Ketentuan Pajak Restoran GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

A. Ketentuan Pajak Restoran

Pajak Restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Bambang P, 2003: 72 . Pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum Resmi, 2008: 1. Sedangkan pajak menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pajak adalah sebagai berikut : 1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang ukan barang . 2. Berdasarkan Undang-Undang. Pajak dipungut berdasarakan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya. Universitas Sumatera Utara 3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjukkan. Dalam pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Secara umum fungsi pajak terdiri dari dua, yaitu fungsi budgetair dan fungsi regulered. Fungsi Budgetair adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengeluarannya. Sedangkan fungsi regulered adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan bidang ekonomi. Menurut lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan unttuk membiayai rumah tangga negara. Jenis pajak pusat antara lain, Pajak Penghasilan PPh , Pajak Pertambahan Nilai PPN , Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM , Pajak Bumi dan Bangunan PBB , dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB . Pajak daerah dibagi lagi menjadi dua, yaaitu pajak daerah provinsi dan pajak daerah kabupatenkota. Pajak Daerah Provinsi terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Bendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Pajak Daerah KabupatenKota terdiri atas Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet. Untuk janis Pajak Bumi dan Bangunan sektor pedesaan dan perkotaan akan dilimpahkan kepada pemerintah daerah KabupatenKota di tahun 2014, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan juga akan dilimpahkan kepada pemerintah daerah KabupatenKota di Tahun 2011. Sebagai salah satu jenis pajak daerah kabupatenkota, pajak restoran sangat berperan penting guna membiayairumah tangga daerah. Pengenaan pajak restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenanagan Universitas Sumatera Utara yang diberikan kepada pemerintah daerah kabupatenkota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut suatu daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak yang akan dipungutnya khususnya pajak restoran, yang akan menjadi landasan operasional dalam tekhnis pelaksanaan, pengenaan dan pemungutan pajak di daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Ketentuan yang mengatur tentang pengenaan pajak restoran selanjutnya di atur dalam peraturan perundang-undangan di bawah ini : 1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. 2. Peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999 Tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain. 4. Keputusan Walikota Medan No. 9 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan. 5. Kota Medan. Keputusan Walikota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah

B. Subjek dan Objek Pajak Restoran