Jaringan Irigasi. Rasio Tempat Pembuangan Sampah.

RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 32

3. Urusan Pekerjaan Umum. a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik.

Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek kemantapan adalah merupakan kinerja gabungan dari aspek kondisi dan aspek pemanfaatankapasitas. Kinerja jaringan jalan dinyatakan sebagai Mantap Sempurna, Mantap Marginal dan Tidak Mantap, dimana hal tersebut lebih merupakan definisi secara kualitatif. Untuk keperluan teknis operasional diperlukan suatu definisi atau batasankriteria teknis “engineering criteria” yang lebih jelas dan bersifat kuantitatif. Kinerja jaringan jalan berdasarkan kemantapan dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga kategori yaitu : 1 Mantap Sempurna, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik dan lebarnya memenuhi ketentuan lebar minimum perkerasan berdasarkan LHR yang ada, atau semua ruas jalan yang mantap baik dari aspek kondisi maupun aspek pemanfaatankapasitas. 2 Mantap Marginal, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik tetapi lebarnya kurang dari ketentuan berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau sebaliknya yaitu jalan dengan lebar yang cukup tetapi kondisi rusak sampai rusak berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas jalan yang mantap dari aspek kondisi tetapi tidak mantap dari aspek pemanfaatankapasitas atau sebaliknya. 3 Tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi maupun kapasitas tidak mantap. Kondisi jaringan jalan di Kabupaten Kerinci dalam 5 lima tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.32 dibawah ini. Tabel 2.28 Data Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015 No Kondisi Jalan Panjang Jalan km Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Baik 229,4 191,07 198,68 198,68 290,50 2 Sedang 131,85 35,6 12,90 12,90 18,70 3 Rusak 178,4 471,78 375,84 375,84 320,12 4 Rusak Berat 204,3 223,22 262,33 262,33 303,80 5 Rusak Total 158,1 20,20 64,8 64,80 - Jumlah 902,05 914,87 914,55 914,55 933,12 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci 2017.

b. Jaringan Irigasi.

Pengertian jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi ke dalam petakan sawah adalah jaringan irigasi RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 33 tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya. Data jaringan irigasi di kabupaten Kerinci tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel 2.33 dibawah ini. Tabel 2.29. Pembangunan Jaringan Irigasi Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015 No Jenis Irigasi Panjang Irigasi km Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jaringan Primer 16,46 17,26 18,36 18,36 18,36 2 Jaringan Sekunder 2,863 7,786 11,646 11,646 11,646 3 Jaringan Tersier - - - - - 4 Luas Lahan Budidaya 18,541 17,929 17,541 17,541 17,541 5 Rasio 37,864 42,587 47,547 47,547 47,547 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

c. Rasio Tempat Pembuangan Sampah.

Pelayanan dasar lainnya yang harus tersedia pada setiap komunitas permukiman penduduk adalah sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah. Idealnya semakin banyak tempat sampah yang tersedia, semakin sehat lingkungan suatu permukiman. Rasio antara jumlah penduduk disuatu permukiman dengan tempat pembuangan sampah yang tersedia inilah yang harus dapat dipenuhi. Data tentang rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel 2.34 dibawah ini. Tabel 2.30 Rasio Tempat Pembuangan Sampah per Kecamatan Kabupaten Kerinci Tahun 2011 – 2015 No Kecamatan Jumlah TPS Unit 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1 GUNUNG RAYA - - 1 1 1 2 BUKIT KERMAN - - - - - 3 BATANG MERANGIN - - - - - 4 KELILING DANAU 2 5 1 1 1 5 DANAU KERINCI 2 - 2 2 2 6 SITINJAU LAUT 3 3 2 2 2 7 AIR HANGAT 1 1 - - - 8 AIR HANGAT BARAT - 2 - - - 9 AIR HANGAT TIMUR 1 1 1 1 1 10 DEPATI VII 3 - - - - 11 GUNUNG KERINCI 2 2 - - - 12 SIULAK 2 3 5 5 5 RPJMD Kab. Kerinci Tahun 2014-2019 Hal. II - 34 No Kecamatan Jumlah TPS Unit 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 13 SIULAK MUKAI - 2 4 4 4 14 KAYU ARO 2 - 2 2 2 15 KAYU ARO BARAT - - - - - 16 GUNUNG TUJUH - - - - - Total 18 19 18 18 18 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2011-2013.

4. Urusan Penataan Ruang

a. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPLHGB Ruang terbuka hijau adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau merupakan kawasan perlindungan, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 dua ribu lima ratus meter persegi; b. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan c. didominasi komunitas tumbuhan. Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30 tiga puluh persen. Data tentang rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di kabupaten Kerinci, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.31 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPLHGB Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2015 No Jenis RTH TahunHa 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1 Ruang Terbuka Hijau BukitTengah - - - - 3 Ha - - 2 Taman Asri Murni 2 Ha - - - - - - Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Tahun 2009-2013.

b. Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan