Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio LDR dihitung dengan formula berikut : 2. Variabel dependen saham merupakan harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Harga saham yang digunakan adalah Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga closing price per tahun dari aan yang diteliti dengan periode penelitian dari tahun pengaruh dari masing-masing faktor yang diteliti terhadap harga saham, maka r berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asum Pengujian asum a. Uji Normalitas masing-masing perusah 2007 sampai dengan tahun 2009.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan software. Untuk mengetahui penelitian ini menggunakan regresi linea si klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

si klasik yang digunakan meliputi: Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi Universitas Sumatera Utara normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Erlina 2007:103. Menurut Ghozali 2006:110, terdapat dua cara rafik, penelitian ini menggunakan histogram dan 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak gnifikansi lebih kecil dari 0.05 normal atau melanggar asumsi normalitas dapat dij 1 si data dapat dilakukan dengan logaritma natural 2 rimming rimming adalah memangkas observasi yang bersifat outlier. untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam analisis g normal probability plot atau P-P Plot dimana dasar pengambilan keputusannya yaitu : 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov K-S dengan signifikansi sebesar 5. Bila nilai si berarti distribusi tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 berarti distribusi normal. Distribusi yang tidak adikan bentuk normal dengan beberapa cara : Transformasi data Transforma Ln, log 10, maupun akar kuadrat. T T Universitas Sumatera Utara Winsorizing Winsorizing meng 3 ubah nilai-nilai outliers menjadi nilai-nilai aksimum yang diizinkan supaya distribusi e 0,10 dan nilai VIF 10. 0,10 atau nilai VIF 10 , maka dapat disim aknya minimum atau m menjadi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen Erlina, 2008:105. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai toleranc Apabila nilai tolerance pulkan tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain Umar, 2008:179. Deteksi ada tid heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis Ghozali, 2006:105 : Universitas Sumatera Utara 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, rti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi ri 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan wa residual adalah acak odel regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2 jika tidak ada pola yang jelas, sepe heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dijelaskan dengan uji run test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Bila hasil probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala autokorelasi pada model regresi. Jika hasil probabilitas signifikansi lebih besar da korelasi antar residual atau dapat dikatakan bah atau random.

2. Pengujian Hipotesis