NPL, Return On Equity ROE, Earning Per Share EPS, dan Loan to Deposit Ratio LDR.
Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sampai sejauh mana rasio-rasio keuangan yang dipilih peneliti akan mempengaruhi harga
saham pada periode dimana terjadinya suatu krisis keuangan yang berdampak terhadap pasar modal di Indonesia. Pemilihan rasio keuangan di atas juga
didasarkan atas suatu fenomena yang terjadi pada bank century atau sekarang bernama bank mutiara dimana pada tahun 2008 rasio CAR -22,29, rasio NPL
10,42, rasio ROE -981,63, rasio EPS -256,83, dan rasio LDR 93,16 yang kemudian membuat harga saham bank century jatuh dari Rp 68 pada tahun 2007
menjadi 1 sen rupiah per lembar saham ketika dibeli oleh Lembaga Penjamin Simpanan LPS.
Berdasarkan fenomena dan kondisi di atas serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian, menbuat peneliti tertarik untuk meneliti kemungkinan kinerja
keuangan akan mempengaruhi harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Oleh karena itu, peneliti akan menuangkannya di dalam sebuah
karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut “Apakah kinerja keuangan yang diproksikan
dalam Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On
Universitas Sumatera Utara
Equity ROE, Earning Per Share EPS, Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham emiten
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2009?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah “untuk menguji dan memberikan bukti empiris
pengaruh dari Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On Equity ROE, Earning Per Share EPS, Loan to Deposit Ratio
LDR secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 –
2009”
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak terkait antara lain :
1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan mengenai pengambilan keputusan investasi oleh investor.
2. Bagi kalangan akademik dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pemahaman kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan
mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.
4. Bagi calon peneliti, sebagai bahan referensi dan informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang perbankan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Saham
Menurut Anoraga, Pakarti 2006:54 pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki
manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.
Saham terbagi atas saham biasa common stock, saham preferen preferred stock, dan saham treasuri treasury stock. Karakteristik saham
biasa adalah pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi saham, pemegang saham merupakan pihak
terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha, dan pemegang saham memiliki hak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan. Sedangkan
saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa yaitu preferen terhadap dividen dan preferen
terhadap likuidasi. Preferen terhadap dividen artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan
dengan pemegang saham biasa. Preferen terhadap likuidasi artinya pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham preferen memiliki hak untuk mendapatkan aktiva perusahaan terlebih dahulu dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
2. Harga saham
Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Harga saham juga
dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham di bursa efek yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap keuntungan perusahaan. Perubahan harga saham dapat terjadi akibat dari kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di bursa. Semakin tinggi permintaan saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi harga saham tersebut dengan asumsi faktor
lain tetap. Sebaliknya, semakin rendah permintaan saham suatu perusahaan, maka semakin rendah harga saham tersebut dengan asumsi faktor lain tetap.
Hal ini sejalan dengan Hipotesis Pasar Efisien Efficient Market Hypothesis yang menjelaskan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga suatu saham
pasti telah mencerminkan seluruh informasi yang berkaitan dengan aktivitas manajemen dan prospek di masa mendatang dan ketika muncul informasi
baru tentang perusahaan tersebut maka harga saham akan spontan berubah mencerminkan adanya informasi baru tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuataan permintaan dan penawaran tersebut dapat berasal dari internal misalnya kondisi dan
kinerja keuangan perusahaan faktor fundamental perusahaan, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
dari eksternal seperti tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan, rumor dan sentimen pasar.
Penilaian harga saham penting untuk dilakukan oleh investor terkait keputusan investasinya karena bertujuan untuk menentukan saham mana yang
akan memberikan tingkat keuntungan yang maksimal dengan resiko dan jumlah investasi tertentu. Pendekatan penilaian harga saham dapat dilakukan
dengan beberapa cara, misalnya analisis fundamental dan analisis teknikal. a.
Analisis fundamental merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Penilaian saham
dengan pendekatan fundamental dilakukan dengan mempelajari dan mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan
kondisi industri perusahaan. Analisis fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar,
melainkan diprediksikan terlebih dahulu dengan analisis perusahaan Husnan, 2002:336. Analisis fundamental menekankan bahwa
faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham karena menitikberatkan pada analisis rasio keuangan. Informasi atau
gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh melalui analisis rasio keuangan.
b. Analisis teknikal menggunakan suatu asumsi dasar bahwa harga
saham dibentuk melalui hasil spekulasi. Kegiatan spekulasi ini lebih menitikberatkan pada suatu tren yang dibentuk harga saham pada
periode lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsik
Universitas Sumatera Utara
saham. Penilaian saham dengan pendekatan teknikal dilakukan dengan menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari
aktivitas perdagangan saham. Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga
saham pada periode berikutnya. Tren harga saham akan dijadikan sebagai tolok ukur dalam memprediksi harga saham periode
berikutnya.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menggambarkan suatu keadaan yang mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan selama
periode tertentu. Menurut Abdullah 2005:120, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dan yang biasanya diukur dengan indikator solvabilitas, likuiditas, dan profitabilitas.
Adapun tujuan dari analisis kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang
dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b.
Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan laba secara efisien.
Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Munawir 2002:31 menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat
solvabilitas, tingkat rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh
manajemen. Pengukuran kinerja keuangan juga memberikan penilaian atas kemampuan perusahaan untuk bertahan dan terus berkembang. Manajemen
perusahaan diharapkan untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.
Pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan oleh para pemegang kepentingan sebagai suatu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kepentingan mereka di dalam perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi dasar dari pendekatan fundamental dalam analisis
investasi karena harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Pendekatan analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan pada perusahaan perbankan. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka
akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan publik meningkat maka nilai
perusahaan akan semakin tinggi yang membuat para investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini kemudian akan
direfleksikan oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan secara umum digunakan untuk mengetahui gambaran prospek dan risiko yang dihadapi perusahaan maupun investor di masa
mendatang. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio CAR merupakan salah satu rasio
perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan
menghadapi kemungkinan resiko yang terjadi di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Modal bukan saja
sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan mempengaruhi keputusan-keputusan
manajemen dalam pencapaian laba dan kemungkinan timbulnya resiko. Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Semakin tinggi nilai CAR suatu bank maka semakin besar daya tahan bank dalam
menghadapi aset-aset bank yang bermasalah. Daya tahan bank yang baik juga menunjukkan kinerja yang baik, dimana nantinya permintaan akan
saham bank akan bertambah. Permintaan yang tinggi kemudian akan meningkatkan harga saham bank tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank
Indonesia menetapkan CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu
Universitas Sumatera Utara
proporsi tertentu dari aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan
masing-masing bobot resiko aktiva tersebut. Menurut Peraturan Bank Indonesia No 1015PBI2008, kewajiban penyediaan modal minimum
ini adalah sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. b.
Non Performing Loan Non-Performing Loan merupakan salah satu indikator kesehatan
kualitas aset bank. Rasio Non-Performing Loan menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank, sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar dan memungkinkan pencapaian laba semakin rendah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004, semakin tinggi nilai NPL di atas 5 maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga
semakin berkurang sehingga pertumbuhan harga saham bank akan mengalami penurunan.
Kredit yang digolongkan sebagai non-performing adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar tunggakan pokok bunga di atas 90
hari sampai 120 hari, diragukantunggakan pokok bunga di atas 120 hari sampai 180 hari, dan macet tunggakan pokok bunga di atas 180
Universitas Sumatera Utara
hari. Kredit dalam kategori ini adalah kredit dengan kemungkinan tertagih sangat tipis.
c. Return On Equity
Return On Equity merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
diukur dari jumlah dana yang telah digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. ROE juga merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya.
Peningkatan ROE perusahaan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan. Peningkatan ROE berarti peningkatan laba bersih yang
dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Akibat peningkatan
laba bersih ini, investor akan menilai bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dan hal ini akan berpengaruh pada permintaan saham
perusahaan. Permintaan saham yang meningkat akan mendorong harga saham bergerak naik.
d. Earning Per Share
Earning Per Share merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Earning Per Share yang
didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam pembayaran dividen. Earning Per Share dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan, artinya apabila Earning
Universitas Sumatera Utara
Per Share yang dibagikan kepada para investor tinggi maka hal itu menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Dengan demikian, Earning Per Share menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang diraih perusahaan kepada para pemegang saham. Earning Per Share juga dapat dijadikan sebagai
indikator tingkat nilai perusahaan dan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham
perusahaan. Earning Per Share yang tinggi akan membuat permintaan atas saham perusahaan meningkat dimana tingginya permintaan saham
ini akan menyebabkan harga saham perusahaan bergerak naik. e.
Loan to Deposit Ratio Menurut Simorangkir 2004:147, Loan to Deposit Ratio adalah
perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima. Rasio ini menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank
untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen resiko likuiditas. LDR paling sering digunakan oleh analis
keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Universitas Sumatera Utara
LDR yang tinggi menunjukkan tingkat likuiditas yang rendah namun berpotensi menghasilkan laba yang lebih tinggi karena penggunaan aset-
aset produktif yang lebih besar. Laba yang lebih tinggi akan menarik minat investor terhadap saham bank sehingga permintaan saham bank
akan meningkat. Tingginya permintaan saham akan membuat harga saham bank bergerak naik.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Fanny 2009 menganalisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Return On Equity ROE,
dan Dividend Per Share DPS terhadap harga saham pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian membuktikan secara
parsial bahwa hanya Dividend Per Share DPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan CAR, LDR, NPL,
ROE, dan DPS memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Helena 2010 menganalisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 Sampai 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, ROA, CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Lina Surya Kie 2009 menganalisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005 sampai 2007. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ROA, ROE, NPM, EPS, PER, dan PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.
Universitas Sumatera Utara
Juventus 2007 menganalisis Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta Periode 2004 sampai
2006. Hasil penelitian membuktikan bahwa hanya ROE dan DAR memiliki pengaruh positif terhadap harga saham secara parsial; rasio profitabilitas dan rasio
leverage juga berpengaruh terhadap harga saham secara simultan.
Tabel 2.1. Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Kesimpulan Hasil
Fanny R.Ria
2009 Pengaruh Capital
Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio
LDR, Non Performing Loan NPL, Return On
Equity ROE, dan Dividend Per Share DPS
terhadap harga saham pada Dependen :
CAR, LDR, NPL, ROE,
DPS Independen :
Harga saham DPS memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham ;
CAR, LDR, NPL, ROE, DPS secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham.
Helena 2010
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Bank yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005 sampai 2007
Dependen : CR, ROA,
CAR Independen :
Harga saham CR, ROA, CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham baik secara parsial maupun
simultan.
Lina Surya
Kie 2009
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Dependen : ROA, ROE,
NPM, EPS, PER, PBV
Independen : Return
saham ROA, ROE, NPM,
EPS, PER, PBV tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham baik
secara parsial maupun simultan.
Universitas Sumatera Utara
Juventus 2007
Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek
Jakarta Periode 2004 sampai 2006.
Dependen : ROA, ROE,
DAR, DER Independen :
Harga saham ROE dan DAR
memiliki pengaruh positif terhadap harga
saham secara parsial ; Rasio profitabilitas
dan leverage berpengaruh terhadap
harga saham secara simultan.
Sumber : Peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis