B A B 1 P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan anak trafficking telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini, dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan
harkat dan martabat manusia. Di mana hal ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Perdagang anak merupakan suatu kejahatan yang banyak terjadi baik di tingkat
nasional maupun internasional. Perdagangan anak dengan jaringan sindikatnya memiliki bentuk dan tujuan yang beragam.
Di masa lalu perdagangan anak hanya dipandang sebagai pemindahan secara paksa ke luar negeri unuk tujuan bekerja di tambang – tambang, di tempat kerja buruh yang
berupah rendah, di tanah pertanian, sebagai pelayan dan prajurit dibawah umur, dan sebagian besar anak diperjual belikan untuk eksploitasi seksual. Namun seiring dengan
berkembangnya zaman, perdagangan didefenisikan sebagai pemindahan khususnya anak- anak dengan atau tanpa persetujuan orang yang bersangkutan di dalam suatu Negara ke
luar negeri untuk perdagangan budak dan perbudakan modern, dan tidak hanya prostitusi. Setiap tahun diperkirakan ada 600.000 sd 800.000 laki-laki, perempuan, anak-anak yang
diperdagangkan yang menyebrangi perbatasan internasional. www. Fajaronline. Com
Beberapa organisasi internasional dan organisasi swadaya masyarakat mengeluarkan angka yang jauh lebih tinggi. Dari sekitar 1.846 korban perdagangan anak
trafficking yang terjadi di dalam maupun di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Arab Saudi, sebagian besarnya berasal dari Indonesia yang pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya anak perempuan. Berdasarkan data International Organization for Migration IOM, pada april 2007, jumlah korban trafficking dari Indonesia paling banyak berasal
dari Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Batam, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Di mana Indonesia menjadi salah satu sumber untuk kejahatan
trafficking Internasional. Perempuan dan anak Indonesia banyak yang dikirim ke Asia Tenggara, Timur
Tengah, Jepang, Australia dan Amerika Utara untuk dijadikan pekerja seks, pembantu rumah tangga, adopsi illegal dan bentuk-bentuk kerja paksa lainnya atau perbudakan
yang berkedok pernikahan. Kasus trafficking terbesar di Indonesia berasal dari Sulawesi Selatan, dan Batam. di mana Sulawesi Selatan juga dikenal sebagai daerah jalur transit di
mana perdagangan orang ini banyak menggunakan jalur Makasar dan Parepare sebagai tempat transit sebelum menyebrangi ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
www. Gatra. Com Sementara di Batam, tercatat 160 korban perdagangan anak dan perempuan ke
Malaysia yang berhasil dikembalikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Johor Baru ketanah air melalui Batam. Di mana korban tersebut terhitumg mulali dari bulan
Januari sebanyak 19 orang, bulan Februari 29 orang, bulan Maret 30 Orang, bulan April 9 orang, bulan Mei 13 orang, bulan Juni 1 orang, bulan Juli 8 orang dan bulan Agustus 51
orang. Sedangkan di Sumatera Utara korban trafficking lebih kecil dibandingkan Pulau Batam. www.Gatra.com
Trafficking merupakan salah satu masalah yang perlu penanganan mendesak seluruh komponen bangsa. Hal tersebut perlu, sebab erat kaitannya dengan citra bangsa
Indonesia di mata internasional. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia sebagai urutan
Universitas Sumatera Utara
ketiga TIER 3 di dunia sebagai pemasok perdagangan perempuan dan juga sebagai Negara yang diasumsikan tidak serius menangani masalah trafficking. Suatu tantangngan
bagi bangsa Indonesia untuk menyelamatkan anak bangsa dari keterpurukan. Penanganan dalam penghapusan trafficking tidaklah mudah, karena kasus
pengiriman manusia secara illegal keluar negeri sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya tanpa adanya suatu perubahan perbaikan. Sebagaimana yang dilaporkan
pemerintah Malaysia, bahwa 4.268 pekerja seks dan buruh anak berasal dari Indonesia. Demikian juaga dengan wilayah perbatasan Negara Malaysia dan Singapura. Data
menunjukkan sebanyak 4.300 perempuan dan anak yang dipekerjakan sebagai pekerja seks dan pekerja anak di wilayah tersebut Kemudian di akhir tahun 2006 muncul
lagi kasus yang sama, bahkan meningkat mencapai angka 300.000 www.fajaronline.com
. Meskipun belum ada data statistik yang akurat menyangkut tentang jumlah anak
yang menjadi korban traffickin, namun fakta tersebut tidak dapat dibantah. Prakek perdagangan anak trafficking merupakan pelanggaran berat terhadap hak azasi manusia.
Korban diperlakukan seperti barang dijual, dibeli dan dijual kembali serta dirampas hak asasinya bahkan rentan mengalami kematian.
Permasalahan perdagangan perempuan dan anak memang merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang tidak lepas dari faktor-faktor ekonomi, sosial, budaya dan
politik yang berkaitan erat dengan perdagangan perempuan bahkan dijadikan sebagai bagian dari kebijakan politik perburuhan yang dimanfaatkan untuk menekan biaya
produksi sehingga cenderung dieksploitasi.
Universitas Sumatera Utara
Trafficking merupakan salah satu jalur terjadinya perdagangan orang yang korbannya rata-rata berada dibawah garis kemiskinan, khususnya anak-anak.yang
cenderung dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan bisnis. Situasi semacam ini merupakan santapan sindikat perdagangan perempuan yang
sudah terorganisir untuk melakukan perekrutan. Bahkan nyaris jauh dari jangkauan hukum, karena sindikatnya diawali dengan transaksi utang-piutang antara pemasok
tenaga kerja illegal dengan korban yang mempunyai bayi atau anak prempuan yang masih perawan, sehingga jika korban tidak mampu untuk menyelesaikan transaksi yang
telah disepakati, maka agunannya adalah anak perempuan yang masih bau kencur atau perawan. Kejahatan perdagangan orang trafficking juga kerap melibatkan orang-orang
kuat yang ada di dalam masyarakat sehingga kasus perdagangan orang berat untuk dibrantas.
Perdagangan anak mempunyai jaringan yang sangat luas. Praktek perdagangan yang paling dominan berada disektor jasa prostitusi, dimana kebanyakan korbanya adalah anak
perempuan yang masih perawan. masyarakat internasional telah lama menaruh perhatian terhadap permasalahan perdagangan ini. PBB misalnya, melalui konvensasi tahun 1949
mengenai penghapusan perdagangan manusia dan eksploitasi pelacuran oleh pihak lain, dan juga berbagai organisasi intenasional seperti IOM, ILO, UNICEF dan UNESCO
memberikan perhatian khusus pada masalah perdagangan anak, pekerja anak yang biasanya berada pada kondisi pekerjaan eksploitasi, seksual komersil. Bariah, 2005:2
Penyebaran kasus perdagangan trafficking anak hampir merata terjadi di seluruh wilayah Indonesi, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu daerah yang banyak
menyimpan banyak permasalahan trafficking anak di Indonesia adalah daerah Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara. dalam praktek perdagangan anak trafficking memiliki tiga fungsi strategis yaitu sebagai daerah tujuan trafficking. Bentuk perdagagan trafficking,. Bentuk praktek
perdagangan trafficking berkembang di Sumatera Utara sebagian besar untuk kepentingan prostitusi dan pekerjaan terburuk seperti eksploitasi seksual, pekerja rumah tangga,
tempat hiburan malam dan pengemis jalanan. Korban perdagangan trafficking ini pada umumnya berasal dari keluarga miskin, berpendidikan rendah dari pinggiran kota serta
pedesaan. Dalam hal ini penanganan trafficking di Sumatera Utara dilaksanakan oleh berbagai
pihak baik pemerintah maupun masyarakat dan juga lembaga-lembaga yang terkait, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. dalam suatu rangkaian program kegiatan
yang disusun secara terpadu. Seluruh kegiatan tersebut diarahkan untuk upaya pencegahan, penanganan kasuspelayanan korban, reintegrasi pemulangan korban dan
pasca kasusmasa depan korban. Maka dalam menghadapi persoalan tersebut, perlu adanya upaya dalam
penghapusan perdagangan trafficking ini. Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian yaitu di LSM Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA.yang
membawa isu perlindungan anak dan penegakan hak anak dan perempuan.di mana lembaga ini dalam pencapaian tujuannya telah berhasil mengungkap sebagian besar kasus
trafficking yang terjadi di Sumatera Utara. Menurut laporan Pusat Informasi dan Pengaduan Anak PUSPA terhitung mulai dari tahun 2005 – tahun 2007 ada 93 kasus
trafficking yang terjadi di Sumatera Utara yang terdiri dari tahun 2005 berjumlah 55 korban, tahun 2006 berjumlah 16 korban dan tahun 2007 berjumlah 22 korban. Di mana
korban tersebut berusia rata-rata 02 – 18 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai sebuah lembaga sosial tentunya PKPA dalam hal ini PUSPA mempunyai peranan dalam menyikapi permasalahan tersebut. Tentunya juga memberikan pelayanan
kepada perempuan dan anak yang menjadi korban, dan melakukan berbagai upaya untuk menuntaskan masalah trafficking khususnya di Sumatera Utara. dengan harapan,
pelayanan yang diberikan oleh PUSPA-PKPA terhadap anak korban trafficking, sebagai upaya perlindungan dan penegakan hak anak dan perempuan, melalui penelitian yang
hasilnya dituangkan dalam skripsi.
B.Perumusan Masalah
Masalah merupakan pokok dari suatu kegiatan penelitian. Dalam suatu rancangan atau usulan penelitian perlu dibuat suatu perumusan masalah, yang bertujuan agar seluruh
proses penelitian dapat berjalan sesuai arah dan mendapatkan hasil yang tepat pula . maka berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di awal, penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut “upaya – upaya apa saja yang dilakukan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PUSPA-PKPA dalam
menuntaskan masalah trafficking di Sumatera Utara?
Universitas Sumatera Utara
C.Tujuan dan manfaat penelitian C.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah : 1.
Untuk memperoleh informasi dan fakta mengenai upaya PUSPA-PKPA dalam menuntaskan kasus perdagangan anak trafficking di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui apakah upaya PUSPA-PKPA sudah berhasil dilaksanakan
dalam menuntaskan masalah perdagangan anak trafficking. 3.
Untuk mengetahui kebijakan apa yang telah diambil oleh PUSPA-PKPA dalam menuntaskan masalah perdagangan anak trafficking
C.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan: 1.
Bagi penulis, dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah, menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir penulis
dalam menyikapi dan menganalisis apa saja yang menjadi upaya dalam menuntaskan masalah-masalah sosial khususnya masalah perdagangan anak
trafficking 2.
Bagi fakultas, dapat memberikan sumbangan yang positip terhadap ke ilmuan yang dikembangkan departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan dapat
bermanfaat dalam pembuatan keputusan dan kebijakan dalam upaya menyikapi masalah sosial khususnya masalah anak.
3. Bagi pihak praktisi, dapat menjadi masukan dalam peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan terhadap anak korban trafficking.
Universitas Sumatera Utara
D. SISTEMATIKA PENULISAN