pengirimannya, mereka melalui daerah transit di : Jakarta, Batam, Medan, Surabaya, Pontianak, Pare-pare, Tarakan Nunukan Kementerian
Koordinator Bidang Kesra RI, 2003:12 .
E. Kerangka Pemikiran
Perdagangan anak adalah salah satu tindak perlakuan terburuk dari tindak kekerasan yang yang dialami oleh anak yang telah menjadi salah satu bentuk tindak
kejahatan yang terjadi di Sumatera Utara. Perdaganan anak untuk eksploitasi merupakan realita yang tidak bisa dipungkiri dan telah memburuk seiring dengan bertambah
kompleksnya persoalan sosial ekonomi yang saat ini terjadi di Indonesia. Propinsi Sumatera Utara yang telah terindikasi sebagai daerah dengan jumlah kasus
perdagangan anak yang sangat menonjol. Sumatera Utatra diidentikkan sebagai daerah supplier atau pengirim, daerah tujuan dan daerah transit perdagangan anak dan
perempuan. Fakta lain yang menjadikan anak menjadi objeknya yaitu perdagangan manusia
trafficking in persons. Di mana perdagangan manusia pada dasarnya melanggar hak asasi Universal manusia untuk hidup, merdeka, dan bebas dari semua bentuk perbudakan.
Perdagangan anak-anak merusak kebutuhan dasar seorang anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan merusak hak anak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi
seksual. Para korban seringkali kehilangan kesempatan penting mereka untuk mengalami perkembangan sosial, moral dan spritual. Dalam banyak kasus eksploitasi pada korban
terus meningkat, yaitu di mana seseorang anak yang diperjual belikan dari satu kerja paksa dapat terus diperlakukan dengan kejam di empat lain.
Universitas Sumatera Utara
Para korban yang dipaksa dalam perbudakan seks seringkali dibius dengan obat- obatan dan menderita kekerasan yang luar biasa. Para korban yang diperjual belikan
untuk eksploitasi seksual menderita cedera fisik dan emosional akibat kegiatan seksual yang belum waktunya, diperlakukan dengn kasar, dan menderita dengan penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks termasuk HIVAIDS. Berdasarkan fakta yang berkembang yaitu kasus-kasus yang di alami oleh anak maka sudah seharusnya
banyak pihak, baik pemerintah maupun lembaga sosial yang memberikan perlindungan dan pelayanan. Hal ini tentunya untuk menegakkan hak-hak anak, dan menghindari
terulangnya kasus yang serupa di masa yang akan datang. Pusat kajian dan perlindungan anak PKPA merupakan salah satu lembaga sosial
yang membawa isu perlindungan anak child protection, menegakkan hak-hak anak dan perempuan. Perlindungan terhadap anak dari segala persoalan yang selalu mengintainya,
karena anak tergolong rentan. Dalam hal ini PKPA memberikan pelayanan terhadap anak yang menjadi korban, dengan harapan agar dapat tercapainya perlindungan dan
penegakan hak-hak anak dan perempuan. Maka upaya yang dilakukan oleh PUSPA- PKPA tersebut mencakup berbagai program antara lain:
1. Program layanan hukum
2. Konseling atau pemberian bimbingan psikologis.
3. Penjemputan atau penyelamatan korban
4. Rehabilitasi dan reintegrasi
5. Pemeriksaan kondisi kesehatan korban
6. Layanan rumah aman bagi korban DIC
7. Pendidikan ketrampilan life skill dan vocational training
Universitas Sumatera Utara
8. Monitoring dan evaluasi
Masing-masing program tersebut memiliki berbagai upaya. Tujuan program tersebut yaitu untuk menuntaskan masalah perdagangan anak trafficking. Agar
Sumatera Utara terbebas dari perdagangan anak dan perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Perdagangan Anak
PKPA
Program
~ Layanan Hukum ~ Penjemputan
~ Rehabilitasi ~ Pemeriksaan kesehatan
~ Layanan rumah aman ~ Pendidikan
~ Monitoring
Upaya
Hasil Lahirnya Perda tentang
larangan trafficking di Sumatera utara
Universitas Sumatera Utara
F. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional F.1. Defenisi Konsep