Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Mekanisme pengenaan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Wajib pajak restoran harus mendaftarkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai wajib pajak restoran. Setelah terdaftar dan telah memperoleh NPWPD Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah, wajib pajak yang bersangkutan harus mengisi SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah dengan jelas, lengkap, benar dan ditanda tangani oleh wajib pajak, kemudian SPTPD itu disampaikan kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Berdasarkan SPTPD yang disampaikan wajib pajak dan pendataan yag dilakukan oleh petugas, Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan menetapkan Pajak restoran yang terutang dan harus dilunasi paling lambat 30 tiga puluh hari sejak diterimanya SKPD SuratKetetapan Pajak Daerah oleh wajib pajak. Tarif pajak yang dikenakan adalah sebesar 10 dari dasar pengenaan pajak. Atas pajak yang terutang tersebut wajib pajak harus menyetorkannya ke kas Daerah, Bank Sumut atau tempat lain yang ditunjuk oleh pemerintah KabupatenKota. Dan kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak akan diberikan tanda bukti pembayaran. Bukti pembayaran itulah yang nantinya akan menjadi Bukti wajib pajak atas pajak yang sudah di bayarnya. Universitas Sumatera Utara B. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran Adapun masalah-masalah yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam pelaksanaan Pemmungutan Pajak Restoran adalah sebagai berikut: 1. Sangat kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, padahal pajak adalah salah satu kewajiban yagn harus dibayar masyarakat untuk membiayai pengeluaran umum di suatu daerahnya. 2. Adanya rasa bangga bagi wajib pajak yang ada di Kota Medan jika tidak membayar pajak atas usaha yang dibukanya. Kurangnya pemahaman akan pentingnya peranan pajak yang seharusnya dibayar wajib pajak membuat wajib pajak menghindari penyetoran pajak, bahkan merasa bangga karena tidak menyetorkan pajak yang sudah dipungutnya. 3. Adanya tekanan ekonomi yang dialami wajib pajak sehingga wajib pajak merasa keberatan atas pajak yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan, yaitu sebesar 10 sepuluh persen, bahkan sebagian wajib pajak tidak mau membayar pajak restoran khususnya pada pajak restoran dikarenakan sepinya pelanggan yang datang membuat penghasilan yang diperoleh pengusaha Restoran sangat minim. 4. Adanya wajib pajak yang tidak mengetahui bahwa dengan membuka restoranrumah makan, maka akan dikenakan pajak atas usahanya tersebut. 5. Pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD. 6. Terdapat wajib pajak yang menutup usahanya, sehingga pajak seharusnya dipungut tidak bisa dipungut lagi.

C. Realisasi Dan Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan