e. Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 baik diminta
maupun tidak pada saat dilakukannya pemotonan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima THT, penerima
pesangon, dan penerima dana pensiun iuran. f.
Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulana, dengan menggunakan formulir
yang ditentukan oleh Direktor Jenderal Pajak dalam waktu 2 bulan setelah tahun takwim berakhir.
g. Dalam waktu 2 bulan setelah tahun takwim berakhir, Pemotong Pajak Wajib
menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh pegawai tetap dan penerima pensiun bulanan sesuai tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 undang-
undang nomor 17 tahun 2000. h.
Pemotng Pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampai-kan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemotong Pajak terdaftar atau kantor
Penyuluhan Pajak Setempat. i.
Pemotong Pajak wajib melampiri SPT Tahunan PPh Pasal 21 dengan lampiran- lampiran yang ditentukan dalam Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh Pasal 21 untuk
pajak yang bersangkutan. j.
Pemotong Pajak wajib menyetor kekurangan PPh Pasal 21 yang terutang apabila jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam suatu tahun takwim lebih besar dari pada
PPh Pasal 21 yang telah disetor.
6. Tata Cara Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21
Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 pada prinsipnya sama dengan cara penghitungan pajak penghasilan umumnya. Namun, dalam menghitung Pajak Penghasilan
Pasal 21 bagi penerima – penerima penghasilan dari pekerja, jasa, atau kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu Wajib Pajak dalam negeri selain pengurangan
berupa PTKP, juga diberikan pengurangan – pengurangan penghasilan berupa biaya jabatan, biaya pensiun dan iuran pensiun. Selain itu, tarif yang diterapkan juga bervariasi yaitu tarif
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan Pasal 17 Undang – Undang Pajak Penghasilan atau tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah atau aturan pelaksanaan lainnya. Aturan dan Cara Penghitungan
Pemotongan PPh Pasal 21 dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Menghitung Penghasilan bruto sebulan. Penghasilan bruto dapat berupa tunjangan – tunjangan yang merupakan penghasilan yang dikenakan pajak, termasuk jaminan
kecelakaan kerja,dan premi jaminan kematian yang dibayarkanditanggung oleh pemberi kerja untuk pegawai yang bersangkutan.
b. Menghitung besarnya penghasilan neto sebulan yaitu penghasilan bruto dikurangi dengan
pengurangan yang diperkenankan yang terdiri atas : 1
Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, besarnya adalah 5 Lima Persen dari penghasilan bruto setinggi-tingginya atau
maksimal sebesar Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan. Biaya jabatan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang
yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang jabatan atau tidak. 2
Iuran yang terkait dengan gaji kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua kepada
Badan Penyelengara Tabungan Hari Tua atau jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
c. Menghitung besarnya penghasilan neto setahun yaitu, penghasilan neto sebulan dikalikan
dengan 12. d.
Menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak PKP, yaitu Penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP.
PTKP untuk tahun 2009 : 1.
Untuk Wajib Pajak Rp 15.840.000tahun 1.320.000bulan. 2.
Untuk Wajib Pajak Kawin Rp 1.320.000tahun 110.000bulan. 3.
Untuk Satu orang tanggungan Rp 1.320.000tahum 110.000bulan.
Universitas Sumatera Utara
e. Menghitung besarnya PPh Pasal 21 setahun, yaitu tarif pasal 17 dikalikan PKP.
Tarif Pajak pengahasilan yang berlaku mulai 01 januari 2009 adalah : No. Lapisan Penghasilan
Tarif 1.
S.d. Rp 50.000.000,-
5
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000
15 3.
Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25
4. Di atas Rp500.000.000,-
30
f. Menghitung Pemotongan PPh Pasal 21, yaitu PPh Pasal 21 setahun dibagi 12 Jumlah
bulan dalam 1 Tahun.
C. Surat Pemberitahuan 1. Pengertian Surat Pemberitahuan SPT