PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SMART GAME PADA SISWA KELAS V SD N JATI GUNUNGKIDUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh:
Langgeng Ibah Rahmawati NPM: 20120720134
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
i SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Strata satu
pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Langgeng Ibah Rahmawati NPM: 20120720134
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
v
َﻦْﯾِﺪﱠﻟْا َنْﻮُﻤَﻠْﻌَﯾ َﻦْﯾِﺪﱠﻟْاَو ا ىِﻮَﺘْﺴَﯾ ْﻞَھ ْﻞُﻗ
ِبﺎَﺑْاَْﻷاْﻮُﻟْوُأُﺮﱠﻛَﺬَﺘَﯾﺎَﻤﱠﻧِا نْﻮُﻤَﻠْﻌَﯾ
Katakanlah : “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat
(4)
vi saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Wasino dan Marsiti) yang telah mendidik dengan keikhlasan tanpa mengaharap imbalan, serta do’a, kesabaran, dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya.
2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tempat menuntut ilmu pengetahuan dan mengubahku menjadi pribadi yang lebih baik.
(5)
vii
berkat kehendak dan rahmat-Nya serta petunjuk dan bimbingan-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Smart Game pada Siswa Kelas V di SD N Jati Gunungkidul Tahun Pelajaran 2016/2017”. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan ke ribaan kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarga dan sahabatnya yang selalu patuh dan setia.
Dalam proses skripsi ini, banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti hadapi. Namun berkat bantuan, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, baik materi maupun immaterial, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M. A. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainudin Tago, M. Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Abd. Madjid, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Nurwanto, S. Ag., M. A., M.Ed. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyelesaian sehingga terselesaikannya skripsi ini.
(6)
viii
Yogyakarta yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Jumadi, S. Pd.SD. selaku Kepala SD N Jati dan seluruh guru SD N Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Ayah dan ibu tercinta (Wasino dan Marsiti) yang selalu memberikan dorongan serta curahan do’a yang tiada henti-hentinya dengan tulus ikhlas. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah, maqfirah, keselamatan dan kebahagiaan hingga ke akherat kelak.
9. Teman-teman PAI C satu angkatan, kedua kakakku (Danang Tri Fauzi dan Meilinda Dwi Mawarni), sahabatku (Bibit Puryanti) dan seseorang yang selalu memotivasi (Eko Wahyu Subowo) terima kasih atas doa serta semangatnya yang kalian berikan.
Peneliti menyadari akan segala kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan hati terbuka, peneliti menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 17 Agustus 2016
(7)
ix
NOTA DINAS ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian ... 6
E. Sistematika Pembahasan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9
(8)
x
c. Pendidikan Agama Islam ... 12
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14
3. Metode Pembelajaran ... 18
4. MetodeSmart Game ... 19
5. Fungsi Metode Smart Game ... 21
6. Macam-macam Bentuk Smart Game ... 22
7. Langkah-langkah Metode Smart Game ... 23
C. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Lokasi Penelitian ... 26
C. Subyek Penelitian ... 26
D. Metode Pengumpulan Data ... 27
1. Observasi ... 27
2. Wawancara ... 27
3. Dokumentasi ... 28
4. Tes ... 28
E. Validitas ... 28
F. Analisis Data ... 29
(9)
xi
1. Identitas Sekolah ... 35
2. Sejarah Singkat Berdirinya SD N Jati ... 35
3. Kegiatan Ektrakurikuler SD N Jati ... 36
4. Prestasi-prestasi yang Pernah diraih SD N Jati ... 37
5. Visi dan Misi SD N Jati ... 37
6. Keadaan Guru dan Siswa SD N Jati ... 38
7. Struktur Organisasi Sekolah ... 40
8. Tata Tertib SD N Jati ... 40
9. Sarana dan Prasarana SD N Jati ... 42
10. Dana dan Pembiayaan SD N Jati ... 44
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Observasi Sebelum Tindakan ... 45
a. Hasil Tes Sebelum Tindakan ... 45
b. Hasil Observasi Keaktifan Siswa ... 48
2. Hasil Penelitian Siklus I ... 48
a. Perencanaan ... 48
b. Pelaksanaan ... 49
c. Pembahasan Hasil Siklus I ... 54
d. Hasil Refleksi ... 57
(10)
xii
d. Hasil Refleksi ... 63
C. Pembahasan Siklus I dan Siklus II ... 65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
C. Penutup ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
(11)
xiii
PAI Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 3
Tabel 2 : Catatan Prestasi SD N Jati ... 37
Tabel 3 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 38
Tabel 4 : Rekapitulasi Jumlah Siswa SD N Jati Tahun Pelajaran 2016/2017... 39
Tabel 5 : Daftar Pekerjaan Orang Tua/Wali Siswa SD N Jati Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 39
Tabel 6 : Struktur Organisasi SD N Jati ... 40
Tabel 7 : Hasil Tes Sebelum Tindakan... 46
Tabel 8 : Rekapitulasi Nilai Evaluasi Sebelum Tindakan... 47
Tabel 9 : Rekapitulasi Nilai Keaktifan Siswa... 48
Tabel 10 : Hasil Tes Siklus I ... 54
Tabel 11 : Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I... 55
Tabel 12 : Rekapitulasi Keaktifan Siswa ... 56
Tabel 13 : Hasil Tes Siklus II... 61
Tabel 14 : Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus II... 62
Tabel 15 : Rekapitulasi Keaktifan Siswa... 63
Tabel 16 : Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I dan II ... 65
(12)
xiv
Gambar 2 : Guru Membagi Siswa Menjadi Beberapa Kelompok Kecil ... 51
Gambar 3 : Guru Membagikan Amplop Kepada Masing-masing Kelompok... 52
Gambar 4 : Diskusi Kelompok... 52
Gambar 5 : Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok... 53
(13)
xv
Diagram 2 : Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 66 Diagram 3 : Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa... 67
(14)
(15)
(16)
(17)
xvi Candirejo Gunungkidul.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan variabel terikat prestasi belajar dan variabel bebas metode smart game. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Jati Candirejo Gunungkidul yang berjumlah 17 siswa. Objek penelitian berupa prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal evaluasi mata pelajaran PAI, lembar observasi, lembar wawancara yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode smart game dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa pada mata pelajaran PAI. Peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil tes sebelum tindakan dan hasil tes setelah tindakan. Peningkatan prestasi siswa sebesar 12,95 dari nilai rata-rata kelas sebelum tindakan (pra siklus) 65,29 kategori cukup, menjadi 74,70 pada siklus I kategori baik dan pada siklus II sebesar 78,24 kategori baik. Selain itu, peningkatan keaktifan siswa ditunjukkan dengan peningkatan nilai keaktifan siswa sebesar 26,47%, dari nilai rata-rata keaktifan siswa sebelum tindakan (pra siklus) 47,06% kategori kurang aktif menjadi 55,88% pada siklus I kategori kurang aktif dan pada siklus II menjadi 73,53% kategori aktif.
(18)
XVll
Keywords:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBASmart Game Method; Learning Achievement; Islam Education
The research aimed at describing the implementation of smart game method and finding out the increase of learning achievement of class V students in Jati Elementary School, Candirejo, Gunung Kidul.
The research was classroom action research (CAR) in nature with dependent variable of learning achievement and independent variable of smart game method. The subject of the research was class V students of Jati Elementary School, Candirejo, Gunung Kidul with 17 students. The objects of the research were student learning achievement and the student activeness when the learning process was in progress. The data collecting technique used observation, interview, documentation, and test. The instrument of the data collection used in the research was in the form of evaluation questions of Islam Education subject, observation sheet, interview sheet containing the question given to interviewees. The data analysis technique used descriptive quantitative and qualitative analysis tehnique.
The result of the research showed that the smart game method could increase the student learning achievement and the students activeness in Islam Education subject. The increase could be seen from the increase of the test result before the treatment and the test result after the treatment. The increase of the student learning was 12.95 from the class average score before the treatment (pre cycle) of65.29 categorized as fair, became 74.70 in the cycle 1 categorized as good and in the cycle II was 78.24 categorized as good. Besides, the increase of the student activeness was shown by the increase of the student activeness score of 26.4 7%, from the average score of student activeness before the treament (pre cycle) of 47.06% categorized as less active became 55.88% in the cycle T categorized as less active and in the cycle II became 73.53% categorized as active.
(19)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pendidikan, kehidupan manusia tentu akan mengarah kepada kehidupan statis tanpa adanya kemajuan, bahkan bisa jadi mengalami kemunduran (Smith, 2009: 5). Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional). Memperhatikan tujuan yang hendak dicapai tersebut, yakni yang pertama adalah agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, maka dipandang perlu adanya pendidikan agama. Oleh karena itulah pemerintah menyelenggarakan pendidikan agama Islam pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (Daradjat, 1995: 14). Dengan demikian, pembelajaran merupakan wujud nyata penyelenggaraan pendidikan.
Untuk dapat melaksanakan Pendidikan Agama Islam dan mencapai tujuan pembelajarannya, kehadiran seorang pendidik yang dalam lingkungan sekolah disebut dengan guru, sangat diperlukan. Dalam proses belajar
(20)
mengajar, guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 1). Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar, dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya (Sardiman, 2004: 14).
Guru merupakan orang yang setiap hari berhadapan dengan peserta didik dalam pembelajaran, dengan demikian guru sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Jika hubungan guru dengan siswa kurang harmonis atau kurang baik maka tidak menutup kemungkinan menjadikan siswa tidak suka pada pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika itu terjadi, maka mulailah terjadi kegagalan di sekolah untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu hubungan guru dengan peserta didik harus harmonis (Smith, 2009: 10).
Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan dan prestasi belajar siswanya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar dalam pengelolaan proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Warsita, 2008: 266). Di dalam strategi pembelajaran tersebut meliputi metode atau pun model pembelajaran.
(21)
Metode merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar seorang siswa (Sugihartono dkk, 2007: 76). Metode pembelajaran yang baik, maka akan membantu siswa untuk bisa belajar dengan baik. Metode pembelajaran hendaknya selalu disesuaikan dengan hakikat pembelajaran, karakteristik peserta didik, jenis materi pelajaran, situasi, kondisi lingkungan, dan tujuan yang ingin dicapai (Rohman, 2009: 180).
Di sinilah peran penting penguasaan guru terhadap bahan ajar, materi pelajaran, media dan metode pembelajaran. Guru harus pandai-pandai dalam menyesuaikan antara keadaan siswa, materi, metode, dan media, karena pada saat ini banyak sekali berkembang metode pembelajaran dan media pembelajaran seiring perkembangan ilmu pendidikan. Pemilihan metode yang tepat akan membantu siswa dalam mengembangkan berbagai potensi-potensi yang ada dalam diri siswa.
Sebagaimana yang terjadi pada siswa kelasV SD N Jati, prestasi belajar khususnya dalammata pelajaran PAI masih kurang.Hal inidapat kita lihatpada tabel dibawah ini.
Tabel1
NilaiUlanganHarian Mata PelajaranPAI KelasVTahun Pelajaran 2015/2016
Nilai JumlahSiswa
86-100 2
70-85 5
55-69 10
0-54 0
Berdasarkan tabel data ulangan harian PAI Kelas V Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat bahwa dari 17 siswa yang nilai mata pelajaran PAI sudah mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 sebanyak 7 siswa dan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa. Melihat kondisi di atas 58,82% dari jumlah
(22)
keseluruhan siswa kelas V belum tuntas, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar mata pelajaran PAI khususnya siswa kelas V masih kurang. Metode yang digunakan guru untuk mengajar siswa masih menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru PAI yaitu ceramah (Wawancara dengan Tri Haryati, guru PAI SD N Jati tanggal 11 Februari 2016).
Sering ditemui bahwa kegagalan pengajaran agama Islam salah satunya disebabkan oleh pemilihan cara atau metode belajar yang kurang tepat. Proses belajar mengajar yang kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif dikarenakan penentuan cara belajar yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Bahkan terkesan para guru sangat nyaman menggunakan cara atau metode belajar konvensional. Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional dan monoton untuk seluruhkegiatan belajar mengajar (Dian, 2004: 4).
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dihadapi guru PAI adalah bagaimana menciptakan model-model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa dapat mandiri dan mencapai ketuntasan dalam belajar. Salah satu metode yang jarang digunakan dalam pembelajaran PAI adalah metodesmart game. Metode ini menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai bentuk permainan, seperti halnya anak SD 6-12 tahun merupakan rentan usia dimana anak masih senang melakukan hal-hal yang bersifat senang dan santai seperti bermain sehingga lingkungan disekitarnya pun masih didominasi oleh kegiatan bermain. Oleh karena itu bermain bisa dimanfaatkan oleh guru untuk melakukan pembelajaran di SD
(23)
yaitu dengan menerapkan metode permainan. Menurut Padmono, metode permainan adalah satu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan (Ahmad, 2012: 2-3).
Karakteristik permainan (games) adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta serius tapi santai. Permainan digunakan untuk penciptaan suasana yang semula pasif menjadi aktif, kaku menjadi luwes, jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit. Dalam ajaran agama, orang tua dianjurkan untuk sering-sering bermain dengan anak. Nabi Muhammad saw bersabda : Siapa yang memiliki anak, maka hendaklah ia menjadi anak pula. Dalam arti, hendaklah ia memahami, menjadi sahabat dan teman bermain anaknya. Selain itu, Rasulullah saw juga bersabda:
Siapa yang menggembirakan hati anaknya, ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau untuk menyenangkan hatinya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah.
Tentu saja permainan dalam pembelajaran tidak hanya sekedar permainan atau hanya untuk mengisi kekosongan waktu. Permainan sebaiknya dijadikan sebagai bagian dari proses belajar. Permainan dirancang menjadi suatu aksi / kejadian yang dialami sendiri oleh siswa kemudian dalam proses refleksi, disimpulkan untuk mendapat hikmah yang mendalam. Inilah yang dimaksud dengan metode smart game. Smart berarti cerdas dan game berarti permainan. Smart game adalah permainan yang dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kecerdasan anak didik.
(24)
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Smart Game pada Siswa Kelas V SD N Jati Gunungkidul”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan metode smart game dalam mata pelajaran PAI pada
siswa kelas V SD N Jati Gunungkidul?
2. Apakah prestasi belajar siswa kelas V meningkat setelah penerapan metodesmart gamedalam pembelajaran PAI di SD N Jati Gunungkidul?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan metode smart game dalam mata pelajaran PAI pada siswa kelas V SD N Jati Gunungkidul.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PAI di SD N Jati Gunungkidul setelah menggunakan metode smart game.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Dapat menambah wawasan berfikir serta dapat dijadikan dasar bertindak bagi pendidik dan dunia kependidikan pada umumnya. Selain itu juga diharapkan dapat mengembangkan metode smart game yang
(25)
efektif diterapkan dalam proses pembelajaran PAI, baik oleh penulis PTK ini maupun penulis lainnya.
2. Kegunaan Praktis a) Bagi siswa
Hasil penelitian ini harapkan dapat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar sekaligus mereka mendapat ilmu pengetahuan mengenai belajar PAI secara efektif, menyenangkan dan menarik sehingga prestasi belajar meningkat.
b) Bagi guru
Bagi guru PAI SD N Jati Gunungkidul, diharapkan secara bertahap dapat mengetahui strategi pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Selain itu guru juga dapat mengetahui keefektifan metode dalam pembelajaran PAI.
c) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah terutama dalam rangka memperbaiki pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka sistematika pembahasannya telah disusun sebagai berikut :
(26)
kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Berisi tentang tinjauan pustaka (hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya) dan kajian teori yang mendasari penelitian. BAB III : Berisi tentang metode penelitian (jenis penelitian, lokasi
penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, validitas, analisis data, prosedur penelitian) dan indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan.
BAB IV : Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi tentang penjelasan gambaran umum subyek penelitian hasil penelitian (pengamatan, analisis data, dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus yang terjadi dalam proses pembelajaran selama penelitian).
BAB V : Bab ini adalah akhir dari uraian dalam penulisan skripsi yaitu penutup yang berisi kesimpulan, saran penutup.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Menurut sejumlah peneliti, metode pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar. Temuan Lis Fatmawati (2013) menunjukkan bahwa penggunaan metode permainan dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal dan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar. Kemampuan siswa dalam belajar setelah penelitian meningkat. Hal ini terbukti sebelum penelitian nilai rata-rata yang dicapai adalah 18,2 meningkat menjadi 22,39 dengan peningkatan sebanyak 4,16. Hasil ini menunjukkan melalui metode permainan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sementara itu dalam penelitian lain, seperti yang dilakukan oleh Samsul Hadi (2015) lebih memfokuskan bagaimana penggunaan metode smart game& pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyebutkan nama dan tugas malaikat Allah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase ketuntasan pada Pra Tindakan 11,1%, pada siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 50% dan pada siklus III sebesar 94,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode smart game dan pembelajaran kooperatif telah berhasil.
Peningkatan prestasi belajar ditemukan pula dalam penelitian Eka Yuliana (2009), dan Muryani (2012). Namun kedua penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan dan pelaksanaan metode demonstrasi. Secara garis besar, kedua penelitian ini menjabarkan bagaimana metode demonstrasi dalam
(28)
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode demonstrasi ini berjalan sangat efektif karena siswa diajak mengalami atau terlibat secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya.
Penelitian Ahmad Roisul (2009) lebih memfokuskan bagaimana penggunaan media kartu permainan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari tiga siklus yang diterapkan disimpulkan bahwa penggunaan media kartu permainan terbukti meningkatkan prestasi belajar. Hasil peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan pre test ke post test sebesar 46%. Bentuk dari peningkatan hasil prestasi belajar siswa yaitu, berusaha untuk belajar dengan arah mengorganisir siswa untuk melakukan diskusi secara kelompok, memotivasi siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, serta menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan.
Pada intinya, metode yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar adalah metode yang dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan serta serius tapi santai, dan dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak mengalami kejenuhan sehingga penyampaian materi pembelajaran dapat dengan mudah diterima oleh siswa serta menanamkan materi dalam ingatan menjadi lebih lama.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa masa SD adalah masa dimana anak masih senang melakukan hal-hal yang bersifat senang dan santai seperti bermain sehingga lingkungan disekitarnya pun masih didominasi oleh kegiatan bermain. Oleh karena itu, fokus penelitian ini yaitu bagaimana penerapan
(29)
metode pembelajaran yang menyenangkan “bermain sambil belajar” yang disebut dengan metode smart game untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V di SD N Jati Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. B. Kerangka Teori
1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Prestasi
Prestasi atau yang sering dikenal dengan istilah achievement menunjukkan kepada suatu pengertian tentang hasil yang dicapai oleh seseorang setelah menyelesaikan serangkaian tugas, kerja, atau usaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). Disebutkan pula menurut Poerwodarminto Mila Ratnawati (Saefullah, 2012: 171) prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Hal tersebut sejalan dengan (Suryabrata, 2006: 297) bahwa prestasi merupakan nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu.
b. Pengertian Belajar
Belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Sugihartono dkk, 2007: 74). Santrock dan Yussen (Sugihartono dkk, 2007: 74) mendefinisikan belajar sebagai perubahan
(30)
yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Berbeda dengan pendapat dari Reber (Sugihartono dkk, 2007: 74) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil laihan yang diperkuat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari usaha belajar yang menunjukan ukuran kemampuan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melewati proses belajar pada masa tertentu. Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah mata pelajaran. Prestasi belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan tercapainya tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dalam proses yang sudah ditentukan, melalui bimbingan, perhatian, pengaruh dalam proses belajar mengajar tertentu. Prestasi belajar berarti penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran belajar (Saefullah, 2012: 171).
c. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
(31)
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Darajad, 2006: 86). Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah lebih mengedepankan pada pendidikan yang bersumber pada ajaran agama islam. Hakikat pendidikan mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik melalui ajaran agama Islam sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih diartikan sebagai proses pembimbing, mengarahkan dan mengajarkan anak untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu menanamkan ketaqwaan serta menegakkan kebenaran sesuai dengan agama islam.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pendidikan agama Islam yaitu hasil dari proses belajar dalam bidang atau mata pelajaran pendidikan agama Islam, setelah melewati proses belajar pada masa tertentu yang menunjukkan perubahan pada siswa itu sendiri serta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol yang merupakan cerminan dari hasil yang telah dicapai oleh siswa.
(32)
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Dalyono (2009: 55), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, terdiri atas: 1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran atau karena sebab lainnya juga dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik secara fisik maupun mental agar bersemangat dalam dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2) Intelegensi dan Bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ - tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah.
(33)
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan.
3) Minat dan Motivasi
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan datang dari diri sendiri. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dalam konteks itulah diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seseorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu. Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
(34)
4) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor psiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan. Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana cara membaca, mencatat, menggaris bawahi, membuat ringkasan/kesimpulan, apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajar, dan penyesuaian bahan pelajaran.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri, terdiri atas: 1) Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
(35)
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajar yang digunakan, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata-tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar menjadi berkurang. 4) Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu-lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, keadaan lalu-lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang
(36)
terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan anak dalam proses belajar/prestasi belajar terutama bidang studi Pendidikan Agama Islam juga dipengaruhi oleh faktor luar (eksternal) yang tidak lain berasal dari sekolah, salah satunya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
3. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Sudjana (2005: 260), metode adalah cara yang tepat digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran. Sedangkan menurut (Fajri dan Senja, 2008: 565) metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan, yang dimaksud yaitu cara yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya
(37)
pengajaran.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran banyak macam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Terdapat bermacam-macam metode dalam mengajar, yaitu (Sudjana, 2005: 78-86):
Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode resitasi, Metode kerja kelompok, Metode demonstrasi dan eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem solving, Metode sistem regu(team teaching), Metode permainan edukatif(smart game), Metode latihan (drill), Metode karyawisata (field-trip), Metode survai masyarakat, dan Metode simulasi.
4. Metode PembelajaranSmart Game
Bermain dan permainan merupakan hal yang sangat dekat dengan dunia anak. Menurut Simanjuntak (2008: 6) bagi anak, belajar adalah bermain, bermain adalah belajar. Dunia anak adalah dunia bermain, maka biasanya anak-anak akan lebih cenderung mengingat peristiwa-peristiwa kecil saat bermain. Karena itu saat bermain sebenarnya merupakan saat yang paling tepat mengajaknya belajar, walaupun sebenarnya bermain juga merupakan bagian dari belajar itu sendiri (Musbikin, 2007: 277-278). Permainan bisa juga disebut dengan games. Menurut Hans Daeng (Ismail, 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian
(38)
anak. Selanjutnya Andang Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.
Metode permainan adalah merupakan metode pembelajaran dimana materi disampaikan melalui suatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang terciptanya tujuan instruksional dalam pengajaran PAI baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Permainan sebagai bagian dari proses belajar dan dirancang menjadi suatu aksi / kejadian yang dialami sendiri oleh siswa kemudian dalam proses refleksi, disimpulkan untuk mendapat hikmah yang mendalam. Inilah yang dimaksud dengan metode smart game. Smart berarti cerdas dan game
berarti permainan. Smart game adalah permainan yang dirancang
sedemikian rupa untuk meningkatkan kecerdasan anak didik (Ahmad: 2009: 3). Beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode smart game yaitu (Adjie, 2006: 83) :
(39)
1) Siswa dirangsang untuk aktif, berfikir logis, sportif dan merasa senang ( puas ) dalam proses belajar mengajar.
2) Materi pembelajaran dapat lebih cepat dipahami.
3) Kemampuan memecahkan masalah pada siswa dapat meningkat. b. Kelemahan metodesmart game:
1) Tidak semua materi pembelajan dapat disajikan dengan metode permainan.
2) Dapat memakan waktu yang lama dalam proses pembelajaran. 3) Permainan dapat mengakibatkan lingkungan kelas gaduh sehingga
dapat mengganggu ketenangan kelas sekitarnya. 5. Fungsi MetodeSmart Game
Permainan (games) dapat berfungsi memberikan pencerahan saat mengalami kejenuhan, menanamkan materi dalam ingatan menjadi lebih lama, dan juga dapat berfungsi sebagai penguat dalam membuat kesimpulan di akhir pertemuan. Kelas akan menjadi lebih hidup, suasana belajar penuh ceria, semangat. Selain itu, siswa akan menjadi percaya diri dan pro aktif mengikuti pelajaran (Susanto, 2009: 20).
Hampir sama dengan pendapat sebelumnya (Ginnis, 2008: 214) menyatakan bahwa :
“game secara efektif mengubah dinamika kelas dan biasanya menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap”. Game dapat bermanfaat untuk menciptakan hubungan kerja yang lebih fleksibel antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dengan guru, meningkatkan atau menurunkan level energy, memfokuskan ulang
(40)
perhatian, dan melatih berbagai kecakapan berpikir tanpa bersusah payah. 6. Macam-macam BentukSmart Game
Banyak bentuk permainan kreatif dan edukatif untuk anak. Yudha Kurniawan dalam bukunya ”Smart Games for Kids” (Samsul, 2015: 6-7) menyebutkan 35 jenis permainan kecerdasan untuk anak, yaitu :
“Tepuk nama, sebanyak mungkin, mengingat aku, DOR, pulpen dan pensil, menggambar bangun, keluarga burung, menuliskan kekuatan pribadi, menghitung acak, acak gambar, tes tiga menit, cerita berantai, pesan berantai, pijat palu babat, operasi angka berantai, memilih bangun, konsentrasi titik, mengurut usia, presentasi kelompok, penjahat dan polisi, gajah, jerapah, dan pohon kelapa, buah apel, tangan kusut, melewati rintangan kecil, pesan dari bola, cari tempat, sentuhan suara, tebak batu, sesuatu dari sarung, berdiri bersama-sama, gangsing hidup, kata-kata sulit, mengangkat bersama, arah mata angin, mendengar bunyi dan mencium bau.”
Berbeda dengan Purwanto dalam bukunya disebutkan beberapa game edukatif untuk pelajaran PAI siswa SD kelas IV-V diantaranya (Purwanto, 2013: 19):
“Mencari jejak ke masjid, teka-teki silang, kotak ajaib Asmaul Husna, ular tangga anak muslim, game kata sandi, benar atau salah, mencocokan nama, dll.”
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran smart game dalam bentuk “acak kata” dan “benar salah”. Alasan pemilihan kedua bentuk permainan tersebut karena mengandung unsur sosial edukatif, yaitu siswa secara langsung terlibat dengan siswa lainnya sehingga dalam kegiatan bermain dalam konteks pembelajaran, siswa juga melakukan interaksi sosial sehingga melatih aspek kognitif, afektif sekaligus psikomotorik siswa untuk berkembang.
(41)
7. Langkah-langkah MetodeSmart Game
Dalam penelitian ini, jenis permainan yang digunakan pada siklus I yaitu acak kata dan pada siklus II yaitu benar atau salah. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Guru
1) Menentukan topik
Guru menentukan topik permainan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
2) Mempersiapkan alat dan bahan permainan yang dibutuhkan
Sebelum dilaksanakan permainan, guru mempersiapkan alat dan bahan permainan yang dibutuhkan agar kegiatan pembelajaran menggunakan metodesmart gameberjalan lancar.
3) Menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan
Petunjuk mengenai pelaksanaan metode permainan perlu dibuat dan disampaikan kepada siswa supaya siswa mengetahui apa saja hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sesuai petunjuk yang sudah dibuat. Tujuannya agar mempermudah
siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metodesmart game. b. Pelaksanaan
1) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Sebelum masuk kedalam tahap pelaksaan permainan, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dari
(42)
permainan yang hendak dicapai.
2) Membagi siswa dalam beberapa kelompok
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dalam kelas untuk memudahkan jalannya permainan. Pembagian kelompok ditentukan oleh guru entah bersadarkan nomer absen, jenis kelamin, atau secara acak.
c. Tindak Lanjut MetodeSmartGame 1) Siswa menjelaskan hasil permainan
Setelah selesai melaksanakan permainan, siswa menjelaskan hasil permainan kemudian guru mengaitkan hasil permainan dengan teori pembelajaran PAI sekaligus membuat kesimpulan dari hasil permainan tersebut.
2) Evaluasi
Berdasarkan hasil permainan yang sudah diperoleh siswa, guru mengadakan evaluasi mengenai tujuan dan manfaat yang telah dicapai dalam permainan sekaligus evaluasi mengenai kesalahan yang telah terjadi dalam permainan.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah prestasi belajar siswa yang belum memuaskan, maka penulis mengajukan hipotesis, yaitu:
“Pembelajaran dengan metodesmart game, dapat meningkatkan prestasi belajar PAI.”
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas dan bertujuan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut (Hamdani dan Hermana, 2008: 43). Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Tujuan dari PTK yaitu berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksaan pembelajaran di kelas. Diruangan kelas, menurut Wiriatmaja (2005) PTK dapat berfungsi sebagai : (a) alat untuk mengatasi
(44)
masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dalam ketrampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran, (c) alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovasi, (d) alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk anatar guru dan peneliti, (e) alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas, (f) alat untuk mengembangkan ketrampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi dikelasnya.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD N Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. Pemilihan tempat ini karena di Gunungkidul khususnya di kecamatan Semanu banyak guru yang belum mengetahui, memahami, bahkan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu prestasi belajar siswa yang masih kurang khusunya dalam mata pelajaran PAI, sehingga menurut penulis perlu untuk diteliti. C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SD N Jati, Candirejo, Semanu berjumlah 17 siswa dengan alasan bahwa pada masa SD 6-12 tahun merupakan rentan usia dimana anak masih senang melakukan hal-hal yang bersifat senang dan santai seperti bermain sehingga lingkungan disekitarnya pun masih didominasi oleh kegiatan bermain.
(45)
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dari hasil penelitian dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik perilaku dan kejadian sebagaia\mana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data sehingga memberikan gambaran yang lengkap. Metode observasi yang digunakan berupa metode observasi non partisipan yaitu peneliti hanya melakukan suatu fungsi yaitu sebagai observer (pengamat) tanpa menggantikan peran guru yang sudah ada di dalam kelas. Metode observasi non partisipan digunakan untuk mengamati secara langsung situasi di SD N Jati. Peneliti mengadakan pengamatan langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan yang ditemukan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan (Hamdani dan Hermana, 2008: 70).
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur bersifat informal. Pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subyek. Wawancara
(46)
dilakukan kepada Kepala Sekolah, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan bila diperlukan wawancara juga dilakukan kepada siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Metode dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi beberapa data yang tidak bisa didapatkan oleh instrumen penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa kelas V SD N Jati yang sudah tersimpan dan terdata di SD N Jati, Candirejo, Semanu.
4. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar sebelum dan sesudah diterapkannya metode smart game pada pembelajaran PAI, dengan mengadakan tes/evaluasi terhadap prestasi belajar siswa melalui pre-tes dan post-tes.
E. Validitas
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution,
(47)
selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data (Nasution, 2003: 115).
.Lather Connolle (1994) dalam Arikunto (2008: 128) berpendapat bahwa ”Triangulation (Triangulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian”. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Patton dalam Sutopo (2006: 94) berpendapat bahwa “Triangulasi sumber disebut juga triangulasi data”. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia. Triangulasi sumber bisa menggunakan satu jenis sumber data misalnya informan. Dalam penelitian ini sebagai informan yaitu kepala sekolah, guru mata pelajaran maupun guru kelas. Triagulasi metode bisa dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data berupa tes hasil tindakan, observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dokumentasi yang diperoleh lewat survei awal.
F. Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi dan dokumentasi. Data kualitatif yaitu data yang berupa berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang
(48)
ekspresi siswa, tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, proses pembelajaran berlangsung, pandangan atau sikap siswa, antusiasme siswa, dan sejenisnya. Tahapan analisis deskriptif kualitatif terdiri dari pemaparan data, reduksi (data yang sudah ada dicek dan dicatat kembali), kategorisasi (pemilahan data), penafsiran dan penyimpulan.
Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti prestasi belajar. Data kuantitatif berupa nilai (prestasi belajar) siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif mencari nilai rata-rata tes formatif :
M=
N X Keterangan :M : nilai rata-rata
X : jumlah semua nilai siswa N : jumlah siswaSelain rumus statistik diatas, untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut (Djamarah, 2000: 225-264) :
P = N
F x 100% Keterangan :
P : jumlah nilai (%) F : frekuensi
(49)
G. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (Hamdani dan Hermana, 2008: 52), yaitu :
Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan/ pelaksanaan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perancanaan yang sudah direvisi, tindakan/pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan melalui pre-siklus dan dua siklus, setiap siklus memiliki 4 tahapan.
Pelaksanaan
Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS II
Refleksi
SIKLUS Selanjutnya
(50)
1. Pre-siklus
Pre-siklus dilakukan pada awal penelitian. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui prestasi siswa dalam mata pelajaran PAI sebelum menerapkan metode smart game. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metodenya sendiri.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan/Planning
Pada siklus I, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar.
b. Tahap Implementasi Tindakan/Acting
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti.
c. Tahap Observasi dan Interpretasi/Observing
Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
d. Tahap Implementasi Tindakan/Reflecting
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan/ Planning
Pada siklus II, peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada siklus I. Peneliti juga
(51)
menyiapkan evaluasi serta peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar.
b. Tahap Implementasi Tindakan /Acting
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti.
c. Tahap Observasi dan Interpretasi/Observing
Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
d. Tahap Implementasi Tindakan/Reflecting
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian.
H. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar
Indikator keberhasilan dari segi hasil belajar adalah bila hasil presentase dan frekuensi hasil tes siswa mengalami peningkatan jumlah nyata dari siklus I ke siklus berikutnya. Hasil belajar yang diharapkan yaitu nilai rata-rata siswa kelas V SD N Jati pada mata pelajaran PAI adalah 75 dan 75% dari jumlah siswa telah lulus KKM.
2. Kualitas Proses
Indikator dari segi kualitas proses adalah terjadinya peningkatan presentasi atau jumlah siswa yang melakukan setiap komponen aktivitas
(52)
yang menjadi bahan pengamatan peneliti pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode smart game, dari siklus I ke siklus berikutnya. Kualitas proses akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kualitas proses dapat dilihat dari peningkatan persentase nilai rata-rata keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
(53)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum
1. Indentitas Sekolah
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Jati Status Sekolah : Negeri
NSS : 101040310020
Daerah : Daerah Istimewa Yogyakarta Otonomi Daerah : Gunungkidul
Kecamatan : Semanu Desa/Kelurahan : Candirejo
Jalan dan Nomor : Jati RT. 01/RW. 20 Candirejo Kode Pos : 55893
Email : [email protected] 2. Sejarah Singkat Berdirinya SD N Jati
Sekolah Dasar Negeri Jati didirikan oleh pemerintah desa beserta warga masyarakat padukuhan Jati dan direstui oleh pemerintah kecamatan pada tahun 1968. Berdirinya sekolah ini dilatarbelakangi kebutuhan akan pendidikan secara umum warga masyarakat padukuhan jati, yang ingin membekali generasi penerus dengan pendidikan dan budi pekerti luhur serta mempunyai kemampuan akademik yang memadai (Wawancara dengan Bapak Kasman, S.Pd.SD selaku guru SD N Jati pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2016).
(54)
Pada awal mulanya, fasilitas yang ada di sekolah ini masih sangat terbatas. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sebuah bangunan yang belum permanen. Namun dari tahun ke tahun sejak berdirinya, keberadaan sekolah ini semakin berkembang. Sedikit demi sedikit fasilitas sekolah kian bertambah. Berikut adalah nama-nama Kepala Sekolah yang pernah mengasuh SD N Jati :
a. Bp. Subarjo (1976-1980) b. Bp. Sumarwan (1980-1985) c. Bp. Slamet (1985-1992) d. Bp. Sakimin (1992-1997) e. Bp. Samino (1997-2001) f. Ibu. Chr. Rukijatmi (2001-2008) g. Bp. Rakimin (2008-2009) h. Bp. Margiyo (2009-2012) i. Bp. Suyatno (2012-2015) j. Bp. Jumadi, S.Pd.SD (2015-sekarang) 3. Kegiatan Ekstrakurikuler SD N Jati
SD N Jati dilengkapi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Kegiatan ektrakurikuler berguna untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan diharapkan siswa dapat menerapkannya didalam kehidupan nyata.
Kegiatan ektrakurikuler bertujuan membantu siswa untuk menjadi kreatif, inovatif, dan mandiri. Adapun jenis kegiatan ektrakurikuler yang
(55)
ada di SD N Jati yaitu pramuka (untuk kelas I-VI) dilaksanakan setiap hari kamis sore, bidang keagamaan BTA (untuk kelas I-VI) dilaksanakan setiap hari jumat, dan bidang seni tari (untuk kelas I-III) dilaksanakan setiap hari jumat sore (Wawancara dengan Ibu Andri Suryaningsih, S.Pd, selaku guru SD N Jati pada hari Jumat tanggal 18 Juli 2016).
4. Prestasi-prestasi yang Pernah Diraih SD N Jati
Dalam sejarah perkembangannya, prestasi yang pernah diraih SD N JAti diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Catatan Prestasi SD N Jati
No Bidang Cabang Juara Tingkat Tahun 1 Seni Suara Menyanyi I Kecamatan 2007 2 Seni Suara Puisi I Kecamatan 2008 3 Akademik Cerdas Cermat Kelas IV I Kecamatan 2010 4 Akademik Cerdas Cermat Kelas V I Kecamatan 2010 5 Olahraga Bulutangkis I Kabupaten 2016 5. Visi dan Misi SD N Jati
Visi dan Misi SD N Jati yaitu (Doukumentasi profil SD N Jati tahun 2016. Dikutip pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2016) :
a. Visi
“Terwujudnya Insan yang Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berprestasi, dan Berbudaya.”
b. Misi
1) Memfasilitasi dan membiasakan kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
(56)
efektif, dan menyenangkan.
3) Melaksanakan ekstrakurikuler seni tari dan olah raga sesuai bakat pilihan siswa.
4) Memberdayakan perpustakaan sekolah.
5) Mengintegrasikan budaya karakter bangsa ke dalam proses pembelajaran.
6. Keadaan Guru dan Siswa SD N Jati a. Guru dan Tenaga Kependidikan
Keadaan guru suatu lembaga pendidikan merupakan faktor yang sangat penting karena aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu salah satu faktor keberhasilan program pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan adalah dimilikinya tenaga-tenaga edukatif yang berkompeten. SD N Jati memiliki 10 guru. Guru-guru tersebut ada yang berstatus guru kelas dan ada pula yang berstatus sebagai guru mata pelajaran. Sedangkan karyawan dan tata usaha (TU) berjumlah 1 orang (Dokumentasi Data Kepegawaian SD N Jati 2015/2016. Dikutip hari Sabtu tanggal 11 Juni 2016).
Tabel 3
Data Guru dan Tenaga Kependidikan SD N Jati Tahun Pelajaran 2016/2017
No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pendikan
Terakhir StatusGuru 1 Jumadi, S.Pd.SD L GK, 7 Agustus 1961 S.1 Kep. Sek 2 Kasman, S.Pd.SD L GK, 16 Juli 1958 S.1 PNS 3 Sarno, S.Pd L Kulonprogo, 16 Februari 1965 S.1 PNS 4 Lilik Irawati P Surabaya, 2 Mei 1974 SMA PNS 5 Supriyanta, S.Ag L Sleman, 25 Juli 1969 S.1 PNS 6 Tri Haryati, S.Ag P GK, 13 April 1979 S.1 GTT
(57)
7 Y. Heru Susilo,
S.Pd L GK, 22 November 1979 S.1 GTT 8 Andri
Suryaningsih, S.Pd
P GK, 22 Maret 1983 S.1 GTT 9 Cahyo Christianto,
Ama.Pd L GK, 1 Oktober 1987 D.3 GTT 10 Agung
Andriyanto, Ama.Pst
L GK, 4 Mei 1991 D.3 GTT
b. Keadaan Siswa
Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Rekapitulasi Jumlah Siswa SD N Jati Tahun Pelajaran 2016/2017 No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 10 6 16
2 II 7 6 13
3 III 4 7 11
4 IV 4 6 10
5 V 8 9 17
6 VI 5 10 15
Jumlah Total 38 44 82
Sebagian besar orang tua siswa bermata percaharian sebagai petani. Hanya sebagian kecil saja orang tua siswa yang berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta, wirausaha, buruh dan yang lainnya.
Tabel 5
Daftar Pekerjaan Orang Tua/Wali Siswa SD N Jati Tahun Pelajaran 2016/2017
No Kelas Jumlah
Siswa Petani Pekerjaan orang tua/wali siswaPNS Wirausaha Swasta Buruh
1 I 16 12 - 1 2 1
2 II 13 9 1 2 1
-3 III 11 8 - 2 - 1
4 IV 10 7 - 1 2
(58)
6 VI 15 12 - - 3 -7. Struktur Organisasi Sekolah
Tabel 6
Struktur Organisasi SD N Jati
No Nama Jabatan
1 Jumadi, S.Pd.SD Kepala Sekolah 2 Lilik Irawati Guru Kelas I 3 Y. Heru Susilo, S.Pd Guru Kelas II 4 Cahyo Christianto, Ama.Pd Guru Kelas III 5 Andri Suryaningsih, S.Pd Guru Kelas IV 6 Sarno, S.Pd Guru Kelas V 7 Kasman, S.Pd.SD Guru Kelas VI 8 Supriyanto, S.Ag Guru Agama Katholik 9 Tri Haryati, S.Ag Guru Agama Islam 10 Agung Andriyanto, Ama.Pst Unit Perpus 11 HR. Sunyoto Dewan Komite 8. Tata tertib SD N Jati
a. Kewajiban dan Keharusan
1) Semua murid harus masuk sekolah sekurang-kurangnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai.
2) Siswa diwajibkan menjaga dan mengusahakan keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan.
3) Siswa diwajibkan bersikap sopan santun kepada siapapun. 4) Siswa diwajibkan menjaga nama baik sekolah dimanapun
berada.
5) Siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera di sekolah.
6) Siswa yang tidak datang harus menyampaikan surat kepada wali/Kepala Sekolah dari orang tua/wali.
(59)
7) Siswa yang tidak masuk selama tiga hari berturut-turut harus menyampaikan surat dari orang orang tua/wali dengan disertai alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
8) Selama pelajaran berlangsun siswa yang meninggalkan kelas karena suatu hal, harus menyerahkan surat dari orang tua/wali. 9) Siswa putra diwajibkan merawat rambutnya secara teratur, rapi
dan sopan, tidak menutupi daun telinga.
10) Siswa putri diwajibkan berpakaian secara sederhana, sopan dan pantas, dan tidak berhias yang berlebihan.
11) Siswa wajib berpakaian sragam sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.
12) Siswa masuk/keluar kelas dengan tertib setelah tanda masuk/keluar diberikan.
13) Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masing-masing yang telah ditetapkan.
b. Larangan-larangan
1) Siswa tidak boleh tidak boleh datang terlambat. Siswa yang datang terlambat hanya diperbolehkan masuk kelas dengan ijin dari Kepala Sekolah/guru piket.
2) Siswa tidak diperkenankan meninggalkan kelas walaupun jam kosong.
3) Siswa dilarang merokok/membawa rokok, narkoba, minuman keras di lingkungan sekolah.
(60)
4) Siswa dilarang merusak sarana dan prasarana sekolah termasuk dilarang membuat coretan di meja, bangku, tembok, dan tempat lainnya.
5) Siswa dilarang membawa, membaca, bacaan/gambar-gambar yang tidak pantas, ditinjau dari segi agama dan pendidikan. 6) Siswa dilarang berkelahi, membuat keributan, kekacauan dalam
bentuk apapun.
7) Siswa dilarang membawa teman atau tamu diluar ijin guru piket atau guru lain yang ditunjuk atau Kepala Sekolah.
8) Siswa dilarang membuang sampah tidak pada tempatnya.
9) Siswa dilarang membawa/memakan makanan dan minuman di dalam kelas saat pelajaran.
c. Sangsi-sangsi
1) Teguran lisan secara langsung.
2) Peringatan tertulis oleh Kepala Sekolah dengan tembusan kepada orang tua/wali.
3) Tidak boleh mengikuti pelajaran dalam waktu tertentu. 4) Skorsing dalam jangka waktu tertentu.
5) Dilaporkan kepada aparatur negara. 6) Dikeluarkan dari sekolah.
9. Sarana dan Prasarana SD N Jati
Pada awal berdirinya SD N Jati, fasilitas yang dimiliki masih sangat terbatas. Hanya cukup untuk kegiatan belajar mengajar saja, belum
(61)
tersedia fasilitas untuk kegiatan yang lain. Adapun sarana dan fasilitas yang dimiliki SD N Jati saat ini adalah 3 gedung utama, 4 kamar mandi, 1 mushola, 1 gedung perpustakaan, dan 1 tempat parkir. Gedung utama tersebut terbagi menjadi 6 ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, dan 1 ruang gudang/TI. Di bawah ini merupakan denah lokasi SD N Jati :
U Jalan C1 B1 B2 A4 B4 B3 A5 A6 Tempat bermain F F F D E LAPANGAN UPACARA Tempat Bermain/ Olahraga P a r k i r T a n a m a n K e b u n
(62)
Keterangan :
A1 : Ruang kelas IV C1 : Kamar kecil/WC A2 : Ruang kelas V D : Mushola
A3 : Ruang kelas VI E : Gedung perpustakaan A4 : Ruang kelas I F : Bak air
A5 : Ruang kelas II A6 : Ruang kelas III B1 : Ruang UKS B2 : Ruang gudang/TI B3 : Ruang Kepala Sekolah B4 : Ruang Guru
10. Dana dan Pembiayaan SD N Jati
Sekolah Dasar Negeri Jati merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di Desa Jati dibawah naungan Pemerintah. Dan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar yang sesuai dengan program Pemerintah dan mendapatkan hasil yang memuaskan maka tidak terlepas dari masalah pendanaan dan biaya operasional. Sumber dana SD N Jati sepenuhnya berasal dari BOS (Biaya Operasional Sekolah) untuk menopang berjalannya operasional sekolah. Sehingga tidak ada berbagai bentuk iuran dan pembayaran yang dibebankan kepada siswa untuk menunjang berjalannya kegiatan belajar mengajar.
(63)
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Observasi Sebelum Tindakan
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan observasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran di kelas. Pembelajaran PAI di kelas V berlangsung 3 jam pelajaran atau 105 menit pada hari Jumat, 22 Juli 2016 pukul 07.00-08.45 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas tentang “Mengartikan Al Qur’an surah pendek pilihan”. Kemudian guru masuk kelas menunggu para siswa, membuka pelajaran dengan salam, menanyakan kabar dan melakukan absensi. Metode pembelajaran yang di gunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab.
Kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung, siswa SD N Jati khusunya kelas V yang mempunyai perilaku berbeda-beda, ketika guru menjelaskan materi masih ada siswa yang berbicara sendiri, ramai, mengantuk, mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.. Konsisi seperti ini sangat umum terjadi pada sekolah manapun, tetapi hal ini sangat berpengaruh untuk siswa-siswi lainnya.
a. Hasil Tes Sebelum Tindakan (Pre Test)
Kondisi prestasi siswa sebelum tindakan seperti yang tertuang dalam tabel di bawah ini. Berikut merupakan daftar nilai evaluasi siswa sebelum tindakan, rekapitulasi evaluasi, keaktifan siswa sebelum tindakan dalam pembelajaran PAI.
(64)
Tabel 7
Hasil Tes Sebelum Tindakan
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Andre Arivianto L 70 T
2 Arif Prasetiawan L 80 T 3 Berlyne Dessy Noviantoni P 70 T
4 Dendy Setiawan L 60 TT
5 Dina Kurniawati P 70 T
6 Dodhik Nur Prayogo L 80 T
7 Dwi Febriyanti P 60 TT
8 Elista Mahiswara P 60 TT
9 Erawan Prasetya L 50 TT
10 Fiangga Fajar Rahmanto L 60 TT 11 Indra Kurniawan L 60 TT
12 Julianto L 60 TT
13 Mega Arsita P 60 TT
14 Monika Wahyu Aryati P 90 T 15 Nabila Tata Pradita P 60 TT 16 Novi Khoirunnisa P 60 TT
17 Rina Meliawati P 60 TT
Jumlah 1110
Rata-rata 65,29
Kategori Cukup
(Sumber : Dokumentasi Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI oleh Ibu Tri Haryati, dikutip Jumat 22 Juli 2016)
M = 1100 17 = 65,29 Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
(65)
Tabel 8
Rekapitulasi Nilai Evaluasi Sebelum Tindakan
Uraian Frekuensi Persentase Jumlah Nilai
Tuntas 6 35,29% 460
Tidak Tuntas 11 64,71% 650
Jumlah 17 100% 1110
Rata-rata 65,29%
Kategori Cukup
Persentase siswa yang tuntas : P = 6 x 100%
17 = 35,29%
Persentase siswa yang tidak tuntas : P = 11 x 100%
17 = 64,71% Rentan nilai:
A : 86 -100 (amat baik) B : 70 - 85 (baik) C : 56 - 69 (cukup) D : 41 -55 (kurang) E : < 40 (sangat kurang)
Dari hasil evaluasi sebelum dilakukan tindakan, terhadap 17 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas. Nilai terendah adalah 50 dan tertinggi 90. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang (35,29%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 orang (63,53%), dengan rata-rata kelas 65,29 kategori cukup.
(66)
b. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Tabel 9
Rekapitulasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan No Komponen Jumlah Skala Penilaian
Siswa % A B C D E 1 Kehadiran Siswa 17 100 √
2 Bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami
6 35,29 √
3 Berusaha menjawab
pertanyaan guru 5 29,41 √ 4 Berani mengemukakan
pendapat atau gagasan 4 23,53 √ Rata-rata persentase 47,06%
Kategori Kurang aktif Keterangan:
A : 81% – 100% (sangat aktif) B : 61% – 80% (aktif)
C : 41% – 60% (kurang Aktif) D : 21% – 40% (sangat kurang aktif) E : 0 – 20% (pasif)
Dari tabel di atas bahwa sebelum tindakan nilai rata-rata keaktifan siswa hanya 47,06% dan dikategorikan kurang aktif. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada pembelajaran berikutnya.
2. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan
Tahap perencanaan, melihat hasil pra siklus yang menunjukkan tingkat ketuntasan belajar dan nilai rata-rata keaktifan siswa yang
(67)
masih sangat rendah, peneliti menyiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam penelitian yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penerapan metode smart game dan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada pertemuan kedua, hari Jumat tanggal 29 Juli 2016 pukul 07.00 -08.45 WIB. Pada pertemuan ini guru mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dirancang oleh peneliti. Gurumenjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT (Nama-nama Kitab Allah SWT)”dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. 1) Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, kemudian guru memeriksa kesiapan siswa dengan memeriksa lembar kehadiran (absensi) dan memeriksa kerapian pakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
b) Guru menanyakan pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan ingatan siswa tentang materi yang telah dipelajari.
(68)
terkait materi pembelajaran yang akan disampaikan.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi pokok mengenai beriman kepada kitab-kitab Allah SWT (menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT).
b) Guru membuka kesempatan tanya jawab kepada siswa terkait materi pembelajaran yang belum dipahami.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan sekilas menghafalkan materi yang sudah dijelaskan oleh guru.
d) Selanjutnya guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metode smart game dalam bentuk acak kata game puzzle(menyusun dan menjodohkan).
Gambar 1
(69)
e) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Cara pembentukkan kelompok ini dengan cara siswa mengambil nomor undian secara perorangan dan selanjutnya siswa yang mendapat nomor undian yang sama menjadi satu kelompok.
Gambar 2
Guru Membagi Siswa Menjadi Beberapa Kelompok Kecil
f) Guru membagikan amplop kepada masing-masing kelompok yang di dalamnya terdapat potongan-potongan kertas yang sudah di acak bertuliskan nama-nama kitab, nabi/rasul penerima, bahasa, dan untuk siapa kitab tersebut ditujukan. Kertas dalam amplop tersebut terdiri dari 4 warna yaitu merah, kuning, hijau, biru. Kertas warna merah (nama kitab), kuning nabi/rasul penerima), hijau (bahasa kitab), dan biru (untuk siapa kitab ditujukan).
(70)
Gambar 3
Guru Membagikan Amplop kepada Masing-masing Kelompok
g) Guru menyuruh setiap kelompok untuk berdiskusi dan menyusun potongan-potongan kertas yang sudah di acak tersebut menjadi satu kesatuan yang benar (merah, kuning, hijau, biru).
Gambar 4
Diskusi Kelompok (Siswa terlibat langsung dalam kegiatan permainan)
(71)
h) Guru menyuruh perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi.
Gambar 5
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
b) Guru mempersilahkan siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dan meluruskan kesalahan pemahaman serta memberikan motivasi (penguatan).
(72)
c) Guru melakukan evaluasi kepada siswa baik dengan mengajukan pertanyaan, menilai hasil evaluasi siswa dengan menyuruh siswa mengerjakan soal evaluasi, dan melakukan pengamatan kepada siswa.
Gambar 6
Guru melakukan evaluasi kepada siswa
d) Guru memberikan tugas rumah dan menginformsikan materi yang hendak di ajarkan pada pertemuan berikutnya, e) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan
salam.
c. Pembahasan Hasil Siklus I
Berdasarkan penelitian tindakan dan pengamatan pada siklus I, baik prestasi siswa, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1) Hasil Tes
Tabel 10 Hasil Tes Siklus I
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan 1 Andre Arivianto L 85 T 2 Arif Prasetiawan L 85 T
(73)
3 Berlyne Dessy Noviantoni P 90 T 4 Dendy Setiawan L 65 TT 5 Dina Kurniawati P 80 T 6 Dodhik Nur Prayogo L 100 T 7 Dwi Febriyanti P 75 T 8 Elista Mahiswara P 70 T 9 Erawan Prasetya L 65 TT 10 Fiangga Fajar Rahmanto L 55 TT 11 Indra Kurniawan L 75 T
12 Julianto L 65 TT
13 Mega Arsita P 75 T
14 Monika Wahyu Aryati P 100 T 15 Nabila Tata Pradita P 55 TT 16 Novi Khoirunnisa P 65 TT 17 Rina Meliawati P 65 TT
Jumlah 1270
Rata-rata 74,70 Kategori Baik
(Sumber : Dokumentasi Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI oleh Ibu Tri Haryati, dikutip Jumat 29 Juli 2016)
M = 1270 17 = 74,70
Tabel 11
Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I
Uraian Frekuensi Persentase Jumlah Nilai
Tuntas 10 58,82% 900
Tidak Tuntas 7 41,18% 370
Jumlah 17 100% 1270
Rata-rata 74,70%
Kategori Baik
Persentase siswa yang tuntas : P = 10 x 100
17 = 58,82%
(74)
Persentase siswa yang tidak tuntas : P = 7 x 100
17 = 41,18%
Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 17 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas. Nilai terendah adalah 55 dan tertinggi 100. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 orang (58,82%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 orang (41,18%), dengan rata-rata kelas 74,70 kategori baik.
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Tabel 12
Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Komponen Jumlah Skala Penilaian Siswa % A B C D E 1 Kehadiran Siswa 17 100 √
2 Bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami
9 52,94 √
3 Berusaha menjawab
pertanyaan guru 7 41,18 √ 4 Berani
mengemukakan pendapat atau gagasan
5 29,41 √
Rata-rata persentase 55,88% Kategori Kurang aktif
Dari tabel di atas bahwa pada siklus I nilai rata-rata keaktifan siswa 55,88% dan masih dikategorikan kurang aktif. Dari hasil pengamatan tersebut peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada proses pembelajaran berikutnya.
(75)
d. Hasil Refleksi
Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, diadakan refleksi atas segala tindakan yang dilakukan yang telah dilakukan pada siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :
1) Berdasarkan pengamatan, dalam mengawali proses pembelajaran semua siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai. Pada saat guru melakukan tanya jawab sebagian besar siswa masih ragu-ragu untuk mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan. Selain itu ternyata masih banyak siswa yang kurang aktif.
2) Dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada saat pembelajaran menggunakan metode smart game masih banyak siswa yang tidak bekerja atau berdiskusi dalam kelompoknya dan hanya mondar-mandir melihat hasil kerja temannya atau berbicara sendiri. Selain itu kondisi kelas masih kurang interaktif, kurang kondusif, kurang komunikatif, dan sebagian siswa masih belum menguasai materi pembelajaran.
3) Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata keaktifan siswa sebesar 55,88% dan masih dikategorikan kurang aktif. Hal ini tentunya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas 74,70 dan ketuntasan belajar sebesar 58,82%. Dengan melihat ketuntasan belajar kelas yang
(76)
masih 58,82%, artinya ketuntasan kelas belum mencapai atau belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%. Keadaan tersebut menjadi perhatian penulis terutama siswa yang masih mendapat nilai 55.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II, peneliti berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus II ini diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Perencanaan
Melihat hasil pada siklus I yang menunjukkan tingkat ketuntasan masih rendah, peneliti berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Peneliti menyiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam penelitian yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penerapan metodesmart gamedan lembar observasi siswa. Peneliti menerapkan metode smart game dalam bentuk permainan yang lain atau tidak sama dengan bentuk permainan yang diterapkan pada siklus I.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga, hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016 pukul 07.00 -08.45 WIB. Pada pertemuan ini guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang “Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT (Menyebutkan Nama-nama Rasul yang Menerima Kitab-kitab Allah
(77)
SWT) dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan.” 1) Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, kemudian guru memeriksa kesiapan siswa dengan memeriksa lembar kehadiran (absensi) dan memeriksa kerapian pakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
b) Guru menanyakan pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan ingatan siswa tentang materi yang telah dipelajari.
c) Guru menstimulus siswa dengan memberi pertanyaan terkait materi pembelajaran yang akan disampaikan. d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran. 2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi pokok mengenai beriman kepada kitab-kitab Allah SWT (menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT).
b) Guru membuka kesempatan tanya jawab kepada siswa terkait materi pembelajaran yang belum dipahami. c) Sebelum menerapkan pembelajaran dengan metode
(78)
sm
art game, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan sekilas menghafalkan materi yang sudah dijelaskan oleh guru.
d) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metodesmart gamedalam bentuk benar/salah.
e) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa. Cara pembentukkan kelompok ini masih sama dengan cara pembentukan kelompok pada siklus I.
f) Guru membagikan kertas kepada masing-masing kelompok yang di dalamnya sudah tertulis beberapa pernyataan mengenai materi yang sudah dijelaskan. g) Guru menyuruh setiap kelompok untuk berdiskusi dan
menentukan apa saja yang termasuk pernyataan benar dan apa saja yang termasuk pernyataan salah.
h) Guru menyuruh perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
(79)
yang belum dipahami dan meluruskan kesalahan pemahaman serta memberikan motivasi (penguatan). c) Guru melakukan evaluasi kepada siswa baik dengan
mengajukan pertanyaan, menilai hasil evaluasi siswa dengan menyuruh siswa mengerjakan soal evaluasi, dan melakukan pengamatan kepada siswa.
d) Guru memberikan tugas rumah dan menginformsikan materi yang hendak di ajarkan pada pertemuan berikutnya.
e) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan salam.
c. Pembahasan Hasil Siklus II
Berdasarkan penelitian tindakan dan pengamatan pada siklus II, baik prestasi siswa, kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut. 1) Hasil Tes
Tabel 13 Hasil Tes Siklus II
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan 1 Andre Arivianto L 80 T 2 Arif Prasetiawan L 100 T 3 Berlyne Dessy Noviantoni P 100 T
4 Dendy Setiawan L 70 T
5 Dina Kurniawati P 90 T 6 Dodhik Nur Prayogo L 100 T
7 Dwi Febriyanti P 80 T
8 Elista Mahiswara P 70 T 9 Erawan Prasetya L 60 TT
(1)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran bagi guru, siswa, serta sekolah di antaranya sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Hendaknya dalam kegiatan pembelajaran PAI selain menggunakan metode ceramah sebaiknya guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran lain yang sesuai dengan materi PAI, khususnya metode pembelajaran smart game terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar dapat membuat siswa lebih antusias dan tertarik sehingga bisa mengatasi rasa bosan siswa terhadap mata pelajaran PAI. Selain itu agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi Sekolah
Seokolah hendaknya menyediakan fasilitas terutama untuk siswa guna menunjang siswa dalam kegiatan pembelajaran agar siswa bisa memperoleh hasil belajar yang maksimal dan terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.
(2)
C. Penutup
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tealh melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga oenulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Smart Game pada Siswa Kelas V SD N Jati Gunungkidul Tahun Pelajaran 2016/2017. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat beliau kita dapat hidup di zaman penuh ilmu pengetahuan ini.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penelitian yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan peneliti khususnya.
(3)
DAFTARPUSTAKA
Adjie, N Maulana. 2006.Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI Press. Ahmad, Roisul. 2009. Penggunaan Media Kartu Permainan untuk Meningatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SD N Merjosari III Malang.Diakses 13 April 2015.
Ahmad, Saefudin. 2012. Penerapan metode permainan menggunakan kartu kosakata dalam pembelajaran bahasa inggris siswa V SD.Abstrak penelitian FKIP UNS Surakarta. Diaskes pada tanggal 13 April 2015 dari http://jurnal.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/284.
Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono. M. 2009.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjad, Zakiyah. 2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Dian, Fajarwati. 2004. Penerapan Happy Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islamdi SD Budi Mulya Dua Seturan Sleman. Diakses 13 April 2015.
Eka, Yuliana. 2009.Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Kota Madiun.(Diakses 13 April 2015)
Fajri, Em Zul dan Senja, Ratu Aprilia. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Semarang: Difa Publisher.
(4)
Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar, Strategi Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Hamdani, Nizar Alam dan Hermana, Dody. 2008. Classroom Action Research. Sukabumi: Rahayasa.
Ismail, Andang. 2009. Education Games Panduan Praktis Permainan yang Menjadikan Anak Anda Cerdas, Kreatif dan Shaleh. Yogyakarta: Pro-U Media.
Lis, Fatmawati. 2013. Keefektifan Metode Permainan untuk Meningkatkan Kecerdsan Interpersonal dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV di SDN Senden Mungkid Magelang.Yogyakarta: UNY. Diakses 13 April 2015.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muryani. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh tentang Tata Cara Berwudhu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas 2 SDIT Muhammadiyah Bandongan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.Diakses 13 April 2015. Musbikin, Imam. 2007. Mendidikan Anak Kreatif Ala Einstein.Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Nasution, Prof. Dr. S. 2003.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
(5)
Sahibun Nikmah. 2012. Penggunaan Metode Permainan dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 11 Sungai Melayu Rayak.Diakses 12 April 2015.
Samsul Hadi. 2015. Jurnal Penggunaan Metode Smart Game & Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyebutkan Nama dan Tugas Malaikat Allah.
Sardiman, AM. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Simanjuntak, Victor dkk. 2008.Pembelajaran Pendidikan Jasmani pjjpgsd.dikti.go.id
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza Media Pustaka.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Ofset.
Sugihartono, dkk. 2007.Psikologi pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.
Suryabrata, Sumardi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Susanto, Eko. (2009).Games untuk Mengajar, Membuka dan Menutup Pelajaran. Yogyakarta: Lumbung Kita.
Sutopo, HB. 2006.Metode Penelitian Kualitatif.Surakarta: UNS Press.
Usman, Moh Uzer & Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(6)
Rosdakarya.
Vera, A. 2012.Metode Mengajar Anak Diluar Kelas (Outdoor Study). Jogjakarta: Diva Press.
Warsita. 2008.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/1207/pdf. (Diakses 15 April 2015)