saham. Penilaian saham dengan pendekatan teknikal dilakukan dengan menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari
aktivitas perdagangan saham. Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga
saham pada periode berikutnya. Tren harga saham akan dijadikan sebagai tolok ukur dalam memprediksi harga saham periode
berikutnya.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menggambarkan suatu keadaan yang mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan selama
periode tertentu. Menurut Abdullah 2005:120, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dan yang biasanya diukur dengan indikator solvabilitas, likuiditas, dan profitabilitas.
Adapun tujuan dari analisis kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang
dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b.
Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan laba secara efisien.
Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Munawir 2002:31 menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat
solvabilitas, tingkat rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh
manajemen. Pengukuran kinerja keuangan juga memberikan penilaian atas kemampuan perusahaan untuk bertahan dan terus berkembang. Manajemen
perusahaan diharapkan untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.
Pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan oleh para pemegang kepentingan sebagai suatu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kepentingan mereka di dalam perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi dasar dari pendekatan fundamental dalam analisis
investasi karena harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Pendekatan analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan pada perusahaan perbankan. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka
akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan publik meningkat maka nilai
perusahaan akan semakin tinggi yang membuat para investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini kemudian akan
direfleksikan oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan secara umum digunakan untuk mengetahui gambaran prospek dan risiko yang dihadapi perusahaan maupun investor di masa
mendatang. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio CAR merupakan salah satu rasio
perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan
menghadapi kemungkinan resiko yang terjadi di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Modal bukan saja
sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan mempengaruhi keputusan-keputusan
manajemen dalam pencapaian laba dan kemungkinan timbulnya resiko. Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Semakin tinggi nilai CAR suatu bank maka semakin besar daya tahan bank dalam
menghadapi aset-aset bank yang bermasalah. Daya tahan bank yang baik juga menunjukkan kinerja yang baik, dimana nantinya permintaan akan
saham bank akan bertambah. Permintaan yang tinggi kemudian akan meningkatkan harga saham bank tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank
Indonesia menetapkan CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu
Universitas Sumatera Utara
proporsi tertentu dari aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan
masing-masing bobot resiko aktiva tersebut. Menurut Peraturan Bank Indonesia No 1015PBI2008, kewajiban penyediaan modal minimum
ini adalah sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. b.
Non Performing Loan Non-Performing Loan merupakan salah satu indikator kesehatan
kualitas aset bank. Rasio Non-Performing Loan menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank, sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar dan memungkinkan pencapaian laba semakin rendah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004, semakin tinggi nilai NPL di atas 5 maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga
semakin berkurang sehingga pertumbuhan harga saham bank akan mengalami penurunan.
Kredit yang digolongkan sebagai non-performing adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar tunggakan pokok bunga di atas 90
hari sampai 120 hari, diragukantunggakan pokok bunga di atas 120 hari sampai 180 hari, dan macet tunggakan pokok bunga di atas 180
Universitas Sumatera Utara
hari. Kredit dalam kategori ini adalah kredit dengan kemungkinan tertagih sangat tipis.
c. Return On Equity
Return On Equity merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
diukur dari jumlah dana yang telah digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. ROE juga merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya.
Peningkatan ROE perusahaan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan. Peningkatan ROE berarti peningkatan laba bersih yang
dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Akibat peningkatan
laba bersih ini, investor akan menilai bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dan hal ini akan berpengaruh pada permintaan saham
perusahaan. Permintaan saham yang meningkat akan mendorong harga saham bergerak naik.
d. Earning Per Share
Earning Per Share merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Earning Per Share yang
didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam pembayaran dividen. Earning Per Share dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan, artinya apabila Earning
Universitas Sumatera Utara
Per Share yang dibagikan kepada para investor tinggi maka hal itu menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Dengan demikian, Earning Per Share menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang diraih perusahaan kepada para pemegang saham. Earning Per Share juga dapat dijadikan sebagai
indikator tingkat nilai perusahaan dan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham
perusahaan. Earning Per Share yang tinggi akan membuat permintaan atas saham perusahaan meningkat dimana tingginya permintaan saham
ini akan menyebabkan harga saham perusahaan bergerak naik. e.
Loan to Deposit Ratio Menurut Simorangkir 2004:147, Loan to Deposit Ratio adalah
perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima. Rasio ini menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank
untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen resiko likuiditas. LDR paling sering digunakan oleh analis
keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Universitas Sumatera Utara
LDR yang tinggi menunjukkan tingkat likuiditas yang rendah namun berpotensi menghasilkan laba yang lebih tinggi karena penggunaan aset-
aset produktif yang lebih besar. Laba yang lebih tinggi akan menarik minat investor terhadap saham bank sehingga permintaan saham bank
akan meningkat. Tingginya permintaan saham akan membuat harga saham bank bergerak naik.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu