Fungsi pajak Pembagian Pajak

perstasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah dalam Sony Devano dan Siti Kurnia 2006 : 22

2. Fungsi pajak

Pengertian “fungsi” dalam fungsi pajak adalah pengertian fungsi sebagai kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakatnya. Umumnya dikenal dengan dua macam fungsi pajak yaitu fungsi Budgetair dan fungsi Regulerend. a. Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak mempunyai fungsi penerimaan, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagi sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak – banyaknya ke kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak melalu penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan PPh, pajak Pertambahan Nilai PPn, dan Pajak Penjualan atas barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan lainya. b. Fungsi Pengatur Regulerend Pajak mempunyai fungsi sebagai pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, maupun politik serta mencapai tujuan – tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh berikut : 1 Pemberian intensif pajak misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing. Universitas Sumatera Utara 2 Pengenaan pajak ekspor untuk produk – produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. 3 Pengenaan Bea Masuk dan Pajak penjualan Atas Barang Mewah untuk produk – produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk – produk dalam negeri.

3. Pembagian Pajak

Pembagian pajak dapat dikelompokkan menjadi 3tiga bagian, yaitu Pembagian pajak menurut golongannya, menurut sifatnya, dan pemungutannya. a. Menurut Golongannya Pajak dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1 Pajak Langsung Pajak Langsung adalah Pajak yang ahrus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Dengan kata lain pajak menjadi beban sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak penghasilan PPh. 2 Pajak Tidak Langsung Pajak Tidak Langsung adalah Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain atau pihak ketiga. Contoh : Pajak pertambahan Nilai PPn b. Menurut sifatnya Pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian : 1 Pajak Subjektif Pajak subjektif adalah Pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan wajib pajak atau pengenaan pajaknya memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh : Pajak penghasilan PPh 2 Pajak Objektif Universitas Sumatera Utara Pajak Objektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak tanpa memperhatikan keadaan subjek pajaknya Wajib pajak. Contoh : Pajak pertambahan Nilai PPn dan Pajak Penjualan atas Barang mewah PPnBM.. c. Menurut Pemungutnya Dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : 1 Pajak Pusat Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh : PPh, PPn, PPnBM, PBB dan Bea Materai. 2 Pajak daerah Pajak daerah adalah Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah Provinsi maupun KabupatenKota dan digunakan untuk membiayai Ruamah Tangga daerahnya masing – masing. Contoh :Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan lain – lain.

4. Sistem Pemungutan pajak