Sejarah Singkat Berdirinya PKPA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya PKPA

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam di rimya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah pemilik masa depan yang mempunyai kebebasan untuk tumbuh dan berkembang. Anak juga memiliki hak azasi manusia yang diakui oleh masyarakat bangsa-bangsa di dunia. merupakan landasan bagi kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di seluruh dunia. Hak-hak anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hak azasi manusia yang wajib dilindungi, dihormati dan ditegakkan oleh Negara baik sebelum maupun sesudah hadir. Indonesia merupakan Negara yang telah meratifikasi konvensi PBB tentang hak anak Convention on the right of child pada tahun 1990. dengan demikian, Indonesia wajib mengimplementasikan hak-hak anak dalam program aksi, kebijakan, regulasi hukum yang berpihak dan menjamin hak-hak anak. Realita bahwa masih banyak anak yang dilanggar dan terabaikan haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindakan kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, bahkan tindakan yang tidak manusiawi pada anak menunjukkan kurang memadainya perlindungan terhadap anak. Padahal anak belum cukup mampu melindungi dirinya sendiri. Anak membutuhkan perlindungan yang memadai dari keluarga, masyarakat dan pemerintah. Begitu pula halnya dengan kondisi kaum Perempuan, seperti juga anak mereka pun tak lepas dari kekerasan fisik, non-fisik di rumah atau di luar rumah. Banyak praktek kehidupan sosial menempatkan perempuan dalam kondisi terjepit, subordinatif, streotip Universitas Sumatera Utara beban kerja berat, terdiskriminasi, termajinalkan, dilecehkan bahkan menjadi objek tindak kekerasan, dan berbagai bentuk ketidakadilan, serta perlakuan salah lain baik secara langsung, dan sistematik. Praktek-praktek semacam ini terus berlangsung dalam masyarakat dan dialami oleh perempuan hampir di setiap belahan bumi baik itu praktek norma-norma budaya tertentu, religius atau karena faktor sosial politik. Menyikapi realita tersebut, sejumlah aktivis LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, dosen dan mahasiswa di medan pada tanggal 21 oktober 1996 mendirikan PKPA Pusat Kajian dan Perlindungan Anak, lembaga independent yang memegang teguh prinsip pertanggung jawaban publik, mengedepankan peluang dan kesempatan berpartisipasi pada anak dan perempuan serta pluralisme dan dalam memegang prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Penegakan hak-hak anak dan perempuan sebagaimana dimaksud konvensi Hak Anak KHA dan Konvensi Penghapusan Tindak Kekerasan dan Diskriminasi Terhadap Perempuan KTP merupakan upaya terpenting melandasi PKPA menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Dengan kata lain alasan utama yang menjadi latar belakang adalah masih sangat buruknya situasi anak-anak, program perlindungan anak belum dijadikan prioritas dalam pembangunan, minimnya lembaga yang menangani dan punya perhatian terhadap masalah anak. Di awal pendirian PKPA, segalanya dilakukan dengan swadaya dan dukungan dari pada pendiripengurus. Hal ini berlangsung selama dua tahun, kemudian barulah dari dukungan satu persatu dari donatur. Universitas Sumatera Utara B. Visi, Misi dan Tujuan PKPA B.1 Visi, Misi PKPA