variabel LDR, maka variabel harga saham akan naik sebesar 0,076 atau 7,6 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Uji Signifikansi Simultan Uji statistik F
Pengujian statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan
tingkat keyakinan 95. Pengaruh CAR, NPL, ROE, EPS, LDR secara simultan terhadap harga saham dapat diketahui dari hasil uji F yang
terdapat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 108.629
5 21.726
63.205 .000
a
Residual 18.562
54 .344
1 Total
127.191 59
a. Predictors: Constant, LN_LDR, LN_NPL, LN_EPS, LN_CAR, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HargaSaham
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen
CAR,NPL,ROE,EPS,LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikansinya yang sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, diantara variabel independen yaitu CAR, NPL, ROE, EPS, dan LDR, hanya variabel Return On
Equity dan Earning Per Share yang berpengaruh signifikan terhadap harga
Universitas Sumatera Utara
saham variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi variabel Return On Equity dan Earning Per Share yang lebih kecil dari 0,05.
Tiga variabel lainnya, yaitu variabel Capital Adequacy Ratio, variabel Non Performing Loan dan variabel Loan to Deposit Ratio secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, yang dapat dibuktikan dari nilai signifikansi ketiga variabel tersebut yang lebih besar dari
0,05. Variabel CAR secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,827 yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Pengaruh positif
CAR terhadap harga saham menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai CAR suatu bank maka semakin tinggi pula harga sahamnya. CAR yang tinggi
menunjukkan daya tahan bank dalam meminimalisir resiko atas aset bermasalah juga tinggi. Daya tahan bank yang baik menunjukkan kinerja
yang baik, dimana nantinya permintaan akan saham bank akan bertambah. Permintaan yang tinggi kemudian akan meningkatkan harga saham bank
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR bukan merupakan faktor yang relevan yang dapat mempengaruhi harga saham. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanny 2009 dan Helena 2010, dimana hasil penelitian mereka menyatakan bahwa CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Terkait keputusan investasinya, kemungkinan besar investor hanya menjadikan CAR sebagai
faktor sekunder dan bukan merupakan faktor utama yang diperhatikan
Universitas Sumatera Utara
investor. Hal ini dapat dilihat dari analisis desktriptif yang menunjukkan nilai rata-rata CAR dari seluruh sampel yaitu 18,37 berada jauh di atas ketentuan
minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8. Variabel NPL secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap harga saham, dengan signifikansi sebesar 0,051 yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Pengaruh negatif NPL terhadap harga saham
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai NPL suatu bank maka semakin rendah pula harga sahamnya. NPL yang tinggi menunjukkan kondisi kualitas
aset bank yang semakin buruk. Kualitas aset bank yang buruk menunjukkan kinerja bank yang semakin memburuk, dimana terjadi penurunan tingkat laba
bank dan peningkatan resiko aset-aset bermasalah. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga
pertumbuhan saham bank akan mengalami penurunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL bukan merupakan faktor yang relevan
yang dapat mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Fanny 2009 yang menyatakan bahwa NPL tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun terkait keputusan investasinya, kemungkinan besar investor hanya menjadikan NPL sebagai
faktor sekunder dan bukan merupakan faktor utama yang diperhatikan investor. Hal ini dapat dilihat dari analisis deskriptif yang menunjukkan rata-
rata NPL dari seluruh sampel hanya 2,99 dari batas aman yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 5.
Universitas Sumatera Utara
Variabel ROE secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
berdasarkan uji t. Pengaruh negatif ROE terhadap harga saham menunjukkan bahwa semakin tinggi ROE maka semakin rendah harga sahamnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel ROE merupakan faktor yang relevan yang dapat mempengaruhi harga saham. Artinya informasi mengenai ROE
yang dihitung dari laporan keuangan yang dipublikasikan emiten merupakan faktor utama yang diperhatikan oleh investor terkait keputusan investasinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Juventus 2007 yang menunjukkan bahwa ROE secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Lina 2009 yang menghasilkan kesimpulan bahwa ROE secara
parsial tidak berpengaruh terhadap retur saham pada perusahaan perbankan. ROE adalah rasio yang mengukur kemampuan pencapaian laba bersih
perusahaan dibandingkan dengan modalnya. Peningkatan ROE berarti peningkatan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan
modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Akibat peningkatan laba bersih ini, investor akan menilai bahwa perusahaan
mempunyai kinerja yang bagus dan hal ini akan berpengaruh pada permintaan saham perusahaan. Permintaan saham yang meningkat akan mendorong harga
saham bergerak naik. Namun sentimen pasar pada masa resesi di tahun 2008 membuat hal yang sebaliknya yang terjadi. ROE perbankan yang tinggi
dicapai melalui laba bersih yang sebagian besar dibiayai oleh hutang.
Universitas Sumatera Utara
Kekhawatiran investor mengenai kondisi industri perbankan dikarenakan pada umumnya industri perbankan mempunyai tingkat hutang yang tinggi
yang berasal dari dana masyarakat. Tingkat hutang yang tinggi pada masa resesi membuat kondisi perbankan menjadi lebih beresiko.
Variabel EPS secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
berdasarkan uji t. Pengaruh positif EPS terhadap harga saham menunjukkan bahwa semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula harga sahamnya. EPS
yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang diraih perusahaan kepada para pemegang saham juga tinggi.
Peningkatan kemampuan memperoleh laba kepada para pemegang saham akan membuat permintaan atas saham perusahaan ini meningkat dimana
tingginya permintaan saham ini akan menyebabkan naiknya harga saham perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel EPS merupakan
faktor yang relevan yang dapat mempengaruhi harga saham. Artinya, informasi mengenai EPS yang dipublikasikan oleh emiten dalam laporan
keuangannya merupakan faktor utama yang diperhatikan oleh investor terkait keputusan investasinya. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi EPS yaitu
1,372 yang menunjukkan tiap kenaikan 1 satuan EPS maka harga saham akan naik 137,2. Namun hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh
penelitian Lina 2009 dimana didapat kesimpulan bahwa EPS secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap retur saham pada perusahaan
perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Variabel LDR secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham, dengan signifikansi 0,834 yang lebih besar dari 0,05
berdasarkan uji t. Pengaruh positif LDR terhadap harga saham menunjukkan bahwa semakin tinggi LDR maka semakin tinggi harga sahamnya. LDR yang
tinggi menunjukkan tingkat likuiditas yang rendah namun berpotensi menghasilkan laba yang lebih tinggi karena penggunaan aset-aset produktif
yang lebih besar. Laba yang lebih tinggi akan menarik minat investor terhadap saham bank sehingga permintaan saham bank akan meningkat.
Tingginya permintaan saham akan membuat harga saham bank bergerak naik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel LDR bukan merupakan faktor
yang relevan yang dapat mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fanny 2009 yang menunjukkan bahwa LDR secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari analisis deskriptif yang menunjukkan rata-rata LDR dari seluruh
sampel yaitu 73,08 dimana secara rata-rata masih terdapat 26,92 dana pihak ketiga bank yang belum disalurkan dalam bentuk pinjaman.
Hasil pengujian variabel secara simultan uji F menunjukkan bahwa variabel CAR,NPL,ROE,EPS,dan LDR berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai adjusted R square sebesar 0,841
menunjukkan bahwa 84,1 dari variabilitas dari harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen, sedangkan sisanya sebesar
15,9 dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan