Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zis Pada Laznas Pkpu Dan Bazis Dki Jakarta

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)

Oleh:

FAJAR WAHYUDI NIM: 108046300005

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435

H/2014

M


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta. Skripsi Program Studi Muamalat, Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini bertujuan untuk meneliti Evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, Dimana program ini diperuntukan bagi mereka yang kurang mampu untuk membiayai biaya oprasional pendidikan.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Deskritif Kualitatif, Dengan mengunakan bahan pustaka dan wawancara terhadap lembaga terkait.

Pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dalam program pendidikan Laznas PKPU melakukan kerjasama kepada yayasan dan mitra PKPU untuk pemberian beasiswa, sehingga mempermudah dalam penyaluran dan penseleksian terhadap calon penerima beasiswa, pendayagunaan dana untuk program beasiswa terbatasi, dikarnakan PKPU tidak berfokus untuk program ini saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program lainya. Sedangkan BAZIS DKI melakukan pemberian beasiswa dengan cara menginformasikan ke setiap kotamadya, sehingga masyarakat harus aktif dalam mencari info beasiswa tersebut, dalam segi pendayagunaan dana untuk beasiswa BAZIS DKI amat baik, dikarnakan program yang ada pada BAZIS DKI lebih dominan untuk pendidikan diantaranya beasiswa

Dari evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, jumlah penerima beasiswa pada Laznas PKPU sebanyak 281 penerima denga total penyaluran dana sebersar Rp. 720.438.000, sedangkan pada BAZIS


(6)

vi

total penerima sebanyak 657 penerima dengan jumlah sebesar Rp. 1.827.981.000, sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta jumlah penerima beasiswa mengalami penurunan yang sangat drastis dengan total penerima beasiswa sebesar 9.354 penerima dengan total penyaluran dana sebesar Rp. 13.465.500.000, dan pada bulan Febuari tahun 2014 jumlah penerima beasiswa pada BAZIS DKI sebnyak 5.685 penerimadengan total dana yang dikeluarkan sebesar Rp.21.143.803.365.

Kata kunci: Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi Pemberdayaan Dana ZIS Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta.


(7)

vii

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah mengikuti ajarannya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras, serta support dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. JM Muslimin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Mukmin Rauf, M.Ag, selaku Sekretaris Porgram Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Asep Saeppudin Jahar,MA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan, arahan, saran-saran, serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 4. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan


(8)

viii mahasiswa.

5. Kedua orang tuaku, Bapak Munadih,SE. dan Ibu Atikah yang dengan tulus selalu mendoakan, memberi dukungan baik materil maupun nonmateril, dan telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sarjana. Saya ucapkan terimakasi juga untuk kaka dan adik saya, shendy, fickri, yazid dan anisa Semoga Allah selalu memberikan berkah, rahmat, dan perlindungan untuk Ibu dan Ayah serta saudara saya.aamiin

6. Kepada Pihak PKPU dan BAZIS DKI Jakarta yang telah membantu dalam data dan wawancara.

7. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu saya selama ini, Hadi, Reza, Irwan. Dan adik kelas yang telah membantu selama pengerjaan skripsi ini, Uci, Ica, Feny dan Ayu. Keluarga beasar ZISWAF terimakasi, kalian luar biasa

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis berharap peneliti-peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan dan melakukan perbaikan.

Penulis, 5 Mei 2014


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian... 7

E. Kajian Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. EVALUASI 1. Pengertian Evaluasi ... 15

2. Fungsi Evaluasi ... 16

3. Prosedur Evaluasi ... 17


(10)

x

1. Pengertian Pendidikan ... 22

D. TEORI PENDAYAGUNAAN 1. Pengertian Pendayagunaan ... 23

2. Pola Pendayagunaan ... 24

3. Manfaat Pendayagunaan Zakat ... 25

E. TEORI ZAKAT, INFAK,SHADAQAH 1. Pengertian Zakat ... 26

2. Pengertian Infaq ... 27

3. Pengertian Shadaqah ... 28

4. Persamaan dan Perbedaan ZIS ... 29

5. Hikmah dan Manfaat Zakat ... 30

6. Tujuan dan Manfaat Zakat ... 31

7. Mustahik Zakat ... 32

8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana Sosial ... 32

BAB III SEKILAS PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI A. LAZNAS PKPU 1. Profil ... 35

2. Visi Misi ... 36

3. Struktur Organisasi ... 37


(11)

xi

2. Visi Misi ... 42

3. Struktur Organisasi ... 44

4. Program Pemberdayaan Pendidikan ... 45

5. Penghimpunan BAZIS DKI ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendayagunaan Dana Zis Untuk Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU ... 49

B. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran-saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(12)

xii

Tabel 3.2 Jumlah Penghimpunan BAZIS DKI ...48

Tabel 4.1 Perbandingan Pendayagunaan ZIS untuk Beasiswa ...54

Tabel 4.2 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th. 2012 ...56

Tabel 4.3 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th 2013...58

Tabel 4.4 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2014...60

Tabel 4.5 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2012-2014...61

Tabel 4.6 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012...65

Tabel 4.7 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2013...66

Tabel 4.8 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012-2013...67

Tabel 4.9 Jumlah Penerima Beasiswa PKPU dan BAZIS...69


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat menurut bahasa berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika di ucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.1 Sedangkan zakat Menurut terminologi syariat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt untuk di keluarkan dan di berikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.2

Dengan begitu zakat berarti menumbuhkan dan mengembangkan martabat manusia. Batasan ini, menegaskan keharusan zakat sebagai pemberdayaan kaum lemah, Zakat harus menjadi kekuatan pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik), sebagai gerakan terorganisasi pendayagunaan zakat bertujuan memberikan dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara luas.3

Sejak beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat untuk berzakat di tanah air kita cukup tinggi. Hal itu antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah yang dihimpun dari masyarakat pada hampir semua lembaga zakat. Jika kesadaran tersebut, baik di level perorangan

1 Wahbah Al-Zuhayly ,Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2008), h. 82

2 Didin hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan Shedekah, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.13

3 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat Di Indonesia, (Jakarta: FOZ, 2011), h.3


(14)

maupun institusi/perusahaan (korporasi) terus tumbuh untuk menunaikan zakat, maka output yang dicapai insya Allah akan lebih signifikan. Artinya, kontribusi zakat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan problema sosial lainnya di negara kita, seperti sering terungkap melalui berbagai hasil penelitian dan kajian, akan terwujud sebagaimana diharapkan.4

Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat. Kegiatan tersebut diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia (SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.5

Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.6

Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah bidang sosial dan ekonomi dimana zakat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan si kaya. Masalah bidang sosial bertindak sebagai alat yang diberikan Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab

4

http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-kesejahteraan-masyarakat/diakses pada 25/09/12 pkl 10.10

5 Eri Sudewo. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar)

Institut Manajemen Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat 2004), h.226


(15)

sosial yang mereka miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan dalam tangan seorang.7

Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling atas hingga lapisan paling bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk menjangkau pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya dengan masyarakat menengah kebawah. untuk inilah perlu adanya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan.8

Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang tergolong mahal. Jika tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi masyarakat Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan mengakibatkan naiknya biaya, sehingga semakin menekan akses mereka karena biaya yang semakin tak terjangkau.

Menurut data yang dihimpun dari 34 kantor komnas perlindungan anak di 33 provinsi saja ada 10,2 juta siswa wajib belajar (SD dan SMP) tidak dapat menyelesaikan wajib belajar Sembilan bulan. Sedangkan sebanyak 3,8 juta tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMU.

Menurut sekjen komnas perlindungan anak, kasus putus sekolah yang paling menonjol terjadi di tingkat SMP, yaitu 48%, adapun tingkat SD tercatat 23%, kalau di gabungkan kelompok puberitas, yaitu anak SMP dan SMA, jumlahnya

7 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta, PT. Grasindo, 2007),h..2.

8


(16)

mencapai 77% dengan kata lain jumlah anak usia remaja yang putus sekolah tak kurang dari 8 juta orang.

Kondisi seperti ini menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil, salah satunya adalah semakin banyak anak-anak yang berkeliaran di jalan, selanjutnya anak-anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga dan akhirnya bekerja sebelum waktunya.

Kondisi ini tidak boleh di biarkan, anak-anak usia berkembang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya peradapan manusia. Hanya saja keterbatasan ekonomi memang menjdai alas an kenapa angka putus sekolah terus meningkat setiap tahun.

Oleh karna itu PKPU dan BAZIS DKI mengeluarkan program beasiswa untuk siswa yang kurang mampuh untuk melanjutkan jenjang pendidikan dari tingkat SLTA sampai Perguruan tinggi.

Dari kasus diatas penulis beranggapan bahwa Lembaga Amil Zakat PKPU dan BAZIS DKI memiliki peranan penting dalam mengelola dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat khususnya bidang pendidikan. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan

judul “EVALUASI PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DALAM

UPAYA OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN DANA ZIS PADA LAZNAS PKPU DAN BAZIS DKI”


(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Melihat aspek yang begitu luas, agar penelitian ini lebih terarah kepada permasalahan yang dimaksud, penulis dalam peneltian ini hanya memfokuskan pada pembahasan Pendayagunaan Dana ZIS untuk pendidikan pada LAZNAS PKPU dan BAZIS dari tahun 2012-2013.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan penelitian di atas, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI melalui Program Pendidikan?

b. Bagaimana evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari pokok permasalahan di atas, akan tetapi secara spesifik (khusus) akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI melalui Program Pendidikan

b. Untuk mengetahui evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta.


(18)

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:

a. Bagi Akademisi

Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi manajemen serta memberikan masukan pada mahasiswa/i tentang pengelolaan dan penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah serta dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya. b. Bagi Praktisi

Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI dalam melakukan pengembangan penghimpunan dan pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu menyadari arti penting kewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang kita dapatkan. Sehingga kesejahteraan dalam masyarakat tercapai.

Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat memperkaya wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti serta memperoleh pengetahuan mengenai perkembangan pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah.


(19)

C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan perpaduan antara kualitatif. Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena mengandalkan hasil wawancara pada LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI, studi dokumentasi pada arsip-arsip berupa laporan kerja serta dokumentasi lain yang terkait dengan permasalahan ini. Adapun data kualitatif inilah sebagai pendukung dalam analisis.

b. Sumber data penelitian ini yaitu:

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari beberapa pihak LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI langsung melalui instrument wawancara yang secara terstruktur.

2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literature dan referensi lain seperti buku, majalah, serta annual report LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI tahun 2012-2013 dan setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.


(20)

2. Lokasi Penelitian

Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian ini adalah di LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.

3. Teknik Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan dua metode sebagai berikut:

a. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dilakukan dengan melihat objek langsung di lapangan, dalam hal ini adalah LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.

1) Wawancara (Interview), adalah salah satu cara mendapatkan data dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara guna mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah pihak manajemen lembaga yang diperlukan informasinya dalam mendukung penulisan skripsi ini.

2) Studi Dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang dijaring melalui teknik wawancara. Data yang dihimpun melalui teknik studi dokumenter ini adalah data perkembangan penghimpunan dan pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh.

b. Studi kepustakaan (library research), yaitu buku-buku di perpustakaan dengan pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan studi ini. Dan juga dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan masalah penelitian ini.


(21)

4. Metode pengolahan dan analisis data

Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, analisis data yang dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan data, Menyusun dan mengklasifikasinya dan menganalisa berhasilnya pengimpunan dan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

D. Kajian Pustaka

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperluka kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi ini, antara lain sebagai berikut:

No Aspek

Perbandingan

Study Terdahulu Perbedaan

1. a. Judul Dini Nuraini

(104053002012) :

“Strategi pendayagunaan dana zakat BMH melalui

Evaluasi program bea siswa pendidikan dalam upaya optimalisasi pemberdayaan dana Zis


(22)

program kuliah dai

mandiri” pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI

b. Pendekatan Teori Pengertian strategi,proses strategi,factor strategi,teori pendayagunaan,sasaran pendayagunaan,bentuk dan sifat pendayagunaan,teori zakat,pengertian dan landasan hukum zakat,objek dan bentuk zakat yang di zakati.

Kajian Teori zakat: Pengertian zakat, tujuan dan Manfaat zakat, Hikmah dan Keutamaan zakat, Mustahik zakat. Model pendayagunaan zakat Pengertian evaluasi, faktor-faktor evaluasi, teori

pendayagunaan,bentuk dan sifat pendayagunaan, pengertian pendidikan, c. Focus Proses pemberian bea

siswa untuk program kuliah dai mandiri untuk para dai dinilai sangat baik dari cara penyaluran sampai model pemberian bea siswa.

Membandingkan model bea siswa yang di berikan antara LAZ PKPU dan BAZIS DKI dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan program tersebut d. Metode penulisan Sifat penelitiannya kualitatif-deskriptif.

Kualitatif - Deskriptip, yakni melalui data wawancara dan kepustakaan. e. Waktu dan

Tempat

Tahun 2008, baitul maal Hidayatullah Jakarta Timur.

Tahun 2014, PKPU dan BAZIS DKI.

. f. Hasil

penelitian

Pengelolaan dan

penyaluran dana zis untuk program kuliah dai

mandiri di nilai sangat baik, karna melalui sekolah dai yang terdapat di Jakarta timur hingga pemberian bea siswa kepada dai pelosok pedalaman yang berdomisili di wilayah muslim minoritas. 2 a. judul Nurul Fajriah: “pola

pendistribusian dana zakat

Evaluasi program bea siswa pendidikan dalam


(23)

pada badan amil zakat daerah(BAZDA) kota tangerang dalam upaya peningkatkan mutu pendidikan”

upaya optimalisasi pemberdayaan dana Zis pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI. b. Pendekatan teori Teori pendistribusian,pengertian pendistribusian,teori zakat, hokum-hukum zakat, orang-orang yang berhak menerima zakat,.macam-macam zakat, teori pendayagunaan.

Kajian Teori zakat: Pengertian zakat, tujuan dan Manfaat zakat, Hikmah dan Keutamaan zakat, Mustahik zakat. Model pendayagunaan zakat Pengertian evaluasi, faktor-faktor evaluasi, teori

pendayagunaan,bentuk dan sifat pendayagunaan, pengertian pendidikan c. Focus Pemberian dana bea siswa

untuk pelajar yang kurang mampu dan berprestasi di wilayah pemkot tangerang

Membandingkan model bea siswa yang di berikan antara LAZ PKPU dan BAZIS DKI dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan program tersebut d. Metode Penulisan bersifat penelitiannya kualitatif-deskriptif

Kualitatif - Deskriptip, yakni melalui data wawancara dan kepustakaan e. Waktu dan

Tempat

Tahun 2006, BAZDA kota tangerang

Tahun 2014, PKPU dan BAZIS DKI.

f. Hasil penelitian

Pengelolaan dan

pendistribusian dana zakat untuk beasiswa kepada pelajar di daerah kota tangerang di nilai sangat baik di karnakan pola pendistribusianya yang baik dan ter organisir dengan rapi.

3. a. Judul Mila Sartika

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo

Evaluasi program bea siswa pendidikan dalam upaya optimalisasi pemberdayaan dana Zis pada Laznas PKPU dan


(24)

Peduli Surakarta La_Riba-Jurnal Ekonomi Islam, 2008 BAAZIS DKI. b. Pendekatan Teori

Pengertian zakat, tujuan zakat, golongan yang berhak menerima zakat (mustahik), Organisasi Pengelola Zakat: Pengertian Organisasi Pengelola Zakat, Fungsi Organisasi Pengelola Zakat. Zakat dalam Perspektif Sosial Ekonomi, Zakat untuk Usaha Produktif, Pengaruh Zakat terhadap

Perekonomian

Kajian Teori zakat: Pengertian zakat, tujuan dan Manfaat zakat, Hikmah dan Keutamaan zakat, Mustahik zakat. Model pendayagunaan zakat Pengertian evaluasi, faktor-faktor evaluasi, teori

pendayagunaan,bentuk dan sifat pendayagunaan, pengertian pendidikan

c. Focus Pembahasan akan menitik

beratkan pada bagaimana pengaruh jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ Yayasan Solo Peduli terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh Mustahiq pada periode 2007.

Membandingkan model bea siswa yang di berikan antara LAZ PKPU dan BAZIS DKI dan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan program tersebut

d. Metode Penulisan

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

Kualitatif - Deskriptip, yakni melalui data wawancara dan kepustakaan e. Waktu dan

Tempat

Tahun 2008, LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta.

Tahun 2014,PKPU dan BAZIS DKI.

f. Hasil penelitian

Pembahasan akan menitik beratkan pada bagaimana pengaruh jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ Yayasan Solo Peduli terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh Mustahiq pada periode


(25)

2007.

Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang “Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zis Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Pola penyaluran Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) DAN BAZIS DKI (Badan Amil Zakat Pemda DKI Jakartal) dalam Pendayagunaan Bidang Pendidikan dan Evaluasi Program Pendidikan Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta dalam peningkatan kesejahteraan Pendidikan masyarakat dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan Deskriptif.

E. Sistematika penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang di bagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yatitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan, kajian pustaka, sistematika penulisan.


(26)

Bab ini membahas mengenai penjelasan teoritis tentang Pendayagunaan yang di dalamnya membahas mengenai: pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, prosedur evaluasi, jenis evaluasi program, pengertian beasiswa,pengertian pendidikan, pengertian pendayagunaan, pola pendayagunaan, pengertian zakat, infaq dan shodaqoh, hikmah dan manfaat zakat, mustahik zakat, pendayagunaan dana Zis sebagai dana sosial.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada bab ketiga ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Lembaga Amil Zakat PKPU dan BAZIS DKI yang meliputi: sejarah singkat LAZ, legal formal LAZ, Program penghimpunan dan pengelolaan LAZ dan stuktur organisasi LAZ PKPU dan BAZIS DKI.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini isi pembahasannya bagaimana penyaluran zakat, infaq dan shadaqah pada program Beasiswa Pendidikan di LAZ PKPU dan BAZIS DKI serta Bagaimana evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis.


(27)

BAB II

A. EVALUASI

1. Pengertian Evaluasi

Ada beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang dikekukakan para ahli dalam tulisan yang mereka buat. Menurut Tayibnapis evaluasi didefenisikan sebagai:

“Suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimna manfaat yang telah di kerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh”. 9

Sedangkan Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai.sedangkan berdasarkan pengertian evaluasi adalah mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada kontek, input, dan produk proses pada suatu program.10

Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui sejauh mana program yang dilakukan berhasil atau tidak, dengan cara melihat dampak dan hasil dari program tersebut.

9

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Prusahaan, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama 2003), h.36

10

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,(Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta.Desember 2006), h.124


(28)

Melalui bagan yang penulis sajikan seperti di bawah ini, model evaluasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

B D G I

A gap F

C E H

A : factor yang akan dievaluasi

AB : apa yang diharapkan dari factor A

BD : rentetasn mengenai harapan-harapan atas factor A, jika ada

AC : fakta-fakta mengenai A

CE : proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E

DE : adalah gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyatan (E)

F : suatu tolak ukur menilai gap

G : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A memenag bermaslah

H : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A tidak bersalah

GI : tindak lanjut hasil evaluasi


(29)

Secara umum, Evaluasi sebagai suatu tindakan atau prosesmemiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu:11

a. Mengukur Kemajuan

b. Menunjang Penyusunan Rencana

c. Memperbaiki dan Melakukan penyempurnaan kembali

3. Prosedur Evaluasi

Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapanya sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih pentiang adalah bahwa prosenya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salahsatu tahapan evaluasi yang sifat umum digunakan:12

a. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam hal ini, apa saja yang dapat di evaluasi, dapat mengacu pada program kerja perusahaan. di sana banyak terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu di evaluasi.

b. Merancang kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan dahulu disain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-tahapan apa saja yang akan dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

11

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2011) cet. Ke-10, h.8.

12 Ibid


(30)

c. Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efesien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

d. Pengelolaan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokan agar mudah dianalisis dengan mengunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutya, dibandingkan antara fakta dan harapan/ rencana untuk menghasilkan gap, bear gap akan disesuaikan dengan tolak ukur tertentu sabagai hasil evaluasi.

e. Pelapor hasil evaluasi agar hasil evaluasi dapat dimanfaaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan.

f. Tindakan lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh menejemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah menejemen, baik di tingkat strategi maupu ditingkat implementasi strategi.13

4. Jenis Evaluasi Program

13


(31)

Menurut sriven dalam konteks umum evaluasi di bedakan atas evaluasi formatif (Formatife Evaluation dan evaluasi surmatif (summative evaluation) dengan pengertian sebagai berikut:14

a)Evaluasi Formatif , evaluasi ini dilakukan pada implementasi program berjalan dan bertujuan pada peningkatkan kinerja program yang dievaluasi, melalui pembelajaran dan pengalaman yang di peroleh.pada kebanyakan program,evalusi ini lebih substansial diarahkan pada perubahan terjandinya diantara disain program dan implementasi, validasi atau penilaian awal terhadap relevansi, efektifitas dan efensiensi. Evalusi ini juga bermanfaat untuk menilai adanya tanda-tanda kegagalan dan keberhasilan suatu pelaksanaan program, evalusi formatif sering kali diacu sebagai „reviews;terhadap suatu program.

b)Evaluasi Sumatif, evaluasi ini dilakukan setelah implementasi program selesai. Tujuan utamanya adalah untuk menilai keberhasilan suatu program, dari sisi desain, manajemen, output, efektivitas, dampak. Temuan-temuanya bisa digunakan untuk pembelajaran dalam prencanaan dan implementasi program lainya yang sejenis. Pada saat ini evaluasi sumatif lebih diutamaka untuk menilai akuntabilitas prencanaan program.

14

Fuat iskandar “evaluasi pelaksanaan program pendamping penyelengaraan pendidikan kejuruan direktorat pembinaan SMK (studi kasus di universitas sebelas maret),” (tesis S2 Fakultas Ilmu Sosisal danIlmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 2012). h.12


(32)

Dalam hal ini penulis menggunakan metode evaluasi sumatif dimana evaluasi dilakukan setelah program selesai, dengan tujuan utamanya untuk mengetahui keberhasilan program yang akan dievaluasi dilihat dari dampak yang dihasilkan oleh program tersebut.

B. PENGERTIAN BEASISWA

Beasiswa adalah bantuan untuk membantu orang terutama yang masih sekolah atau kuliah agar merekadapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka mencari ilmu pengetahuan hingga selesai. bantuan ini biasanya berbentuk dana atau menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh masa pendidikan ditempat belajar yang di inginkan.15

Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. beasiswa juga banyak diberikan kepada perkelompok (group) misalnya ketika ada event perlombaan yang diadakan oleh lembaga pendidikan, dan salah satu hadiahnya adalah beasiswa.

Menurut Murniasih, ada beberapa jenis beasiswa yaitu:

1.Beasiswa Penghargaan

15 Anne Ahira,”

Beasiswa,Arti,Tujuan dan syarat”‟, Artikel Diakses Pada Tangal 22


(33)

Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang memiliki keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meski sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam berbagai bentuk.

2.Beasiswa Bantuan

Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik para mahasiswa/pelajar yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi. Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan ini, misalnya, seperti pendapatan orangtua, jumlah saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.

3.Beasiswa Atletit

Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk diberikan beasiswa dan dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan diberikan keada mereka yang memiliki prestasi.

4.Beasiswa Penuh

Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada penerimanya untuk menutupi keperluan akademik secara keseluruhan. Jika Anda benar-benar beruntung, tentunya Anda akan mendapatkan beasiwa seperti ini. Beasiswa akan diberikan untuk menutupi kebutuhan hidup, buku, dan


(34)

biaya pendidikan. Namun, banyak beasiswa lainnya meng-cover biaya hidup, buku, atau sebagian dari uang sekolah.16

Dari penjelasan tentang beasiswa diatas dapat disimpulkan beasiswa adalah suatu bantuan yang diberikan untuk biaya pendidikan baik dalam bidang akademik ataupun olahraga, beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintahan ataupun perusahaan.

C. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan berasal dari dua istilah, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.

Definisi pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.17

Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

16 sinyo khay,”beasiswa, pengertian dan jenis”, artikel diakses pada 22 agustus 2013 dari http://sinyokhay02.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

17


(35)

Menurut Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.18

Seperti yang tertera dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan Nasional, pasal 1 yang berbunyi :19

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Dari penjelasan tentang pendidikan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perubahan sikap atau prilaku seseorang maupun kelompok untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara pendidikan ataupun pembelajaran.

D. TEORI PENDAYAGUNAAN

1 Pengertian Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia :

a.Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil manfaat.

18

http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ 19


(36)

b.Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik.20

Sedangkan pendayagunaan sendiri menurut istilah adalah suatu pekerjaan yang memberi pengaruh serta dapat mendatangkan perubahan yang berarti.21

Maka dapat disimpulkan pendayagunaan adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan dengan pengusahan agar dapat mencapai hasil yang baik untuk mendapatkan perubahan yang berarti.

2. Pola Pendayagunaan

Dilihat dari segi pemanfaatan dana ZIS, maka pendayagunaan dana zis di indonesia terbagi menjadi empat sektor, diantaranya:22

a. Bantuan melalui kelompok binan yang dimaksud kelompok binaan adalah bantuan usaha yang diberikan bagi kelompok yang mempunyai usaha/hasil usaha sebagai mata pencarian hidup. Baik bagi diri sendiri, keluarga atau kelompok usaha.

b. Pembardayaan ekonomi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi, ada beberapa kegiatana yang bisa dilakukan oleh lembaga Zakat, misalkan pemberian modal usaha oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya,

20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta :Balai Pustaka, 1997) h.189.

21

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta :Pustaka Amani, 2005), h.116

22

Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayaan Zakat, Petunjuk Pelaksanaan Kemitraan dalam Pengelolaan Zakat,( Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Pemberdayan Zakat, 2011) h.10


(37)

dan memamerkan hasil karya atau produk yang dihasilkan masyarakat agak dapat di kenal.

c. Pendidikan dalam hal pendidikan ada empat hal yang dapat dilakukan, yang pertama, dengan pemberian beasiswa pendidikan bagi masyarakat/siswa yang kurang mampu. kedua, dengan adanya program orang tua asuh. Ketiga, mendirikan program pendidikan swadaya masyarakat. Keempat, melakukan pembangunan fisik sarana pendidikan atau renovasi sarana pendidikan.

d. Layanan Sosial yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang diberikan kepada mustahik untuk memenihi kebutuhan hidup mereka,misalkan kebutuhan makan dan layanan kesehatan bagi mereka.

3. Manfaat Pendayagunaan Zakat

Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai berikut23:

a) Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

b) Konsumtif kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain jenis barang semula, misalnya beasiswa.

c) Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produksi, seperti sapi, mesin jahit.

23


(38)

d) Produktif kreatif yaitu perndayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal, baik untuk pembangunan suatu proyek sosial maupun menambah modal pedagang untuk berwirausaha.

Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pendayagunaan zakat ialah zakat dapat digunakan untuk memberdayakan mustahik, baik dalam bentuk barang maupun hal yang bersifat produktif.

E. TEORI ZAKAT INFAK DAN SHADAQAH 1. Pengertian Zakat

Zakat secara bahasa berarti suci, tumbuh dan berkembang, keberkahan dan baik. Sedangkan dalam rumusan fikih, zakat di artikan sebagai “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu”.

Rumusan definisi tersebut bila dihubungkan dengen pengertian secara kebahasaan menunjukan bahwa harta yang dikeluarkan untuk berzakat akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 103.24

                                

Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar

lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Taubah: 103)

24Masdar F. Mas‟udi,


(39)

Sedangkan menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang ditetapkan oleh syarak.25

Dari segi syar‟i zakat merupakan sebagian harta yang telah diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Al-Quran atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan zakat.26

Maka dapat di tarik kesimpulan zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya apabila telah mencapai nishab tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.

2. Pengertian Infak

Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan member pertolongan demi menciptakan tegak dan syi‟arnya agama islam dan membentengi dari segala hal yang memusuhinya serta untuk menciptakan kemaslahatan bersama.27

Sedangkan menurut terminologi infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. zakat ada nisbahnya,sedangkan dalam infak tidak mengenal istilah nisbah.

25

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.369.

26

Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, (Jakarta: Pustaka Cerdas, 2000), h.2.

27


(40)

Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat dan lain sebagainya.28 Hal ini dijelaskan dalam firman allah pada surat Al-Baqarah ayat 215.                                           

Artinya:” Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja

harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha

mengetahuinya.”(Q.S. Al-Baqarah 215)

Dapat disimpulkan bahwa infak adalah mengelurkan sebagian harta yang dimiliki tanpa mengenal batas waktu dan nisabnya, untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran agama islam.

3. Pengertian Shadaqah

Shadaqah sering disebut dalam Al-Quran yang dimaksudkan darinya adalah Zakat, sehingga Yusuf Qardawi mengutip pendapatnya Mawardi yang mengatakan bahwa “shadaqah itu adalah zakat dan zakat itu adalah shadaqah, berbeda nama tapi arti sama”.29

Seperti pada Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 58.                            28

Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: PT. Gema Insani Press, 1998), h. 14-15.

29

Yusuf Qardawi, hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist, h. 36


(41)

Artinya:”Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat;

jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”(At -Taubah 58)

Pengertian shadaqah hampir sama dengan pengertian infak, termasuk juga dalam hukum ketentuan-ketentuanya, hanya saja jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut sifat nonmaterial. Hadist riwayat imam muslim dari Abu Dzar, Rasullullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid ,tahlil dan berhubungan suami-istri dan melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah temasuk sedekah.30

4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infaq, Shadaqah.

Tabel berikut ini menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan anatara Zakat, Infaq dan Shadaqah:

Tabel 2.1

No Aspek

Perbandingan Persamaan Perbedaan

1 Zakat

Sama-sama memberikan

bantuan atau

sumbangan dari harta pribadi, untuk

kaum yang

membutuhkan

Zakat harus di keluarkan ketika telah mencapai nishabnya. terdapat ketentuan waktu dalam mengeluarkan zakat. Zakat hanya

diperuntukan oleh 8 ashnaf saja.

2 Infaq Sama-sama Tidak ada kadar

30

Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: PT. Gema Insani Press, 1998), h. 15.


(42)

memberikan

bantuan atau

sumbangan dari harta pribadi, untuk

kaum yang

membutuhkan nishab dalam mengelurkan infaq. Tidak ada kententuan waktu untuk mengeluarkan infaq dan infaq dapat diperuntukan oleh siapa saja.

3 Shadaqah

Sama-sama memberikan

bantuan atau

sumbangan dari harta pribadi, untuk

kaum yang

membutuhkan

Shadaqah tidak hanya berupa materi saja akan tetapi jasa pun bisa dibilang shadaqah, seperti halnya infaq shadaq bisa diberikan untuk siapa saja termasuk keluarga.

Dilihat dari tabel diatas persamaan dan perbedaan anatara zakat, infaq dan shadaqh sangat jelas, dimana zakat hanya di peruntukan oleh 8 ashnaf yang tertera dalam surat At-Taubah ayat 60, dan terdapat nishab dan waktu pengeluaranya, sedangkan infaq dan shadaqah tidak ada nishab dan waktu pengeluaranya, dan infaq dan shadaqah dapat diberikan untuk siapa saja termasuk keluarga dan orang tua.

5. Hikmah dan Manfaat Zakat

Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:31

a) Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri.

b) Kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan, zakat bisa mendorong mereka

31

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2008,) h. 85.


(43)

untuk bekerja dengan semangat, ketika mereka mampu melakukanya dan bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak.

c) Ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, ia juga melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan.

d) Keempat, zakat diwajibkan untuk ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang, dengan ini dinamakan zakat mal(zakat harta kekayaan).

6. Tujuan Dan Manfaat Zakat

Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, ialah dimensi hablum minallah dan dimensi minannas. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh Islam di balik kewajiban zakat adalah sebagai berikut:32

a) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.

b) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahiq (penerima zakat).

c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.

d) Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan.

e) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin.

32

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.12-13.


(44)

f) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat.

g) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang punya harta.

h) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

i) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.

7. Mustahik Zakat

Seperti yang tertera dalam Al- quran surat at-taubah ayat 60 mustahik zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi menjadi dua bagian, diantaranya:

a) Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibn sabil.

b) Golongan yangmengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta tersebut, seperti pegawai zakat (amil), nuallaf, orangyang mempunyai banyak hutang untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yangberperang di jalan allah.33

8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana sosial

Pembicaraan tentang system pemberdayaan zakat berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat terarah sesuai dengan tujuan zakat itu. Dalam pemdekatan fikih, pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surah At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:

33

Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly, ekonomi zakat, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada 2006),h. 68.


(45)

                                          

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Ayat ini menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu diberikan. Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam uraian yang beragam, baik terhadap kualitas, kuantitas dan priotas.

Misalnya penafsiran kata fi sabilillah dan ibn sabil, secara priodik dan kondisional selalu berkembang sesuai kondisi. Pada waktu perang fisabilillah yang secara harfiah berarti jalan allah adalah berperang melawan orang kafir, definisi tersebut sekarang sudah berarti tidak hanya itu, karena keadaan sudah berubah dan jauh lebih kompleks. Penyelengaraan system pemerintah atau kenegaraan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat: melindungi keamanan warga Negara dari kekuatan-kekuatan destruktif yang bertentangan dengan hak-hak anusia, merupakan bagian dari maksud fi sabilillah.

Begitupun dengan pengertian ibn sabil, yang secara bahasa berarti anak jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, untuk selanjutnya juga mengalami perkembangan makna. Kata ibn sabil dapat diartikan bukan saja untuk keperluan musafir yang kehabisan bekal , tetapi juga untuk keperluan pengungsi, bencana alam, termasuk beasiswa dan sebagainya.34

34Masdar F. Mas‟udi,


(46)

Dengan demikian bahwa pengunakan dana zakat untuk kepentingan sosial dan kemaslahatan umat sangatlah besar dampaknya bagi perkembangan masyarakat. Asalkan tidak menyimpang dari delapan asnaf yang telah di tentukan, adapun pada saat ini delapan asnaf telah berkembang seperti halnya fi sabilillah dan ibn sabil. Karana mengikuti perkembangan zaman pada era sekarang.

Menurut Masdar F. Masudi dalam kontek kehidupan sosial sekarang, dana zakat utuk sector fakir miskin bias mencangkup:

a) Pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pembangunan sector industry yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

b) Penyelengaraan sentra-sentra pendidikan, keterampilan untuk mengatasi penganguran.


(47)

BAB III

SEKILAS TENTANG PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI

A. LAZNAS PKPU

1. Sejarah Berdirinya Laznas PKPU

Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998, sejumlah anak-anak muda mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.

Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin, 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.35

Pada hari Selasa, 22 Juli 2008, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU telah memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosoc).

35

http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 28 februari 2014


(48)

PKPU berkomitmen dalam rangka memfasilitasi antara dermawan (agniya) disatu pihak dengan fakir miskin (dhuafa) dilain pihak, kerja yang amanah dan profesional merupakan keharusan bahkan tuntutan yang kami wujudkan dalam kultur dan etos kerja.

Lembaga menunaikan dan menyampaikan kewajiban serta hak sesuai dengan amanah secara profesional, adil dan transparan hingga kepercayaan donatur dan bantuan yang diberikan pada dhuafa meningkatkan menjadi harapan kami.36

2. Visi Dan Misi

Visi

Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian. Misi

Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :

a. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

b. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

c. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).

36


(49)

3. Struktur Organisasi

Secara umum struktur oraganisasi LAZ PKPU sebagai berikut: Sumber : Deputi Humas dan Sumber Daya LAZ PKPU

Dewan Pembina:

Ketua : Agus Nurhadi

Anggota : Abdul Hasib Hasan

Achmad Satori Ismail

Naharus Surur

Salim Segaf Al Jufri

Dewan Pengawas:

Ketua : Surahman Hidayat

Anggota : - Achmad Zaki

- Hardiono

Dewan Pengurus:

Ketua : Suryama Madjana Sastra

Ketua Umum : Sahabudin

Sekretaris : Agung Notowiguno

Bendahara : Dedi Sularso

Dewan Direksi:

Presiden Direktur : Agung Notowiguno

Managing Director : Wildhan Dewayana

Deputi Humas dan Sumber Daya : Tomy Hendrajati Deputi Jaringan dan Aliansi Strategis : Sri Adi Bramasetia Direktur Keuangan dan Akuntansi : Eddy Nursantio

Direktur Kemitraan : Nana Sudiana

Direktur Pendayagunaan : Rully Barlian Thamrin

Biro Pengawas Syariah : - M. Suharsono


(50)

Disamping itu, PKPU didukung pula dengan relawan yang cepat dalam kerja serta tanggap dalam merespon tuntutan lapangan.

4. Program Pemberdayaan Pendidikan LAZ PKPU

a. Wisata Kemah yatim, wisata kemah yatim merupakan edukasi alam

dimana anak yatim di ajak untuk berinteraksi langsung kepada alama

seperti melakukan pertanian, perternakan.

b. Kafalah Yatim, merupakan program penanganan, pembinanaan dan

pengasuhan anak-anak yatim piatu dengan multi pendekatan, demham cara

pendekatan personal anak, keluarga dan struktural.

c. Beasiswa Pendidikan, beasiswa pendidikan ini di tujukan bagi anak yang

kurang mampu dari tingkat SLTP sampai perguruan tinggi, tidak hanya

yang berprestasi saja tapi yang kurang brprestasi juga aslkan dia

mempunyai keinginan yang kuat untuk bersekolah.

d. Mobil Pintar, mobil pintar ini adalah perpusatakaan keliling yang

merupakan bantuan sarana belajar, yang terdiri dari buku pelajaran dan

mainan edukatif di dalamnya.

e. Rumah Guru Indonesia, rumah guru indonesia merupakan program

komprehensif yang di peruntukan untuk peningkatkan kualitas guru-guru


(51)

5. Penghimpunan LAZ PKPU

Pada saat ini berbagai terobosan yang dilakukan dalam kegiatan pernghimpunan hingga tahap pengelolaan dan penyaluran yang dijalankan lembaga-lembaga sosial umat Islam sudah masuk dalam langkah reformatif. Dahulu pengumpulan ZIS hanya bersifat pasif dan pengelolaannya pun terkesan bergerak hati-hati. Hal tersebut yang membuat pengelolaan ZIS kurang Optimal.37

Akan tetapi pada saat ini hampir seluruh lembaga sosial umat Islam melakukan inovasi dalam tahap pengumpulan hingga tahap pengelolaan dana ZIS tersebut, sehingga mampu memberdayakan masyarakat Islam kearah yang lebih sejahtera dan memberikan hak-hak mereka sebagaimana mestinya.

PKPU adalah salah satu lembaga sosial Islam yang melakukan inovasi dalam penggalangan hingga pengelolaan dan ZIS secara professional dan inovatif. Seperti layaknya lembaga filantrofi modern, PKPU menggunakan strategi direct mail, media campaign, membership, special event, dan strategi modern lainnya dalam penggalangan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, wakaf dan Qurban.

Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam pengelolaan zakat fundraising harus dilakukan.38

37

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66

38


(52)

Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga menciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur (Muzakki) untuk melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.39

Program penghimpunan LAZ PKPU adalah suatu bentuk metode fundraising yang dilakukan untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur (Muzakki). Selain itu, adapula bentuk lain seperti Iklan melalui media massa, Televisi, dan Spanduk. Walaupun fundraising yang dilakukan seperti ini membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi iklan seperti ini memiliki keuntungan dimana sasaran yang dituju dapat dipilih berdasarkan pada pembaca surat kabar atau majalah tersebut, serta mendapat liputan editorial maka akan diperoleh simpati dari masyakat yang luas.40

Adapun untuk model donatur LAZ PKPU adalah sebagai berikut:

1.Ritel

2.Kemitraan

3.Tabung Peduli

4.CSR

Dari metode fundraising yang dilakukan oleh LAZ PKPU untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur (Muzakki) trus meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah penerimaan dana yang didapat:

39

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66-67

40

Hasil wawancara Penghimpunan Zakat Center LAZ PKPU Jakarta, pada hari Kamis, 14 Februari 2014


(53)

Tabel 3.1. Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2012

Tahun Jumlah Penghimpunan Zakat

2010 Rp. 78.345.085.840,-2011 Rp. 79.629.758.552,- 2012 Rp. 107.721.000.948,-

Sumber: Laporan keuangan LAZ PKPU

Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang dihimpun LAZ PKPU pada tahun 2009 -2012 mengalami peningkatan karena banyak program yang berjalan dengan baik sehingga banyak donatur tertarik dengan program-program yang dijalankan. Terlebih di tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan yakni mencapai kenaikan sebesar 35 %.

B. BAZIS DKI JAKARTA

1. Sejarah Berdirinya Bazis DKI Jakarta.

Bazis provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta.Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta, wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim.

Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri


(54)

Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su‟aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy.

Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu: Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.

Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan.

Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra‟ Mi‟raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga menyatakan kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional.41

Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan Surat Perintah No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha penerimaan zakat secara nasional.

Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam

41


(55)

wilayah atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara resmi berdiri.

Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat masih dirasakan belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil pengumpulan yang secara kuantitas maupun kualitas masih sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat yang sangat besar, khusunya di DKI Jakarta.

memperluas sasaran operasional dank arena semakin kompleknya permasalahan zakat di Jakarta, maka pada tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta melalui Surat Keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973 menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq/Shadaqah yang kini popular dengan sebutan BAZIS.42BAZIS DKI JAKARTA.

2. Visi Dan Misi Visi

Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya

Misi

42


(56)

Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang amanah, profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat yang bertaqwa, sejahtera dan berdaya.

3. Stuktur Organisasi

Dewan Pertimbangan Periode 2012 - 2015

Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta

Ketua Harian : Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI Jakarta

Sekretaris Merangkap Anggota : Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spritual Setda Provinsi DKI Jakarta43

Anggota :

1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia 2. Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta

3.Prof.KH Ali Mustofa Ya'kub MA

4.Prof. Dr. KH. Muh. Amin Suma, SH, MA 5.KH.M.Siddiq Fauzie

6.HM.Subki,Lc

7.KH.Saifuddin Amsir,MA 8.KH.Syarifuddin A Ghani

Komisi Pengawas Periode 2012 - 2015

Ketua : Drs. H.Syarief Mustafa

Ketua Harian : Dr.Lutfi Fatullah

43


(57)

Sekretaris :Ka Biro Dikmental Setda Provinsi DKI

Jakarta

Wakil Sekretaris : Kepala Bidang Penyelenggara Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia.

Anggota :

1. HM.Ashraf Ali,B,Ac, SH

2. Drs. H. Hendarin Ono Saleh, M.Si 3. K.H. Muhyiddin Naim, MA 4. Drs.H.Beky Mardani

5. KH Agus Darmawan 6. H. Firdaus

Badan Pelaksana

Kepala Bazis : Drs. H. Ale Abdullah

Wakil Ketua : Drs. HM Zainuddin Yusuf

Kepala Sekretariat : H. Embai Suhaimi, SE

Kepala Bid. Pengumpulan : H. R. Djumhana, SE

Kepala Bid. Pendayagunaan : Muh. Chabib

Kepala Bid. Dana : H. Wahyu Hermana, SE

4. Program Pemberdayaan Pendidikan BAZIS DKI Jakarta

A. Beasiswa Madrasah Aliyah/SLTA Swasta dan Mahasiswa , yaitu beasiswa yang di berikan Bazis Dki Jakarta untuk siswa/i Aliyah/SLTA Swasta yang berada di wilayah DKI Jakarta, beasiswa ini di berikan untuk membantu


(58)

biaya oprasional pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, beasiswa ini bersifat berlanjut, beasiswa ini di mulai dari tingkat SLTA klas 2 ,sedangkan Mahasiswa smester 2.

B. Beasiswa santri, sama seperti halnya beasiswa SLTA, beasiswa santri ini di peruntukan untuk para santri yang yang berada di wilayah Jakarta , beasiswa ini meliputi pembinaan Qari/i dan Tahfiz Al-quran.

C. Bantuan guru PAUD, beasiswa ini di peruntukan bagi guru paud untuk melanjutkan study kuliah hingga jengjang S1.

D. Pondok Dhuafa, Pondok dhuafa ini bertujuan sebagai tempat bagi para santri yang kurang mampu, dimana pondok dhuafa ini sebagai asrama bagi mereka dengan fasilitas yang memadai.

5. Penghimpunan Bazis DKI

Kebijakan di Bidang Penghimpunan pada Bazis Dki Jakarta Terbagi Menjadi:

A. Sasaran

Sasaran penghimpunan ZIS adalah seluruh warga muslim ibukota, yang dikelompokan ke dalam:

1) Masyarakat umum yang di koordinasikan oleh kepala kelurahan dan di bantu oleh ketua RT/RW serta tokoh agama setempat.

2) Karyawan/pegawai yang di koordinasikan oleh kelurahan, kecamatan, kotamadya dan bazis unit satuan kerja.

3) Para pengusaha nasional yang berkoordinasi langsung oleh BAZIS DKI jakarta atas nama Gubernur.


(59)

4) Infaq dan shodaqoh lewat SMS. 5) Nasabah Bank

6) Jamaah Calon Haji dan Umroh. B. Program Sosialisasi.

Memberikan pemahaman ZIS kepada masyarakat bukanlah sesuatu yang mudah. Karna penyadaran ini bukan hanya terhenti pada kemauan masyarakat untuk menunaikanya, tetapi di harapkan juga masyarakat mampu menjadikanya sebagai gerakan yang menyeluruh dan mampu menggerakan masyarakat lain untuk menunaikanya juga.44

Bagi sebagian masyarakat, menunaikan ZIS masih menghadapi kendala, karena diantara merka masih belum mengetahui hukum ZIS, Peran ZIS dan fungsi BAZIS, siapa termasuk muzakki, munfiq dan mutashaddiq, bagaimana membayar ZIS dan harus kemana membayarnya.

Sebagai implementasi tugas dan fungsinya, BAZIS DKI jakarta melaksanakan langkah-langkah sosialisasi yang secara umum adalah:

1) Mengadakan kerjasama secara teknis dengan lembaga/instasi lain dalam hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS.

2) Mengadakan koordinasi, integrasidan sinkronisasi yang bersifat teknis dengan semua pihak, agar penghimpunan ZIS optimal.

3) Mengadakan kerjasama dengan lembaga profesi sejenisnya sebagai mitra atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infaq dan shodaqoh.

Adapun kegiatan sosialisai yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta antaranya:

44


(60)

1)Menyediakan sarana internet dengan situs homepage:http://www.bazis dki.go.id,yang memuatkebutuhan informaasi tentang BAZIS DKI secra lengkap yang di butuhkanmasyarakat.

2)Bagi yangingin berhubungan langsung dengan kantor BAZIS, di sediakan saluran telpon dengan nomor: 021-3144023.

3)Selain itu penyebaran informasi dengan media dakwah, cetak, elektronik, majalah dll.

4)BAZIS DKI juga menitipkan pesan dakwah untuk menunaikan ZIS pada para dai dan khotib jumat agar masyarakat lebih paham tentang ZIS dan sadar untuk menunaikanya

Tabel 3.2

Tahun Jumlah Penghimpunan

2011 Rp.64.780.812.886,49

2012 Rp.81.453.310,876,97

2013 Rp. 83.820.559.130,67

Hasil pengumpulan Zakat Infaq Shadaqah ( ZIS) Tahun 2011 sebesar Rp.64.780.812.886,49.Mengalami kenaikan bila dibanding dengan hasil pengumpulan Tahun 2012 Rp.81.453.310,876,97 yang perolehannya. Tahun 2013 Rp. 83.820.559.130,67


(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pendayagunaan Dana ZIS Untuk Program Beasiswa Pendidikan Pada BAZIS DKI Dan Laznas PKPU

Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang digunakan oleh BAZIS DKI dan LAZ PKPU dalam mendayagunakan dana ZIS untuk disalurkan pada program Beasiswa Pendidikan. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga harus bersifat produktif, bukan untuk saat ini saja tetapi untuk jangka yang panjang.

1. Mekanisme Pendayagunaan dana ZIS BAZIS DKI Pada Beasiswa Pendidikan

Prosedur untuk mendapatkan bantuan pada BAZIS DKI Jakarta untuk program Beasiswa Pendidikan Pada SLTA dan Mahasiswa (S1) sebagai berikut:45

a. Tahap Pertama, pendaftaran yang di mulai pada bulan juni dengan menyeleksi dan membawa persyaratan sebagai berikut:

1) Permohonan tertulis dari yang bersangkutan kepada BAZIS DKI Jakarta.

2) Salinan fotocopy Ijasah terakhir yang dilegalisir:

 Ijasah SLTP/Madrasah Tsanawiyah bagi pemohon siswa SLTA Swasta.

45

Hasil wawancara dengan HM Zainuddin Yusuf sebagai Wakil Ketua Bazis DKI Jakarta,pada hari rabu, 19 maret 2014


(62)

 Ijasah SLTA/Madrasah Aliyah bagi pemohon Mahasiswa.

 Fotocopy Raport/Daftar Nilai IP.

3) Surat Keterangan dari Kepala Sekolah/Rektor menyatakan:

 sebagai siswa SLTA/Mahasiswa.

 Berkelakuan baik.

 Belum pernah menerima beasiswa/Kartu Jakarta Pintar 4) Surat dari kelurahan yang menyatakan:

 Berdomisili di Jakarta minimal 3 tahun.

 Keluarga tidak mampu.

 Belum menikah.

5) Surat pernyataan tertulis dari Siswa/Mahasiswa yang bersangkutan di atas materai Rp.6000 yang menyatakan kesanggupan dan bersedia untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta.

6) Surat persetujuan dari Orang Tua/Wali Siswa/Mahasiswa yang bersangkutan untuk mendapatkan beasiswa dari BAZIS DKI Jakarta.

7) Pas Foto berwarna ukuran 2x3 sebanyak 1 lembar.

8) Fotocopy Kartu Tanda Pendudukan (KTP). Kartu Keluarga (KK)dan Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa.


(63)

9) Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa) diperuntukan bagi Siswa SLTA/M.A Swasta yang telah duduk di Kelas II dan Mahasiswa minimal telah duduk di smester II.

Apabila calon penerima bantuan diatas memenuhi persyaratan maka panitia penyelengara akan memberikan formulir untuk diwawancarai seminggu setelah penyeleksian tersebut.

b. Tahap kedua, ketika formulir sudah di serahkan, Bazis DKI Jakarta melalui tim survei terjun langsung untuk mensurvei dan mendata apakah mustahik tersebut sudah memenuhi kriteria yang berhak mendapatkan bantuan tersebut.

c. Tahap Ketiga. ketika tim survei menyatakan penerima tersebut berhak menerima dana beasiswa pendidikan, akan di lakukan tahap selanjutnya dengan mendata langsung di kantor pusat BAZIS DKI Jakarta, untuk di berikan pengarahan dan mengikuti pembinaan agar lebih mengetahui maksud program yang di terapkan BAZIS DKI.

Dari kesimpulaan pembahasan diatas BAZIS DKI Jakarta dalam melakukan penyaluran dana beasiswa pendidikan melalui Tiga tahapan, tahap pertama dengan mengisi formulir dan menyertakan beberapa persyaratan seperti yang tercantum diatas. tahap kedua,melakukan pendataan dan survei terhadap calon penerima beasiswa. dan tahap ketiga, dengan wawancara dan melakukan pengarahan terhadap calon penerima beasiswa.


(64)

2. Mekanisme Pendayagunaan dana ZIS Pada LAZNAS PKPU Pada Beasiswa Pendidikan

Dalam melakukan penyaluran adapun mekanisme yang dilakukan Laznas PKPU melalui beberapa tahap yaitu:46

a. Tahap Pertama, PKPU membuat perencanaan program yang matang, sehingga ketika program itu di buat, dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan tidak sia-sia dalam masyarakat.

b. Tahap kedua. dari segi prosedeur dan pendataan, apakah penerima manfaat memiliki kriteria seorang mustahik atau tidak. Hal ini guna memberika peninjauan dengan sistem pendataan bagi dhuafa. Dengan harapan agar dana ZIS yang disalurkan melalui LAZ PKPU dapat disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam hal kepesertaan Program beasiswa pendidikan PKPU mempunyai prosedur sistem kepesertaan, yakni meliputi Adminitrasi yang lengkap seperti: 1)Menggisi formulir di Web PKPU.

2)Fotocopy KTP, KK, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) 3)Fotocopy Transkip Nilai dari Smester 1 sampai terakhir 4)Foto 3x4 Lima Lembar

5)Menulis Essay dengan tema”Peran Mahasiswa Dalam Membangun Negeri” Maksimal 3 Halaman.

Sedangkan untuk Persyarat penerima Beasiswa pada Laznas PKPU adalah sebagai berikut:.

46


(65)

1) Mahasiswa muslim aktif Program S-1 Minimal semester 4 di Universitas Indonesia dan Institute Pertanian Bogor.

2) Aktif di Lembaga/Organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, kemahasiswaan, atau sosial masyarakat IPK Minimal 2.75

3) Tidak sedang menerima beasiswa sejenis

4) Berasal dari keluarga tidak mampu dan melampirkan surat keterangan tidak mampu.

5) Siap untuk mengikuti semua program pembinaan.

Sedangkan untuk tingkat SLTP dan SLTA Laznas PKPU bekerjasama dengan mitra mereka yang meliputi yayasan dan lembaga sosial lainya untuk mendata calon penerima beasiswa pendidikan minimal orangtuanya memiliki penghasilan <Rp. 500.000,-/bulan dan sesuai dengan program PKPU. Selain itu LAZ PKPU pun tidak ingin mempersulit para mustahik yang akan dibantu. Mereka melihat dari kebutuhan yang sifatnya mendesak dan penting.

c. Tahap ketiga, pendataan dan pensurveian, PKPU melalui tim pendataan melakukan survei kepada mustahik calon penerima beasiswa, apabila mustahik tersebut memenuhi keriteria calon penerima bantuan, maka akan dilakukan tahap selanjutnya untuk mewawancari dan melakukan pengarahan selama seminggu untuk memberikan pemahaman program yang akan di berikan.

Dari kesimpulan diatas PKPU dalam melakukan penyaluran program beasiswa pendidikan melalui beberapa tahap, untuk melakukan penyaluran


(66)

beasiswa PKPU bekerja sama dengan mitra mereka dan yayasan yang sudah terjalin untuk memudahkan melakukan penyaluran dana beasiswa tersebut.

Dari data hasil wawancara diatas, penulis dapat membandingkan pendayagunaan ZIS untuk penyaluran dana program beasiswa antara Laz PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, seperti pada tabel ini:

Tabel 4.1

No Nama Lembaga Perbandingan

1 Laznas PKPU Laznas PKPU melakukan kerjasama

kepada yayasan dan mitra PKPU untuk

pemberian beasiswa, sehingga

mempermudah dalam penyaluran dan penseleksian terhadap calon penerima beasiswa, pendayagunaan dana untuk program beasiswa terbatasi, dikarnakan PKPU tidak berfokus untuk program ini saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program lainya.

2 BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI dalam melakukan pemberian

beasiswa dengan cara menginformasikan

ke setiap kotamadya, sehingga

masyarakat harus aktif dalam mencari info beasiswa tersebut, dalam segi pendayagunaan dana untuk beasiswa ,BAZIS DKI amat baik, dikarnakan program yang ada pada BAZIS DKI lebih dominan untuk pendidikan diantaranya beasiswa.


(67)

B. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU

Setiap kegiatan atau program akan mempunyai hasil yang ingin dicapai, hasil tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif karena tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana. Seperti halnya program pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah pada peningkatan taraf pendidikan masyarakat yang dilaksanakan oleh BAZIS DKI Jakarta dan LAZ PKPU mempunyai dampak yang baik di dalam masyarakat.

Dalam hal ini saya akan menguraikan hasil wawancara dengan Staf bidang pendidikan pada Laznas PKPU dan wakil ketua Bazis DKI Jakarta untuk membahas mengenai hasil evaluasi program pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah pada peningkatan pendidikan masyarakat. Selain itu data dampak program ini didapatkan dari manajemen pendayagunaan LAZ PKPU dan Pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta terkait program Beasiswa Pendidikan yang dijalankan, serta dari penerima manfaat program tersebut.

Dalam hal ini penulis menggunakan cara evaluasi dengan membandingkan antara realisaidan target.

1. BAZIS DKI JAKARTA.

BAZIS DKI Jakarta mempunyai beberapa program bantuan beasiswa pendidikan, diantara program-program tersebut meliputi:47

47

Hasil wawancara bersama bapak agam staf bidang pendayagunaan BAZIS DKI Jakarta, Rabu 19 Maret 2014.


(68)

a. Beasiswa Madrasah Aliyah/SLTA Swasta dan Mahasiswa , yaitu beasiswa yang di berikan Bazis Dki Jakarta untuk siswa/i Aliyah/SLTA Swasta yang berada di wilayah DKI Jakarta, beasiswa ini di berikan untuk membantu biaya oprasional pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, beasiswa ini bersifat berlanjut, beasiswa ini di mulai dari tingkat SLTA kelas 2, sedangkan Mahasiswa semester 2.

b. Beasiswa santri, sama seperti halnya beasiswa SLTA, beasiswa santri ini di peruntukan untuk para santri yang yang berada di wilayah Jakarta , beasiswa ini meliputi pembinaan Qari/i dan Tahfiz Al-quran.

c. Bantuan guru PAUD, beasiswa ini di peruntukan bagi guru paud untuk melanjutkan study kuliah hingga jenjang S1.

d. Pondok Dhuafa, Pondok dhuafa ini bertujuan sebagai tempat bagi para santri yang kurang mampu, dimana pondok dhuafa ini sebagai asrama bagi mereka dengan fasilitas yang memadai.

Pada program beasiswa pendidikan BAZIS DKI Jakarta telah memberikan banatuan dana sebesar:

Tabel 4.2

Pemberdayaan Bidang Pendidikan Tahun 2012.


(69)

Beasiswa MI/SDI

Bantuan

Pendidikan Untuk 13.125 siswa MI/SDI swasta

Rp. 3.937.500.000

Beasiswa

Tingkat MTS Swasta

Bantuan

Pendidikan Untuk 10.675 siswa

Rp. 4.483.500.000

Beasiswa Tingkat MA/SLTA

Bantuan

Pendidikan Untuk 2.270 Siswa

Rp. 2.043.000.000

Bantuan Tingkat Mahasiswa, Januari-Juli Program Th.2011

Bantuan

Pendidikan Untuk 1.420 Mahasiswa

Rp. 1.704.000.000

Oprasional Beasiswa Tingkat

MA/SLTA, Juli-Desember Program Th.2012

Bantuan

Pendidikan Untuk 2.555 Siswa Rp. 2.299.500.000 Tingkat Mahasiswa, Juli-Desember Program Th.2012 Bantuan

Pendidikan Untuk 1.535 Mahasiswa

Rp. .1.842.000.000

Beasiswa Santri Bantuan

Pendidikan Untuk 30 Santri

Rp. 180.000.000

Beasiswa Guru PAUD

Bantuan

Pendidikan Untuk 250 Guru PAUD

Rp. 850.000.000

Pondok Dhuafa Pondok Gratis Untuk 50 Santri

Rp.250.000.000

Total Rp. 17.589.500.000


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)