undang.
c. Kriteria Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan per tahun sebagaimna diatur dalam undang-undang.
Menurut Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat di mana kegiatan ekonomi tersebut
mempunyai kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha lebih dari Rp 50.000.000,- sampai paling banyak Rp 500.000.000,.
Namun hal tersebut masih menjadi perdebatan antar bank-bank di Indonesia Suhardjono, 2005: 33. Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995
tentang pengertian usaha kecil setidaknya berpenghasilan Rp 50.000.000,- dalam kurun waktu 1 tahun Suhardjono, 2005: 35
Kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut: 1
Usaha mikro: maksimal aset 50 juta, dengan maksimum omset adalah 300 juta.
2 Usaha kecil: maksimal aset di atas 50 juta sampai 500 juta, omzet di
atas 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. 3
Usahya menengah: aset di atas 500 juta sampai dengan 10 milyar, omzet diatas 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar. Sutardjo
Tui,2013:8,9.
D. Indikator Pengembangan Usaha
Menurut Jeaning Beaver dalam Muhammad Sholeh, tolok ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari
peningkatan omset penjualan.Tolok ukur perkembangan usaha haruslah merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau
bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan. Semakin konkrit tolok ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk memahami serta
membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut. Para peneliti pun sepakat pada peningkatan omset penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan
pertumbuhan pelanggan
sebagai pengukuran
perkembangan usaha.
Mohammad Soleh, 2008: 26. Indikator yang terdapat pada perkembangan usaha UMKM adalah omset
penjualanpendapatan, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan jumlah pelanggan selama sebulan. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai
dengan meningkatnya omset penjualan yang berarti dengan meningkatnya jumlah pelanggan sehingga pelaku usaha akan menambah jumlah tenaga kerja.
Ketika ada peningkatan dari ketiga indikator tersebut maka berarti usahanya mengalami perkembangan dan lembaga keuangan terbukti efektif dalam
meningkatkan perkembangan UMKM.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu merujuk pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah pengamatan
wawancara,atau penalaran dokumen berupa data deskriptif dari subjek yang mempunyai pemahaman yang mendalam terkait objek yang akan
diteliti sebagai gambaran akan pemahaman maupun konseptual terkait teori. Moleong:2012,6
. B.
Objek dan subjek penelitian
Objek penelitian ini adalah BMT Artha Barokah Imogiri. Subjek penelitian ini adalah manajer atau yang bertanggungjawab di Baitul
Maal dan para kelompok pendampingan yang telah mengikuti program yang dijalankan oleh BMT Artha Barokah Ruko Ketandan Kulon, RT
07RW.12 Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Objek pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling acak berlapis sampling ini
digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen.
Dalam hal ini peneliti memilih salah satu dari beberapa yang telah mengikuti program pendampingan untuk dijadikan sebagai responden
dalam satu program pendampingan yang telah di lakaukan. Kelebihan teknik sampling ini adalah pelaksanaannya mudah dan adanya
stratifikasi dapat meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi
C. Sumber Data Utama
Sumber data utama dalam penelitan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, baik berupa wawancara dan observasi selebihnya adalah data
tambahan berupa dokumen. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari data asli atau pertama data ini didapat
oleh peneliti dari hasil wawancara dengan manajer dan para peserta yang telah mengikuti program pendampingan dan selain itu, terdapat
data tambahan dokumen atau laporan rekap program pendampingan yang telah dilaksanakan oleh objek penelitian yaitu BMT Arta
Baraokah Imogiri, Bantul, Yogyakata.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
dilakukan. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur
dalam wawancara
dengan manajer
atau penanggungjawab Baitul Maal dan para peserta yang mengikuti
program pendampingan
itu. Indikator
poin wawancara
menggunakan kriteria dari berbagai penilaian untuk mengetahui terkait dampak atau manfaat suatu program pendampingan dan
pengembangan usaha mikro kecil menengah UMKM yaitu: a.
Assesment penilaian, untuk mengindetifikasi kebutuhan suatu pendampingan,
b. Delivery penyampaian, untuk melihat tujuan dari suatu
program pendampingan, c.
Evaluation evaluasi, untuk mengukur hasil dari suatu program pendampingan.
2. Observasi
Observasi adalah data fakta mengenai dunia kenyataan. Dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari
perilaku tersebut. Peneliti akan melakukan teknik pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan partisipatif yaitu peneliti
terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, bografi, peraturan, kebijakan. Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau
didukung oleh data-data dokumen. Peneliti akan menjadikan dokumen sebagai data untuk mengetahui program-program
pendampingan yang telah dilaksanakan pada objek penelitian tersebut.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data deskriptif yaitu berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dalam penelitian baik berupa analisis ketika di
lapangan dan analisis setelah di lapangan. Analisis ketika di lapangan bersifat induktif, sedangkan analisis setelah di lapangan bersifat
deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis program pendampingan yang telah dilakukan oleh BMT Artha
Barokah Imogiri. Pada mulanya peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi dan wawancara, kemudian mengurutkan dan kemudian
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Langkah selanjutnya menyesuaikan data yang diperoleh peneliti,
kemudian dianalisis dengan melihat esensi materi dan program pendampingan yang ada pada BMT Artha Barokah. Setelah dianalisis
peneliti menyimpulkan apakah program pendampingan yang telah dilakukan atau dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh pelaku usaha atau belum.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BMT Artha Barokah
1. Sejarah Berdirinya BMT Artha Barokah
BMT Artha Barokah berdiri pada 2 Juli 2007 berasal dari inisiatif pemuda dan para aktivis yang ada di daerah Imogiri terdiri dari remaja
mesjid, pedagang, pegawai negeri sipil, pekerja serabutan dan pegawai swasta. Kemudian mendapatkan izin resmi Badan Hukum No:
38BHKPTSIX2008 pada tanggal 18 September 2008 dengan slogan “Nyaman Bersama Syariah”. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ini
didirikan setelah terjadi gempa di Yogyakarta dengan harapan bisa membentuk usaha kecil-kecilan dengan koperasi yakni BMT Artha
Barakah.Berdirinya BMT Artha Barakah tidak semata-mata tanpa peran orang yang ahli dalam bidangnya.Namun, didampingi oleh
konsultan dari ISES Institute of Sharia Economic Studies.Dengan anggota terkumpul sejumlah 29 orang.Kebanyakan anggota BMT
Artha Barokah dari pemuda Imogiri. Dengan modal awal yakni simpanan wajibnya setiap anggota Rp.5.000,00 dan simpanan
pokoknya Rp. 500.000,00. sehingga terkumpul dana dari keseluruhan simpanan pokok dan wajib sebesar Rp. 49.000.000,00. Tidak semua
simpanan tersebut berupa uang cash tetapi, ada juga yang berupa
barang sebagai penunjang operasional BMT Artha Barokah. Asal nama Artha yang berarti harta dan Barokah yang mempunyai makna manfaat
dapat digunakan oleh orang lain. Diharapkan dengan berdirinya BMT Artha Barokah dapat menjadi lembaga keuangan syariah yang bisa
mengayomi para anggotanya dengan dana yang terkumpul, serta bisa memberikan manfaat di kemudian hari dari dana yang dipinjamkan.
Dengan telah lama berdirinya BMT Artha Barokah ini hingga saat ini terkumpul asset sebesar Rp. 6,000.0000.000,00 Miliar. Kedepannya
BMT Artha Barokah mempunyai impian yakni strategi pelebaran jaringan dan perluasan cabang. Untuk pelebaran jaringan BMT Artha
Barokah bekerja sama dengan BMT yang lain yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.
BMT Artha Barokah memperluas ekspansi pasar keuangannya dengan menambah cabang. Cabang terdapat di Giwangan yang
sebelumnya terletak di Kecamatan Condongcatur. Pemindahan kantor cabang dilakukan agar lebih efektif dan efisien saat melakukan
pengawasan. Pangsapasar keuangan di daerah Giwangan menargetkan Pasar Giwangan yang merupakan tempat perputaran uang yang
memungkinkan menjadi peluang bagi BMT untuk mencari mitra.BMT Artha barokah tidak hanya membuka cabang namun juga jaringan.
Jaringan ini terdapat di kota Solo sebagai perluasan. Mengambil karyawan yang ada di kantor pusat yang sudah berpengalaman
kemudian diberitanggung jawab untuk mengelola kantor jaringan.
Rekrutmen karyawan dilakukan di solo dan mendapat training di kantor pusat agar apa yang diinginkan oleh BMT bisa menjadi satu visi
dan misi untuk karyawan baru di BMT Arta Barokah. BMT Artha Barokah 20 Oktober 2016.
2. Sekilas Tentang Tentang Baitul Maal
Baitul Maal Wa Tamwil BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang berlandaskan syariah. Sebagai lembaga keuangan baru
yang berlandaskan syariah peran dan fungsi BMT mempunyai posisi yang strategis di tengah sistem perbankan konvensional yang dengan
riba. Hal ini disebabkan BMT menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu satu sisi mengembangkan aspek sosial Baitul Maal, dan di sisi lain
mengembangkan aspek bisnis Baitul Tamwil, dimana di dalam menjalankan kedua fungsi tersebut berlandaskan sistem syariah Islam.
Baitul Maal Artha Barokah adalah salah satu bagian dari lembaga yang menjadi penghimpun sekaligus penyalur dana berupa zakat, infak,
shadaqah dan wakaf serta hibah. Didirikan melekat dengan pendirian BMT sehingga dengan sendirinya berjalan bersamaan pengelolaan
BMT pada tahun 2008 yang dikelola secara terpisah dari Baitul Tamwil, namun masih belum diprioritaskan pengelolaannya secara
maksimal. Agar lebih optimal maka diperlukan divisi sendiri, kemudian
bermitra dengan lembaga amil zakat yang sudah ada, yaitu Yayasan Dompet Dhuafa sehingga pada bulan Juli 2012 Alhamdulillah
mendapatkan Surat keputusan resmi dengan SK No.807DDSK- DIREKTURVII2012 sebagai salah satu Mitra Pengelola Zakat
Lembaga Amil Zakat Dari Yayasan Dompet Dhuafa Republika.Dengan Surat keputusan tersebut maka diharapkan pengelolaan akan lebih
profesional dengan pembinaan dan supervisi dari Yayasan Dompet Dhuafa dengan program-program yang lebih baik agar semakin
berprestasi dan bermamfaat bagi masyarakat umum dengan adannya kemitraan ini
3. Visidan Misi
a. Visi
Menjadikan BMT yang terdepan, amanah, produktif dan kontributif berbasis syariah di Indonesia
b. Misi
1 Sebagai bagian lembaga penggerak ekonomi syariah
2 Meningkatkan pelayanan secara profesional, amanah dan
saling menguntungkan. 3
Membantu mengembangkan dan fokus pada usaha mikro kecil dan menengah
4 Memberdayakan anggota dan masyrakat umum
4. Budaya Kerja
Disiplin, Bersih, Tertib, Teratur, Rapi, dan Santun DIBERTITERASA dan
Tagline“comfrot with syaria” Nyaman Bersama Syariah”.
5. Srutktur Organisasi
Pengawas manajemen :1.Sutardi, A. MD OT
2.AgungBudiantoro,S.SI, M.SI 3. Ani Maruhah
Pengawas Syariah : 1. Husni Tamrin, S.E
2. Juani S.SI Susunan pengurus
Ketua : Kasidi SE
Sekretaris : Inti Iriantina S.E
Bendahara : Sulastr
Susunan Pengelolaan Pusat Direktur
: Kasidi S.E Manajer oprasional
: Istiqomah Isti H. L. MD Menajer Pembiayaan : Sulastri
Manajer Simpanan : Nur Rofiqoh
Manajer Baitul Maal : Astuti Jumlah Kariawan
: 20 0rang
Struktur Organisasi
Sumber : BMT Artha Barokah Gambar 4.1Struktur Organisasi BMT Artha Barokah
6. Program Baitul Maal Artha Barokah
a. Program Ekonomi Umat
1 Bina ekonomi mandiri BEM adalah pemberdayaan ekonomi
kaum dhuafa, baik pendampingan maupun permodalan 2
Pesantren enterpreneur Jogjakarta PASENJA pendidikan atau pelatihan entrepreneur untuk masyrakat umum.
b. Program Pendidikan
1 Beasiswa yatim dhuafa yaitu program untuk pendidikan siswa
berprestasi yang kurang mampu dari SD sampai dengan perguruan tinggi
2 Membangun keluarga utama yaitu program kajian rutin untuk
seluruh civitas BMT dan masyarakat umum 3
Perpustakaan Arba peduli yang menyediakan buku-buku keislaman dan kewirausahaan
c. Program Wakaf
1 Wakaf uang yaitu digunakan untuk usaha produktif
2 Wakaf ambulance yaitu untuk biaya pembelian dan perawatan
ambulan d.
Program Sosial 1
Tanggap bencana yaitu program tanggap bencana ketika ada bencana yang terjadi.
2 Bakti sosial yaitu program sosial untuk membantu masyarakat
dalam bentuk tebar hewan qurban, tebar sembako gratis, parcel ramadhan dan pelayanan kesehatan gratis.
e. Program Bina Ekonomi Mandiri
Bina ekonomi mandiri adalah sebuah program pemberdayaan ekonomi produktif dimana pihak baitul maal memberikan
permodalan, pembinaan dan pendampingan secara berkala kepada usaha mikro kecil menengah untuk meningkatkan baik pendapatan
dan pengetahuan hingga jadi maandiri, dan tahapnya melalui BEM tumbuh dan BEM mandiri. Baitul Maal BMT Artha Barokah
f. Kampung produktif kreatif
Yaitu rintisan kampung yang bisa produktif dan kreatif sehingga mampu menyejahterakan warga kampung dan sekitarnya, kegiatan
meliputi sebagai berikut : 1
Pelatihan dan training. 2
Program yang relevan Kandangisasi ternak, Pengelolaan sampah, kerajianan Tempe, kayu, perikanan, lokasi outbon
ddll. 3
Pendampingan 1 bulan sekali selama 5 Tahun. 4
Semua warga produktif dan kreatif. 5
Bebas pengangguran dan penyakit masyarakat.
B. Hasil Dan Pembahasan
Lembaga Amil zakat merupakan lembaga untuk para muzakki bergerak di bidang sosial ataupun juga dapat membantu para pelaku usaha
kecil dalam melakukan pembiayaan seperti, untuk modal usaha yang telah ditekuni atau baru akan membuka usaha. Akan tetapi lembaga Zakat juga
mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan usaha-usaha produktif. Supaya dengan adanya lembaga amil tersebut dapat membantu
para pelaku usaha kecil dalam meningkatkan atau bangun dari keterpurukan yang selama ini dialami oleh para pelaku usaha tersebut.
Dengan cara seperti ini BMT Artha Barokah mendirikan lembaga yang khusus untuk pemberdayaan ekonomi umat atau pun sosial lainnya yaitu
badan pengelola Zakat,Infak, Shadaqah serta Wakaf ZISWAF. Lembaga pengelola zakat yang ada di BMT Arta Barokah selain
melakukan kegiatan- kegiatan sosial seperti bakti sosial dan santunan anak yatim atau sering kita dengar dengan kategori golongan delapan
asnaf, lembaga zakat yang ada di BMT juga mempunyai program pemberdayaan ekonomi atau UMKM untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat. Dengan adanya kegiatan pendampingan UMKM diharapkan adanya perubahan yang signifikan dalam melakukan ekonomi produktif,
dalam program pendampingan ini pihak pengelola sama sekali tidak memberatkan pelaku usaha dalam hal pengangsuran yang tinggi, karena
dalam peminjaman modal ini tidak diberatkan dalam anggsuran yang
adanya penambahan pembiayaan-pembiayaan seperti biasa karena
menggunakan akad pembiayaan qardhul hasan.
Zakat dipandang dari segi kesejahteraan umat berdampak terhadap keadilan ekonomi, dimana zakat dapat berdampak terhadap kemandirian
sosial. Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta sosial distribusi. Zakat produktif dapat menolong
dan membantu, membina , dan membangun kaum dhuafa yang lemah guna untuk memenuhi kehidupan pokoknya. Karena itu dalam Al-Quran
mengatakan bahwa tidak boleh hanya berputar kepada orang kaya saja.Untuk itu perlu adanya pemahaman yang mendalam terhadap
pendayagunaan zakat, artinya bahwa zakat didayagunakan untuk membangun kesejateraan umat. Untuk menyejahterakan umat kurang
mampu perlu membangun inovasi baru yaitu, memberdayakan zakat dengan usaha produktif, dengan tujuan untuk peningkatan kualitas hidup
masyarakat kurang mampu akan sangat terbantu. Dengan adanya program seperti ini maka masyarakat sangat
terbantu untuk mengembangkan usaha yang dijalani guna tercapainya suatu tujuan yang dapat menyejatherakan bagi kaum yang kekurangan
modal. Dengan demikian BMT telah berhasil memasuki masyarakat yang lebih kecil dengan program-programnya yang ada di Baitul Maal untuk
menyejahterakan rakyat kecil. Peneliti beberapa kali berkunjung ke BMT khususnya ke lembaga
pengelola zakat untuk mencari tahu data awal dan data pelaku usaha mikro
kecil menengah UMKM di mana tempat pelaku usaha tersebut. Selain itu pada tanggal 25 0ktober 2016 peneliti melakukan wawancara kepada
direktur BMT bapak Kasidi karena ketika itu pihak maal yang mengelola baru masuk kerja menggantikan manajer lama karena keluar dari
pekerjaan. Dan pada tanggal 28 Oktober 2016 peneliti kembali lagi ke BMT bertemu dengan manajer baitul maal mbak Astuti untuk mencari
tahu tempat-tempat pelaku usaha yang di dampingi oleh pengelola dana. Peneliti lebih sering ke UMKM dibandingkan ke BMT disebabkan peneliti
lebih banyak membutuhkan data kepada pihak pelaku usaha atau UMKM jadi peneliti beberapa kali bersilaturahmi untuk melakukan wawancara
guna melengkapi data-data yang ada. Berikut ini hasil wawancara selama peneliti berada dilapangan.
1. Peran BMT Artha Barokah Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Kecil Menegah UMKM
BMT sebagai lembaga keuangan syariah di samping memberikan pembiayaan dalam perkembangan ekonomi, juga
membantu dalam kemaslahatan umat melalui program-program filantropi seperti bakti sosial dan pendampingan itu sendiri
sampai pemberian motivasi terhadap para pelaku usaha kecil. BMT atau pengelola dana Zakat, infak, dan shadaqah ZIS
dalam program pendampingannya mempunyai dua cara yaitu melalui BEM Bina Ekonomi Masyarakat Tumbuh dan BEM
Mandiri, dimana bina Ekonomi Masyarakat Tumbuh ini pihak
BMT membentuk jiwa atau karakter pelaku usaha supaya dapat menjadi pelaku usaha yang benar-benar berkembang dari usaha
yang sebelumnya. BEM Tumbuh sendiri dibina oleh pihak BMT selama satu
tahun setiap kelompok untuk membentuk karakter dan membentuk supaya menjadi pengusaha yang sesuai dengan
harapan walaupun sudah mempunyai usaha sebelumnya untuk mengembangkan usaha yang ada dan untuk pengembangan
usaha supaya menjadi ekonomi mandiri, BEM Tumbuh itu didampingi selama satu tahun untuk mencapai target bem
Mandiri. Dalam pembinaan ini pihak pengelola berkerja sama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di setiap
bidang baik itu dalam bidang kemasan atau tata cara pemasaran itu sendiri. Sedangkan Bina Ekonomi Masyarakat Mandiri dari
pihak pengelola hanya meneruskan dari BEM tumbuh itu sendiri, dan anggota bina ekonomi mandiri sekarang berjumlah
60 orang yang masih dalam proses dari ekonomi tumbuh itu, setelah itu dari ekonomi mandiri itu sendiri ketika sudah mapan
akan digiring kepada pembiayaan tamwil supaya dapat bagi hasil dan tidak lagi ke ekonomi mandiri.
Model pendampingan yang dilakukan oleh BMT tidak dilakukan dalam setiap kelompok secara khusus akan tetapi
semua kelompok dikumpulkan menjadi satu di suatu ruangan
dan disana diadakan sejenis workshop dan diberikan tata cara bagaimana produk kita di pasaran itu sesuai dengan kebutuhan
masyrakat dan dalam mencapai target tersebut pengelola dana ZIS mempunyai tanggung jawab juga dalam mencapai target
yang diinginkan selain memberikan motivasi dan semangat kepada pelaku UMKM juga harus tetap melakukan langkah-
langkah seperti berikut: a.
Pendampingan Pendampingan
yang dilakukan
oleh pengelola
merupakan salah satu hal yang penting dalam mencapai yang diinginkan oleh pengelola, karena untuk mencapai
target pengelola tidak hanya memberi modal akan tetapi juga harus benar-benar melakukan pendampingan dari
awal sampai waktu yang telah disepakati untuk dapat mengontrol seberapa besar perkembangan usaha
tersebut. b.
Pengawasan Pengawasan sangatlah penting dilakukan oleh pihak
BMT Artha Barokah atau penyalur dana supaya kegiatan atau aktivitas yang diharapkan dapat berjalan
dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang terlibat, jadi pengawasan sangat
penting untuk mengetahui segala perkembangan.
c. Kunjungan
Perlu diadakannya suatu kunjungan oleh pihak BMT Artha Barokah kepada pelaku usaha tersebut untuk
mengklarifikasi sudah sejauh manakah usaha itu berjalan dan kendala apa yang dihadapi oleh para
pelaku usaha tersebut. Melalui hal seperti itu maka BMT dapat membangkitkan
semangat para pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM bagi penerima
dana tersebut
untuk lebih
berkembang dan
membangkitkan motivasi kerjanya. Karena UMKM selain menerimadana juga dapat berbagi keluh kesah terhadap kendala
yang dihadapi oleh pelaku usaha. Walaupun cara yang dilakukan itu sederhana akan tetapi menjadi sangat perlu dilakukan oleh BMT
kepada pelaku usaha karena dengan cara itu dapat membangkitkan semangat untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha yang
dilakukan. BMT juga dalam menjalankan program-program pemberdayaan ekonomi kecil sangat kesulitan dalam mencari data
UMKM yang sesuai dengan harapan atau masuk dalam kategori yang telah menjadi target utama oleh pengelola untuk dilakukan
pembiayaan kata Bapak Kasidi selaku direktur BMT Artha Barokah.
“Sebelum melakukan pembiayaan ekonomi kami juga melakukan survei terkait dengan usaha yang akan dibiayai untuk
melihat termasuk ke dalam 8 asnaf atau tidak. Setelah mengetahui
usaha apa yang telah dilakukan oleh pelaku usaha baru kami melakukan pembiayaan. UMKM yang dibiayai tersebut tidak
dikenakan sistem bagi hasil akan tetapi hanya mengangsur setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak pengelola
dan penerima manfaat dan pembiayaan itu juga menggunakan aqad qardul hasan jadi tidak ada bagi hasil dalam angsuran
tersebut”.wawancara bapak Kasidi Jum’at 28 Oktober 2016. Pihak penyalur dana selain melakukan cara pendampingan,
pengawasan dan kunjungan BMT juga melakukan cara-cara yang untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman seperti mengajarkan
tatacara bagaimana membuat buku pengeluaran dan pemasukan yang walaupun sederhana akan tetapi sangat bermanfaat bagi
pengembangan pelaku UMKM itu sendiri. BMT selain melakukan suatu pendampingan usaha BMT juga mengajarkan para pelaku
usaha tatacara membuat laporan keuangan untuk menunjang pengetahuan dalam pengembangan usaha tersebut supaya dapat
mengatur pengeluaran agar tidak tercampur mana untuk kebutuhan usaha dan mana untuk kebutuhan sehari-hari.
Melalui cara seperti ini maka BMT Artha Barokah akan membangkitkan semangat dari pelaku usaha tersebut untuk lebih
keras meningkatkan yang menerima bantuan dari dana untuk mau mengembangkan usaha yang telah ada. Karena ketika para
penerima dana hanya diberikan dana tanpa adanya langkah-langkah di atas maka para pelaku usaha akan masih kebingungan dan masih
akan melakukan ketergantungan terhadap dana yang diberikan oleh pihak pengelola. Dengan kondisi seperti ini maka pelaku UMKM
yang kebanyakan masyarakat menegah ke bawah akan sulit keluar dari garis kemiskinan. Karena tujuan pemberdayaan sendiri adalah
memperkuat masyarakat lemah baik dalam aspek internal maupun dalam aspek eksternal. Dalam aspek internal membantu
memperkuat mental atau persepsi dengan berjuang menuju arah yang lebih baik dan lebih berkembang dari yang sebelumnya.
Sedangkan dalam aspek eksternal dilakukan dengan cara menolongnya keluar dari struktur sosial yang terus menindasnya
Suharto,2009:60. BMT Artha Barokah dalam penghimpunan dana juga
bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Yogyakarta, dan juga berkerja sama baik cara penghimpunan maupun secara
pendampingan itu sendiri di mana pihak BMT mencari pelaku usaha dari Dompet Dhuafa mendapat pekerjaan di pendampingan
itu atau ketika menyediakan pemateri ketika materi kelas, dan juga pihak dompet dhuafa juga sering melakukan survei ke rumah-
rumah para pelaku usaha untuk memberikan arahan guna untuk melihat seberapa jauh perkembangan usaha yang dijalani oleh para
pelaku tersebut. Pendekatan dan pendistribusian yang dilakukan oleh
pengelola modal sebelum melakukan pembiayaan itu sangat-sangat teliti, karena pihak BMT sendiri yang mencari data dan terjun ke
lapangan atau survei ke berapa tempat pelaku usaha secara
langsung untuk menggali segala hal tentang UMKM yang akan dibiayai. Dalam hal ini pihak BMT dapat melihat langsung mana
UKM yang layak dan cocok untuk dibiayai. Pendistribusian dana ZIS sendiri lebih banyak kepada fundraising untuk modal kerja.
Selain untuk modal kerja dana ZIS juga disalurkan dengan beberapa cara yaitu seperti santunan, baksos beasiswa dan lain
sebagainya. Distribusi dalam perekonomian syariah Islam adalah
mencakup dalam pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber daya kekayaan bagi keadilan masyarakat
umum. Dalam masalah ini zakat mempunyai peran penting dalam kajian distribusi. Masalah zakat dan distribusi adalah masalah yang
berhubungan dengan jaminan sosial. Tanggung jawab dalam jaminan sosial ini merupakan tanggungjawab antara masyarakat,
individu dan pemerintah, termasuk dalam juga lembaga-lembaga filantropi.
Dalam strategi BMT dalam meningkatkan semangat kerja para pelaku tidak hanya melalui pendekatan seperti biasanya. Ada
beberapa kali pihak BMT mengajak para penerima manfaat dalam berbagai kegiatan seperti outbond dan melakukan jalan bersama
untuk meningkatkan semangat kerja. Karena kelompok penerimah manfaat tidak hanya menjadi pengusaha yang maju juga
diusahakan dapat menjadi pengusaha yang tangguh dan dapat
bekerja secara bersama saling membantu satu sama lain layaknya seperti saudara.
Tabel. 4. 1Pemasukan Dana ZISWAF
No Pemasukan
Rupiah
2013 2014
2015 1
Zakat Rp.
4.880.115,09 Rp.
10.851.056,22 Rp.
20.382.807,81 2
InfakSedekah Rp.
7.245.148,48 Rp.
2. 612.867,92 Rp.
5,975.179.37
3 wakaf
ambulance -
Rp. 350.000,00
Rp. 4.670.000,00
4 wakaf tunai
Rp. 560.000,00
Rp. 86.000,00 Rp.
7.446.475,00 5
lainnya -
- Rp.
5.000.000,00 6
penerimaan lainnya
Rp. 578.226,57
Rp. 16.037.052,16
Rp. 976.373,14
7 bagi hasil
wakaf -
Rp. 4.544,88
Rp. 928. 940,83
8 bagi hasil
simpanan Rp.
36. 226,00 Rp.
32. 502,28 Rp.
47. 432,31 9
total Rp.
44.450.835,32 Sumber : BMT Data Diolah
Dari hasil analisis data pemasukan dana masyarakat pada tahun 2013-2016 di atas merupakan dana yang terkumpul dari hasil
dana sosial masyarakat untuk digunakan pada penggunaan soasial. Dari hasil analisis penulis bahwa data pemasukan dana sosial dari
tahun ketahun tingkat kepercayaan masyarakat semangkin menambah untuk dapat disalurkan melalui BMT Artha Barokah itu
sendiri.
Tabel. 4. 2 Penyaluran Dana Sosial BMT
NO PENGELUARA N
Rupiah
2013 2014
2015 1
Program Ekonomi umat
Rp. 21.
412.000,00 RP.
18. 526.000,00 Rp.
11. 240.738,79
2 Program Dana
Pendidikan Rp.
3.040.000,0 Rp.
4. 111.500,00 Rp.
10. 931.000,00
3 Program Dana
Soasia Rp.
3.205.000,0 Rp.
5.477.000,00 Rp.
3.640.000,00
4 Dana Oprasional
Rp. 3.077.980,0
Rp. 1.937.200,00
Rp. 4.700.500,00
5 Total
Rp. 30.734.980,
00 Rp.
30.051.700,00 Rp.
30.512.238,79
Sumber data dari Bmt Artha Barokah di Olah
Walaupun dana untuk ekonomi umat mengalami penurunan setiap tahunnya akan tetapi untuk program pendampingan sendiri pun masih
tetap seperti yang awal tidak ada perubahan sama sekali dalam proses pendampingan tersebut. Masyarakat juga masih mempercayakan dana
sosialnya untuk tetap dikelola oleh BMT itu sendiri.
Dengan adanya penyaluran dana ZIS yang ada di lembaga keuangan syariah BMT Artha Barokah, masyarakat atau para pelaku usaha
mikro kecil menengah dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan pola yang dibangun melalui program-program pemberdayaan yang ada.
Tentu dengan adanya dana zakat dan adanya program tersebut maka UMKM yang dibiayai atau didampingi sangat terbantu dari segi
pengembangan usaha yang telah ditekuni dari sebelumnya. Ada juga beberapa pelaku usaha dapat mempekerjakan ibu-ibu yang ada di sekitar
perumahan atau di kawasan itu yang membutuhkan pekerjaan, jadi secara tidak langsung pendapatan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Skema penghimpunan dan penyaluran dana untuk usaha produktif,
Gambar 4.2 Skema Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Untuk Usaha Produktif.
Dalam proses penyaluran dana itu pihak BMT sebenarnya mengalami kesulitan dan benar- benar harus sesuai dan lulus seleksi sesuai
dengan yang telah penulis paparkan. Sedangkan untuk penghimpunan pihak BMT yang peneliti wawancarai juga mempunyai kesulitan, seperti
yang peneliti dapatkan dalam wawancara dengan pak Kasidi selaku direktur pada tanggal 22 oktober 2016,
Lembaga Pengelola Zakat
Untuk Usaha
Internal dan Eksternal
“Sebenarnya dalam pengumpulan dana itu sendiri kami juga mempunyai kesulitan mas, seperti kesulitan untuk menyadarkan
masyarakat untuk membayar zakat, infak serta shadaqah itu sendiri, dan untuk penyalurannya juga kami sangat kesulitan dalam penyarian data
UMKM yang benar-benar siap untuk dibiayai dan tentunya yang masuk
dalam kategori kaum dhuafa atau penerima dana tersebut”. Jadi untuk lembaga pengelola zakat yang ada di BMT sendiri juga
mempunyai kendala dalam pencarian dana juga tidak serta-merta dana zakat infak shadaqah terkumpul begitu saja perlu proses dan kerja keras
dalam pengumpulan dana itu, selain pengumpulan dana, BMT juga kesulitan untuk mencari UKM yang benar-benar ingin diajak kerja sama
dalam hal ini. Tabel. 4. 3 Data Penerima Manfaat Ekonomi Mandiri Kelompok Angkringan
No Nama
Cp Alamat
Modal usaha
1 Wibowo
087739806555 Karangtalun RT
01,Sriharjo,Bantul RP.300.
000,- 2
Endi Hartono Tunggalan RT
03,Sriharjo,Bantul Rp.
500.00 0,-
3 Rudi Sartika
087839886806 Dogongan RT 03
Sriharjo,Bantul Rp.
300.00 0,-
4 RojanahRiyanto 0877395554105
Banyumeneng III RT 03 RW
03,Giriharjo,Bantul Rp.200.
000,- 5
Fendi Usman 087839400082
Karang Semut 6
Sujiyanto 087738051282
Bendo Wukirsari Imogiri Bantul
7 Siti Sarmingah
089657477161 Demi Manggung
Wukirsari RT 04 Rp.
300.00
Imogiri 0,-
8 Riyanto
- Kajor,Selopamioro,
Bantul Rp
80.000 9
Asih Purbo Sumirat
087738116006 Jogoyudan JT
III854 Gowongan Jetis Bantul
10 Nining Purwanti
087738187753 Wolosono RT 01
Kebonagung Imogiri Bantul
sumber data: Bmt Artha Barokah
Kelompok angkringan merupakan salah satu kelompok yang didampingi oleh BMT yang mengalami perubahan cukup berkembang di
segi pendapatan dan dari segi kemasan yang menarik sehingga dapat mendukung produk di pasaran sesuai dengan yang diharapkan oleh
masyarakat atau pasar. Karena setelah mendapatkan tambahan dari BMT dapat berkembang.Selain mengalami peningkatan pendapatan kelompok ini
juga banyak mengalami perubahan sebelum adanya pendampingan. Kelompok ini tidak jauh dari tempat BMT berdiri hanya berkisar 3-4 KM
dari lokasi BMT atau pengelola modal. Penyalurannya sangat sederhana di mana penerima hanya disuruh mengisi formulir dan mengumpulkan
beberapa berkas seperti foto copi KTP, KK dan lain sebagainya. Jadi tidak terlalu sulit untuk melakukan pembiayaan zakat produktif tersebut. Jadi
masyarakat tidak merasa terbebani dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh penyalur dana.
Walaupun dari pihak BMT belum pernah mengadakan sosialisasi tentang uang zakat sendiri untuk modal pembiayaan, akan tetapi masyrakat
pernah atau sudah mengetahui tentang pembiayaan itu sendiri dari mulut ke mulut sesama masyarakat jadi dari pelaku usaha sudah sedikit paham soal
pembiayaan pendampingan itu sendiri, sehingga dari pihak penyalur dana tidak terlalu sulit untuk menjelaskan soal pembiayaan untuk usaha produktif
itu sendiri untuk lebih belajar dan dapat mengembangkan usaha yang ditekuni.
Dengan adanya tambahan modal zakat produktif maka para pelaku usaha kecil sangat terbantu, karena dalam pembiayaan zakat produktif
sendiri tidak adanya tambahan angsuran seperti biasanya masyarakat sangat menyambut senang program yang dilakukan oleh pengelola zakat.
2. Dampak pendampingan BMT Artha Barokah terhadap
perkembangan UMKM
Konsep pemberdayaan ekonomi umat yang dimaksud dengan pemberdayaan dana qardhul hasan, di mana dana zakat disalurkan
untuk konsep pemberdayaan ekonomi kreatif. Pendayagunaan dana qardhul hasan adalah untuk pemanfaatan dana zakat,infak dan
shadaqah secara maksimum sehingga berdaya untuk mencapai tingkat kemaslahatan umat khususnya bagi penerima dana zakat
tersebut. Pendayagunaan
dana diarahkan
pada tujuan
pemberdayaan melalui program-program positif bagi umat Islam
yang kurang beruntung golongan asnaf. Dengan adanya pemberdayaan ini diharapkan akan tercipta kesadaran serta
membentuk sikap individu dan kelompok menuju kemandirian.
Dengan demikian, pemberdayaan adalah memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan
kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa kredit untuk usaha produktif sehingga mustahiq sanggup
meningkatkan pendapatannya dan juga membayar kewajibannya zakat dari hasil usahanya atas kredit yang dipinjamkan. Dari hasil
usahanya atas kredit yang dipinjamkan supaya dapat membantu kelompok lain yang membutuhkan sehingga roda perekonomian
yang ada di Indonesia terus berkembang dan dapat saling tolong
menolong sesama manusia pada umumnya.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Artha Barokah sudah dikategorikan berhasil dalam tingkat pendapatan per bulan atau
pun per tahunnya karena setiap kelompok yang didampingi oleh BMT Artha Barokah sudah dibilang mencukupi karena adanya
peningkatan itu, dan bukan dari pendapatan saja dari kemasan atau produk yang ditawarkan sudah banyak mengalami perubahan dari
sebelumnya. Akan tetapi masih banyak kekuarangan atau harapan yang diharapkan oleh para anggota yang didampingi oleh lembaga
pengelola dana.
Tabel. 4. 4 Data Penerima Manfaat Kelompok Kayu No
Nama Cp
Alamat Penghasilanbln
1 Sumarji
- Sukorame
Mangunan 2
Ngatiran 087839815014 Sukorame
Mangunan Rp.900.000,-
3 Jiono
081904178272 Sukorame
Mangunan Rp.1000.000,-
4 Sukimin 087839261353
Sukorame Mangunan
Rp. 1000.000,-
5 Sardi
- Sukorame
Mangunan Rp.700.000,-
6 Prayoto
- Sukorame
Mangunan Rp.1.500.000,-
7 Sugiyadi 085325667514
Sukorame Mangunan
Rp.1.500.000,-
8 Piaman
082323440913 Sukorame
Mangunan Rp.1.500.000,-
9 Sismanto
Pairin 085325667514
Sukorame Mangunan
Rp. 1.400.000,-
10 Suyadi
- Sukorame
Mangunan Rp.1.400.000,-
sumbe data BMT Artha Barokah
Dari semua kelompok yang didampingi masih banyak hambatan atau kendala yang dihadapi seperti yang dipaparkan oleh